- Beranda
- Berita dan Politik
Refly Harun: Akan Dahsyat Kalau Gatot & Anies Dipersatukan sebagai Simbol Perlawanan
...
TS
sniper50469
Refly Harun: Akan Dahsyat Kalau Gatot & Anies Dipersatukan sebagai Simbol Perlawanan
JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai akan dahsyat jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo
dipersatukan sebagai simbol perlawanan dari rezim saat ini.
Menurut Refly yang mengulas berita SINDOnews berjudul 'Gatot Nurmantyo Berpotensi Ambil Alih Peran Prabowo di Politik', ada ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo Subianto yang kini merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. "Ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo, sejauh ini Anies Baswedan yang mengisi. Banyak sekali pendukung Prabowo yang kecewa kemudian menjagokan Anies Baswedan yang dianggap sekarang sebagai simbol perlawanan the establishment rezim Jokowi," kata Refly dalam channel YouTube Refly Harun, Minggu (4/10/2020).
(Baca juga: Gatot Nurmantyo Berpotensi Ambil Alih Peran Prabowo di Politik).
Refly mengatakan, posisi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak jelas. Begitu pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo yang dianggap sebagai putra mahkota dari incumbent, dari arus yang saat ini berkuasa.
Baca Juga:
Gatot Dukung Buruh Mogok Kerja Dinilai untuk Genjot PopularitasAlami Persekusi, KAMI Merasa Senasib dengan Gerakan #2019GantiPresiden
Di sisi lain, lanjut Refly, akhir-akhir ini, sejak Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dideklarasikan dan ada pengadangan di mana-mana, nama Gatot Nurmantyo yang merupakan Presidium KAMI melonjak, naik terus, dan ada kemungkinan diperhitungkan dalam perhelatan 2024.
(Baca juga: Gatot dan Anies Berpeluang Diminati Kelompok Islam).
"Apalagi dia adalah purnawirawan TNI dan pangkat jenderal, dan kedudukan tertinggi sebagai panglima TNI. Tentu ini memberikan keuntungan tersediri. Ya tentu akan dahsyat kalau Gatot dan Anies dipersatukan misalnya sebagai simbol perlawanan dari rezim. Tapi persoalannya, siapa yang mau menjadi nomor dua, karena dalam benak psikologis mereka, mereka harus menjadi the number one, menjadi nomor satu," ujarnya.
(Baca juga: Tokoh KAMI dan Kelompok 212 Diprediksi Bergabung ke Partai Ummat).
Hal ini, menurutnya, sama dengan apa yang terjadi pada 2009. Ketika itu, Prabowo harus bernegosiasi dengan Megawati Soekarnoputri pada 2009 dan akhirnya Prabowo memilih menjadi calon wakil presiden. "Itu bisa terjadi karena keduanya kepepet, keduanya tidak bisa maju kalau mereka tidak bersatu. Akhirnya Prabowo mengalah, Megawati maju," katanya.
SUMBER
https://nasional.sindonews.com/read/...nan-1601773854
Diubah oleh kaskus.infoforum 05-10-2020 12:06
minhakim20 dan 21 lainnya memberi reputasi
6
9K
194
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.9KThread•41.5KAnggota
Tampilkan semua post
gabener.edan
#12
Gatot....non parpol
Abud ....non parpol
Lalu modalnya darimana mau nyapres.
Saat menjabat panglima prestasinya cuman bikin kegaduhan.
Saat jadi gubenur prestasinya juga sama bikin kegaduhan.
Dahsyat mank nih berdua...dahsyat ancurnya indonesia di tangan mereka.
Kedua2nya sama2 keras kepala dan ego tinggi.
Yang satu merasa paling hebat di militer
Yang satu merasa paling hebat di akademis.
Batu ketemu batu hasilnya pasti ancur ...
Abud ....non parpol
Lalu modalnya darimana mau nyapres.
Saat menjabat panglima prestasinya cuman bikin kegaduhan.
Saat jadi gubenur prestasinya juga sama bikin kegaduhan.
Dahsyat mank nih berdua...dahsyat ancurnya indonesia di tangan mereka.
Kedua2nya sama2 keras kepala dan ego tinggi.
Yang satu merasa paling hebat di militer
Yang satu merasa paling hebat di akademis.
Batu ketemu batu hasilnya pasti ancur ...
Diubah oleh gabener.edan 04-10-2020 09:01
ulermaboq dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup