ga kebayang
Quote:
“mata kamu itu loh”, kata Luna sambil mencubit pipiku
“aku ngerti ko kalo kamu punya cewe lagi, ga ada masalah”, lanjutnya
“hmm”, gumamku
Kamipun melanjutkan makan.
Hari semakin sore dan aku memutuskan untuk pamit pulang.
“ga usah pulang sih”, kata Luna
“kan besok kuliah”, kataku
“sibuk banget ya?”, tanyanya
“ga juga Cuma lagi banyak tugas aja, belum lagi ni anak minta anter jemput terus”, kataku sambil mengacak rambut Vio
“ih apaan sih”, kata Vio menepis tanganku
“yaudah kalo gitu, aku di sini sampe minggu depan sih kalo kamu mau main mampir aja”, katanya
Aku dan Vio pun pulang.
“sorry kak tadi keceplosan”, kata Vio
“ya”, kataku
Tak lama kamipun sampai di rumah dan aku langsung menuju ke kamarku. Selesai mandi akupun langsung merebahkan badanku. Ketika aku sedang menikmati waktu rebahanku Vio masuk.
“kak”, katanya
“ketok dulu kenapa sih”, kataku kesal
“sorry sih, sewot amat. Di panggil ayah tuh”, katanya
Akupun bergegas menghampiri ayahku. Tidak banyak yang di bicarakan hanya beberapa hal penting tentang kuliahku dan kemana aku setelah lulus nanti.
Aku terbangun sekitar jam 3 pagi, setelah ke toilet akupun berjalan ke arah dapur dan mengambil segelas air, saat aku akan ke kamarku.
“kak sini”, bisik Vio sambil menarik tanganku
“denger ga?”, lanjutnya
Akupun melangkahkan kakiku ke kamar, di ikuti oleh Vio.
“tidur sana”, kataku
“lu denger ga?”, tanyanya
“iya gua denger”, kataku
Vio malah duduk di kasur.
“sana tidur”, kataku
“bentar sih, gua ke ganggu jadinya”, katanya
Suara yang kami dengar berasal dari kamar ortuku.
“yaudah gua mau tidur, jangan kelamaan lu di sini”, kataku
“eh, malah tidur. Temenin sih”, katanya menggoyang badanku
“berisik”, kataku
Tak lama dari situ aku pun terbangun, ternyata Vio tertidur di sampingku. Akupun membangunkannya dan dia langsung berjalan keluar kamar.
Kamipun segera bersiap berangkat. Akhir-akhir ini aku dan Meyla memang jarang pergi karena tugas yang cukup banyak di kampuspun kami habiskan lebih banyak waktu di perpustakaan untuk mencari referensi.
“kangen”, kata Meyla yang memelukku dari belakang.
“sama, nanti kalo ini kelar semua kita kan bisa jalan”, kataku
Setelah bertegur sapa sebentar Meyla pun kembali ke kelompoknya.
“cemburu gue”, kata Gina
“gajelas lu”, kataku
“seriusan”, katanya
“beresin dulu lah ini baru bahas cemburu-cemburuan”, kataku
Kamipun melanjutkan tugas kami, tak terasa sudah jam 2 sore, akupun memilih untuk istirahat sejenak. Saat aku berjalan ke kantin ku lihat Meyla sudah ada di sana bersama temannya. Aku sengaja melewatinya karena tidak mau mengganggu tapi dia menyadari keberadaanku dan menarikku.
“kebiasaan”, katanya
“mau mesen dulu”, kataku
Dia menarik tanganku.
“ayo pesen aku tunggu”, katanya
Akupun memesan makanan dan minuman. Lalu Meyla menarikku lagi dan kami duduk tak jauh dari tempatnya tadi. Makanan kami sama-sama
datang dan kami pun memilih untuk makan terlebih dahulu.
“aku udah selesai”, katanya
Aku hanya mengacungkan jempol sambil melanjutkan makan ku. Tak sampai 10 menit makananku sudah habis.
“minggu ini kamu sibuk?”, tanyaku
“eh, aku juga mau nanya itu. Ga sibuk ko, tugas hari ini bisa kelar”, katanya
“sama kalo gitu, jalan mau?”, tanyaku
“mau lah, kemana?”, tanyanya
“kita keluar aja dulu nanti kemananya bisa sambil jalan”, kataku
“ok, siap bos”, katanya
Kamipun kembali ke perpustakaan dan melanjutkan tugas kami.
Sekitar jam 4 sore Vio menelponku
“dimana?”, tanyanya
“kampus”, katanya
“gua nungguin dari tadi sampe jamuran”, katanya
Astaga, aku lupa harus menjemput Vio. Setelah izin ke teman sekelompokku dan Meyla aku pun memutuskan untuk pulang duluan.
Sesampainya di sekolah Vio dia melihatku dengan wajah cemberut.
“sorry tadi banyak tugas, gua lupa bilang”, kataku
Dia tidak menjawab sama sekali.
Sepanjang perjalanan Vio hanya diam, hingga di rumah dia langsung masuk ke kamarnya. Aku pun ke kamarku, setelah mandi dan mengganti baju, aku pergi ke dapur dan sepertinya Vio sama sekali belum keluar dari kamar. Saat aku membuka kulkas ada beberapa makanan di sana termasuk ice cream yang dia suka. Akupun mengambil nya.
“Vio”, kataku sambil mengetuk pintu
Tidak ada jawaban.
“lu tidur?”, tanyaku
Masih tidak ada jawaban
“ice creamnya gua makan ya”, kataku
Tak lama dia membuka pintu.
“maaf sih gua tadi banyak tugas”, kataku
“ya”, katanya sambil mengambil ice cream dan berjalan ke arah kasur
Aku masuk kamarnya, aromanya cukup wangi, di pojokan meja bisa ku lihat ada jaketku.
“nih”, katanya menawarkan es padaku
“makan aja. Lu masih marah?”, tanyaku
“ga”, katanya
“gua udah bawain es loh”, kataku
“gua tau ini yang ada di kulkas kan”, katanya
“ya kan gua bilangnya bawain bukan beliin”, kataku
“argh, rese lu”, katanya mencubit pipiku
Akupun melepaskan cubitannya dan berjalan kea rah pintu
“mau kemana?”, tanyanya
“tidur”, kataku
Dia menarik tanganku.
“temenin sih gua masih bt juga”, katanya
“lah itu udah nyubit gua berarti udah ga bt lah”, kataku
Dia mengalihkan pembicaraan
“lu masih kontakan sama kak Luna?”, tanyanya
“semenjak kemaren? Ga sih, toh gua ga tau nomer dia sekarang”, kataku
“ga peka”, katanya sambil memberiku hp nya
Ada beberapa pesan dari Luna yang intinya agar Vio memberitahukan nomernya padaku.
“lah kenapa lu ga bilang?”, tanyaku
“lu nya ga nanya”, katanya
Akupun punya niatan iseng untuk mengecek hp nya siapa tau dia punya gebetan. Tapi apa yang ku lihat malah membuatku kaget. Ada beberapa foto diriku yang diambil secara candid, bukan hanya itu tapi ada foto ketika aku baru selesai mandi. Belum sempat aku mau berkomentar tentang ini Vio langsung mengambil hpnya sambil dia mencubitku.