aulieaAvatar border
TS
auliea
Teroris Manfaatkan Tingginya Jiwa Sosial Masyarakat Indonesia


Jakarta, Beritasatu.com - Kelompok teroris selama ini memanfaatkan tingginya jiwa sosial masyarakat Indonesia untuk menggalang dana. Ketika pasokan dana dari luar negeri seret mereka mencari dana dengan berbagai cara termasuk melalui kotak amal atau melalui kedok yayasan yatim piatu dan duafa.

Menurut pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, modus pencarian dana kelompok teroris di tempat keramaian seperti minimarket sudah terjadi sejak awal tahun 2000.

"Kelompok tersebut memanfaatkan tingginya jiwa sosial masyarakat. Mereka memang menghasilkan dana yang cukup besar dari sumbangan. Ada yang di supermarket, minimarket, pom bensin, ada yang di ATM, masjid dan lain-lain," kata Ken Setiawan, di Jakarta, Rabu (2/11/2020).

Kelompok tersebut juga sudah merambah ke sektor lain dalam upaya mengumpulkan dana, di antaranya yakni melalui pembentukan organisasi legal yayasan sosial hingga yayasan yatim piatu. "Mereka membuat organisasi legal berupa LSM, Yayasan Yatim Piatu, Duafa dan lain-lain. Yayasan yang dibuat kelompok radikal itu sudah menyebar dengan kedok kegiatan sosial," ujarnya.


Di dalam operasionalnya, para jamaah, simpatisan, atau kaki tangan kelompok tersebut akan diminta menjadi relawan pencari dana. Mereka ditempatkan di minimarket, ATM, pom bensin, perempatan lampu merah, hingga di rumah ibadah. Dalam sehari, seorang relawan bisa mengumpulkan jutaan rupiah.

"Saya pernah ikut (kelompok radikal), saya merasa bersalah dan berdosa, setelah sadar, saya merasa bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak menjadi korban. Cukup saya dan kawan-kawan di NII Crisis Center. Jangan ada lagi korban," ucapnya.

Agar sumbangan dana tidak disalahgunakan, dirinya pun mendorong masyarakat untuk dapat memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan secara langsung. Artinya, bantuan diberikan tanpa perantara maupun melalui kotak amal atau amplop yang disebar di banyak lokasi.

Ken juga mendorong kepolisian untuk bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memantau dan memblokir dana-dana yang terindikasi mengarah ke jaringan terorisme.

Sebelumnya, kepolisian telah mengungkapkan adanya sejumlah aliran dana yang disalahgunakan oleh kelompok terorisme Jamaah Islamiyah (JI). Salah satunya kotak amal yang berada di minimarket.

"Polri juga menemukan bahwa JI memiliki sejumlah dukungan Dana yang besar di mana dana ini bersumber dari badan usaha milik perorangan atau milik anggota JI sendiri dan penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan terletak di mini market yang ada di beberapa wilayah di Indonesia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono.

Dana-dana tersebut digunakan oleh JI untuk operasi memberangkatkan para teroris ke Syiria dalam rangka pelatihan militer dan taktik teror, gaji rutin para pimpinan JI, serta pembelian persenjatan dan pelatihan perakitan bom.

Pada masa lalu, pendanaan kegiatan teror dilakukan antara lain melalui perampokan bank. Secara internasional, teroris juga memanfaatkan penjualan narkoba untuk pembiayaan aksi mereka.

Sumber https://www.beritasatu.com/dwi-argo-...akat-indonesia

Komenk: ACT dkk
royais
bajier
nomorelies
nomorelies dan 4 lainnya memberi reputasi
5
892
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Tampilkan semua post
37sanchiAvatar border
37sanchi
#1
bajier
bajier memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.