- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#31
Chapter 21
Keadaan di Wilson Bar & Billiard siang ini masih cukup dipadati oleh pengunjung, walaupun beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu hal yang menggemparkan ketika stasiun tv utama dibajak oleh sekawan hacker. Mereka menampilkan kengerian monster Beaters yang senang memangsa darah manusia. Banyak yang perduli begitupun juga banyak yang acuh, seperti orang-orang yang sedang menikmati waktu istirahat siangnya.
Menuju lantai dua, angin bergerak pelan menggerakan korden putih tipis yang menghalangi semua cahaya masuk dari luar jendela. Kasur putih yang halus dan empuk yang diatasnya terbaring seorang pemuda, dia adalah Djohan Akie. Sudah hari kelima sejak malam itu dirinya masih terbaring di sini. Penantian berakhir setelah gerakan di ujung matanya yang tertutup, perlahan mulai terbuka.
Nafas panjang diambilnya seraya dilanda kebingungan, apa yang menyebabkan dirinya berakhir di tempat ini. Djohan terbangun sejenak, lalu merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya. Kedua tangannya diperban hingga bagian pangkal. Begitupun dengan badan dan sebagian kepala bagian atas. Djohan menyibakan selimbut putih ke samping. Dengan tenaga yang ada ia mencoba keluar dari kamar ini.
Perlahan Djohan menuruni tangga lalu mencoba mengintip ke area café, pemadangan tampak berbeda di sini karena Lio yang meladeni semua pesanan, sosok Solo yang begitu mudah dikenali dengan dada super besarnya tidak terlihat. Mata Gonzalo membelalak ketika tahu Djohan sedang mengintip. Ia memberi tanda agar Djohan tidak masuk ke area café karena dikhawatirkan kehadirannya yang penuh perban itu mengejutkan para pelanggan yang sedang asik menikmati waktu istirahatnya.
Djohan mengerti lalu berjalan lagi menuju ruangan tuan Stam, karena tiba-tiba Djohan teringat kata ‘perjanjian lama’ yang mulai terngiang-ngiang dalam benaknya, padahal Djohan sama sekali tidak ingat apapun. Hal terakhir yang ia ingat adalah saat suatu malam sebuah taksi mengantarnya ke suatu tempat. Tempat yang ia kunjungi saja masih terasa samar.
Djohan mengetuk pelan, balasan dari dalam memperbolehkan ia masuk.
“Djohan….,” ucap tuan Stam. “duduklah….,” ia meminta Djohan untuk duduk.
“Um…, kemana semuanya?” tidak semuanya yang ia maksud, lalu Djohan menggantinya. “ah maksudku Solo, lalu senior Sterling dan Vivian?” tanyanya.
“Mereka semua sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di luar sana, kamu tidak perlu khawatir,” jawab tuan Stam yang melegakan.
Nampaknya tuan Stam sudah tahu maksud dan tujuan Djohan datang ke ruangannya, hal barusan menanyai karyawannya adalah sebuah basa-basi.
“Kamu sudah melanggar, dengan membunuh Allison dari Black Clan,” ucap tuan Stam yang tentunya mengagetkan Djohan.
Kepalanya mulai sakit karena semua memori tentang kejadian malam itu terhadirkan semua sekaligus. Mulai dari kedatangannya, pertarungannya dengan Allison, munculnya orang-orang pembasmi Beaters yang tidak dikenalnya, Leah dan yang lain, lalu tentu saja Sterling dan Lio.
“Begitukah….,” Djohan menghela nafas. “jadi…apakah tindakanku akan menyulitkanmu atau yang lainnya? Maksudku konsekuensi apa yang akan aku peroleh karena perjanjian itu.”
“Hmm,” tuan Stam melepaskan kacamatanya, “baiklah, kamu belum tahu kan isi dan tujuan dari ‘perjanjian lama’ itu? Aku akan menjelaskannya sekarang.
Kali ini tuan Stam menjelaskannya secara panjang dan mendetil, tentang kapan perjanjian itu dibuat, untuk siapa saja, dan hal yang akan terjadi ketika perjanjian itu dihapus. Poin-poin yang diambil oleh Djohan adalah, perjanjian itu khusus dibuatkan hanya untuk kalangan ‘Royal’. Semua anggota royal harus mematuhinya karena perjanjian itu berperan penting untuk kelangsungan hidup Beaters kalangan royal itu sendiri. Termasuk didalamnya untuk persiapan menghadapi Red Sun jika suatu hari sosok itu bangkit lagi.
“Apa Red Sun benar-benar masih ada sekarang?” tanya Djohan
“Entahlah, kuharapkan sosok itu benar-benar telah musnah,” jawab tuan Stam dengan raut wajah penuh keraguan.
Untuk hukuman yang melanggar sebenarnya akan dikenakan hukuman yang sangat berat, seorang anggota royal akan dihapuskan kedudukannya dan akan dianggap sebagai Beaters non clan, dan yang lebih mencenangkan lagi adalah tidak adanya larangan seorang Beates membunuh Beaters lainnya hanya saja jika Beaters yang terbunuh bukan dari kalangan royal. Maka dari itu orang-orang dari BASS seperti dibiarkan memburu Beaters selama itu bukan kalangan royal.
Hal yang terjadi pada Allison murni karena tindakan Djohan. Seorang Beaters yang Beat nya telah lepas dari tubuhnya, maka dipastikan orang itu akan mati dalam hitungan menit jika Beat nya tidak dikembalikan ke posisi semula. Apalagi Beat milik Allison dimakan oleh Djohan, sudah sangat pasti nyawa Allison tidak akan tertolong baik itu sebagai manusia maupun sebagai Beaters.
Djohan bisa beruntung karena satu hal saja, yaitu anggota Black Clan dan ketuanya tidak mempersalahkan kematian Allison.
“Bagaimana mereka bisa tahu kalau Allison telah mati?” tanya Djohan disela-sela obrolan.
“Kami semua para Beaters royal clan termasuk kamu, telah diambil sampelnya dan sampel itu berubah menjadi sebuah kumbang kecil yang menandakan orang itu masih aktif atau tidak. Kumbang kecil ini tertanam ditubuh para pemimpin clan, otomatis mereka akan langsung tahu jika salah satu anggotanya mati,” tuan Stam menambahkan. “dan satu sampel lainnya ada di tangan para Golden Beaters, mereka sebagai komando utama mempunyai kewenangan tuk menyimpan sampel kita. Dan sebagai bahan penindakan atas sesuatu yang terjadi. Kamu sudah diberitahu oleh Sterling bagaimana Beaters memberikan reaksi berbeda saat bertemu dengan Beaters lain?” Djohan terdiam, “itu gambaran yang terjadi mengapa mereka tahu kalau kamu yang telah menghabisi Allison.”
Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup tentang perjanjian lama, Djohan pamit lalu kembali kekamarnya. Karena keadaan café ternyata semakin banyak dikunjungi oleh orang-orang. menaiki tangga dalam keadaan seperti ini memang sulit, ia tidak mengerti mengapa regen dalam tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Djohan membuka pintu kamarnya, seseorang sudah menunggu di sana. Duduk di atas kasurnya, lalu menyapa dengan sangat hangat. “Yo…,” Sterling berada dikamarnya.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Umm..entahlah, kurasa badanku sangat hancur,” Sterling tertawa mendengarnya.
Djohan pun teringat akan sesuatu, lalu ia bertanya bagaimana tentang kejadian malam itu.
“Hmmm…kumulai dari mana yah? Sejujurnya saat aku datang kondisinya sangat tidak baik-baik saja,” Djohan memiringkan kepalanya, tanda ia tidak mengerti. “ah…duduklah, akan kuceritakan.”
Sterling menceritakan tentang kejadian malam itu, ia bercerita bahwa Allison berhasil membunuh Djohan pada malam itu. Anehnya Djohan bangkit kembali dalam bentuk Beaters yang tidak utuh, dan cenderung tidak ada kesadaran. Kemudian Djohan mampu mengalahkan Allison dengan sangat brutal, yaitu memakan Beat didalam tubuhnya. Mendengar itu mendadak Djohan menjadi mual, ia tidak menyangka akan melakukan hal gila seperti itu.
“Dalam memoriku, ada tim yang belum pernah kulihat sebelumnya dan timnya Leah tentu…bagaimana keadaan mereka?”
“Kapten Vela beserta tim semuanya selamat, hanya saja keadaan mereka sangat parah, terutama sang kapten dan Gareth, bocah tengil yang menantang kita waktu itu,” Djohan tersenyum walaupun sebenarnya empati dengan keadaan mereka. “sayangnya dari tim lain hanya dua yang selamat, kondisinya tidak jauh berbeda dengan tim kapten Vela,” tambahnya.
Djohan tidak mampu membayangkan sosoknya menjadi monster Beaters yang brutal dan tidak terkendali, apalagi saat Sterling memberitahunya pada malam itu kepalanya menjadi tengkorak berwarna hitam dengan tanduk besar yang cabangnya tidak sama panjang.
“Lalu kelanjutannya? Jika aku tidak terkendali malam itu, jadi yang-----,” Sterling menepuk pundaknya.
“Aku yang menghentikanmu jelas!” ucapnya bangga. “memang tidak mudah sih,” Sterling membuka kancing atas kemejanya, ia memperlihatkan luka cakar didadanya. “ini adalah tanda, sampai regen saja tidak membersihkan bekas ini,” ia menutupnya kembali. “tapi setidaknya aku bangga, anak didikku menjadi sosok yang kuat,” Sterling berdiri, lalu memberi ruang bagi Djohan tuk istirahat.
“Oh iya, atas izin tuan Stam, kamu sudah diberikan serum penahan sel. Waktunya tidak tepat memang karena kamu belum bisa mengendalikan Beat mu dengan sempurna. Tapi setidaknya kamu tidak akan liar dan haus akan darah,” Sterling membuka knop pintu, suara Djohan menahannya.
“Tunggu senior, Solo ke mana?” tanya Djohan.
“Ah…itu,” Sterling bingung tuk memulainya. “keadaan menjadi sangat kacau, rekaman kita tersebar di mana-mana, orang-orang sudah tahu bahwa hidup mereka dibayangi oleh sosok monster Beaters, untungnya sih orang-orang di wilayah kota besar tidak terlalu memperdulikannya, hanya kota-kota pinggiran saja yang heboh dan forum-forum internet. Aku juga menanti tanggapan orang-orang petinggi akan hal ini, dan yah…Solo pergi tuk menyelidik siapa yang menyebarkan video dan foto-foto ini. Karena kita tahu semua berkas akan langsung musnah, ya who knows?” Sterling menutup pintunya.
Keringat dingin mulai berkucuran dari dalam tubuh Djohan, ia tidak ingin keluarganya melihatnya dalam bentuk yang tidak mengenakan tuk dilihat. Ia sendiri belum melihat rekaman yang bocor, karena rasa penasaran itu Djohan membuka ponselnya, puluhan telepon tidak terjawab dari ibunya tampil di layar.
“Bu…,” Djohan berniat mengabarinya nanti, lalu ia membuka forum underground tempat di mana rumor akan Beaters sudah lama diperbincangkan.
Djohan terkejut melihat rekaman, banyaknya tentang pembunuhan sadis yang dilakukan Beaters dijalanan. Orang-orang BASS yang membasmi mereka dan tentunya sosok Allison yang masih memberikan rasa kesal pada Djohan. Di video itu Allison berbicara yang seakan-akan memberikan terror bagi orang-orang di Surban City. Tapi untungnya tidak ada video mengenai dirinya maupun anggota Silver Clan yang lain.
Di suatu tempat, Solo terlihat berdiri di depan sebuah bangunan. Pada bangunan ini tertulis besar dengan papan berbentuk wanita sexy yang tertulis “All Day Night! Your 24 non stop party!”
“Ku harap di sini aku akan menemukannya!” ucap Solo dengan pakaian super ketat yang menonjolkan dadanya dan sebuah rok mini berbahan jeans berwarna biru.
Quote:
Keadaan di Wilson Bar & Billiard siang ini masih cukup dipadati oleh pengunjung, walaupun beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu hal yang menggemparkan ketika stasiun tv utama dibajak oleh sekawan hacker. Mereka menampilkan kengerian monster Beaters yang senang memangsa darah manusia. Banyak yang perduli begitupun juga banyak yang acuh, seperti orang-orang yang sedang menikmati waktu istirahat siangnya.
Menuju lantai dua, angin bergerak pelan menggerakan korden putih tipis yang menghalangi semua cahaya masuk dari luar jendela. Kasur putih yang halus dan empuk yang diatasnya terbaring seorang pemuda, dia adalah Djohan Akie. Sudah hari kelima sejak malam itu dirinya masih terbaring di sini. Penantian berakhir setelah gerakan di ujung matanya yang tertutup, perlahan mulai terbuka.
Nafas panjang diambilnya seraya dilanda kebingungan, apa yang menyebabkan dirinya berakhir di tempat ini. Djohan terbangun sejenak, lalu merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya. Kedua tangannya diperban hingga bagian pangkal. Begitupun dengan badan dan sebagian kepala bagian atas. Djohan menyibakan selimbut putih ke samping. Dengan tenaga yang ada ia mencoba keluar dari kamar ini.
Perlahan Djohan menuruni tangga lalu mencoba mengintip ke area café, pemadangan tampak berbeda di sini karena Lio yang meladeni semua pesanan, sosok Solo yang begitu mudah dikenali dengan dada super besarnya tidak terlihat. Mata Gonzalo membelalak ketika tahu Djohan sedang mengintip. Ia memberi tanda agar Djohan tidak masuk ke area café karena dikhawatirkan kehadirannya yang penuh perban itu mengejutkan para pelanggan yang sedang asik menikmati waktu istirahatnya.
Djohan mengerti lalu berjalan lagi menuju ruangan tuan Stam, karena tiba-tiba Djohan teringat kata ‘perjanjian lama’ yang mulai terngiang-ngiang dalam benaknya, padahal Djohan sama sekali tidak ingat apapun. Hal terakhir yang ia ingat adalah saat suatu malam sebuah taksi mengantarnya ke suatu tempat. Tempat yang ia kunjungi saja masih terasa samar.
Djohan mengetuk pelan, balasan dari dalam memperbolehkan ia masuk.
“Djohan….,” ucap tuan Stam. “duduklah….,” ia meminta Djohan untuk duduk.
“Um…, kemana semuanya?” tidak semuanya yang ia maksud, lalu Djohan menggantinya. “ah maksudku Solo, lalu senior Sterling dan Vivian?” tanyanya.
“Mereka semua sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di luar sana, kamu tidak perlu khawatir,” jawab tuan Stam yang melegakan.
Nampaknya tuan Stam sudah tahu maksud dan tujuan Djohan datang ke ruangannya, hal barusan menanyai karyawannya adalah sebuah basa-basi.
“Kamu sudah melanggar, dengan membunuh Allison dari Black Clan,” ucap tuan Stam yang tentunya mengagetkan Djohan.
Kepalanya mulai sakit karena semua memori tentang kejadian malam itu terhadirkan semua sekaligus. Mulai dari kedatangannya, pertarungannya dengan Allison, munculnya orang-orang pembasmi Beaters yang tidak dikenalnya, Leah dan yang lain, lalu tentu saja Sterling dan Lio.
“Begitukah….,” Djohan menghela nafas. “jadi…apakah tindakanku akan menyulitkanmu atau yang lainnya? Maksudku konsekuensi apa yang akan aku peroleh karena perjanjian itu.”
“Hmm,” tuan Stam melepaskan kacamatanya, “baiklah, kamu belum tahu kan isi dan tujuan dari ‘perjanjian lama’ itu? Aku akan menjelaskannya sekarang.
Kali ini tuan Stam menjelaskannya secara panjang dan mendetil, tentang kapan perjanjian itu dibuat, untuk siapa saja, dan hal yang akan terjadi ketika perjanjian itu dihapus. Poin-poin yang diambil oleh Djohan adalah, perjanjian itu khusus dibuatkan hanya untuk kalangan ‘Royal’. Semua anggota royal harus mematuhinya karena perjanjian itu berperan penting untuk kelangsungan hidup Beaters kalangan royal itu sendiri. Termasuk didalamnya untuk persiapan menghadapi Red Sun jika suatu hari sosok itu bangkit lagi.
“Apa Red Sun benar-benar masih ada sekarang?” tanya Djohan
“Entahlah, kuharapkan sosok itu benar-benar telah musnah,” jawab tuan Stam dengan raut wajah penuh keraguan.
Untuk hukuman yang melanggar sebenarnya akan dikenakan hukuman yang sangat berat, seorang anggota royal akan dihapuskan kedudukannya dan akan dianggap sebagai Beaters non clan, dan yang lebih mencenangkan lagi adalah tidak adanya larangan seorang Beates membunuh Beaters lainnya hanya saja jika Beaters yang terbunuh bukan dari kalangan royal. Maka dari itu orang-orang dari BASS seperti dibiarkan memburu Beaters selama itu bukan kalangan royal.
Hal yang terjadi pada Allison murni karena tindakan Djohan. Seorang Beaters yang Beat nya telah lepas dari tubuhnya, maka dipastikan orang itu akan mati dalam hitungan menit jika Beat nya tidak dikembalikan ke posisi semula. Apalagi Beat milik Allison dimakan oleh Djohan, sudah sangat pasti nyawa Allison tidak akan tertolong baik itu sebagai manusia maupun sebagai Beaters.
Djohan bisa beruntung karena satu hal saja, yaitu anggota Black Clan dan ketuanya tidak mempersalahkan kematian Allison.
“Bagaimana mereka bisa tahu kalau Allison telah mati?” tanya Djohan disela-sela obrolan.
“Kami semua para Beaters royal clan termasuk kamu, telah diambil sampelnya dan sampel itu berubah menjadi sebuah kumbang kecil yang menandakan orang itu masih aktif atau tidak. Kumbang kecil ini tertanam ditubuh para pemimpin clan, otomatis mereka akan langsung tahu jika salah satu anggotanya mati,” tuan Stam menambahkan. “dan satu sampel lainnya ada di tangan para Golden Beaters, mereka sebagai komando utama mempunyai kewenangan tuk menyimpan sampel kita. Dan sebagai bahan penindakan atas sesuatu yang terjadi. Kamu sudah diberitahu oleh Sterling bagaimana Beaters memberikan reaksi berbeda saat bertemu dengan Beaters lain?” Djohan terdiam, “itu gambaran yang terjadi mengapa mereka tahu kalau kamu yang telah menghabisi Allison.”
Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup tentang perjanjian lama, Djohan pamit lalu kembali kekamarnya. Karena keadaan café ternyata semakin banyak dikunjungi oleh orang-orang. menaiki tangga dalam keadaan seperti ini memang sulit, ia tidak mengerti mengapa regen dalam tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Djohan membuka pintu kamarnya, seseorang sudah menunggu di sana. Duduk di atas kasurnya, lalu menyapa dengan sangat hangat. “Yo…,” Sterling berada dikamarnya.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Umm..entahlah, kurasa badanku sangat hancur,” Sterling tertawa mendengarnya.
Djohan pun teringat akan sesuatu, lalu ia bertanya bagaimana tentang kejadian malam itu.
“Hmmm…kumulai dari mana yah? Sejujurnya saat aku datang kondisinya sangat tidak baik-baik saja,” Djohan memiringkan kepalanya, tanda ia tidak mengerti. “ah…duduklah, akan kuceritakan.”
Sterling menceritakan tentang kejadian malam itu, ia bercerita bahwa Allison berhasil membunuh Djohan pada malam itu. Anehnya Djohan bangkit kembali dalam bentuk Beaters yang tidak utuh, dan cenderung tidak ada kesadaran. Kemudian Djohan mampu mengalahkan Allison dengan sangat brutal, yaitu memakan Beat didalam tubuhnya. Mendengar itu mendadak Djohan menjadi mual, ia tidak menyangka akan melakukan hal gila seperti itu.
“Dalam memoriku, ada tim yang belum pernah kulihat sebelumnya dan timnya Leah tentu…bagaimana keadaan mereka?”
“Kapten Vela beserta tim semuanya selamat, hanya saja keadaan mereka sangat parah, terutama sang kapten dan Gareth, bocah tengil yang menantang kita waktu itu,” Djohan tersenyum walaupun sebenarnya empati dengan keadaan mereka. “sayangnya dari tim lain hanya dua yang selamat, kondisinya tidak jauh berbeda dengan tim kapten Vela,” tambahnya.
Djohan tidak mampu membayangkan sosoknya menjadi monster Beaters yang brutal dan tidak terkendali, apalagi saat Sterling memberitahunya pada malam itu kepalanya menjadi tengkorak berwarna hitam dengan tanduk besar yang cabangnya tidak sama panjang.
“Lalu kelanjutannya? Jika aku tidak terkendali malam itu, jadi yang-----,” Sterling menepuk pundaknya.
“Aku yang menghentikanmu jelas!” ucapnya bangga. “memang tidak mudah sih,” Sterling membuka kancing atas kemejanya, ia memperlihatkan luka cakar didadanya. “ini adalah tanda, sampai regen saja tidak membersihkan bekas ini,” ia menutupnya kembali. “tapi setidaknya aku bangga, anak didikku menjadi sosok yang kuat,” Sterling berdiri, lalu memberi ruang bagi Djohan tuk istirahat.
“Oh iya, atas izin tuan Stam, kamu sudah diberikan serum penahan sel. Waktunya tidak tepat memang karena kamu belum bisa mengendalikan Beat mu dengan sempurna. Tapi setidaknya kamu tidak akan liar dan haus akan darah,” Sterling membuka knop pintu, suara Djohan menahannya.
“Tunggu senior, Solo ke mana?” tanya Djohan.
“Ah…itu,” Sterling bingung tuk memulainya. “keadaan menjadi sangat kacau, rekaman kita tersebar di mana-mana, orang-orang sudah tahu bahwa hidup mereka dibayangi oleh sosok monster Beaters, untungnya sih orang-orang di wilayah kota besar tidak terlalu memperdulikannya, hanya kota-kota pinggiran saja yang heboh dan forum-forum internet. Aku juga menanti tanggapan orang-orang petinggi akan hal ini, dan yah…Solo pergi tuk menyelidik siapa yang menyebarkan video dan foto-foto ini. Karena kita tahu semua berkas akan langsung musnah, ya who knows?” Sterling menutup pintunya.
Keringat dingin mulai berkucuran dari dalam tubuh Djohan, ia tidak ingin keluarganya melihatnya dalam bentuk yang tidak mengenakan tuk dilihat. Ia sendiri belum melihat rekaman yang bocor, karena rasa penasaran itu Djohan membuka ponselnya, puluhan telepon tidak terjawab dari ibunya tampil di layar.
“Bu…,” Djohan berniat mengabarinya nanti, lalu ia membuka forum underground tempat di mana rumor akan Beaters sudah lama diperbincangkan.
Djohan terkejut melihat rekaman, banyaknya tentang pembunuhan sadis yang dilakukan Beaters dijalanan. Orang-orang BASS yang membasmi mereka dan tentunya sosok Allison yang masih memberikan rasa kesal pada Djohan. Di video itu Allison berbicara yang seakan-akan memberikan terror bagi orang-orang di Surban City. Tapi untungnya tidak ada video mengenai dirinya maupun anggota Silver Clan yang lain.
Di suatu tempat, Solo terlihat berdiri di depan sebuah bangunan. Pada bangunan ini tertulis besar dengan papan berbentuk wanita sexy yang tertulis “All Day Night! Your 24 non stop party!”
“Ku harap di sini aku akan menemukannya!” ucap Solo dengan pakaian super ketat yang menonjolkan dadanya dan sebuah rok mini berbahan jeans berwarna biru.
redrices dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Kutip
Balas