Chapter 18
Quote:
Melihat keadaan sekelilingnya yang kacau, penuh darah dan potongan-potongan tubuh dari rekannya sesama anggota BASS membuat emosi Leah naik.
“Kau yang melakukan ini semua?!”
“Mungkin…,” Allison menjawabnya dengan santai.
“AKAN….KUBUNUH!” menunjukan raut wajah yang seram, dengan mata yang sangat tajam.
“Huuu…baiklah aku menyerah,” masih dengan nada mengejek. “AHAHAHAH! Silahkan nona cantik jika kamu bisa.”
Kapten Vela mencoba tuk menenangkan anggotanya itu, “Jangan terbawa emosi, dinginkan kepalamu dan tetap fokus,” ucap kapten Vela.
Sterling memandangi mereka dengan pandangan yang khawatir, memang tim sektor 13 ini sedikit berbeda karena pernah berlatih bersama dengan dirinya maupun Vivian. Namun Beaters yang notabene merupakan anggota dari Royal Clan bukanlah lawan yang mudah dihadapi, meskipun bagi dirinya sekalipun.
Kapten Vela mengeluarkan senjata api beratnya, sama seperti yang dikeluarkan oleh tim sektor 10 barusan. Sedangkan Leah dan Gareth bersiap menunggu aba-aba. Lalu sebuah tembakan dilancarkan oleh Kapten Vela, tepat ke arah Allison. Namun Allison mampu menangkapnya dengan mudah.
“Apa ini?” Allison memegang sebuah benda yang bentuknya bulat, lalu benda itu mengeluarkan asap yang banyak. “ehhh…bom asap rupanya, ada juga senjata yang mampu mengeluarkan bom asap seperti ini.”
Kondisi yang sudah gelap ditambah dengan kepulan asap yang menaungi kepala Allison membuat tim sektor 13 mempunyai keunggulan. Gareth mulai maju dengan dua pisau belati yang biasa dia gunakan. Pertama, ia mulai dengan menyerang tangan Allison yang terbuka. Satu sabetan dan pisaunya malah terkikis.
“Eh? Yang benar saja,” Gareth melempar pisau yang terkikis itu ke kepulan asap yang menutupi kepala Allison. Lalu menggunakan satu pisau lagi tuk menyerang bagian kakinya, nasibnya tidak terlalu mujur karena pisau yang satu ini malah patah. Gareth melihat tangan bawah Allison melakukan pergerakan. “celaka,” ia mampu menghindarinya.
Dengan tepukan yang keras yang dilakukan oleh dua tangan atas Allison, kepulan asap yang menghalangi pandangannya pun hilang seketika.
“Hm…kalian tidak lebih baik dari mereka,” Allison menyergap Gareth, kapten Vela tidak sempat menembakan senjatanya. “SATU MATI!” Allison melancar serangannya, dengan menggunakan kedua tangan kanannya, baik atas maupun bawah tuk menghancurkan Gareth.
“Tidak semudah itu,” di luar dugaan Gareth mampu menghindarinya. Lalu ia melakukan serangan balik, ia melompat dan menendang kepala Allison dengan keras.
“Gareth! Menjauh dari situ!” arahan dari kapten Vela, ia bersiap tuk menembakan sesuatu yang besar.
Setelah menedang, Gareth pun melompat ke arah lainnya. Saat itu juga sebuah roket terbang ke arah Allison. Mengenai tubunhnya dan ledakan dashyat tercipta dari serangan itu.
“Gareth mampu menghindari serangan Allison? Tampaknya aku tidak harus meragukan mereka lagi,” ucap Sterling, hatinya sedikit tenang tuk sekarang. Sterling berlari menuju reruntuhan tuk menemukan jasad Djohan.
Asap bekas hujaman roket barusan hilang, sosok Allison masih berdiri gagah ditempatnya. Malah ia tersenyum lebar dan puas karena manusia yang ia hadapi memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan kumpulan manusia sebelumnya.
“Aku terkesan…,” ucap Allison. “baiklah, aku akan menyiksa dan membunuh kalian secara perlahan,” Allison mengabaikan Gareth dan langsung menuju kapten Vela dan Leah.
Tembakan-tembakan lanjutan tidak ada yang mengenai tubuh Allison, kini dengan kecepatannya ia sudah berada di depan kapten Vela dan Leah.
“Kau dulu saja pak tua,” Allison mengincar kepala kapten Vela.
Sesaat sebelum Allison menangkap kepala kapten Vela, dirinya ditubruk sesuatu yang besar dari samping. Hingga membuatnya terpental cukup jauh.
“Hehe…siapa lagi kau?”
“Senior Nakata!” sahut Leah.
Yang berhasil membuat Allison terpental cukup jauh adalah Nakata, anggota tim sektor 13 lainnya. Dirinya memiliki tubuh yang besar, bahkan setelan jasnya seperti kekecilan.
“Kalian ini…,” Allison menyadari sesuatu. “ohhhh...pantas saja, kalian pasti sudah berlatih dengan Silver Clan…aku melihanya…”
Sementara itu Sterling mencari jasad Djohan di antara reruntuhan. Detak Beat yang tidak dapat dirasakan lagi menyulitkan Sterling untuk mencari keberadaan Djohan. Ia berjalan menuju area tepat di mana Allison menghujam tubuh Djohan bersamanya.
“Ini…,” Sterling melihat lubang besar dalam yang disekitarnya menumpuk reruntuhan-reruntuhan, ia menuruni lubang besar dalam itu. Dirinya sangat terkejut melihat tangan Djohan yang hanya sebelah muncul dari situ. Lalu Sterling mencoba menariknya, namun sangat sulit dilakukan karena Djohan terbenam cukup dalam. Jika ia menggunakan kekuatannya maka bisa dipastikan tangan Djohan ini pasti putus.
“ALLISON!” aura mematikan dikeluarkan oleh Sterling, membuat Allison dan tim sektor 13 merinding dibuatnya.
“Kapten!” Gareth memberikan tanda bahwa keadaan akan semakin buruk.
“Kalian merasakannya bukan, itulah…,” sebuah tembakan tepat mengenai bibirnya.
“Diam kau!” ucap Leah.
“Cih, wanita jalang! Biarkan aku menyelesaikan ucapanku dahulu…terserahlah…”
Allison bergerak lagi, namun Nakata melakukan serangan terlebih dahulu dengan menerjang tubuh Allison. Ia pun kembali didorong oleh Nakata, tuk semakin menjauh dari kapten Vela maupun Leah.
“Lepaskan!” Allison menghujam punggung Nakata, tapi serangannya tidak berguna. “lagi…lagi?”
Nakata berputar, lalu membanting Allison dengan bantingan German Suplex. Membuat getaran yang cukup membuat Gareth merasakannya.
“Bagus senior Nakata!” ucap Gareth bangga.
“Cepatlah selesaikan…aku tak bisa menahannya lebih lama lagi,” ucap Sterling yang masih berdiri di depan tangan Djohan yang menjulang ke atas, urat-urat dikepalanya sudah keluar semua. Ia sudah tidak sanggup menahan emosinya, perjanjian lama pun akan ia abaikan tuk kali ini.