- Beranda
- Stories from the Heart
Son of the Rich (Reborn)
...
TS
kawan.betina
Son of the Rich (Reborn)
Quote:
Lembaran pertama - Kota Malang
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Polling
0 suara
Terlepas dari plot kisah ini, ada di team manakah kalian?
Diubah oleh kawan.betina 16-10-2020 11:01
bebyzha dan 152 lainnya memberi reputasi
137
371.2K
Kutip
1.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.4KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kawan.betina
#717
[BOOK SPESIAL ][NEW EPISODE 1] ~ FIRASAT
Quote:
"Gimana persiapan KKN elo Peh?" tanya doni, kami berkumpul di rumah ipeh, tepatnya di rumah kecil di belakang rumah ipeh tempat gua ngekost dulu.
"Udah beres semua kok, bawaan juga ga banyak paling gua bawa printer, laptop, kertas-kertas sama baju yang udah gua siapin" jawab Ipeh.
"banyak Juga bawaan elo ya peh" tanggap bobi.
"Kan dia jadi sekretaris, lah kita staf doang ya bawa baju sama keperluan divisi aja kan" jawab doni
"Iye juga sih, gua agak nyesel masuk divisi ekonomi dan Produksi. Ini gara gara cerita kakak tingkat kalau di divisi ini proker masak-masak menu baru gitu atau jajanan sehat buat di desa, eh malah buat pupuk kandang dengan batu-batuanan gunung, Sekalinya ada proker berbau masakan, eh malah buat jamu sehat, kesel banget ga ?" rengek bobi
"Elo seh niatnya udah ga bener, Gua dong, Divisi Kesehatan, survei kemarin, ketemu asisten bidan sama staf-staf puskesmas di sana, ih bener bener deh, cewek organik semua" kata Doni.
"Emang elo kira apaan organik? itu inget si vita tuh jangan sampai pulang KKN malah patah hati. tau sendiri kan mitos KKN yang awalnya Kuliah Kerja Nyata jadi Kisah kasih Nyata. Awas aja salah satu dari kalian genit di sana." kata ipeh kesal.
“Tenang Peh, gua janji akan menjaga hati ini demi dirimu,” kata Doni.
“Dirimu dirimu? gua laporin vita baru tahu rasa elo don!” Kesal Ipeh.
"Kok elo diem aja ian, ada masalah ?" Tanya Bobi.
"eh enggak kok, " jawab gua yang dari tadi agak sedikit ngelamun.
"jangan boong sama kita ya, kita tau kalo elo gini karena pasti ada yang difikirin" protes Doni
"Bener kok gua gak ada masalah sama sekali, ini lebih ke suasana hati gua don, bob. Gua kok rasanya berat buat pergi KKN dan pisah sama kalian. Maaf maaf bukannya gua melankolis atau apa ya tapi ini murni yang gua rasakan, lebih ke firasat gua. Firasat gua gak baik. jawab gua.”
"Firasat atau firasat? Bilang aja elo ga mau jauh-jauh sama ipeh kan" ejek doni
"Apaan seh don, ga lucu tau" kata ipeh jutek.
"Terserah kalian mau bilang apa, gua cuman berat hati aja. Ada yang ngeganjal di hati gua, lebih menjurus ke perasawan khawatir. Gua tahu KKN kita cuman 21 hari itupun tempatnya udah lumayan maju, apalagi KKN kita bersifat menunjang potensi desa bukan membangun desa secara fisik tapi entah apa yang ngebuat suasana hati gua jadi ga enak" jawab gua jujur
"Sebenrnya gua juga ngerasa gitu juga ian" jawab bobi
"Nah elo? Malah ikut ikutan bob, kok gua biasa aja , kalian bersekongkol ya?" protes doni
"Bukan gitu don bukan masalah desa tempat kita kkn pisah pisah, lebih ke firasat yang ga enak aja tapi ga terlalu merubah suasana hati gua seh, cuman mungkin karena gua takut tempat baru aja,” kata Bobi.
"Ya udah deh kita Berdoa aja, biar ga terjadi apa apa sama kita.” Jawab Ipeh.
“Tapi Keren emang tuh ibu Ketua panitia KKN, katanya dia ga akan nyatuin pasangan yang udah pacaran dalam satu desa, bahkan katanya yang sahabatan juga kena semua, gua denger denger seh ga ada yang satu tongkrongan di tempatin di satu desa, ajaib banget kan?" kata bobi.
"Memang katanya ibu Tini punya intel mahasiswa yang meyelediki itu, agar KKNnya bener bener nyata, kalau kenal satu orang aja udah bersyukur loh mungkin agar bisa sosialisai" jawab Doni
"Cara ini mungkin bagus buat bekal kita kedepannya" jawab ipeh
"Tapi gua lebih memilih andai kita bisa satu desa" jawab gua lalu membuat teman teman gua terdiam dengan jawaban jujur gua. Ada perasaan aneh dalam hati ini yang menganjal seperti suatu yang buruk akan terjadi tapi gua mencoba untuk berfikir positif.
"Sejujurnya gua juga pengennya kita bisa barengan" jawan doni sambil memandang ke arah semuanya.
"me to" jawab bobi
"gua juga" kata ipeh juga..
Setelah itu kami mencoba mengalihkan pembicaraan ke suatu yang lebih positive, biar suasana hati kami tidak jelek. Doni banyak cerita tentang hubungannya dengann Vita, mengingat Vita ini cewek yang sangat aktif dan dikagumi dikalangan organisatoris kampus. Sedangkan Doni ya cuman cowok jalata yang kerjaannya sama kayak gua, habis kuliah ya pulang.
"Sayang !!" terdengar suara mama ipeh memanggil dari luar.
"Yah Ma?" jawab ipeh..
"Udah Minum Obatnya?"
"Udah kok Ma tadi abis makan" teriak ipeh, karena mamanya bertanya dari halaman rumah.
"elo sakit peh?" tanya Doni.
"Gua sehat walafiat kok, cuman minum Vitamin aja biar nanti KKN gua bisa Fit dan sehat" jawab ipeh sambil tersenyum, walau gua tahu sebenarnya dia terlihat agak pucat dari tadi.
"Ya udah ayo kita balik aja," kata gua.
"lah kok balik, cepet banget" tanya ipeh
"Elo butuh istirahat peh," kata gua
"istirahat buat apa mbel, gua ga apa apa kok" protes ipeh..
"Elo ga bisa bohongin gua peh" jawab gua senyum. “Nanti di KKN jangan terlalu capek ya, lo harus benar benar jaga kesehatan" kata gua lagi sambil mengelus kepala ipeh..
"iya mbel" jawab Ipeh pelan.
"Ya ilah!!! ini orang berdua pacaran aja sono! Mesra-mesra aja. gua udah punya cewek sih tapi kalian bikin kesel gua aja. kenapa gak resmiin aja sih!" protes doni
"Ayo don, gua teraktir makan habis ini" kata gua.
"Siap bos, lupakan apa yang gua katakan tadi" kata doni cengengesan.
"Gua gak akan celometan kayak Doni bos, gua juga ditraktir kan?" tanya bobi cengir..
"iya ayoo" jawab gua.
"Hati-hati ya kalian, jangan pulang malem malem" kata Ipeh.
"Ya peh, istirahat yang banyak ya" kata gua.
"Dadah yayang Shiffaaaa" ejek doni
"sini suunn abang bobi dong " kata bobi ikut ikutan
"Udah pergi aja sono" kata ipeh kesel
"Nanti pulang KKN kita kumpul kumpul lagi di rumah elo ya. Gua tinggalin cincin gua disini” Doni menaruh cincinnya di meja ruangan itu.
“Emang buat apa don?” tanya bobi bingung.
“Biar kayak di tipi tipi gitu Bob, elo mah kurang referensi,”
“oooh. gua taruh ikat rambut cewek gua aja deh,” kata Bobi sambil menaruh ikat kepala pacarnya.
“Loh kok ada iket kepala cewek lo di kantong elo sih bob,” tanya Doni bingung.
“Gak sengaja kelepas kemarin,” jawab Bobi jujur.
“Habis lo apain anak orang sampai ikat kepalanya kelepas?” introgasi Doni.
“Lo juga kok bisa punya cincin begituan? emang itu cincin apa?” balas Bobi.
“Cincin mantan gua ini, bagus bentuknya jadi gua simpen,” jawab Doni cengengesan.
“Barang mantan masih di bawa bawa,” Sindir Bobi.
“Gua naruh kartu ATM gua aja ya, kebetulan ini isinya sedikit,” kata gua.
“Pinnya berapa ian?” tanya Doni.
“Eh lo mau maling?” jawab Bobi.
“kagak, buat informasi aja,” balas Bobi cengengesan.
“Gua hmmmm” Ipeh berdiri lalu mengambil sebuah kotak di laci kamar itu. “Ini medali bela diri gua yang pertama. Gua masukin semua barang kalian ke kotak ini ya?” kata Ipeh.
“Tuh kan Bob, jadi kayak di pilem pilem.” kata Doni.
“gua akan kangen sama sama kalian saat lagi kayak gini" kata Ipeh, Kami semua tersenyum karena pasti kami akan kangen untuk tidak ketemu walau beberapa hari saja.
bebyzha dan 48 lainnya memberi reputasi
47
Kutip
Balas
Tutup