Memberikan penghargaan dan pujian pada anak yang baru meraih prestasi lumrah dilakukan oleh orang tua. Hal ini dimaksudkan agar anak termotivasi untuk terus belajar dan berjuang untuk meraih prestasi tersebut.

Tidak salah memang. Hanya saja, kadang orang tua yang karena terlalu sayang dan bangga pada anaknya hampir setiap waktu memberikan pujian pada anaknya.

Ketika masih balita saja misalnya, tidak terhitung berapa banyak pujian yang diterima sang anak. Sejak bangun tidur hingga tidur lagi.

Pujian-pujian yang terlalu sering diberikan ke anak sebenarnya malah akan merusak akhlak anak. Kelak jika dia menjadi orang yang sukses maka dia akan menjadi besar kepala. Dia akan menjadi sombong. Dia akan anggap kesuksesannya adalah hasil kerja kerasnya. Dia menjadi lupa bahwa kesuksesannya sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari kehendak Tuhan. Tuhan-lah yang memberikan kesuksesan itu.

Pujian-pujian yang sering diterimanya membuatnya terbiasa dengan pujian. Dia akan menjadi gila pujian. Dia akan marah jika ditegur atau dikritik. Teguran dan kritikan akan dianggapnya sebagai hinaan.


Terlebih jika kelak dia menjadi pejabat, dia akan tekan bawahannya jika tidak pernah memujinya. Tidak pernah memuji sama halnya dengan tidak menghormatinya. Istilah sekarang dia akan menjadi pejabat yang Gila Hormat.

Di jaman sekarang mereka yang Gila Hormat banyak kita temui. Tidak hanya mereka yang duduk di Pemerintahan, tidak hanya mereka yang duduk di Senayan, tapi juga di tengah-tengah masyarkat. Ketua Rt misalnya, ketua Ormas misalnya, dan ....ketua-ketua lainnya.


Tidak saja ketuanya, anggotanya juga sama. Organisasi kemasyarakatan yang isinya orang-orang terhormat kadang ada saja yang arogannya beda-beda tipis sama geng MOGE.

Sifat sombong yang muncul belakangan sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari seringnya ketika masih anak-anak mendapatkan pujian. Pujian yang berlebihan dan tidak pada tempatnya.









Sumber: penjelasan guru dan opini pribadi