sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#92
Bab 46: Diskusi Keempat Sahabat yang Kandas
Waktu terus beranjak maju. Semua kenangan pahit perlahan tertinggal di belakang. Keempat sahabat itu kembali menjalani kehidupan normal, meskipun sisa-sisa kenangan pahit itu tetap terasa sedih ketika dikenang.

Tumpukan kartu remi berserak tak keruan di atas meja warung kopi. Keempat sahabat itu saling berkompetisi mengumpulkan poin terbanyak. Sama seperti masa-masa itu, Jojo sangat bersemangat untuk menang. Kemampuan Jojo dalam bermain remi sudah meningkat agak pesat. Terbukti, ia saat ini menduduki peringkat ketiga dan berada satu tingkat lebih tinggi dibanding Revan.

“Aku menang,” teriak Ipul yang kegirangan karena dia mendapatkan skor tertinggi, berbeda dengan Revan yang tertunduk lesu karena kalah bermain. Ia terpaksa menraktir mereka bertiga sebungkus martabak daging spesial.

Karena keasikan bermain, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Spontan, kedai kopi tersebut memutar lagu dari Koes Plus yang berjudul Andaikan Kau Datang. Sayup-sayup lagu itu menghampiri telinga mereka berempat.

“Ehm…”

Perlahan, semua pandangan tertuju ke arah Jojo.

“Kenapa?” tanya mereka bertiga kompak.
“Kalian sudah move on?” tanya dia. Meski agak sensitif, ia merasa perlu menanyakan pertanyaan itu kepada ketiga sahabatnya.
“Lumayan,” balas Arman. Ipul mengangguk sepakat.
“Kalau aku udah dari dulu, Jo. Nggak ada gunanya memikirkan yang sudah pergi,” sahut Revan mantap.
“Eh, guys. Kalian nggak pengen jalan-jalan ke Bromo?” tanya Revan menambahkan.

Tak ada kata yang terlontar dari bibir mereka, kecuali sambutan positif atas rencana menarik Revan. Mereka semua langsung sepakat dan mengatur jadwal untuk pergi ke sana.

***

Mereka bereempat berangkat tengah malam dengan menyewa mobil jeep. Kebetulan, Revan memiliki seorang kenalan yang menawarkan jasa trip ke Bromo sehingga ongkos perjalanan mereka kali ini tidak terlalu bengkak.

Sepanjang perjalanan menuju ke Bromo, mereka semua sibuk bercerita, kecuali Jojo. Ia yang masih mengantuk memilih untuk meneruskan tidurnya yang nyenyak seperti kebo. Ketiga sahabatnya hanya tertawa sambil mengerjai Jojo yang tengah tertidur.

Jika dipikir-pikir, mereka sangat jarang menikmati momen seperti ini lagi. Terakhir kalinya mereka berjalan-jalan bersama ke sebuah tempat adalah ketika mereka dulu ke Jogja ketika mengantarkan Arman ke rumah pakdenya.

“Jo, bangun. Kita udah sampai,” kata Arman sambil menepuk-nepuk pipi Jojo. Dengan agak berat, Jojo membuka matanya pelan-pelan dan diam sejenak demi mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang masih melayang.

Usai mereka siap dengan barang bawaan masing-masing, mereka bereempat berjalan menanjaki bukit di Bromo untuk melihat sunrise yang akan muncul beberapa jam lagi. Namun sebelum menikmati momen cantik itu, mereka harus lebih dulu bertahan melawan dinginnya udara pag di Bromo.

Sembari menunggu sunrise datang, keempat sahabat itu berdiskusi kembali. Kali ini, Arman yang memulai diskusi dengan menanyakan pertanyaan yang sangat bermakna bagi mereka berempat.

“Guys, apa rencana kalian setelah ini? Kupikir, kita sudah terlalu basi memikirkan cinta dan perempuan yang justru membuat kita gila,”

Semua mata tertuju kepada Arman. Mereka semua merenungkan pertanyaan itu dalam-dalam sebelum memberikan jawaban.

“Setelah ini, aku ingin lanjut S2 di Jakarta, guys. Rencananya aku nanti juga berniat melamar pekerjaan di salah satu perusahaan besar di sana,” Revan seperti biasa menjawab dengan jawaban yang logis dan realistis.

“Kalau aku ingin menjadi gamer profesional. Aku berencana ingin mengikuti turnamen tingkat regional hingga internasional jika memungkinkan,” jawab Ipul tak mau kalah.

“Rencanaku sederhana, guys. Aku pengen keliling Jawa dan mempelajari jenis-jenis kopi di kebun terbaik yang ada di Jawa. Lalu, aku ingin mendirikan kedai kopi sendiri,” jawab Arman mantap.

Hanya Jojo yang belum menjawab. Ia malah sibuk menghisap rokoknya yang tinggal setengah batang.

“Kalau kau gimana, Jo?” tanya Arman.
“Ada satu hal yang belum aku sampaikan ke kalian, Guys. Setelah lulus, aku mau melanjutkan studi ke London,” ucap Jojo pelan menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan nanar. Ia merasa sedih karena nanti tidak akan bisa menghabiskan waktu lagi bersama mereka.

“Bagus, Jo. Aku doakan yang terbaik buat kau,” ucap mereka semua dengan nada yang kurang lebih sama.
“Satu lagi, Guys. Ini adalah mimpiku sejak lama. Aku sudah menyelesaikan buku yang menjadi project pribadiku. Ya, isinya tentang perjalanan cinta kita bereempat. Namun, aku masih bingung tentang judul buku ini. Kalian ada saran?” tanya Jojo.

Semua berpikir keras. Mereka saling berebut menawarkan judul yang menurut mereka asik, unik, dan menarik. Perlahan, tawa mereka terdengar pecah hingga mengganggu pengunjung sekitar.

Karena sibuk memikirkan judul yang tak kunjung menemui kata sepakat, sunrise yang mereka tunggu akhirnya muncul. Mentari pagi kali ini memberikan kehangatan sekaligus pemandangan yang memukai.

Spontan, Arman menyeletuk dan mengatakan dua buah kata yang terdengar menarik di telinga Jojo untuk judul bukunya.

“Thanks, Man. Aku akhirnya tahu judul bukuku kali ini,”

Semua sahabatnya heran. Arman malah tidak mengerti karena dia mengucapkan kalimat tadi tanpa sadar.
coxi98
coxi98 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.