- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#35
Chapter 25
Beberapa pelanggan sempat kesal karena tayangan berubah kembali menjadi tayangan tentang Beaters. Gonzalo sekuat tenaga merubah channel tetapi semua sia-sia, baik tayangan maupun televisinya tidak bisa dimatikan. Lalu ada sebuah bunyi kecil yang terdengar serempak di dalam caffe.
“Apa?!” ponsel seorang pelanggan juga sedang menanyangkan hal serupa.
Selain televisi, perangkat elektronik lainnya seperti komputer maupun ponsel tidak luput dari serangan video Beaters itu. Djohan pun dikamarnya menontonnya, ia geram melihat semua tampilan di video itu. Bagaimana bisa seseorang dimasukan ke dalam sebuah tabung berukuran satu kali tubuh manusia itu dengan cairan berwarna hijau lumut didalamnya. Belum lagi suara Allison yang begitu menyebalkan terus terdengar menjelaskan tentang tempat yang ia sebut pabrik Beaters.
Solo masih menanti panggilan dari Werner, saat inilah yang paling tepat tuk melacak sumber tempat orang dibalik penayangan video Beaters ini.
Sementara itu Werner yang bekerja menggunakan dua komputernya tidak terpengaruh dengan video Beaters, karena dua komputernya itu sudah disusupi virus buatannya sendiri tuk mencegah adanya hacker yang masuk tanpa izin.
“Gila!...benar-benar gila siapapun orang dibalik semua ini,” Werner masih terus bekerja ditemani suara Allison yang terdengar melalui ponselnya.
Video sudah berjalan lebih dari 5 menit, ternyata Allison banyak membuat pabrik serupa, salah satunya dekat dengan kampong halaman Djohan. Melihat semua itu Djohan semakin marah, lalu khawatir tentang keselamatan ibu dan adiknya.
“Cih!” Djohan memukul kasur tempat ia bersandar saat ini.
Solo yang berada di bawah mengecek ponselnya satu lagi, sebuah ponsel buatan tahun sangat lama yang hanya digunakan untuk menerima panggilan telepon dan pesan singkat. Ponsel ini adalah pemberian Werner di mana fungsi ponsel ini hanyalah sebagai pengingat jadwal manggung yang Werner sering kirimkan.
“Cepatlah….,” Solo mulai khawatir, takut Werner tidak bisa menjalankan tugasnya.
Satu komputer Werner yang digunakan untuk menyusup ke jaringan BASS menunjukan hasilnya terlebih dahulu, ternyata orang-orang dari BASS lebih cepat bekerja darinya.
“Apa?! pelaku penyebaran berada di dekat sini?” saat Werner ingin menghubungi Solo, komputer utamanya juga menunjukan bahwa ia berhasil melacak sumber pengirim video.
“eh?...,” ia bingung sendiri melihat hasilnya, karena hasil yang ia raih berbeda dengan hasil pelacakan BASS.
Werner beranjak dari tempatnya, mengambil ponsel vintage nya yang anti penyusup itu. Lalu ia memberitahu Solo tentang penemuannya. Ia memberitahu bahwa ada dua hasil yang diperoleh olehnya. Dan Solo diminta tuk datang sekarang keapartemennya tuk melihat sendiri hasilnya. Mendengar hal itu Solo tanpa basa-basi meninggalkan caffe lalu berangkat menuju tempatnya Werner. Semua urusan kembali diserahkan pada Lio dan Gonzalo. Video tentang Beaters pun akhirnya hilang berganti dengan tayangan normal.
Sesampainya di lokasi apartemen Werner, Solo lalu melihat dua tampilan layar yang berbeda.
“EH?!?” mata Solo membelalak.
“Ya…seperti yang kamu lihat, aku pun terkejut melihatnya”
“Pasti BASS sudah berangkat ke lokasi yang mereka temukan,” Solo pun mencoba menghubungi Sterling tuk memberitahu bahwa ia sudah menemukan lokasi seseorang penyebar video Beaters.
Sterling menjawabnya tetapi saat ini ia sedang berada di sektor lain untuk menyelidiki tentang target buruan selanjutnya. Sterling pun menyarankan agar Solo yang pergi ke lokasi tersebut, kemungkinan besar penyebarnya adalah seorang manusia juga meskipun ia bekerja di bawah Allison.
“Ada apa?’ Werner melihat wajah Solo yang mulai gelisah.
“Hmm…,” Solo tidak menjawabnya, ia sedang memikirkan sesuatu.
Di markas BASS sektor 8, sebuah pesan pun masuk dari markas utama. Yang isi pesannya adalah mengabarkan bahwa penyebar video Beaters yang meresahkan warga Surban City berasal dari tempatnya, yaitu sektor 8. Mendengar hal ini sang kapten tentu senang, tetapi ia sedikit kesal karena kemungkinan Silver Clan akan mencampuri urusannya kali ini.
“Cih! Aku harap Silver Clan tidak mengetahui lokasi si penyebar video,” membetulkan katananya yang tersimpan rapih dalam sarungnya.
Anggota tim lainnya sudah bersiap, sudah lama sekali tidak ada misi memburu Beaters seperti ini. Kemungkinan besar si penyebar ini adalah seorang Beaters juga, adapun kemungkinan lainnya orang yang menyebarkan ini hanyalah seorang biasa yang diminta oleh Beaters tuk melakukannya. Karena selama ini BASS belum menemukan Beaters yang memiliki kecerdasan lebih kecuali Silver Clan.
“HAH?! Siapa yang ingin mengajak kalian semua!” ucap kapten tim dengan nada sedikit tinggi.
Anggota tim lainnya saling berpandangan, sudah seharusnya mereka pergi secara tim.
“Dengar, bukannya aku tidak ingin mengajak kalian, tetapi walaupun orang ini atau dibaliknya ada monster Beaters. Matsumoto ku bisa menebasnya dengan mudah,” mengangkat katananya dengan bangga. “oi Paul! Antarkan aku ketempatnya, dan yang lainnya…hmmm…,” memikirkan sesuatu. “kalian bisa jaga-jaga saja di sini.”
Setelah mengatakan itu kapten tim sektor 8 bersama salah satu anggotanya berangkat menggunakan mobil sedan hitam.
“Hmm..kapten Julian, apakah aku boleh ikut bertarung bersama?” tanya anggota timnya itu, usianya masih sangat muda.
“Tidak! Kamu masih harus banyak belajar, sampai saat itu tiba, jadilah supir yang baik…,” dengan senyum yang mengejek.
Mobil sedan hitam itu membawa mereka ke sebuah tempat, bangunan 3 lantai yang terlihat dari luar sudah tidak terurus lagi. Pagar kawat yang memberinya batas pun kondisinya mengenaskan, lampu jalan yang menyorotinya memperlihatkan kondisi pagar kawat yang sudah berkarat.
“Tempat yang cocok untuk bersembunyi, tapi memangnya tempat ini masih dialiri listrik?” kapten Julian memperhatikan bangunan dari seberang, masih di dalam mobil.
Paul menunjukan kegelisahannya, karena sektor 8 jarang sekali ada kasus Beaters. Dirinya sama sekali belum melakukan aksinya menumpas para gerombolan monster. Kedua tangannya meremas-remas stir mobil, betapa inginnya ia ikut bersama kapten Julian.
“Hei,” menaruh tangannya ke pundak Paul. “seperti yang aku bilang, tunggu hingga saatnya tiba,” kapten Julian keluar dari mobilnya.
Lalu melihat ponselnya untuk memastikan lokasinya sekali lagi, “Menurut koordinat yang diberikan markas besar, tempatnya di sini. BAIKLAH!” ia berjalan santai menyebrangi jalan, masuk ke bangunan kosong itu seorang diri.
Bangunan ini memiliki 3 lantai, jika ditelurusi dari dekat ternyata bangunan ini dulunya bekas apartemen kecil yang sudah ditinggali pemilik lahannya. Dari banyaknya kertas yang berserakan tampaknya pemilik lahan tidak mampu membayar pajaknya sehingga bangunan ini disegel.
Kapten Julian memandangi ponselnya, ia berjalan sesuai dengan titik yang diberikan. Jalannya perlahan, agar pelaku penyebaran tidak mengetahui keberadaannya. Hingga akhirnya kapten Julian berada di lantai paling atas, di depan sebuah pintu apartemen paling ujung.
“Hm, jadi di sini?” ia memasukan ponselnya, lalu bersiap dengan kuda-kudanya. “SEKARANG!” ia menebas pintu kamar sampai terbelah dua secara horizontal, pintunya pun terpental ke dalam sangking kuatnya tebasan kapten Julian.
Ia sengaja melakukan ini untuk memberikan ‘Shock Theraphy’ kepada pelaku penyebaran video di dalam. Dengan begini pelaku akan panik dan susah tuk berpikir jernih karena keberadaannya sudah terungkap. Kira-kira begitu rencana dari kapten Julian. Kondisi dalam apartemen sangat berantakan dan sangat gelap.
“Oi cepat keluar!” bentak kapten Julian namun tidak ada jawaban dari dalam. “cih, begitu yah?” ia mengeluarkan ponselnya lagi tuk menyalakan senter. Dengan memakai tangan kirinya ia menerangi langkahnya dan tangan kanannya sudah siap dengan katananya, sedangkan sarung katana tergeletak di luar.
“Aku sangat yakin kau tidak akan kabur lewat jendela, itu sama saja dengan bunuh diri. Sampah seperti mu yang setiap harinya di depan komputer tidak punya nyali tuk melakukannya!” kapten Julian menendang salah satu pintu, tidak ada siapapun, kondisi kamar pun kosong. Tapi masih tersisa satu lagi.
“Ku tarik kata-kataku barusan, kau punya nyali yang besar juga ternyata. Baiklah, kau siap bertarung berarti denganku,” kali ini kapten Julian berlari menuju kamar satunya, tebasan ringan sudah menghancurkan pintu itu. “hmm…,” didepannya ada sebuah lampu berwarna merah yang berkedip-kedip. Saat kapten Julian mendekati lampu itu terjadi sebuah ledakan besar.
“KAPTEN!” Paul keluar dari mobil dan berlari menuju tempat kapten Julian.
Solo dan Werner memutuskan untuk berangkat ke titik lokasi yang dihasilkan oleh kerjanya Werner. Sebuah tempat yang rupanya tidak jauh dan dekat juga dengan pusat keramaian Surban City sektor 8. Tempatnya yang di maksud adalah sebuah tempat pusat kebugaran alias gym.
“Jadi di sini?” Solo berdiri di luar bersama Werner disebelahnya.
Quote:
Beberapa pelanggan sempat kesal karena tayangan berubah kembali menjadi tayangan tentang Beaters. Gonzalo sekuat tenaga merubah channel tetapi semua sia-sia, baik tayangan maupun televisinya tidak bisa dimatikan. Lalu ada sebuah bunyi kecil yang terdengar serempak di dalam caffe.
“Apa?!” ponsel seorang pelanggan juga sedang menanyangkan hal serupa.
Selain televisi, perangkat elektronik lainnya seperti komputer maupun ponsel tidak luput dari serangan video Beaters itu. Djohan pun dikamarnya menontonnya, ia geram melihat semua tampilan di video itu. Bagaimana bisa seseorang dimasukan ke dalam sebuah tabung berukuran satu kali tubuh manusia itu dengan cairan berwarna hijau lumut didalamnya. Belum lagi suara Allison yang begitu menyebalkan terus terdengar menjelaskan tentang tempat yang ia sebut pabrik Beaters.
Solo masih menanti panggilan dari Werner, saat inilah yang paling tepat tuk melacak sumber tempat orang dibalik penayangan video Beaters ini.
Sementara itu Werner yang bekerja menggunakan dua komputernya tidak terpengaruh dengan video Beaters, karena dua komputernya itu sudah disusupi virus buatannya sendiri tuk mencegah adanya hacker yang masuk tanpa izin.
“Gila!...benar-benar gila siapapun orang dibalik semua ini,” Werner masih terus bekerja ditemani suara Allison yang terdengar melalui ponselnya.
Video sudah berjalan lebih dari 5 menit, ternyata Allison banyak membuat pabrik serupa, salah satunya dekat dengan kampong halaman Djohan. Melihat semua itu Djohan semakin marah, lalu khawatir tentang keselamatan ibu dan adiknya.
“Cih!” Djohan memukul kasur tempat ia bersandar saat ini.
Solo yang berada di bawah mengecek ponselnya satu lagi, sebuah ponsel buatan tahun sangat lama yang hanya digunakan untuk menerima panggilan telepon dan pesan singkat. Ponsel ini adalah pemberian Werner di mana fungsi ponsel ini hanyalah sebagai pengingat jadwal manggung yang Werner sering kirimkan.
“Cepatlah….,” Solo mulai khawatir, takut Werner tidak bisa menjalankan tugasnya.
Satu komputer Werner yang digunakan untuk menyusup ke jaringan BASS menunjukan hasilnya terlebih dahulu, ternyata orang-orang dari BASS lebih cepat bekerja darinya.
“Apa?! pelaku penyebaran berada di dekat sini?” saat Werner ingin menghubungi Solo, komputer utamanya juga menunjukan bahwa ia berhasil melacak sumber pengirim video.
“eh?...,” ia bingung sendiri melihat hasilnya, karena hasil yang ia raih berbeda dengan hasil pelacakan BASS.
Werner beranjak dari tempatnya, mengambil ponsel vintage nya yang anti penyusup itu. Lalu ia memberitahu Solo tentang penemuannya. Ia memberitahu bahwa ada dua hasil yang diperoleh olehnya. Dan Solo diminta tuk datang sekarang keapartemennya tuk melihat sendiri hasilnya. Mendengar hal itu Solo tanpa basa-basi meninggalkan caffe lalu berangkat menuju tempatnya Werner. Semua urusan kembali diserahkan pada Lio dan Gonzalo. Video tentang Beaters pun akhirnya hilang berganti dengan tayangan normal.
Sesampainya di lokasi apartemen Werner, Solo lalu melihat dua tampilan layar yang berbeda.
“EH?!?” mata Solo membelalak.
“Ya…seperti yang kamu lihat, aku pun terkejut melihatnya”
“Pasti BASS sudah berangkat ke lokasi yang mereka temukan,” Solo pun mencoba menghubungi Sterling tuk memberitahu bahwa ia sudah menemukan lokasi seseorang penyebar video Beaters.
Sterling menjawabnya tetapi saat ini ia sedang berada di sektor lain untuk menyelidiki tentang target buruan selanjutnya. Sterling pun menyarankan agar Solo yang pergi ke lokasi tersebut, kemungkinan besar penyebarnya adalah seorang manusia juga meskipun ia bekerja di bawah Allison.
“Ada apa?’ Werner melihat wajah Solo yang mulai gelisah.
“Hmm…,” Solo tidak menjawabnya, ia sedang memikirkan sesuatu.
Di markas BASS sektor 8, sebuah pesan pun masuk dari markas utama. Yang isi pesannya adalah mengabarkan bahwa penyebar video Beaters yang meresahkan warga Surban City berasal dari tempatnya, yaitu sektor 8. Mendengar hal ini sang kapten tentu senang, tetapi ia sedikit kesal karena kemungkinan Silver Clan akan mencampuri urusannya kali ini.
“Cih! Aku harap Silver Clan tidak mengetahui lokasi si penyebar video,” membetulkan katananya yang tersimpan rapih dalam sarungnya.
Anggota tim lainnya sudah bersiap, sudah lama sekali tidak ada misi memburu Beaters seperti ini. Kemungkinan besar si penyebar ini adalah seorang Beaters juga, adapun kemungkinan lainnya orang yang menyebarkan ini hanyalah seorang biasa yang diminta oleh Beaters tuk melakukannya. Karena selama ini BASS belum menemukan Beaters yang memiliki kecerdasan lebih kecuali Silver Clan.
“HAH?! Siapa yang ingin mengajak kalian semua!” ucap kapten tim dengan nada sedikit tinggi.
Anggota tim lainnya saling berpandangan, sudah seharusnya mereka pergi secara tim.
“Dengar, bukannya aku tidak ingin mengajak kalian, tetapi walaupun orang ini atau dibaliknya ada monster Beaters. Matsumoto ku bisa menebasnya dengan mudah,” mengangkat katananya dengan bangga. “oi Paul! Antarkan aku ketempatnya, dan yang lainnya…hmmm…,” memikirkan sesuatu. “kalian bisa jaga-jaga saja di sini.”
Setelah mengatakan itu kapten tim sektor 8 bersama salah satu anggotanya berangkat menggunakan mobil sedan hitam.
“Hmm..kapten Julian, apakah aku boleh ikut bertarung bersama?” tanya anggota timnya itu, usianya masih sangat muda.
“Tidak! Kamu masih harus banyak belajar, sampai saat itu tiba, jadilah supir yang baik…,” dengan senyum yang mengejek.
Mobil sedan hitam itu membawa mereka ke sebuah tempat, bangunan 3 lantai yang terlihat dari luar sudah tidak terurus lagi. Pagar kawat yang memberinya batas pun kondisinya mengenaskan, lampu jalan yang menyorotinya memperlihatkan kondisi pagar kawat yang sudah berkarat.
“Tempat yang cocok untuk bersembunyi, tapi memangnya tempat ini masih dialiri listrik?” kapten Julian memperhatikan bangunan dari seberang, masih di dalam mobil.
Paul menunjukan kegelisahannya, karena sektor 8 jarang sekali ada kasus Beaters. Dirinya sama sekali belum melakukan aksinya menumpas para gerombolan monster. Kedua tangannya meremas-remas stir mobil, betapa inginnya ia ikut bersama kapten Julian.
“Hei,” menaruh tangannya ke pundak Paul. “seperti yang aku bilang, tunggu hingga saatnya tiba,” kapten Julian keluar dari mobilnya.
Lalu melihat ponselnya untuk memastikan lokasinya sekali lagi, “Menurut koordinat yang diberikan markas besar, tempatnya di sini. BAIKLAH!” ia berjalan santai menyebrangi jalan, masuk ke bangunan kosong itu seorang diri.
Bangunan ini memiliki 3 lantai, jika ditelurusi dari dekat ternyata bangunan ini dulunya bekas apartemen kecil yang sudah ditinggali pemilik lahannya. Dari banyaknya kertas yang berserakan tampaknya pemilik lahan tidak mampu membayar pajaknya sehingga bangunan ini disegel.
Kapten Julian memandangi ponselnya, ia berjalan sesuai dengan titik yang diberikan. Jalannya perlahan, agar pelaku penyebaran tidak mengetahui keberadaannya. Hingga akhirnya kapten Julian berada di lantai paling atas, di depan sebuah pintu apartemen paling ujung.
“Hm, jadi di sini?” ia memasukan ponselnya, lalu bersiap dengan kuda-kudanya. “SEKARANG!” ia menebas pintu kamar sampai terbelah dua secara horizontal, pintunya pun terpental ke dalam sangking kuatnya tebasan kapten Julian.
Ia sengaja melakukan ini untuk memberikan ‘Shock Theraphy’ kepada pelaku penyebaran video di dalam. Dengan begini pelaku akan panik dan susah tuk berpikir jernih karena keberadaannya sudah terungkap. Kira-kira begitu rencana dari kapten Julian. Kondisi dalam apartemen sangat berantakan dan sangat gelap.
“Oi cepat keluar!” bentak kapten Julian namun tidak ada jawaban dari dalam. “cih, begitu yah?” ia mengeluarkan ponselnya lagi tuk menyalakan senter. Dengan memakai tangan kirinya ia menerangi langkahnya dan tangan kanannya sudah siap dengan katananya, sedangkan sarung katana tergeletak di luar.
“Aku sangat yakin kau tidak akan kabur lewat jendela, itu sama saja dengan bunuh diri. Sampah seperti mu yang setiap harinya di depan komputer tidak punya nyali tuk melakukannya!” kapten Julian menendang salah satu pintu, tidak ada siapapun, kondisi kamar pun kosong. Tapi masih tersisa satu lagi.
“Ku tarik kata-kataku barusan, kau punya nyali yang besar juga ternyata. Baiklah, kau siap bertarung berarti denganku,” kali ini kapten Julian berlari menuju kamar satunya, tebasan ringan sudah menghancurkan pintu itu. “hmm…,” didepannya ada sebuah lampu berwarna merah yang berkedip-kedip. Saat kapten Julian mendekati lampu itu terjadi sebuah ledakan besar.
“KAPTEN!” Paul keluar dari mobil dan berlari menuju tempat kapten Julian.
Solo dan Werner memutuskan untuk berangkat ke titik lokasi yang dihasilkan oleh kerjanya Werner. Sebuah tempat yang rupanya tidak jauh dan dekat juga dengan pusat keramaian Surban City sektor 8. Tempatnya yang di maksud adalah sebuah tempat pusat kebugaran alias gym.
“Jadi di sini?” Solo berdiri di luar bersama Werner disebelahnya.
redrices dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas