Helloo... para pembaca setia Tazqi12...
Untuk kali ini ane keluar dari zona horor dulu yaak...
Ane mau ikutan event menulis tentang sosok pahlawan inspiratif di mata ane.

Sosok ini bukan hantu atau jin yang biasa ane tulis ya, gan-sis. Hahahaha......
Beliau manusia yang selalu membuat ane bangga terhadap dirinya, akan perjuangannya, kasih sayangnya dan ketabahannya menghadapi hidup.

Yaaa... Beliau adalah "IBUKU". Pahlawan yang tidak meminta apa pun untuk dibalas jasanya, pahlawan yang selalu tetap kokoh memperjuangkan kebahagiaan putra-putrinya lewat usaha dan doa-doanya hingga sekarang.

Sejak Ayah kami meninggal di bulan April, tahun 2007 silam. Ibu berjuang sendirian untuk mencari nafkah demi ketiga anaknya. Tidak mudah memang... tapi bagi Ibu, sesulit apa pun perjalanan yang akan dihadapinya akan beliau hadapi dengan Izin Tuhan, yang penting halal dan berkah.


Alm. Ayah ane, meninggal di usia 50th.

Pada saat Ayah wafat, ane masih kuliah semester 6, adik ane satunya semester 4, satunya lagi baru masuk kuliah. Masih panjang perjalanan yang harus ditempuh Ibu untuk bisa mengantarkan kami lulus dari perguruan tinggi dan menjadi manusia yang berguna.

Namun kami, terkadang menggerutu dan mengeluh dengan nasib kami yang berubah total. Dunia serasa dibalik 180°, oleh Tuhan. Hidup kami begitu terasa sangat berat. Baik dari segi ekonomi, materi, maupun fisik.

Bahkan kami sering berpindah-pindah rumah kontrakan. Tidak bisa dilupakan, saat-saat rumah kontrakan harganya naik, dan Ibu tak mampu lagi membayarnya, kami pun harus pindah ke kontrakan lain yang harganya masih bisa dijangkau. Begitu seterusnya, hingga kami akhirnya menetap di rumah orang tua Ayah (nenek kami).

Meskipun diizinkan tinggal di rumah nenek, tetap saja perjuangan Ibu untuk kami tidak berhenti begitu saja. Beliau masih berjuang demi masa depan kami bertiga. Lelah rasanya, tapi tidak buat Ibu. Beliau berusaha menunjukkan pada kami, kalau beliau terlihat tegar dan tabah menghadapi cobaan hidup.

Walau terkadang, setiap ane kebangun di malam hari, tanpa sengaja ane melihat Ibu sholat dan berdoa sambil meneteskan air mata. Kekuatannya, ketabahannya, dan ketegarannya langsung rapuh di hadapan Tuhan.

"Masih pantaskah aku menggerutu dan mengeluh, masih pantaskah aku menjadi orang yang tidak bersyukur dengan pemberian Tuhan?" Gumamku, tak terasa air mataku pun jatuh.

"Maafkan aku, Ibu." Kataku lirih, tanpa memeluk dan mengucap langsung pada Beliau, karena ane malu.


Ibunda tercinta yang selalu menjadi sumber inspirasiku.

Saat malam Ibu meneteskan air matanya di dalam setiap doa-doanya, namun di pagi hari, Beliau langsung terlihat tegar dan kuat. "HEBAT". Gumamku...

Melihat Ibu selalu bersusah payah, ane bilang ke adik-adik, stop untuk menggerutu dan mengeluh. Ane mengajak adik-adik, untuk ikut meringankan beban Ibu, kami akan bekerja.

Sayangnya, saat ane dan adik-adik meminta izin untuk bekerja, Beliau tidak mengizinkan kami.
Ibu bilang "Fokus saja sama kuliah kalian, sampai kalian lulus dan bisa jadi orang sukses dunia akhirat. Baru nanti cari kerjaan yang halal dan berkah.."

Sontak saja ane menangis mendengar ucapan Ibu. Karena ane tau bagaimana Beliau berjuang pagi, siang, sore, dan malam mencari nafkah demi putra-putrinya. Pada saat itu sama sekali tidak beliau hiraukan rasa sakit, lelah, dan letih pada tubuhnya yang telah menginjak usia 50 ke atas.

Bersyukur sekali, hingga akhirnya perjuangan Ibu dan doa yang selalu Beliau panjatkan di sepertiga malam, tidak sia-sia. Kami bertiga berhasil lulus kuliah dan bekerja, bahkan kedua adikku kini PNS.
Kalau Ane keluar jalur dari lulusan psikologi, jadi tukang makeup. hahahahaha...


Kami sekarang sudah berkeluarga, saatnya kami membalas setiap jasa Ibu pada kami. Membalas tiap peluh yang telah Beliau keluarkan demi kami bertiga hingga kami bisa sukses. Dan membalas setiap air mata yang Beliau keluarkan saat berdoa.

Walaupun kami sudah berkeluarga dan memiliki pekerjaan, tapi Ibu tetap selalu menitihkan air mata disepertiga malamnya, doa-doa terus Beliau panjatkan pada Tuhan, semuanya hanya untuk kami bertiga.


Ibu dan kami


Ibu, anak, menantu, dan cucu-cucunya.

Terimakasih Ibu, terimakasih telah mengantarkan kami menjadi manusia yang berbudi dan berakhlak. Terimakasih atas semua doa-doa dan kerja kerasmu hingga kami menggapai kesuksesan.

Mungkin ucapan terimakasih tidak cukup untuk menggantikan setiap keringat, tenaga, dan air matamu. Tapi kami dengan tulus selalu menyayangimu dan kami akan berusaha dengan izin Tuhan bisa membahagiakanmu dunia akhirat.

Kami sayang ibu... "MY HERO IS MY MOTHER, WE LOVE YOU, MOM


Note:
Gan-sis... sayangilah selalu orang tua kita, selama beliau masih hidup. Salah satu pintu surga terletak pada orang tua, yaitu "IBU". Jagalah selalu, sayangi selalu, seperti mereka menyayangi kita dengan tulus dan tanpa meminta imbalan.

Terimakasih..