• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Demo Sekadar Ikut-Ikutan Tak Ubahnya Bidak Dalam Permainan Catur, Kok Mau?

kelayan00Avatar border
TS
kelayan00
Demo Sekadar Ikut-Ikutan Tak Ubahnya Bidak Dalam Permainan Catur, Kok Mau?


Bidak dalam permainan catur berada di depan. Maju lebih dulu. Berhadapan langsung dengan musuh. Mereka saling hantam. Saling bunuh. Sementara para petinggi berada di belakang. Mereka beralasan melindungi Sang Ratu padahal sesungguhnya mereka takut mati lebih dulu.

Demo sekadar ikut-ikutan tak ubahnya seperti bidak dalam permainan catur. Mereka berada di depan, berhadap-hadapan langsung dengan aparat. Merekalah yang pertama menerima pentungan, gebukan, atau gas air mata jika demo tersebut rusuh.

Sementara para pemimpin, para penggerak, para penyokong dana bersembunyi jauh di barisan belakang. Bahkan ada yang duduk manis di rumah sambil menikmati berita keseruan demo.
Quote:


Heran! Kok mereka mau. Padahal meraka tau resiko yang akan diterima jika demo tersebut rusuh.

Demo sejak dulu memang sudah terjadi. Setiap ada kebijakan baru dari pemerintah, termasuk undang-undang, selalu ada yang menentang.


Berbagai macam kepentingan pun bermunculan. Ada yang tulus memperjuangan kepentingan rakyat. Ada yang tulus untuk kepentingan kelompok. Ada yang tulus untuk kepentingan pribadi. Ada pula yang tulus sekadar ikut-ikutan tanpa tau yang diperjuangkan apa. Kelompok terakhir inilah yang memprihatinkan. Mereka tak ubahnya seperti bidak dalam permainan catur. Mereka tidak sadar sesungguhnya mereka hanyalah diperalat. Keberhasilan yang didapat sepenuhnya tidak mereka nikmati. Kita bisa buktikan. Ketika Suharto berkuasa para tokoh kasak-kusuk menghasut rakyat untuk menggulingkan kekuasaannya.
Quote:

Akhirnya mahasiswa turun dengan jumlah tak terhitung. Akhirnya Suharto pun lengser. Banyak mahasiswa yang jadi korban. Orde baru berubah menjadi orde reformasi. Yah, kaatanya begitu.

Lantas apa yang didapat oleh mahasiswa yang waktu itu sempat jadi korban? Tidak ada. Buktinya kehidupan saat ini tak jauh beda dengan waktu pemerintahan suharto.

Runtuhnya kekuasaan suharto hanya dinikmati oleh segelincir orang. Mereka yang menjadi pejabat saat ini, termasuk mereka yang duduk di Senayan adalah pentolan-pentolah demo waktu itu. Sementara yang sekadar ikut-ikutan tak mendapatkan apa-apa selain bekas luka karena baku hantam dengan aparat.

Demo menentang Undang-Undang Cipta Kerja yang terjadi baru-baru ini juga sama. Hanya mereka, para pimpinan, para tokoh yang bersuara lantang saja yang bakal diuntungkan. Mereka menjadi terkenal karena seolah mati-matian membela kepentingan rakyat. Itu setidaknya yang terbaca.
Quote:

Padahal sama saja. Tujuan mereka hanyalah kekuasaan. Suatu saat, ketika mereka sudah menjadi pejabat mereka juga akan melupakan para pendemo. Mereka terikat dengan segala kepentinga yang ada di pemerintahan. Sementara kepentingan mereka yang waktu itu ikut demo akan terlupakan.

Demo sekadar ikut-ikutan tak ubahnya seperti bidak dalam permainan catur. Kok mau?



Sumber: Pengatamatan sekitar dan opini pribadi
Diubah oleh kelayan00 20-10-2020 02:16
indramamoth
emineminna
Junmai92
Junmai92 dan 29 lainnya memberi reputasi
24
4.8K
216
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Tampilkan semua post
robert1995Avatar border
robert1995
#74
Semenjak ada internet orang bego/bodoh ga ada kata minder lagi gan karna jumlahnya banyak jadi mereka malah kepikiran kalau apa yang mereka aspirasikan itu benar dan tidak merugikan orang lain / diri sendiri.
Kalo orang berakal pasti mikir sampe efek ikut ikutan demo dan after effects nya kalau ikut demo, bisa aja diphk dr tempat kerja sekarang yang nantinya nyalahin presiden.
Saran ane ujian untuk kejenjang s1 /d3 dibuat lebih susah biar yang memegang nama mahasiswa kgk kaleng kaleng kyk gini
kelayan00
kelayan00 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.