di paksa reunian
Quote:
Besok paginya Vio membangunkanku.
“masih pagi, astaga”, kataku
“bangun sih, anterin”, katanya
“mau kemana?”, tanyaku
“kan mau reuni”, katanya
“sendiri aja lah”, kataku kembali menarik selimut
“ga mau, sana lu siap-siap”, katanya sambil menarik selimutku
Akupun menarik selimutku kembali hingga ahkirnya Vio ikut tertarik dan jatuh tepat ke arahku.
“anterin sih kak”, lanjutnya
“ogah”, kataku
“bentar doang”, katanya
“ga”, kataku
“lu mau apa aja nanti gua kasih deh, yang penting lu anter gua hari ini”, katanya
“dusta”, kataku
“serius”, katanya
Kebetulan ada beberapa barang yang ingin ku beli dan aku tau kalau uang saku Vio lebih banyak di bandingkan denganku.
“tunggu”, kataku
Diapun tersenyum dan berlari keluar.
Sekitar jam set 10 pagi kami sudah bersiap untuk berangkat. Setelah pamit ke ortu kamipun berangkat, sepanjang perjalanan tak henti-henti nya Vio melihat kea rah cermin kecil yang dia bawa, entah itu merapihkan rambut, bibir dan lainnya. Kamipun sampai di depan sekolah.
“bentar kak, rapihin baju.
“kaya mau ngapain aja lu. Lama”, kataku meninggalkannya.
Tak lama Vio keluar.
“sana gua tunggu di depan”, kataku
“masuk lah, ayo”, katanya
Sesampainya kami di gerbang sudah ada 3 orang yang menggunakan pakaian cukup resmi dan mereka terlihat sedang mendata yang datang.
“hei Teo”, sapa salah satu dari mereka
Aku hanya tersenyum.
“kenapa gua jadi masuk”, kataku
“enak aja gua sendirian di sini. Temen lu juga ada kan”, katanya
Tak lama dia berlari menghampiri kerumunan yang tak jauh dari kami, dan aku di tinggal sendiri. Akupun berjalan mengelilingi sekolah, bertemu
beberapa wajah yang ku kenal, saling sapa hingga akhirnya aku berhenti di kantin temapt biasa ku beli minum, bedanya kali ini kantin tutup.
“selalu sendirian ya kamu”, sapa seseorang
“hei”, balasku
Dia adalah Luna, duduk di sampingku. Aku sebisa mungkin menahan emosiku saat ini.
“aku kira kamu bakal kaget atau gimana gitu, tau nya hampir ga ada respon sama sekali, sama kaya dulu”, katanya
Aku tidak bisa membalas kata-katanya selain dengan tersenyum.
Tak lama Vio datang.
“lu kemana aja sih?”, katanya
“gua yang di tinggal”, kataku
Tiba-tiba Luna memegang tanganku.
“pacar kamu cantik”, katanya
Aku mencoba untuk tidak tertawa.
“sorry Lun, ini Vio”, kataku
Dia melihat Vio dari atas ke bawah.
“Violet?, tanyanya
“iya…….”, balasnya
Setelah menyadari kalau yang bersamaku itu Luna, Vio langsung memeluknya dan akupun terabaikan. Dan dimulailah obrolan wanita.
“kamu beda banget Vio, aku sampe ga kenal”, kata Luna
“aku juga pangling kak”, katanya
“kirain pacarnya Teo, udah cemburu aja aku”, katanya
“kakak tau sendiri dia kalo acara kaya gini mau mau dateng, untung aja aku satu SMP sama dia jadinya mau ga mau dtg. Kakak udah pulang
ke indo?”, tanyanya
“emang lagi liburan aja, terus liat di FB ada reuni, ngisi waktu luang aja dateng ke sini”, kata Luna
“sendiri?”, tanya Vio
“iya sendiri, kepikiran mau ke rumah tadi nya tapi takut gimana-gimana”, kata Luna sambil melirik ku.
“padahal dateng aja kak, Vio kangen soalnya”, katanya
“kamu kangen aku ga?”, tanya Luna padaku
Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu.
“kangen lah”, jawab Vio sambil mengangkat alisnya
Tiba-tiba Luna menjauhi kami dan menerima telpon dari seseorang.
“cowonya telpon kali tuh”, kata Vio
“bodo”, kataku
“ih, lu kok sewot kak?”, tanyanya
“ga, biasa aja”, kataku
Luna pun kembali.
“kalian dari sini mau langsung pulang?”, tanyanya
“iya, mau tidur”, kataku
Vio langsung mencubit tanganku.
“sakit sih”, kataku
“abisnya maen nyaut aja lu kak, rese”, kata Vio
“ikut aku yuk, sekalian kita reuni juga”, katanya
“ayo ayo!”, kata Vio semangat
Aku hanya bisa menarik nafas.
Sesampainya di parkiran Vio langsung mengusirku.
“Sana ikut kak Luna”, katanya
“lah, mending gua balik sekalian”, kataku
“ya temenin lah, mumpung ada di sini”, katanya
“ga mau juga ga apa-apa ko Vio”, katanya
“bukannya ga mau Lun”, kataku
Tiba-tiba Vio mendorongku hingga membuat Luna menahanku karena hampir menabraknya. Setelah itu dia langsung masuk mobil.
“sabar-sabar”, katanya sambil mengelus kepalaku
Sial, pasti Luna melihat wajah konyolku sekarang.
Kamipun masuk ke mobil, Vio mengikuti kami dari belakang.
“mau kemana?”, tanyaku
“mau beli makan dulu abis itu ke rumah”, katanya
“rame dong”, kataku
“ga ko, lagi pada pergi”, katanya
Akupun menghembuskan nafas lega.
“enak kan jadi kita bisa berdua”, katanya
“eh, bukan gitu Lun”, kataku
Dia tertawa.
“aku ngerti ko maksud kamu apa. Kamu lucu kalo kaya gini”, katanya
Kamipun mampir ke tempat makan, selesai makanan di bungkus kami langsung lanjut ke rumah Luna. Perasaan ku campur aduk.
“ga ada yang berubah dari rumah nya”, kataku ketika kami sudah sampai di rumahnya.
“kak toilet dimana?”, tanya Vio
“itu ada dapur ga jauh dari situ”, katanya
Vio pun berlari mencari toilet.
Belum sempat ku duduk Luna langsung mendorongku ketembok dan mencium bibirku. Parahnya aku sama sekali tidak menolak ini. Luna
merangkulkan tangannya ke leherku sedangkan aku memeluk erat Luna.
“maaf aku ga tau harus gimana, waktu liat kamu aku beneran seneng banget”, katanya
“aku juga seneng banget, mau teriak, pengen meluk”, kataku
“sempet mikir ga akan ketemu kamu lagi”, katanya
“sama”, kataku
Tiba-tiba Vio sudah ada di dekat kami.
“cie kangen-kangenan”, ledeknya
Akupun langsung duduk di sofa meninggalkan Luna
“aku siapin makan dulu ya”, kata Luna yang pergi ke arah dapur sambil membawa belanjaan.
“bener kan lu masih kangen sama kak Luna”, kata Vio
“iya, puas”, kataku
“nyolot aja lu kalo ke gua”, katanya sambil mencubit kedua pipiku.
Luna pun datang membawa makanan.
“dimakan dulu”, katanya
Dia duduk di sebelahku menyandarkan kepalanya di pundakku.
“kalian masih cocok banget tau”, kata Vio
“kita juga kayanya ga putus deh ya”, kata Luna
“mana ada, kalo ga putus ga mungkin dia punya cewe lagi”, kata Vio
Vio terlihat menutup mulutnya dan menghindari kontak mata denganku.