- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#37
Chapter 26
Suara cekikikan yang melenting dan ditambah dengan suara tertawa yang keras menggema diruangan gelap yang cahayanya hanya berlatarkan layar komputer. Suara itu dihasilkan atas keberhasilannya mengecoh seseorang yang mencoba melacaknya, 1 dari 6 jebakan itu telah hilang. Meskipun masih ada sisa 5 lagi tapi orang ini sangat percaya diri baik polisi,orang-orang yang menamakan dirinya BASS juga tidak akan mampu menemukan lokasinya.
“Masih ada beberapa video lainnya, aku akan terus melakukannya hingga terror yang dia inginkan berhasil terwujud,” ucapnya.
“Lalu bagaimana dengan 2 orang yang sedang berdiri di luar?” tanya seseorang yang dari siluetnya memiliki badan yang atletis.
Diberitahu seperti itu membuat orang yang di depan layar sangat marah, ia menganggap jebakannya yang meledak adalah suatu peringatan untuknya. Tidak ingin terbawa emosi, orang ini menenangkan dirinya.
“Kan ada kau, orang yang bisa diandalkan, bukankah begitu?”
“Hmm..aku siap melawan siapa saja, bahkan Silver Clan jika mereka ingin bermain bersama,” senyumnya sinis menutup percakapan.
Gedung apartemen kecil yang salah satu kamarnya meledak keadaannya sungguh kacau. Banyak puing-puing yang berkeliaran, asap mengepul walaupun tertutup gelapnya malam. Paul yang sudah sampai di lokasi ledakan mencoba mencari kaptennya, yaitu Julian.
“Kapten!...kapten Julian!” teriaknya mencoba memanggil, ia menyalakan senter dari ponselnya. Jika dilihat dari situasi saat ini kemungkinan selamat sangatnya kecil.
Paul mencoba membuang puing-puing bangunan, siapa tahu sosok kaptenya tertimbun tanah. Lalu sebuah dari sebuah gundukan terdengar suara.
“ARGH!” kapten Julian muncul dari runtuhan puing-puing, kepalanya berdarah dan tubuhnya dipenuhi debu-debu yang menempel.
“KAPTEN!” Paul segera menghampirinya, ia takjub dengan ketahanan tubuh kapten Julian. Memang tidak salah lagi menunjuk orang ini sebagai kapten, karena kapten Julian merupakan orang yang hebat dan kuat, pikirnya.
“Cih! Bisa-bisanya orang pusat dikadali seperti ini,” sambil membersihkan pakaiannya dari debu.
Paul terhenyak secara tiba-tiba ponselnya bergetar, ia mengambilnya dan itu adalah telepon dari markas sektor 8. Ia diminta memberikan panggilan ini kepada kapten Julian.
“OI!....,” setelah mendengar suara dari telepon di luar dugaan kapten Julian melunak. “ahh…iya…baiklah, tunggu aku datang…kalian….jangan berbuat sesuatu….,” panggilan berakhir. Paul bingung dengan reaksi yang ditunjukan kapten Julian, ia tersenyum dan melewatinya begitu saja tanpa memberikan aba-aba.
“Kapten?”
Di luar pusat kebugaran Solo dan Werner masih berdiri, Solo baru saja selesai menelepon. Yang ia telepon bukanlah tuan Stam seperti sebelumnya saat meminta izin untuk melakukan penyelidikan lanjutan. Hanya saja dengan satu syarat, jika orang yang menyebarkan bukan Beaters maka Solo dapat menangkapnya tanpa melukainya sedikit pun. Jika orang itu adalah Beaters maka Solo dapat menahannya sampai anggota BASS muncul.
Yang tadi ia hubungi adalah markas sektor 8 yang disambungkan langsung melalui ponsel Paul karena secara aneh ponsel kapten Julian tidak bisa dihubungi. Solo mengabari bahwa ia menemukan lokasi penyebaran video Beaters. Ia sangat yakin karena selama ini kinerja Werner dalam melacak ataupun yang berhubungan dengan itu hasilnya tidak pernah mengecewakan.
“Jadi bagaimana?” tanya Werner.
“Aku akan masuk ke dalam, kamu….,” memandangi Werner yang keluar dengan pakaian absurbnya yang begitu mengkilau. “terserah sih, lagipula aku sudah selesai menggunakanmu. Kamu boleh pulang,” bicaranya sinis.
“Eh…kenapa kamu kembali berbicara seperti itu sih, aku kan sudah membantumu. Aku juga jauh-jauh mengikutimu ke sini…,” jawabnya tidak terima.
Alasan utama Werner mengikutinya adalah Werner masih trauma dengan kejadian yang lalu yang berakibat hilangnya nyawa Solo sebagai manusia. Meskipun saat ini Solo sudah menjadi Silver Clan, hal itu tetap saja membulatkan tekad Werner tuk menemaninya. Bukan tidak mungkin ada sosok Beaters yang di belakang penyebar video itu.
Lalu bagi Solo, dengan Werner mengikutinya seperti ini kemungkinan besar Werner dieksekusi sangatlah besar. Dikarenakan hanya Silver Clan yang mempunyai imunitas dan kewenangan lebih sehingga tidak dapat disentuh oleh BASS. Sedangkan Werner hanyalah Beaters non clan, perkenalannya dengan Silver Clan hanya sebatas Sterling dan Vivian yang seringkali mengunjungi club tempat talent Werner bekerja. Untuk itu Solo berbicara dingin dan kasar agar Werner pergi dari sini demi keselamatan dirinya.
Solo menundukan kepalanya, wajahnya lesu. Werner menyadari bahwa ternyata Solo mengkhawatirkan statusnya yang sebagai Beaters. “Hei! Aku bisa menjaga diriku sendiri, lagipula kita belum tahu kan di dalam ada Beaters atau tidak,” Solo tidak punya pilihan lain selain mengajak Werner masuk.
Pintu dalam keadaan terkunci, Solo mampu membukanya tanpa merusak pintu dorong yang terbuat dari material kaca ini. Suasana pusat kebugaran sangat gelap. Werner menyalakan lampunya lalu terlihat seseorang berdiri di samping tangga menuju lantai 2.
“Membuka paksa pintunya, kalian sepertinya bukan manusia…” ucap pria yang memakai tanktop putih memamerkan otot-ototnya.
“Orang itu….,” Werner menyadari dari aura yang ditimbulkan berbeda dengan manusia biasa. “jadi memang benar penyebar video itu adalah seorang Beaters,” ucap Werner kepada Solo.
“Sepertinya bukan,” bantah Solo. “dari modelannya seperti itu yang hanya memikirkan ototnya saja, nampaknya dia tidak sepintar itu meretas semua televisi dan membuat firewall yang sulit ditembus,” Werner merasa tersinggung dengan ucapan Solo.
“Jadi maksudmu, wajah-wajah seperti ku saja yang bisa melakukannya ?” Werner geleng-geleng kepala tidak terima.
Pria berbadan besar itu berjalan mendekati Solo dan Werner. Dengan lampu yang menerangi seisi bangunan dikhawatirkan sebuah pertarungan akan membuat perhatian dikarenakan dinding kaca yang menghiasi bangunan.
“Ku tanya kalian, apa tujuan kalian datang kemari dan merusak pintu masuknya?”
Werner dan Solo merencakan tindakan mereka selanjutnya, Werner mengajukan diri untuk melawannya sedang Solo disuruh naik ke lantai dua untuk mencari dalang sebenarnya jikalau orang di depan mereka ini bukanlah pelakunya.
“Aku akan menahannya di sini, jika instingmu benar. Maka pelakunya bukanlah dia, kemungkinan pelaku aslinya masih ada di tempat ini.”
“Hmm…,” Solo masih belum yakin. Namun ia meyakinkan dirinya bahwa Werner bisa menahan orang itu selagi ia mencari pelaku aslinya.
“Bawalah ini,” Werner memberikan suatu benda pada Solo.
Solo berlari melewati jalan lain, melalui alat-alat fitness yang berjajar rapih. Pria berbadan besar mencoba menghalanginya sebelum Werner menyergapnya, lalu memeluknya sekuat tenaga walaupun kedua tangannya tidak saling bertemu dikarenakan tubuh pria ini sangat besar dengan otot-otot menonjolnya.
“Cepatlah!” teriak Werner. Solo sudah menaiki lantai dua.
“Hmmm….,” dengan mudah orang ini melempar Werner dan mengenai alat-alat fitness. “baiklah jika itu maumu, kebetulan aku sudah lama tidak ‘berlatih’.”
Perlahan tubuh pria itu berubah bentuk menjadi sosok Beaters. Yang membedakan dengan Beaters lainnya adalah warna badannya yang biru mengkilat, tanpa sisik-sisik tajam seperti Allison maupun Djohan di sekitar lengannya. Bentuknya lebih seorang manusia dibandingkan monster, tanduk di kepalanya juga tidak menjulang ke atas. Bentuknya jauh lebih kecil sehingga tidak terlalu menonjol dengan bentuk badannya yang tinggi dan besar.
“Aku Javier, Blue Beaters. Seorang non clan,” pria berbadan besar itu mengenalkan dirinya, merubah setengah badannya menjadi Beaters. Paha dan kakinya yang kekar membantunya menyeimbangkan badan besarnya.
Werner pun berubah, dengan membuka pakaiannya terlebih dahulu seperti jaket dan kemejanya. Warna tubuh Werner mendadak menjadi kuning, seperti halnya Djohan bentuk Beatersnya tidak terlalu besar dan pas dengan badannya yang kecil. Tanduknya tidak memiliki cabang, lebih mirip tanduk badak.
“Memang menyebalkan sih, aku sendiri jarang berubah full. Karena…ya kau tahu sendirilah sesudahkan kita akan tanpa busana….,” Werner menggelengkan kepalanya. “oke, kita putar lagunya….,” dirinya siap bertarung melawan Javier.
Quote:
Suara cekikikan yang melenting dan ditambah dengan suara tertawa yang keras menggema diruangan gelap yang cahayanya hanya berlatarkan layar komputer. Suara itu dihasilkan atas keberhasilannya mengecoh seseorang yang mencoba melacaknya, 1 dari 6 jebakan itu telah hilang. Meskipun masih ada sisa 5 lagi tapi orang ini sangat percaya diri baik polisi,orang-orang yang menamakan dirinya BASS juga tidak akan mampu menemukan lokasinya.
“Masih ada beberapa video lainnya, aku akan terus melakukannya hingga terror yang dia inginkan berhasil terwujud,” ucapnya.
“Lalu bagaimana dengan 2 orang yang sedang berdiri di luar?” tanya seseorang yang dari siluetnya memiliki badan yang atletis.
Diberitahu seperti itu membuat orang yang di depan layar sangat marah, ia menganggap jebakannya yang meledak adalah suatu peringatan untuknya. Tidak ingin terbawa emosi, orang ini menenangkan dirinya.
“Kan ada kau, orang yang bisa diandalkan, bukankah begitu?”
“Hmm..aku siap melawan siapa saja, bahkan Silver Clan jika mereka ingin bermain bersama,” senyumnya sinis menutup percakapan.
Gedung apartemen kecil yang salah satu kamarnya meledak keadaannya sungguh kacau. Banyak puing-puing yang berkeliaran, asap mengepul walaupun tertutup gelapnya malam. Paul yang sudah sampai di lokasi ledakan mencoba mencari kaptennya, yaitu Julian.
“Kapten!...kapten Julian!” teriaknya mencoba memanggil, ia menyalakan senter dari ponselnya. Jika dilihat dari situasi saat ini kemungkinan selamat sangatnya kecil.
Paul mencoba membuang puing-puing bangunan, siapa tahu sosok kaptenya tertimbun tanah. Lalu sebuah dari sebuah gundukan terdengar suara.
“ARGH!” kapten Julian muncul dari runtuhan puing-puing, kepalanya berdarah dan tubuhnya dipenuhi debu-debu yang menempel.
“KAPTEN!” Paul segera menghampirinya, ia takjub dengan ketahanan tubuh kapten Julian. Memang tidak salah lagi menunjuk orang ini sebagai kapten, karena kapten Julian merupakan orang yang hebat dan kuat, pikirnya.
“Cih! Bisa-bisanya orang pusat dikadali seperti ini,” sambil membersihkan pakaiannya dari debu.
Paul terhenyak secara tiba-tiba ponselnya bergetar, ia mengambilnya dan itu adalah telepon dari markas sektor 8. Ia diminta memberikan panggilan ini kepada kapten Julian.
“OI!....,” setelah mendengar suara dari telepon di luar dugaan kapten Julian melunak. “ahh…iya…baiklah, tunggu aku datang…kalian….jangan berbuat sesuatu….,” panggilan berakhir. Paul bingung dengan reaksi yang ditunjukan kapten Julian, ia tersenyum dan melewatinya begitu saja tanpa memberikan aba-aba.
“Kapten?”
Di luar pusat kebugaran Solo dan Werner masih berdiri, Solo baru saja selesai menelepon. Yang ia telepon bukanlah tuan Stam seperti sebelumnya saat meminta izin untuk melakukan penyelidikan lanjutan. Hanya saja dengan satu syarat, jika orang yang menyebarkan bukan Beaters maka Solo dapat menangkapnya tanpa melukainya sedikit pun. Jika orang itu adalah Beaters maka Solo dapat menahannya sampai anggota BASS muncul.
Yang tadi ia hubungi adalah markas sektor 8 yang disambungkan langsung melalui ponsel Paul karena secara aneh ponsel kapten Julian tidak bisa dihubungi. Solo mengabari bahwa ia menemukan lokasi penyebaran video Beaters. Ia sangat yakin karena selama ini kinerja Werner dalam melacak ataupun yang berhubungan dengan itu hasilnya tidak pernah mengecewakan.
“Jadi bagaimana?” tanya Werner.
“Aku akan masuk ke dalam, kamu….,” memandangi Werner yang keluar dengan pakaian absurbnya yang begitu mengkilau. “terserah sih, lagipula aku sudah selesai menggunakanmu. Kamu boleh pulang,” bicaranya sinis.
“Eh…kenapa kamu kembali berbicara seperti itu sih, aku kan sudah membantumu. Aku juga jauh-jauh mengikutimu ke sini…,” jawabnya tidak terima.
Alasan utama Werner mengikutinya adalah Werner masih trauma dengan kejadian yang lalu yang berakibat hilangnya nyawa Solo sebagai manusia. Meskipun saat ini Solo sudah menjadi Silver Clan, hal itu tetap saja membulatkan tekad Werner tuk menemaninya. Bukan tidak mungkin ada sosok Beaters yang di belakang penyebar video itu.
Lalu bagi Solo, dengan Werner mengikutinya seperti ini kemungkinan besar Werner dieksekusi sangatlah besar. Dikarenakan hanya Silver Clan yang mempunyai imunitas dan kewenangan lebih sehingga tidak dapat disentuh oleh BASS. Sedangkan Werner hanyalah Beaters non clan, perkenalannya dengan Silver Clan hanya sebatas Sterling dan Vivian yang seringkali mengunjungi club tempat talent Werner bekerja. Untuk itu Solo berbicara dingin dan kasar agar Werner pergi dari sini demi keselamatan dirinya.
Solo menundukan kepalanya, wajahnya lesu. Werner menyadari bahwa ternyata Solo mengkhawatirkan statusnya yang sebagai Beaters. “Hei! Aku bisa menjaga diriku sendiri, lagipula kita belum tahu kan di dalam ada Beaters atau tidak,” Solo tidak punya pilihan lain selain mengajak Werner masuk.
Pintu dalam keadaan terkunci, Solo mampu membukanya tanpa merusak pintu dorong yang terbuat dari material kaca ini. Suasana pusat kebugaran sangat gelap. Werner menyalakan lampunya lalu terlihat seseorang berdiri di samping tangga menuju lantai 2.
“Membuka paksa pintunya, kalian sepertinya bukan manusia…” ucap pria yang memakai tanktop putih memamerkan otot-ototnya.
“Orang itu….,” Werner menyadari dari aura yang ditimbulkan berbeda dengan manusia biasa. “jadi memang benar penyebar video itu adalah seorang Beaters,” ucap Werner kepada Solo.
“Sepertinya bukan,” bantah Solo. “dari modelannya seperti itu yang hanya memikirkan ototnya saja, nampaknya dia tidak sepintar itu meretas semua televisi dan membuat firewall yang sulit ditembus,” Werner merasa tersinggung dengan ucapan Solo.
“Jadi maksudmu, wajah-wajah seperti ku saja yang bisa melakukannya ?” Werner geleng-geleng kepala tidak terima.
Pria berbadan besar itu berjalan mendekati Solo dan Werner. Dengan lampu yang menerangi seisi bangunan dikhawatirkan sebuah pertarungan akan membuat perhatian dikarenakan dinding kaca yang menghiasi bangunan.
“Ku tanya kalian, apa tujuan kalian datang kemari dan merusak pintu masuknya?”
Werner dan Solo merencakan tindakan mereka selanjutnya, Werner mengajukan diri untuk melawannya sedang Solo disuruh naik ke lantai dua untuk mencari dalang sebenarnya jikalau orang di depan mereka ini bukanlah pelakunya.
“Aku akan menahannya di sini, jika instingmu benar. Maka pelakunya bukanlah dia, kemungkinan pelaku aslinya masih ada di tempat ini.”
“Hmm…,” Solo masih belum yakin. Namun ia meyakinkan dirinya bahwa Werner bisa menahan orang itu selagi ia mencari pelaku aslinya.
“Bawalah ini,” Werner memberikan suatu benda pada Solo.
Solo berlari melewati jalan lain, melalui alat-alat fitness yang berjajar rapih. Pria berbadan besar mencoba menghalanginya sebelum Werner menyergapnya, lalu memeluknya sekuat tenaga walaupun kedua tangannya tidak saling bertemu dikarenakan tubuh pria ini sangat besar dengan otot-otot menonjolnya.
“Cepatlah!” teriak Werner. Solo sudah menaiki lantai dua.
“Hmmm….,” dengan mudah orang ini melempar Werner dan mengenai alat-alat fitness. “baiklah jika itu maumu, kebetulan aku sudah lama tidak ‘berlatih’.”
Perlahan tubuh pria itu berubah bentuk menjadi sosok Beaters. Yang membedakan dengan Beaters lainnya adalah warna badannya yang biru mengkilat, tanpa sisik-sisik tajam seperti Allison maupun Djohan di sekitar lengannya. Bentuknya lebih seorang manusia dibandingkan monster, tanduk di kepalanya juga tidak menjulang ke atas. Bentuknya jauh lebih kecil sehingga tidak terlalu menonjol dengan bentuk badannya yang tinggi dan besar.
“Aku Javier, Blue Beaters. Seorang non clan,” pria berbadan besar itu mengenalkan dirinya, merubah setengah badannya menjadi Beaters. Paha dan kakinya yang kekar membantunya menyeimbangkan badan besarnya.
Werner pun berubah, dengan membuka pakaiannya terlebih dahulu seperti jaket dan kemejanya. Warna tubuh Werner mendadak menjadi kuning, seperti halnya Djohan bentuk Beatersnya tidak terlalu besar dan pas dengan badannya yang kecil. Tanduknya tidak memiliki cabang, lebih mirip tanduk badak.
“Memang menyebalkan sih, aku sendiri jarang berubah full. Karena…ya kau tahu sendirilah sesudahkan kita akan tanpa busana….,” Werner menggelengkan kepalanya. “oke, kita putar lagunya….,” dirinya siap bertarung melawan Javier.
redrices dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas