Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bedulokAvatar border
TS
OWNER
bedulok
Milanisti Kaskus | A. C. Milano 20/21 | Sempre Insieme, Forza Milan!


Quote:







SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting



Spoiler for Rules:





*Peraturan dapat direvisi/dirubah sewaktu waktu emoticon-shakehand


Peraturan Baru di Sub Forum Milkas
Diubah oleh bedulok 16-12-2020 16:34
sinusinu
ko0oala
secretcodee
secretcodee dan 93 lainnya memberi reputasi
72
843K
25.2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Milanisti Kaskus
Milanisti Kaskus
240Thread1.8KAnggota
Tampilkan semua post
ilozenAvatar border
ilozen
#4232
Potensi Pertumbuhan
Oleh: Magico Milan

Apa yang kami sampaikan ini sebenarnya tidak baru. Hanya memberi gaung kepada apa yang sudah dikatakan Antonio dari Italian Football TV.

Kalimat Antonio serasa penting untuk dibahas karena menjadi kesimpulan paling besar pascalaga pembuka putaran grup Liga Eropa versus Glasgow Celtic. Betul kata Antonio, suatu kebanggaan yang paling penting dari AC Milan saat ini adalah keluasan margin for improvement yang jauh melebihi tim-tim kuat lain di Serie A.

Apa itu margin for improvement? Kalau kita bahasakan sederhana yaitu ‘kesempatan untuk tumbuh kembang’ atau bisa juga berarti ‘potensi pertumbuhan’.

Fase yang kini dijalani AC Milan di lapangan ini belum bisa dikatakan sebagai kulminasi sebuah pendakian (summit attack). Ini barulah awal perjalanan menuju puncak. Kalaupun bukan di kaki gunung setidaknya sudah mencapai lereng.

Kaki gunung sudah dijalani pada Januari 2020 dengan pembentukan tim sesuai kebutuhan, kemudian pasca pandemi dengan rentetan hasil luar biasa.

Bahkan, mungkin nyaris tidak ada yang menyadari sebenarnya Milan sudah ada di Pos 1 atau Pos 2 pendakian. Seperti apa yang dirasakan dan dikatakan CEO Monza yang mantan CEO Milan Adriano Galliani pekan lalu.

"Milan telah berada di puncak klasemen Serie A selama 16 hari pertandingan terakhir, saya rasa saya tidak membacanya di koran manapun," kata Galliani kepada Radio 2, usai kemenangan derby.

“Setelah lockdown ada 12 pertandingan dan Milan menyelesaikan pertandingan itu di puncak klasemen. Sekarang mereka memenangkan setiap pertandingan di Italia dan Eropa.”

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Saya hanya memperhatikan bahwa Milan telah menjadi pemimpin klasemen Serie A selama 16 pertandingan terakhir dan saya merasa aneh bahwa tidak ada yang berkomentar tentang itu.”

Benarkah kata-kata Galliani itu? Yuk kita cek. Milan tidak pernah kalah di 21 laga terakhir semua kompetisi termasuk 16 laga di antaranya di Serie A (sisanya 1 Coppa Italia 4 Liga Eropa). Rossoneri paling tinggi dalam hal rata-rata poin per pertandingan (2,28) dengan 10 dari semua laga itu tidak kebobolan.

Di Serie A, dihitung sejak awal tahun kalender 2020 Milan memimpin perolehan poin dengan 57 dari 25 laga di atas Atalanta (56) dan Juventus (49). Pasca lockdown, Milan sudah mencetak 44 gol, lebih tinggi dari Atalanta. Ya betul kata Galliani.

Dan, tidak ada yang berkomentar soal itu. Tidak ada koran yang menulis. Senyap. Mereka semua seakan tidak sadar, Milan sudah melewati start pendakian, bahkan bisa dikatakan sudah ada di Pos 1 atau Pos 2.

Dari sini kita melihat relevansi dengan kebanggaan yang disampaikan Antonio dari Italian Football TV. Kebanggaan (proudness) itu muncul karena dalam situasi tanpa disadari lawan, dengan skuad yang sebagian besar anak muda, Milan sudah mencatat hasil memuaskan.

Data bicara, skuad keseluruhan Milan memiliki rerata usia termuda di Serie A yaitu 24 tahun 34 hari. Diikuti Verona dengan rerata usia pemain 25 tahun 94 hari.

Jika dihitung hanya dari pemain yang diturunkan pada 4 laga awal Serie A, rerata usia pemain Milan masih yang termuda di Serie A yaitu 23,6 tahun diikuti Hellas Verona dengan rerata usia 24,8 tahun.

Bahkan jika dihitung seantero liga top Eropa, rerata skuad AC Milan yang turun di empat laga awal masih yang paling muda (23,6). Di belakang Milan ada Nice (23,7), Saint Etienne (23,8), Reims (23,9) lalu Monaco, Stuttgart, RB Leipzig, Sociedad, Lyon, dan Mainz.

Dengan kumpulan anak muda, sudah otomatis potensi pertumbuhan atau margin for improvement masih sangat besar. Analogikan dengan pedagang di Pasar Induk Kramat Jati yang baru mendapat pasokan sayur dan buah segar. Tentu dia bisa menuai untung lebih besar dalam kondisi sayur dan buah lebih segar dibandingkan yang sudah layu.

Situasi di Milan berbeda dengan yang terjadi di Inter. Tim Inter dengan rerata usia 28 tahun 321 hari diisi sebagian besar pemain yang sudah establish. Di situ ada Lukaku, Lautaro, Alexis, de Vrij, Handanovic, Kolarov, Perisic, Vidal, Eriksen, yang merupakan pemain-pemain skuad kualitas juara dengan harapan langsung bisa mengantarkan hasil (deliver result). Dengan begitu margin for improvement-nya jelas lebih tipis dari Milan.

Lalu, ketika banyak orang tidak sadar dengan pencapaian Milan, apakah lantas Milanisti perlu untuk gembar gembor jumawa? Tentu itu terserah Anda.

Bagi kami, menikmati laga demi laga tanpa kekalahan sudah memberi kepuasan tersendiri. Belum lagi kejutan-kejutan yang selalu muncul di setiap pertandingan.

Dinihari tadi, kejutan datang dari level kepercayaan diri anak-anak muda yang sudah sedemikian tinggi. Mereka bermain sangat nyaman dan menikmati.

Kemudian muncul ledakan-ledakan seperti potensi Krunic yang terurai, Kessie yang makin menjadi-jadi, Kjaer dan Romagnoli yang terus solid, Sandro yang selalu berusaha keras beradaptasi, Dalot dengan segala potensi, dan terakhir kita disuguhi kenyataan betapa berbakatnya Jens Petter Hauge.

Hauge punya segalanya untuk menjadi pemain flamboyan yang ambisius dan prestisius. Dia punya kecepatan dan akselerasi yang bagus. Memiliki dribbling yang halus. Dia pemain dengan modal teknik yang mulus. Lebih penting lagi, pengambilan keputusannya jenius. Anda mungkin yakin, banyak pemain akan gagal ketika menghadapi peluang di menit terakhir seperti dimiliki Hauge. Nyatanya dia berhasil mencetak gol!

Begitulah. Laga lawan Celtic baru awal kembalinya Milan ke Eropa, kita tunggu kejutan-kejutan yang lebih menggetarkan ke depan nanti.

artikel diatas bukan bermaksud jumawa ya gaesss... ttep berpijak di bumi, kita blm memenangkan apa2.
dwik46
dansus.06
vegamio
vegamio dan 30 lainnya memberi reputasi
31
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.