'Nambah 'dikit ... (tapi kalau terlampau 'dikit, ada kalangan yang bingung )

Terkait hutan hujan tropis ... dan kemudian terkait banjir di kebun kelapa sawit itu ...
Yang dibicarakan tidak melulu mengenai tumbuhan semata.
Memang benar, kalau dikemukakan bahwa sekalipun sama-sama tumbuhan, tapi kepadatan tumbuhan di hutan hujan tropis tentunya lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di kebun kelapa sawit.
Dengan sistim ngetrap (bertahap), air hujan itu kecepatan turunnya ke tanah dengan sendirinya mengalami perlambatan.

Namun patut diperhatikan juga mengenai kondisi tanah, terkait ini bisa didiskusikan dengan pakar pada bidang tersebut.
Pada hutan hujan tropis, akan didapati banyak tumpukan daun ataupun ranting/cabang tumbuhan yang gugur/jatuh di bagian teratas dari tanah di sana.
Dimana pada saat hujan turun, daun dan ranting/cabang itu berfungsi seperti spons. Itu akan menyerap air namun tidak digunakan untuk hidup. Dengan keberadaan spons ini, kiranya proses kecepatan air jatuh ke tanah akan lebih diperlambat lagi.
Lha, bagian tanah yang seperti spons inilah yang hilang pertama kali saat diadakan pembukaan lahan dengan cara dibakar.

[Susulannya] Ketika ada bagian/lapisan tanah yang hilnag dari suatu area, dan tidak tergantikan, dengan sendirinya akan didapati permukaan tanah disana menjadi lebih rendah dari area sekelilingnya, hingga ..............

...
Terkait hal seperti ini, pernah saya coba carikan alternatif solusinya pada salah satu thread saya. Tapi ..., pliss ..., tidak berarti bahwa karena sudah ada solusinya, kemudian babat-babat hutan alami lainnya. Bukan itu tujuannya ... Sebatas mengatasi masalah yang sudah ada, agar tidak menjadi semakin kompleks nantinya dengan timbulnya penyakit segala macam karena banjir itu.