- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#32
Chapter 22
Tiga hari sebelumnya, sebuah malam yang normal di Surban City yang tidak pernah tidur. Bagi orang-orang yang bukan maniak bekerja, maka jam-jam ini sangat dinantikan oleh mereka. Karena Surban City akan memasuki ‘prime time’, jadwal di mana acara televisi yang ditanyangkan merupakan acara-acara kesukaan semua orang.
Sterling, Vivian, dan Lio berdiri di samping tempat tidur Djohan yang tubuhnya dipenuhi oleh perban berwarna putih. Sudah dua hari semenjak kejadian di mansion, Djohan masih belum juga siuman. Regen ditubuhnya juga menampilkan pergerakan yang lambat. Mungkin akibat dari Beat milik Allison yang dimakannya.
“Hmm..jadi kondisinya masih seperti ini,” ucap Sterling yang tangannya juga diperban, belum lagi plester di dahi.
“Regennya juga tidak mengalami kenaikan, jalannya begitu lambat,” ucap Lio.
Stering melihat jam ditangannya, sudah waktunya untuk memburu info tuk target selanjutnya. Dirinya bersama Vivian pun keluar dari kamar, diikuti oleh Lio yang tidak ingin menjaga Djohan.
“Bagaimana keadaanya?” tanya Solo sopan yang sedang menyender di meja bartender milik Gonzalo.
“Masih seperti kemarin,” jawab Sterling sambil menggelengkan kepalanya. “baiklah aku pamit dulu, seperti biasa…pekerjaan bounty hunter,” tambahnya sambil tertawa.
Sterling dan Vivian mulai berjalan menuju suatu tempat, biasanya tempat yang mereka tuju ialah bar dan tempat sejenisnya. Di mana informasi mengenai kriminal akan mudah didapat.
“Um…bagaimana keadaan Leah dan yang lain?” tanya Vivian yang sontak membuat Sterling menghentikan langkahnya.
“Eh? Apa aku tidak salah?” Vivian menatapnya dengan tajam. “ah…maksudku…mereka semua masih dalam perawatan di rumah sakit sektor 10…,” jawab Sterling dengan tawa canggungnya. “yang paling mengagetkan adalah Nakata, dia terbangun saat perjalanan menuju rumah sakit,” wajah Sterling mendadak serius. “aku tidak tahu bagaimana nasib mereka kedepannya, luka yang diderita cukup parah terutama tuk para kapten tim, lalu Gareth…tadi pagi saja saat aku mengunjungi mereka, Gareth begitu terpukul karena kemungkinan besar salah satunya kakinya hancur….”
“Begitukah…,” terlihat raut wajah Vivian yang menunjukan rasa kasihan. Lagi-lagi menjadi pemandangan baru bagi Sterling.
“Tumben…apa karena orang-orang itu dekat dengan kita? Maksudku kita pernah berlatih bersama mereka, lagipula orang-orang di tim 13 bukanlah orang asing. Benarkan?” melihat tatapan Vivian yang semakin tajam membuat Sterling menutup mulutnya rapat-rapat.
Tim 10 dan juga tim 13 dirawat di rumah sakit yang sama yang berada di area sektor 10. Mereka semua bisa selamat akibat pertolongan dari Lio yang datang tepat waktu saat Sterling telah selesai menenangkan Djohan. Tim 13 saat itu dibawa menggunakan mobil Sterling, dan mereka semua tiba sebelum kondisinya semakin parah.
Kapten tim 10, Hunter dan juga anggotanya yaitu Carla, masing-masing ditempatkan diruangan yang berbeda. Kondisi mental Carla tidak terlalu baik, akibat dari trauma mendalam karena melihat teman-temannya yang dibunuh secara sadis dan pengalamannya dilempar yang mungkin saja dapat mengambil nyawanya juga. Selain itu semua anggota tim 13 ditempatkan dalam satu ruangan, Nakata yang merasa segar tidak dirawat. Yang dilakukannya menunggu di luar kamar.
Sudah dua hari ini Gareth selalu menutupi dirinya dengan selimbut rumah sakit, kenyataan pahit yang diterimanya belum bisa ia cerna dengan akal sehatnya. Melihat itu membuat Leah menjadi sedih, partner kerjanya itu tidak pernah murung seperti itu sebelumnya. Hanya keceriaan yang selalu Gareth tampilkan. Sedangkan kapten Vela masih tertidur dengan berbagai peralatan medis yang tertanam ditubuhnya.
“Hei Gareth….kamu sudah tidur?” tanya Leah yang tidak mendapatkan jawaban dari Gareth.
“Hmm...aku ingin keluar mencari makanan, kamu ingin dibelikan sesuatu?” hanya sunyi sepi yang tergambar dari korden kasur Gareth yang menutupi tempatnya. “baiklah…,” Leah mencoba bangkit, dirinya pun belum sepenuhnya pulih. Beberapa puluh jahitan ia dapatkan di area perutnya.
Mendengar pintu kamar terbuka, sontak membuat Nakata terbangun. Ia melihat Leah yang mencoba keluar dari kamar ini.
“Tidak perlu khawatir…lihat perban ini begitu tebal kan?” Leah menepuk-nepuk perutnya sebagai tanda bahwa jahitan itu tidak akan terbuka. “kita kan pasukan terlatih, segiini saja belum mampu tuk melumpuhkan kita tau…,” Leah mencoba merayu Nakata tuk membiarkannya keluar.
Nakata pun menatapnya dengan tajam, lalu beberapa saat luluh juga tapi tetap dengan wajahnya yang marah.
“Hehe…aku tahu senior ini orangnya baik, ingin menitipkan sesuatu? Nakata memalingkan wajahnya. “baiklah kalau begitu, aku pergi dulu…,” Leah beranjak pergi dan senyum menghiasi wajah Nakata.
Pertama-tama yang Leah lakukan adalah mengunjungi kamar kapten Hunter dan Carla, ia sangat bersyukur setidaknya masih ada teman-temannya yang selamat dari peristiwa menyeramkan itu. Ia juga sangat menyadari jika Sterling dan Djohan tidak disitu kemungkinan besar tidak ada yang selamat malam itu.
Cuaca di luar cukup dingin, Leah yang memakai jaket hoodie berwarna hitam pun berjalan perlahan menuju mini market di depan rumah sakit. Jika sesuai aturan Leah tidak diperbolehkan keluar dari kamarnya karena masih dalam masa perawatan. Tapi status yang disandangnya sebagai anggota prajurit khusus membuatnya bisa sedikit bebas, dengan catatan Leah juga harus memberi alasan yang kuat seperti yang ia utarakan pada Nakata tadi.
Leah langsung menuju tempat cemilan berada, banyak yang tersedia di mini market ini. Mereka juga menyediakan kopi dan makanan ringan yang bisa dimakan di tempat. Belum lagi sebuah televisi yang di tempal di dinding. Untuk memanjakan pelanggan yang ingin makan sambil menonton. Saat sedang memilih makanan tiba-tiba layar televisi menjadi kabur, sang kasir mencoba memencet remote tetapi malah sebuah gambar yang muncul, dengan suara yang Leah masih ingat.
“HAHAAHAH! Kalian para manusia, apakah kalian masih merasa sebagai makhluk paling kuat di muka bumi?!” sosok Allison muncul dari layar televisi.
“Apa?!”
Situasi ini juga terjadi di Wilson Bar & Billiard, di mana televisi yang ada di sana menanyangkan juga hal yang sama.
“EH?!” Lio terkejut dengan apa yang dilihatnya. “semua saluran?” Lio sudah mencoba mengganti salurannya, tetapi semua tayangannya sama. “akan kucoba menghubungi senior,” Lio mengeluarkan ponselnya tuk memberi kabar kepada Sterling.
Di bar lainnya, Sterling dan Vivian juga dihadapkan pada situasi yang sama. “Cih! ALLISON!” meremukan gelas kecilnya hingga pecah.
Dalam tayangan itu Allison berkata banyak tentang Beaters, sesosok monster yang sudah lama mendiami Surban City. Ia juga mengatakan bahwa manusialah yang menjadi santapan para Beaters. Lalu tayangan berubah menjadi mode cctv di mana banyak manusia yang dibunuh dengan kejam oleh para Beaters. Hal ini membuat Leah menjadi muak dan marah, sikap yang sama ditunjukan oleh anggota silver clan. Rahasia yang terbungkus rapih akhirnya terbuka pada publik.
Di akhir Allison berkata, “Kami akan menguasai dunia ini, dan kalian para manusia akan kami jadikan ladang makanan untuk kami. Semuanya bermula dari kota ini, Surban City. Jadi, persiapkan diri kalian. HAHAHAAHHA” tayangan pun berubah normal kembali setelah 5 menit diambil oleh.
Tidak perlu menunggu lama, tayangan Beaters tadi langsung menjadi sebuah berita yang besar. Hampir semua saluran mulai membicarakannya. Ada yang mengatakan tayangan tadi hoax, ada yang membenarkan menurut ditambah info yang masuk dari forum underground, banyak pendapat yang muncul soal ini. Namun hal yang lucu malah terjadi di bar tempat Sterling dan Vivian berada. Mereka semua malah tertawa, menilai bahwa tayangan tadi merupakan pekerjaan orang iseng.
“Allison! Apa yang kau lakukan!” ucap Sterling dengan raut wajah yang sangat marah.
Quote:
Tiga hari sebelumnya, sebuah malam yang normal di Surban City yang tidak pernah tidur. Bagi orang-orang yang bukan maniak bekerja, maka jam-jam ini sangat dinantikan oleh mereka. Karena Surban City akan memasuki ‘prime time’, jadwal di mana acara televisi yang ditanyangkan merupakan acara-acara kesukaan semua orang.
Sterling, Vivian, dan Lio berdiri di samping tempat tidur Djohan yang tubuhnya dipenuhi oleh perban berwarna putih. Sudah dua hari semenjak kejadian di mansion, Djohan masih belum juga siuman. Regen ditubuhnya juga menampilkan pergerakan yang lambat. Mungkin akibat dari Beat milik Allison yang dimakannya.
“Hmm..jadi kondisinya masih seperti ini,” ucap Sterling yang tangannya juga diperban, belum lagi plester di dahi.
“Regennya juga tidak mengalami kenaikan, jalannya begitu lambat,” ucap Lio.
Stering melihat jam ditangannya, sudah waktunya untuk memburu info tuk target selanjutnya. Dirinya bersama Vivian pun keluar dari kamar, diikuti oleh Lio yang tidak ingin menjaga Djohan.
“Bagaimana keadaanya?” tanya Solo sopan yang sedang menyender di meja bartender milik Gonzalo.
“Masih seperti kemarin,” jawab Sterling sambil menggelengkan kepalanya. “baiklah aku pamit dulu, seperti biasa…pekerjaan bounty hunter,” tambahnya sambil tertawa.
Sterling dan Vivian mulai berjalan menuju suatu tempat, biasanya tempat yang mereka tuju ialah bar dan tempat sejenisnya. Di mana informasi mengenai kriminal akan mudah didapat.
“Um…bagaimana keadaan Leah dan yang lain?” tanya Vivian yang sontak membuat Sterling menghentikan langkahnya.
“Eh? Apa aku tidak salah?” Vivian menatapnya dengan tajam. “ah…maksudku…mereka semua masih dalam perawatan di rumah sakit sektor 10…,” jawab Sterling dengan tawa canggungnya. “yang paling mengagetkan adalah Nakata, dia terbangun saat perjalanan menuju rumah sakit,” wajah Sterling mendadak serius. “aku tidak tahu bagaimana nasib mereka kedepannya, luka yang diderita cukup parah terutama tuk para kapten tim, lalu Gareth…tadi pagi saja saat aku mengunjungi mereka, Gareth begitu terpukul karena kemungkinan besar salah satunya kakinya hancur….”
“Begitukah…,” terlihat raut wajah Vivian yang menunjukan rasa kasihan. Lagi-lagi menjadi pemandangan baru bagi Sterling.
“Tumben…apa karena orang-orang itu dekat dengan kita? Maksudku kita pernah berlatih bersama mereka, lagipula orang-orang di tim 13 bukanlah orang asing. Benarkan?” melihat tatapan Vivian yang semakin tajam membuat Sterling menutup mulutnya rapat-rapat.
Tim 10 dan juga tim 13 dirawat di rumah sakit yang sama yang berada di area sektor 10. Mereka semua bisa selamat akibat pertolongan dari Lio yang datang tepat waktu saat Sterling telah selesai menenangkan Djohan. Tim 13 saat itu dibawa menggunakan mobil Sterling, dan mereka semua tiba sebelum kondisinya semakin parah.
Kapten tim 10, Hunter dan juga anggotanya yaitu Carla, masing-masing ditempatkan diruangan yang berbeda. Kondisi mental Carla tidak terlalu baik, akibat dari trauma mendalam karena melihat teman-temannya yang dibunuh secara sadis dan pengalamannya dilempar yang mungkin saja dapat mengambil nyawanya juga. Selain itu semua anggota tim 13 ditempatkan dalam satu ruangan, Nakata yang merasa segar tidak dirawat. Yang dilakukannya menunggu di luar kamar.
Sudah dua hari ini Gareth selalu menutupi dirinya dengan selimbut rumah sakit, kenyataan pahit yang diterimanya belum bisa ia cerna dengan akal sehatnya. Melihat itu membuat Leah menjadi sedih, partner kerjanya itu tidak pernah murung seperti itu sebelumnya. Hanya keceriaan yang selalu Gareth tampilkan. Sedangkan kapten Vela masih tertidur dengan berbagai peralatan medis yang tertanam ditubuhnya.
“Hei Gareth….kamu sudah tidur?” tanya Leah yang tidak mendapatkan jawaban dari Gareth.
“Hmm...aku ingin keluar mencari makanan, kamu ingin dibelikan sesuatu?” hanya sunyi sepi yang tergambar dari korden kasur Gareth yang menutupi tempatnya. “baiklah…,” Leah mencoba bangkit, dirinya pun belum sepenuhnya pulih. Beberapa puluh jahitan ia dapatkan di area perutnya.
Mendengar pintu kamar terbuka, sontak membuat Nakata terbangun. Ia melihat Leah yang mencoba keluar dari kamar ini.
“Tidak perlu khawatir…lihat perban ini begitu tebal kan?” Leah menepuk-nepuk perutnya sebagai tanda bahwa jahitan itu tidak akan terbuka. “kita kan pasukan terlatih, segiini saja belum mampu tuk melumpuhkan kita tau…,” Leah mencoba merayu Nakata tuk membiarkannya keluar.
Nakata pun menatapnya dengan tajam, lalu beberapa saat luluh juga tapi tetap dengan wajahnya yang marah.
“Hehe…aku tahu senior ini orangnya baik, ingin menitipkan sesuatu? Nakata memalingkan wajahnya. “baiklah kalau begitu, aku pergi dulu…,” Leah beranjak pergi dan senyum menghiasi wajah Nakata.
Pertama-tama yang Leah lakukan adalah mengunjungi kamar kapten Hunter dan Carla, ia sangat bersyukur setidaknya masih ada teman-temannya yang selamat dari peristiwa menyeramkan itu. Ia juga sangat menyadari jika Sterling dan Djohan tidak disitu kemungkinan besar tidak ada yang selamat malam itu.
Cuaca di luar cukup dingin, Leah yang memakai jaket hoodie berwarna hitam pun berjalan perlahan menuju mini market di depan rumah sakit. Jika sesuai aturan Leah tidak diperbolehkan keluar dari kamarnya karena masih dalam masa perawatan. Tapi status yang disandangnya sebagai anggota prajurit khusus membuatnya bisa sedikit bebas, dengan catatan Leah juga harus memberi alasan yang kuat seperti yang ia utarakan pada Nakata tadi.
Leah langsung menuju tempat cemilan berada, banyak yang tersedia di mini market ini. Mereka juga menyediakan kopi dan makanan ringan yang bisa dimakan di tempat. Belum lagi sebuah televisi yang di tempal di dinding. Untuk memanjakan pelanggan yang ingin makan sambil menonton. Saat sedang memilih makanan tiba-tiba layar televisi menjadi kabur, sang kasir mencoba memencet remote tetapi malah sebuah gambar yang muncul, dengan suara yang Leah masih ingat.
“HAHAAHAH! Kalian para manusia, apakah kalian masih merasa sebagai makhluk paling kuat di muka bumi?!” sosok Allison muncul dari layar televisi.
“Apa?!”
Situasi ini juga terjadi di Wilson Bar & Billiard, di mana televisi yang ada di sana menanyangkan juga hal yang sama.
“EH?!” Lio terkejut dengan apa yang dilihatnya. “semua saluran?” Lio sudah mencoba mengganti salurannya, tetapi semua tayangannya sama. “akan kucoba menghubungi senior,” Lio mengeluarkan ponselnya tuk memberi kabar kepada Sterling.
Di bar lainnya, Sterling dan Vivian juga dihadapkan pada situasi yang sama. “Cih! ALLISON!” meremukan gelas kecilnya hingga pecah.
Dalam tayangan itu Allison berkata banyak tentang Beaters, sesosok monster yang sudah lama mendiami Surban City. Ia juga mengatakan bahwa manusialah yang menjadi santapan para Beaters. Lalu tayangan berubah menjadi mode cctv di mana banyak manusia yang dibunuh dengan kejam oleh para Beaters. Hal ini membuat Leah menjadi muak dan marah, sikap yang sama ditunjukan oleh anggota silver clan. Rahasia yang terbungkus rapih akhirnya terbuka pada publik.
Di akhir Allison berkata, “Kami akan menguasai dunia ini, dan kalian para manusia akan kami jadikan ladang makanan untuk kami. Semuanya bermula dari kota ini, Surban City. Jadi, persiapkan diri kalian. HAHAHAAHHA” tayangan pun berubah normal kembali setelah 5 menit diambil oleh.
Tidak perlu menunggu lama, tayangan Beaters tadi langsung menjadi sebuah berita yang besar. Hampir semua saluran mulai membicarakannya. Ada yang mengatakan tayangan tadi hoax, ada yang membenarkan menurut ditambah info yang masuk dari forum underground, banyak pendapat yang muncul soal ini. Namun hal yang lucu malah terjadi di bar tempat Sterling dan Vivian berada. Mereka semua malah tertawa, menilai bahwa tayangan tadi merupakan pekerjaan orang iseng.
“Allison! Apa yang kau lakukan!” ucap Sterling dengan raut wajah yang sangat marah.
redrices dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas
Tutup