- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#40
Chapter 28
Solo kembari teringat masa-masa suramnya sebelum bergabung dengan Silver Clan Beaters. Bertahan seorang diri di Surban City tanpa bantuan siapapun. Dirinya sempat menggelandang karena tidak tahu harus kemana arah dan tujuannya. Sebenarnya Solo seringkali mondar-mandir menuju kantor kepolisian jika ada lembar pengumuman orang hilang. Ternyata orang tuanya sama sekali tidak perduli dengan kepergian Solo ke Surban City.
Dengan kriteria yang sangat ketat hampir mustahil bagi Solo yang baru saja lulus SMA saat itu melamar pekerjaan di sini, bahkan pekerjaan kasar di klub malam saja ia tidak bisa, karena masalah legalitas umur. Di saat sulit itulah sosok Werner datang memberikan harapan baginya, sehingga Solo tahu betul bagaimana perasaan wanita muda dipelukannya ini. saat ketidak berdayaannya seorang diri, lalu sosok Allison datang sebagai pahlawan.
Solo memeluknya secara erat, membuat Katie tidak nyaman. Semakin erat dan lengan Solo merangkul bagian leher Katie.
“Hei! Apa yang…..,” Katie tetap meronta tetapi percuma, tidak ada manusia biasa yang dapat melawan kekuatan dari seorang Beaters.
Solo mencekiknya sampai Katie tidak sadarkan diri, tubuhnya disenderkan di dinding ruangan.
“Percayalah, sikap simpati ku barusan bukanlah omong kosong,” melihat ke wajah Katie yang tenang dalam posisi tertidur.
Solo berjalan menuju meja komputer yang layarnya sudah menjadi biru dan muncul tulisan-tulisan asing baginya. Lalu ia ingat sebelum naik ke lantai dua, Werner memberikannya sebuah benda. Ketika Solo merogoh saku jaketnya, ia menemukan sebuah Flashdisk.
“Benda ini?” Solo langsung menghubungkannya lewat slot yang tersedia. “kita lihat apa yang bisa benda ini perbuat,” sebuah icon berbentuk kepala Werner muncul, lalu berubah menjadi sebuah Beaters berwarna kuning. Kepala Beaters itu kemudian memakan warna biru yang menutupi layar. “eh???” Solo masih tidak mengerti apa yang terjadi.
Di bawah, Werner sudah kehabisan akal untuk melawan Javier. Jarum keringatnya membuat Werner kewalahan, ia tidak bisa mendekati Javier karena jarum-jarum itu sangat menyakitkan jika mengenai tubuh Werner. Belum lagi bentuknya yang transparan sangat sulit bagi Werner tuk menghindarinya. Jalan satu-satunya baginya adalah berdiri di bawah sorotan lampu. Dengan begitu jarum-jarum milik Javier akan memantulkan cahayanya sehingga Werner dapat melihat serangan itu.
Tapi cara itu sama saja dengan bunuh diri, terlalu lama dalam bentuk manusia dan serum penahan sel yang ia terima dari Silver Clan membuat tubuhnya melemah. Jika kondisinya masih sama seperti dulu ia sangat yakin dapat mengalahkan Javier dengan mudah.
Dengan keputus asaanya, Werner mengambil sebuah barbel-barbel kecil kemudian melemparkannya tepat ke arah Javier.
“Cih!” dengan mudahnya Javier menangkap barber yang dilemparkan kearahnya. “bukan begitu caranya,” Javier memasang kuda-kuda seperti seorang pelempar dalam olah raga bisbol. “RASAKAN INI!” kecepatan tangannya seperti peluru begitu pun dengan barbel yang ia lempar.
“Ugh!” sebuah barbel mendarat tepat ke wajah Werner, sangking kerasnya sehingga membuat wajahnya tenggelam akibat terkena serangan lemparan barbel. “ah…….,” Werner terhuyung lalu jatuh, ia melihat banyaknya bintang-bintang yang menghiasi matanya saat ini.
“Ah…lemahnya….,” Javier dengan santai berjalan mendekati Werner.
Kakinya dengan mudah menyingkirkan barbel-barbel yang berserakan. Kondisi Werner sangat mengenaskan, menjadi ke wujud manusia dan hidungnya hancur tidak berbentuk. Jika seorang Silver Clan seperti Djohan saja membutuhkan waktu lama mengobatinya lukanya sendiri dengan regen, bagaimana dengan Werner yang hanyalah Beaters kuning non clan.
“Terkena lemparan barbel dan kini kau sudah berubah wujud menjadi manusia lagi, warnamu saja berbeda tetapi sama saja seperti Beaters lain seperti si hijau dan coklat,” Javier menginjak dada Werner dengan satu kakinya, Werner memuntahkan darah.
“Bisa kau bayangkan jika seukuran jarum saja membuatmu kesakitan, bagaimana jika kubuat jarum-jarum mematikanku ini sebesar tombak…,” Javier berkonsentrasi, kelenjar keringat dalam tubuhnya bereaksi gila sehingga mengeluarkan keringat dalam bentuk banyak.
Cairan yang terkumpul banyak kemudian berubah bentuk menjadi sebuah tombak panjang yang ujungnya runcing. Javier siap menghujam kepala Werner dengan tombaknya itu namun aksinya terhenti tiba-tiba saat dua orang menerobos masuk. Dua orang ini masuk dengan pakaian yang berantakan.
“OI!...Beaters biru di sektor ku hah!” teriak Julian.
“Apa…yang harus kulakukan kapten?” tanya Paul disebelahnya.
“Lihat kaptenmu beraksi, jika perlu catat!” Paul terdiam mendengar celoteh ringan dari kaptennya itu.
Kapten sektor 8, Julian dan anggotanya tim nya yaitu Paul langsung bergegas datang menuju tempat kebugaran ini setelah dapat panggilan telepon dari Solo. Ia menghubunginya sebelum masuk ke dalam bersama Werner. Dalam sambungannya itu Solo sudah memberitahu Julian bahwa ia datang bersama rekannya. Dalam benaknya Julian, Solo kemungkinan besar akan mengajak Sterling atau Vivian.
Kapten Julian memerintahkan anggota timnya yang lain yang saat itu masih di dalam markas tuk bergerak duluan ke tempat gym ini. Komandonya adalah jangan bergerak sebelum ia dan Paul datang. Setelah mereka berdua datang, barulah Kapten Julian memberikan instruksi tambahan kepada anggota tim lainnya itu dan hanya mengajak Paul tuk menghadapi sosok Beaters yang ada di dalam.
“Hmm…siapa orang itu? Tidak mungkin Sterling selemah itu, Lio? Ah tidak, siapa yang menjalankan bar nya? Vivian? Hmmm,” Julian geleng-geleng kepala, Paul tidak mengerti kaptennya itu bergumam apa.
Kapten Julian mengeluarkan katana dari sarungnya dan berkata dengan lantang akan mengalahkan monster biru dihadapannya dengan satu tebasan saja.
Javier masih memegang tombak transparannya itu yang tadi tidak ia tembakan ke Werner, “Cih! Terlalu banyak bicara,” Javier memutar punggung kanannya kebelakang, tangan kanannya itu siap melempar tombak dengan sangat keras. “RASAKAN INI!!!” tombak dilemparkan.
Tombak melesat sangat kencang, membuat angin yang terhempas disekelilingnya. Tetapi itu tidak membuat Kapten Julian gentar, dengan sikap tenangnya ia memejamkan mata.
*Sling…, sebuah tebasan halus membelah tombak transparan itu menjadi dua. Sisa tombak yang terbelah dua menghujam tembok bangunan dengan sangat keras hingga membuat lubang yang cukup besar.
Paul pun terheran-heran karenanya ia sama sekali tidak bisa melihat benda itu datang, walaupun udara yang membelah barusan memberikan tanda namun tetap saja. Walaupun kaptennya sedikit ceroboh sewaktu di gedung tidak terpakai dan bergumam tidak jelas barusan tapi kaptennya ini memang orang yang kuat dan memiliki kemampuan yang tinggi dengan katananya.
“Kamu melihatnya Paul?” tanya kapten Julian dengan percaya diri tinggi, lalu dengan bangga melihat katananya yang terlihat sedikit basah akibat membelah tombak tak kasat mata barusan. “Matsumoto…tak pernah sedikit pun aku meragukanmu….”
Javier merasa kesal akibat serangannya mampu dimentahkan oleh seorang manusia biasa yang bahkan Beaters kuning seperti Werner saja tidak mampu menghalau senjatanya dalam bentuk jarum. Javier menendang badan Werner sangking kesalnya. Luka yang ada dimukanya belum berangsur pulih, hanya darah yang semakin banyak mengalir.
“Ya..ya….ya…,” Javier memegangi kepalanya. “tentu saja, tadi itu bentuknya besar dan jelas bisa dirasakan kekuatannya, bagaimana dengan ini….,” butiran-butiran air keluar lagi dari tubuh Javier.
Kapten Julian tidak ingin menunggu, ia segera berlari mendekati Javier.
Butiran-butiran itu berubah menjadi jarum yang runcing, lalu secara bersamaan bergerak menuju kapten Julian dengan kecepatan tinggi, “YEAHH!”
“Hm?” Kapten Julian menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, seakan tahu ada benda berbahaya yang akan menyerangnya. “Argh! Yah!” keahlian tangan dalam mengendalikan katananya sungguh di luar kemampuan seorang manusia biasa, gerakannya sangat cepat membelah jarum-jarum air itu.
Mata Javier meruncing, dihadapannya muncul seorang yang kuat.
“Kau mempunyai mata yang bagus,” ucap Javier memuji.
“Bukan hanya mataku saja yang bagus,” menodongkan katanya sebagai tanda menantang. “kuberi tahu kau monster jelek, aku…kapten paling kuat seantero BASS!” Paul melongo mendengarnya, terlalu percaya diri dan besar kepala dalam pertarungan sangat tidak direkomendasikan oleh siapapun.
Quote:
Solo kembari teringat masa-masa suramnya sebelum bergabung dengan Silver Clan Beaters. Bertahan seorang diri di Surban City tanpa bantuan siapapun. Dirinya sempat menggelandang karena tidak tahu harus kemana arah dan tujuannya. Sebenarnya Solo seringkali mondar-mandir menuju kantor kepolisian jika ada lembar pengumuman orang hilang. Ternyata orang tuanya sama sekali tidak perduli dengan kepergian Solo ke Surban City.
Dengan kriteria yang sangat ketat hampir mustahil bagi Solo yang baru saja lulus SMA saat itu melamar pekerjaan di sini, bahkan pekerjaan kasar di klub malam saja ia tidak bisa, karena masalah legalitas umur. Di saat sulit itulah sosok Werner datang memberikan harapan baginya, sehingga Solo tahu betul bagaimana perasaan wanita muda dipelukannya ini. saat ketidak berdayaannya seorang diri, lalu sosok Allison datang sebagai pahlawan.
Solo memeluknya secara erat, membuat Katie tidak nyaman. Semakin erat dan lengan Solo merangkul bagian leher Katie.
“Hei! Apa yang…..,” Katie tetap meronta tetapi percuma, tidak ada manusia biasa yang dapat melawan kekuatan dari seorang Beaters.
Solo mencekiknya sampai Katie tidak sadarkan diri, tubuhnya disenderkan di dinding ruangan.
“Percayalah, sikap simpati ku barusan bukanlah omong kosong,” melihat ke wajah Katie yang tenang dalam posisi tertidur.
Solo berjalan menuju meja komputer yang layarnya sudah menjadi biru dan muncul tulisan-tulisan asing baginya. Lalu ia ingat sebelum naik ke lantai dua, Werner memberikannya sebuah benda. Ketika Solo merogoh saku jaketnya, ia menemukan sebuah Flashdisk.
“Benda ini?” Solo langsung menghubungkannya lewat slot yang tersedia. “kita lihat apa yang bisa benda ini perbuat,” sebuah icon berbentuk kepala Werner muncul, lalu berubah menjadi sebuah Beaters berwarna kuning. Kepala Beaters itu kemudian memakan warna biru yang menutupi layar. “eh???” Solo masih tidak mengerti apa yang terjadi.
Di bawah, Werner sudah kehabisan akal untuk melawan Javier. Jarum keringatnya membuat Werner kewalahan, ia tidak bisa mendekati Javier karena jarum-jarum itu sangat menyakitkan jika mengenai tubuh Werner. Belum lagi bentuknya yang transparan sangat sulit bagi Werner tuk menghindarinya. Jalan satu-satunya baginya adalah berdiri di bawah sorotan lampu. Dengan begitu jarum-jarum milik Javier akan memantulkan cahayanya sehingga Werner dapat melihat serangan itu.
Tapi cara itu sama saja dengan bunuh diri, terlalu lama dalam bentuk manusia dan serum penahan sel yang ia terima dari Silver Clan membuat tubuhnya melemah. Jika kondisinya masih sama seperti dulu ia sangat yakin dapat mengalahkan Javier dengan mudah.
Dengan keputus asaanya, Werner mengambil sebuah barbel-barbel kecil kemudian melemparkannya tepat ke arah Javier.
“Cih!” dengan mudahnya Javier menangkap barber yang dilemparkan kearahnya. “bukan begitu caranya,” Javier memasang kuda-kuda seperti seorang pelempar dalam olah raga bisbol. “RASAKAN INI!” kecepatan tangannya seperti peluru begitu pun dengan barbel yang ia lempar.
“Ugh!” sebuah barbel mendarat tepat ke wajah Werner, sangking kerasnya sehingga membuat wajahnya tenggelam akibat terkena serangan lemparan barbel. “ah…….,” Werner terhuyung lalu jatuh, ia melihat banyaknya bintang-bintang yang menghiasi matanya saat ini.
“Ah…lemahnya….,” Javier dengan santai berjalan mendekati Werner.
Kakinya dengan mudah menyingkirkan barbel-barbel yang berserakan. Kondisi Werner sangat mengenaskan, menjadi ke wujud manusia dan hidungnya hancur tidak berbentuk. Jika seorang Silver Clan seperti Djohan saja membutuhkan waktu lama mengobatinya lukanya sendiri dengan regen, bagaimana dengan Werner yang hanyalah Beaters kuning non clan.
“Terkena lemparan barbel dan kini kau sudah berubah wujud menjadi manusia lagi, warnamu saja berbeda tetapi sama saja seperti Beaters lain seperti si hijau dan coklat,” Javier menginjak dada Werner dengan satu kakinya, Werner memuntahkan darah.
“Bisa kau bayangkan jika seukuran jarum saja membuatmu kesakitan, bagaimana jika kubuat jarum-jarum mematikanku ini sebesar tombak…,” Javier berkonsentrasi, kelenjar keringat dalam tubuhnya bereaksi gila sehingga mengeluarkan keringat dalam bentuk banyak.
Cairan yang terkumpul banyak kemudian berubah bentuk menjadi sebuah tombak panjang yang ujungnya runcing. Javier siap menghujam kepala Werner dengan tombaknya itu namun aksinya terhenti tiba-tiba saat dua orang menerobos masuk. Dua orang ini masuk dengan pakaian yang berantakan.
“OI!...Beaters biru di sektor ku hah!” teriak Julian.
“Apa…yang harus kulakukan kapten?” tanya Paul disebelahnya.
“Lihat kaptenmu beraksi, jika perlu catat!” Paul terdiam mendengar celoteh ringan dari kaptennya itu.
Kapten sektor 8, Julian dan anggotanya tim nya yaitu Paul langsung bergegas datang menuju tempat kebugaran ini setelah dapat panggilan telepon dari Solo. Ia menghubunginya sebelum masuk ke dalam bersama Werner. Dalam sambungannya itu Solo sudah memberitahu Julian bahwa ia datang bersama rekannya. Dalam benaknya Julian, Solo kemungkinan besar akan mengajak Sterling atau Vivian.
Kapten Julian memerintahkan anggota timnya yang lain yang saat itu masih di dalam markas tuk bergerak duluan ke tempat gym ini. Komandonya adalah jangan bergerak sebelum ia dan Paul datang. Setelah mereka berdua datang, barulah Kapten Julian memberikan instruksi tambahan kepada anggota tim lainnya itu dan hanya mengajak Paul tuk menghadapi sosok Beaters yang ada di dalam.
“Hmm…siapa orang itu? Tidak mungkin Sterling selemah itu, Lio? Ah tidak, siapa yang menjalankan bar nya? Vivian? Hmmm,” Julian geleng-geleng kepala, Paul tidak mengerti kaptennya itu bergumam apa.
Kapten Julian mengeluarkan katana dari sarungnya dan berkata dengan lantang akan mengalahkan monster biru dihadapannya dengan satu tebasan saja.
Javier masih memegang tombak transparannya itu yang tadi tidak ia tembakan ke Werner, “Cih! Terlalu banyak bicara,” Javier memutar punggung kanannya kebelakang, tangan kanannya itu siap melempar tombak dengan sangat keras. “RASAKAN INI!!!” tombak dilemparkan.
Tombak melesat sangat kencang, membuat angin yang terhempas disekelilingnya. Tetapi itu tidak membuat Kapten Julian gentar, dengan sikap tenangnya ia memejamkan mata.
*Sling…, sebuah tebasan halus membelah tombak transparan itu menjadi dua. Sisa tombak yang terbelah dua menghujam tembok bangunan dengan sangat keras hingga membuat lubang yang cukup besar.
Paul pun terheran-heran karenanya ia sama sekali tidak bisa melihat benda itu datang, walaupun udara yang membelah barusan memberikan tanda namun tetap saja. Walaupun kaptennya sedikit ceroboh sewaktu di gedung tidak terpakai dan bergumam tidak jelas barusan tapi kaptennya ini memang orang yang kuat dan memiliki kemampuan yang tinggi dengan katananya.
“Kamu melihatnya Paul?” tanya kapten Julian dengan percaya diri tinggi, lalu dengan bangga melihat katananya yang terlihat sedikit basah akibat membelah tombak tak kasat mata barusan. “Matsumoto…tak pernah sedikit pun aku meragukanmu….”
Javier merasa kesal akibat serangannya mampu dimentahkan oleh seorang manusia biasa yang bahkan Beaters kuning seperti Werner saja tidak mampu menghalau senjatanya dalam bentuk jarum. Javier menendang badan Werner sangking kesalnya. Luka yang ada dimukanya belum berangsur pulih, hanya darah yang semakin banyak mengalir.
“Ya..ya….ya…,” Javier memegangi kepalanya. “tentu saja, tadi itu bentuknya besar dan jelas bisa dirasakan kekuatannya, bagaimana dengan ini….,” butiran-butiran air keluar lagi dari tubuh Javier.
Kapten Julian tidak ingin menunggu, ia segera berlari mendekati Javier.
Butiran-butiran itu berubah menjadi jarum yang runcing, lalu secara bersamaan bergerak menuju kapten Julian dengan kecepatan tinggi, “YEAHH!”
“Hm?” Kapten Julian menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, seakan tahu ada benda berbahaya yang akan menyerangnya. “Argh! Yah!” keahlian tangan dalam mengendalikan katananya sungguh di luar kemampuan seorang manusia biasa, gerakannya sangat cepat membelah jarum-jarum air itu.
Mata Javier meruncing, dihadapannya muncul seorang yang kuat.
“Kau mempunyai mata yang bagus,” ucap Javier memuji.
“Bukan hanya mataku saja yang bagus,” menodongkan katanya sebagai tanda menantang. “kuberi tahu kau monster jelek, aku…kapten paling kuat seantero BASS!” Paul melongo mendengarnya, terlalu percaya diri dan besar kepala dalam pertarungan sangat tidak direkomendasikan oleh siapapun.
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas