Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI
PACARKU HIDUP KEMBALI
Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.5K
6.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#2556
BAGIAN 34
WISUDA
part 5

Asnawi bingung dengan tingkah kakaknya, ia dibawa menuju ruangan yang sepi di sudut aula. Ruang itu adalah gudang tempat penyimpanan alat musik.

"Teh... ngapain sih narik narik gue? Malu anjir!"

"Ada yang mau gue omongin sama elu Steve disini... penting banget"

"Kenapa harus di gudang sih? Kan bisa di aula juga"

"Disana terlalu berisik, mending disini sepi"

"Okeh... fine... lu mau ngomong apa?"

"Gue gak setuju kalo ku pacaran dan nikah sama Chef Kartika"

"Njiiiir... kok gitu sih? Hak gue dong mau pacaran sama siapa juga... gue gak mau pisah dari Bi Asih"

"Bi Asih?? Lu manggil Chef Kartika Bi Asih? Njing banget sih lu, masa disamain kayak pembantu?"

"Itu panggilan sayang gue Teh! Namanya kan Kartika Asih... jadi gue panggil Bi Asih"

"Gak usah ditambah Bibi kali Steve!"

"Ya terserah gue dong, selama ini dia gak keberatan"

"Lu mah aneh aneh aja jadi orang"

"Okeh deh... alasan lu gak bolehin gue pacaran sama Bi Asih tuh apa?"

"Lu gak cocok sama dia Steve!! Dia itu artis... lu gak bakalan sanggup biayain dia... artis itu kan kehidupannya glamor, mewah... hedon"

"Lha... elu bukan artis tapi kelakuan lu glamor, mewah dan hedon... tas lu tuh harganya puluhan juta... hape lu juga harganya sepuluh kali motor gue... lu juga suka ngabis ngabisin duit Bapak gue cuman buat liburan mewah"

"Tapi kan bapak gue kaya dong, jadi boleh hidup mewah!"

"Tapi Bi Asih itu orangnya sederhana Teh... dia gak suka mewah mewahan... dia ngehargain banget gue... dan gak pernah minta yang mahal mahal"

"Okeh deh oke... lu gak cocok sama Chef Kartika... karena dia itu janda anak satu... terus umurnya tua banget, bahkan lebih tua dari gue"

"Emang salah pacaran sama janda yang lebih tua? Dulu Bapak gue nikahin emak lu tuh statusnya udah janda anak satu... sampe sekarang fine fine aja... gak ada masalah"

"Tapi beda kasus itu mah"

"Udah deh Teh... ini udah pilihan gue... lu tuh harus hargain keputusan gue"

"Ada satu lagi alasan lu gak cocok sama Chef Kartika!"

"Apalagi sih Teh?"

"Chef Kartika itu emang cantik tapi dia bukan selera lu... dia gak masuk sama kriteria cewek idaman lu yang punya susu gede dan pinggul seksi"

"Emang kenapa kalo gak sesuai?"

"Bukannya lu seneng banget sama susu gede? Lu kan sering remes remes susu gue sambil dikenyot"

"Njiiiir! Jangan buka rahasia dong Teh"

"Ahhhh... gak ada orang disini, lagian lu dari SMP suka bilang kalo lu pengen punya pacar yang wujudnya kayak gue... cantik, putih, susu gede dan pinggul seksi"

"Ya itu kan cuman keinginan gue Teh... lagian lu juga hobby ngisepin baik gue sampe muncrat...hahahaha jadi kita impas dong"

"Njiiir... itu kan gara gara elu yang suka bikin gue engas"

"Aaaah alasan... bilang aja lu cemburu gue pacaran sama Bi Asih karena sebenernya lu suka sama gue kan?"

"Ihhh... Naudzubillah... masa gue suka sama adek sendiri, pamali tau... lu kan sodara kandung gue"

"Gue bukan sodara kandung Teh, tapi tiri"

"Steve... kita sodara kandung... kita sedarah... emang bapak kita beda tapi kita dilahirkan dari rahim yang sama"

"Iya deh maaf... abisnya lu mah kayak yang suka sama gue... untung aja kita gak pernah sampe begituan"

"Gue juga punya batasan kali Steve... jangan sampe gue begituan sama lu"

"Oke deh... kalo gitu gak ada alasan lagi kan gue mesti mutusin Bi Asih"

"Lu cinta banget sama Hayati yah?"

Tiba tiba Asnawi terhenyak ketika mendengar nama Hayati disebut oleh Tisha. Emosinya mendadak tidak stabil.

"Iya... gue cinta banget sama dia... gue sayang banget sama dia... Hayati gak pernah bisa tergantikan"

"Kalo gitu gue punya temen yang cocok banget buat elu Steve... dia asisten gue di klinik... dia juga suka bantuin gue ngurus yayasan"

"Kenapa lu ngomong gitu?"

"Karena temen gue ini mirip banget sama Hayati... yah walaupun gue cuman tau Hayati dari cerita lu, tapi gue yakin banget... dia bisa gantikan Hayati di hati lu"

"Ah masa sih ada cewek mirip Hayati?"

"Iya Steve... dia punya masa lalu yang sama kayak Hayati... dia itu anak kedokteran yang putus kuliah karena gak ada duit... terus dia punya wajah cantik... body seksi.... susu gede, bahkan lebih gede dari punya gue dan satu lagi yang lu suka... dia itu cerdas"

"Namanya siapa? Gue pengen bukti!"

"Namanya Mala... ntar gue ada fotonya"

Tisha sibuk mencari foto Hayati yang berada dalam memori smartphonenya, akan tetapi setelah beberapa menit, ia gagal menemukan foto itu. Ada seseorang yang menghapus foto Hayati di smartphonenya. Dia cuma berhasil menunjukkan foto Hayati yang sedang menyunat anak kecil. Itu pun posisinya memunggungi kamera, jadi yang terlihat hanya punggungnya saja.

"Aduh Teh... udah deh... lu terima aja gue pacaran sama Bi Asih... gak mungkin ada cewek yang bisa serupa sama Hayati"

"Njiiir hape sialan! Kayaknya ada yang ngehapusin foto Hayati di hape gue... tapi lu tenang aja Steve! Nanti gue ajak ke Bandung temen gue itu, dan gue yakin elu bakalan jatuh cinta"

"Sok aja kalo lu mau usaha Teh... gue gak ngelarang kok, tapi inget yah, untuk sekarang gue pengen sama Bi Asih... TITIK!!"

Asnawi dengan kesal menarik tangan Tisha menuju keluar ruangan. Ketika mereka membuka pintu dan berjalan dengan tergesa gesa, tiba tiba Asnawi tak sengaja menabrak seseorang sampai tersungkur diatas lantai.

Orang itu adalah Raizha. Dia tampak mengenakan setelan ala gadis tomboynya dengan baju kemeja flanel kotak kotak, kaos putih dan celana jeans yang sobek-sobek. Asnawi menjulurkan tangannya untuk membantu Raizha berdiri kembali seraya meminta maaf.

"Duh sorry banger Riz... gue gak liat liat" kata Asnawi

"Gak apa apa kok Wi" balas Raizha.

"Lu lagi ngapain disini Riz? Elu kan anak MIPA tapi kok nimbrung sama acara Teknik?"tanya Asnawi.

"Gue lagi tugas dokumentasiin acara disini Wi... walaupun gue anak MIPA tapi bapak gue kan dekan Teknik jadi gue motoin disini" jawab Raizha.

Raizha merasa heran ketika melihat Asnawi sedang memegang tangan seorang cewek cantik. Ia pun langsung bereaksi dengan hal itu.

"Hayooo lo... lu megang tangan siapa tuh? Lu lagi selingkuh ya?" ujar Raizha.

"Bukan... bukan... bukan... ini...." Asnawi panik.

Tiba tiba Tisha menjulurkan tangan kanannya kepada Raizha untuk mengajak salaman.

"Kenalin... nama gue Tisha... Tisha Altafia... dokter Tisha Altafia... gue kakaknya Asnawi" kata Tisha dengan muka sombongnya.

Raizha menyambut ajakan salaman dari Tisha dengan dibarengi senyuman manisnya.

"Ooh... maaf Kak... gue kira ku selingkuhannya Asnawi... kenalin... nama gue Raizha... Raizha Camelia Ixora... gue mantan pacarnya Asnawi" balas Raizha.

"Woy... gue gak pernah pacaran sama lu Riz... kita cuman berteman" protes Asnawi.

"Tapi bagi gue, kita itu pacaran Wi... masa lu gak inget pas malem malem lu sama gue tidur bareng" kata Raizha.

"APAAAAAAAH... KALIAN UDAH PERNAH TIDUR BARENG?" bentak Tisha dengan super kaget.

"Iya Kak... Asnawi sama gue itu udah deket banget... kita sering jalan bareng, kongkow bareng... dan puncaknya gue ajak dia ke rumah gue... lalu malemnya... dia merawanin gue Kak" sahut Raizha.

"Anjiiiing!! Kurang ajar banget sih lu Steve!! Anak orang lu perawanin... beraninya lu ya ngese.ks bebas... gue bilangin lo sama mami dan papi" teriak Tisha sambil menjewer telinga Asnawi.

"Ah...ahh...ahh... sakit Teh... ampun Teh!! Jangan bilangin sama mereka" teriak Asnawi yang kesakitan.

Raizha tampak tertawa terbahak behak melihat Asnawi di jewer sambil dibentak oleh kakaknya.

"Lu udah berapa kali tidur sama adek gue ini?" tanya Tisha kepada Raizha.

"Dua kali mah ada Kak... adek lu tuh emang luar biasa baek Kak... terus dia perhatian juga... makanya gue rela diperawanin sama dia" jawab Raizha.

"Kenapa lu putus sama adek gue?"tanya Tisha lagi.

"Faktor politik Kak... susah dijelasinnya... yaudah Kak... gue mau kerja dulu... dah Kakak... dah Asnawi sayang hehehehehe"

Raizha kemudian pergi meninggalkan mereka berdua. Tisha sangat kesal dengan  kelakuan biadab adiknya itu. Dia kembali menarik Asnawi kedalam gudang, lalu ia memukuli adik semata wayangnya itu sampai tersungkur dilantai.

"Ampuuuun Teh!!... maafin gue Teh... udah nyiksanya atuh... gue bisa mati nih"

"Gue kecewa banget ama lu Steve... gue kecewa!!! Bisa bisa nya lu tidur sama cewek... kurang ajar lu!!"

"Ampun Teh... gue khilaf... ampuuun"

"Cihhh!! Gue bilangin sama Mami Papi kalo lu udah sering tidur sama cewek"

"Jangan dong... jangan!! Ampun Teh... jangan bilangin sama mereka!!"

"Gue kesel banget sama elu... gue pikir jangan jangan temen lu yang koma di rumah sakit juga udah pernah lu tidurin juga kan??? Terus gue curiga lu juga udah tidur bareng Cascade, Hayati dan Chef Kartika?"

"I... iii... iii.... iya Teh"

"ANJIIIING!!!!!"

Tisha kembali memukuli Asnawi sampai tak berdaya. Ia meluapkan semua emosinya saat itu. Asnawi pum menangis dan memelas kepada Tisha.

"Ampuni gue Teh... gua udah salah... jangan bilangin sama Mama dan Bapak"

"Bodo amat!! Gue mau bilang sekarang!!"

"Ampuun Teh... gue mau lakuin apa aja buat lu Teh"

"Bener nih?"

"Sumpah Teh"

"Hmmm okeh... gue pengen lu mutusin Chef Kartika"

"Aduh Teh... jangan lakuin itu lah... plisss... gue mau lakuin apa aja buat lu... tapi jangan yang itu"

"Njiiir... okeh okeh... kalo gitu gue mau ngenalin lu sama temen gue yang mirip Hayati itu... lu jangan banyak alesan yah!"

"Iya Teh... iya Teh... gue akan nurutin lu"

"Oh iya satu lagi"

"Apa Teh?"

Tisha membisikan sesuatu di telinga Asnawi.

"Apaaaaaah!! Sekarang Teh"

"Iya Steve... disini aja"

"Njiiiir!!"

"Hahahahahaha... lu emang adik kesayangan gue Steve... I Love You"

Lima belas menit kemudian, mereka pun keluar dari gudang dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Asnawi tampak sangat shock dengan apa yang dialaminya. Bi Asih pun heran dengan keadaan Asnawi yang tampak berkeringat.

"Den... kamu kenapa? Kok kayak yang abis olahraga?"

"Enggak apa apa kok Bi... baju toga ini membuatku kegerahan"

"Buka aja dong jubah toga nya, kan udah beres acara wisudanya"

"Gak apa apa Bi... aku masih seneng pake toga ini"

"Yaudah kalo gitu... nanti pas pulang dari sini... aku mau ngajak keluargamu lunch di restoranku.. gimana?"

"Waaah asik banget Bi... mereka pasti seneng"

"Pastinya atuh Den... disana pasti asik... apalagi kakakmu tuh yang ngefans banget sama aku"

"Iya Bi... kok bisa yah dia ngefans sama kamu... dia ituborangnya rese banget abis itu nyebelin parah"

"Wusss! Jangan ngomong kayak gitu... dia itu kakakmu lho... entar kualat lho"

"Gak apa apa lah... aku udah terlanjur kualat sama kakakku"

"Maksudnya apa Den?"

"Ah enggak hehehehe"

Acara pisah sambut wisuda pun berakhir sekitar pukul 3 sore. Semua peserta dan tamu undangan membubarkan diri dengan tertib. Asnawi beserta keluarganya memenuhi undangan makan siang di restoran Bi Asih. Mereka sangat antusias bisa makan di restoran tempat kerja sang koki selebriti.

..................

APAKAH TISHA AKAN BERHASIL MEMPERTEMUKAN ASNAWI DAN HAYATI??

KITA REHAT SEJENAK PEMIRSAAAAAH emoticon-Betty
Diubah oleh Martincorp 25-11-2020 00:00
jamalfirmans282
chrysalis99
symoel08
symoel08 dan 44 lainnya memberi reputasi
45
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.