- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Akan Terus Mencintaimu (18+) (POV Olivia)
...
TS
elenasan30
Aku Akan Terus Mencintaimu (18+) (POV Olivia)
Setelah berdiskusi di Lounge Kreator. Ane memutuskan untuk berhenti berkarya di Kaskus. Semua thread novel karya ane akan ane close thread. Ane sebagai penulis mohon pamit dari agan semua.
Terima kasih
Terima kasih
Close Thread
Diubah oleh elenasan30 28-01-2021 06:12
delia.adel dan 83 lainnya memberi reputasi
78
136.4K
Kutip
2.7K
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
elenasan30
#489
CHAPTER 54
Spoiler for Terima Kasih Ayah:
Putra tetep memulangkan Gue baik-baik dan semenjak saat itu Putra gak pernah mau menemui Gue lagi. Gue terus menerus ngejar Putra tapi selalu gak berhasil. Bahkan dia pindah ngekos ditempat yang gak Gue tau kemana pindahnya. Dan awal Juli 2016 Gue ngegugurin janin yang ketiga kalinya. Bener-bener sakitnya bukan main yang ngebuat Gue pendarahan hebat. Keluar darah terus menerus gak berhenti selama beberapa jam dan akhirnya Gue dibawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk penanganan medis lebih lanjut. Bella dan Arif yang selalu ada buat Gue dan dia juga yang nelfon Ibu dan mengabarkan kondisi Gue.
Setengah sadar Gue masih mendengar teriakan Bella dan Arif berkali-kali “Kak Olivia baik-baik saja Kak Olivia harus kuat. Dokter pasti bisa nolongin Kak Olivia”. Arif berkata “Ibu udah terbang dari Rusia kesini Kak. Kak Olivia harus kuat Kak. Kak Bella tolong panggilin Bang Putra. Dia orang yang paling dibutuhin Kak Olivia sekarang”. Bella menjawab “Dia gak mau kesini Rif. Dia bilang terlalu kecewa sama Kak Olivia”. Arif menjawab “BANG PUTRA SELALU PEDULI SAMA KAK OLIVIA!! GAK MUNGKIN DIA GAK MAU KESINI!!”. Bella menjawab “Jangan teriak-teriak sayang. Bang Putra memang gak bisa kesini. Aku juga udah nelfonin dia terus daritadi”.
Malemnya entah Gue lupa jam berapa Gue sepenuhnya kehilangan kesadaran. Gue kehilangan banyak darah dan badan Gue udah gak kuat untuk menahan kesadaran Gue. Disini Gue mengalami Koma seperti Katatonia yaitu penurunan kesadaran dan gelombang otak masuk ke level Theta berada di frekuensi 5Hz. Gue tidak mendengar atau merasakan apapun namun aktivitas otak masih terus berjalan. Seminggu kemudian Gue akhirnya sadar. Selama 10 menit pertama Gue gak inget apa-apa dan mengalami kebingungan. Seluruh tubuh sulit digerakan kecuali leher dan kelopak mata. Ada Ibu Gue dan Bella disana namun Bella keliatan masih kebangun dan dia berusaha bangunin Ibu untuk ngasih tau Gue udah bangun.
Gue ngeliat ada bekas suntikan di tangan Ibu dan 20 menit kemudian Gue udah bisa ngomong dan bertanya “Ibu datang kapan Bell?”. Bella menjawab “Kak Olivia akhirnya sadar. Bule Reni dateng siang keesokan harinya setelah Kak Olivia gak sadarkan diri. Dia langsung kesini belum pulang ke rumah”. Gue menjawab “Tangan Ibu kenapa?”. Bella menjawab “Kak Olivia kehilangan banyak darah. Hampir kehilangan 2 liter darah selama seminggu ini. Stok darah AB disini tinggal satu liter dan Bule Reni yang tranfusi sisanya”. Gak lama Ibu kebangun dan langsung meluk Gue “Kamu udah bangun sayang? Kamu kenapa sayang? Kenapa gak cerita ke Ibu kalo ada masalah”.
Gue nangis dan menjawab “Aku minta maaf Bu. Aku bener-bener minta maaf udah ngecewain Ibu. Aku penuh dosa dan kesalahan Bu”. Ibu menjawab “Yang penting kamu sehat dulu nak. Nanti masalah semuanya bisa dibicarakan asal kamu membaik dulu”. Gue menjawab “Kaki aku gak bisa digerakin Bu. Aku kesulitan bangun aku mau pipis”. Ibu menjawab “Bella ambilin kantong urin sayang. Olivia mau pipis katanya”. Bella menjawab “Iyaa Bule. Kak Olivia mau makan buah? Aku potongin yaa?”. Gue menjawab “Aku belum boleh makan dulu Bell. Belum semua tubuhku berfungsi normal. Takutnya pencernaanku juga bermasalah. Tunggu dokter dulu aja”.
Bella menjawab “Iyaa Kak aku izin pasangin kantong pipisnya yaa”. Gue menjawab “Iyaa Bell tolong pasangin yaa”. Sehari kemudian Gue kembali pendarahan namun untungnya Gue berhasil mempertahankan kesadaran Gue. Ibu pergi ke berbagai rumah sakit untuk beli kantong darah golongan AB. Disisi lain Bella selalu ngejagain Gue dan berusaha nenangin Gue. Mama dan Papanya Putra pun hampir setiap hari jenguk Gue di jam jenguk (Jam 12:00 WIB - 13:00 WIB). Gue disini bener-bener butuh Putra dan ingin ketemu Putra. Semuanya dateng kesini jenguk Gue termasuk temen-temen Gue seperti Sasha, Gisel, Qory, dan lainnya.
Cuma Putra yang gak pernah dateng untuk jenguk padahal dialah yang bener-bener Gue butuhin sekarang. 2 minggu berlalu kondisi Gue gak membaik dan malah bertambah buruk. Gue yang pendarahan biasanya keluar setiap 3-4 hari sekali sekarang bener-bener hampir setiap hari pendarahan. Badan Gue udah gak karuan dimasukin darah dari orang lain. Saat itu Gue berpikir inilah titik akhir hidup Gue. Gue udah gak bisa selamat lagi dan Gue cuma ingin bertemu Putra minta maaf ke dia sebelum Gue meninggal. Gue berkata “Bu…”. Ibu menjawab “Iya sayang? Kamu kenapa Nak? Ngomong sama Ibu apa yang kamu rasain?”.
Gue menjawab “Aku ingin ketemu Putra yang terakhir kalinya. Aku gak tau apa aku bisa bertahan lagi”. Ibu menjawab “Jangan ngomong begitu ya Nak. Kamu kuat sayang kamu kuat. Ibu selalu berdoa dan berjuang untuk kesembuhan kamu sayang. Ibu nanti telfonkan Putra yaa supaya dia mau kesini”. Gue menjawab “Aku ingin bertemu Ayah dan Putra Bu. Aku merasa Putra adalah sosok pengganti Ayah”. Ibu menjawab “Kamu gak boleh ketemu Ayah sayang. Ayah udah tenang di alam sana. Kamu harta Ibu yang sangat berharga sayang. Jangan tinggalin Ibu. Ibu mohon jangan tinggalin Ibu sayang. Ibu udah kehilangan Ayah kamu, Ibu gak mau kehilangan kamu sayang. Ibu selama ini berjuang untuk kamu dan Arif. Ibu rela selama ini kelilingi dunia ini untuk menghidupi kamu dan Arif”.
Malemnya Gue koma lagi yang kedua kalinya. Tapi disinilah Gue mengerti bahwa Tuhan itu baik. Gue dipertemukan oleh Ayah entah itu di alam mana. Dan entah itu Ayah yang asli atau bukan. Tapi saat itu Gue berada seperti di sebuah rumah sakit sedang duduk di ruang tunggu. Gue melihat Ayah lagi berjalan dari ruang operasi ngelewatin ruang tunggu “Kamu ngapain disini sayang?”. Gue menjawab “Ayah? Lohh? Ayah masih hidup?”. Ayah menjawab “Memangnya kapan Ayah meninggal?”. Gue menjawab “Hah? Ayah meninggal tahun 2005 kemarin udah 11 tahun Ayah”. Ayah duduk di sebelah Gue dan menjawab “Ahhh itu cuma perasaan kamu aja hahaha. Kamu udah besar ya sekarang. Udah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan seksi”.
Gue menjawab “Hehehe soalnya kan Ayah ganteng makanya aku nurun dari Ayah”. Ayah menjawab “Hahaha kecantikan kamu itu nurun dan Ibu kamu. Ayah yang nurunin kulit putihnya aja”. Gue menjawab “Sebentar… Aku ada dimana sekarang yah?”. Ayah menjawab “Lagi dimana? Yaa lagi dirumah sakit disini sama Ayah”. Gue menjawab “Ayah habis operasi siapa? Apakah pasiennya selamat?”. Ayah menjawab “Iyaa Ayah habis operasi seorang anak terkena tumor di wajahnya. Dia selamat dia anak yang kuat”. Gue menjawab “Aku sekarang kuliah ke dokteran Yah. Di dunia kedokteran Indonesia ternyata Ayah dokter yang cukup dikenal”.
Ayah menjawab “Iyaa gak juga Ayah hanya seorang amatiran hahaha. Jadi apa aja yang sudah kamu pelajari di dunia kedokteran?”. Gue menjawab “Iyaa ada banyak Yah. Cuma aku bingung untuk fokusnya mau ambil spesialis apa?”. Ayah menjawab “Ayah dulu hanya spesialis dokter bedah. Tapi saran Ayah kamu ambil 2-3 spesialis”. Gue menjawab “Haaah?? Satu spesialis aja berat Ayah apalagi 3 spesialis”. Ayah menjawab “Yahhh kalo begitu dua deh. Ambil spesialis bedah dan spesialis anak”. Gue menjawab “Kenapa harus spesialis bedah dan anak Yah?”. Ayah menjawab “Kenapa? Karena anak-anak itu nyawa sebuah negara Nak. Mereka yang menjadi penerus ditambah tingkat kesehatan anak di negara kita masih minim”.
Gue menjawab “Iyaa yaa? Aku sebenernya kemarin bingung mau ambil spesialis apa. Soalnya semester depan aku udah magang dan ambil spesialis”. Ayah menjawab “Saran Ayah ya dua spesialis itu. Kamu itu jauh lebih cerdas dari Ayah karena Ibu juga sebenernya cerdas. Kamu pasti sanggup sayang. Disisi lain kamu juga kan suka sama anak-anak”. Gue menjawab “Iyaa Yah. Aku akan ambil dua spesialis itu. Aku lega bisa ketemu Ayah dalam situasi seperti ini”. Ayah menjawab “Ini pesan terakhir Ayah ke kamu sayang. Ketika kamu lulus nanti kamu akan di sumpah yang disebut dengan sumpah seorang dokter”. Gue menjawab “Iyaa semua dokter memang akan mengucapkan sumpah dokter Yah”.
Ayah menjawab “Jadilah dokter yang Mulia sayang. Semasa Ayah dulu Ayah telah melakukan begitu banyak kesalahan. Kamu harus memelihara martabat dan tradisi luhur seorang dokter”. Gue menjawab “Jadi artinya apa Yah?”. Ayah menjawab “Selamatkan nyawa sebanyak yang kamu bisa. Hilangkan sisi kapitalisme dalam diri kamu. Saran Ayah jalani bisnis lain dan jangan jadikan profesi dokter sebagai mata pencaharian utama kamu. Ketika kamu mati kamu akan diminta pertanggung jawabkan sesuai dengan sumpah dan profesi kamu. Sumpah itu sangat berat Nak percayalah amanah dan sumpah itu sangat berat pertanggung jawabannya baik di dunia ataupun setelah kematian”.
Gue menjawab “Terima kasih Ayah. Aku pasti jalanin semua yang Ayah sarankan ke aku”. Ayah menjawab “Sekarang kembalilah sayang. Belum waktunya kamu berada disini. Masih banyak permasalahan pribadi yang harus kamu selesaikan begitu pula dengan permasalahan masyarakat”. Gue merasa ada yang Aneh di badan Gue dan Gue menjawab “Ayah mau kemana? Aku belum selesai dengan Ayah!”. Ayah menjawab “Teruskan perjuangan Ayah Nak. Kamu akan menemui banyak masalah tapi jangan pernah menyerah! Karena kamu dilahirkan untuk sebuah tujuan besar. Selamat berjuang anakku sayang! Semoga kamu selalu selamat”. (Bersambung…)
Setengah sadar Gue masih mendengar teriakan Bella dan Arif berkali-kali “Kak Olivia baik-baik saja Kak Olivia harus kuat. Dokter pasti bisa nolongin Kak Olivia”. Arif berkata “Ibu udah terbang dari Rusia kesini Kak. Kak Olivia harus kuat Kak. Kak Bella tolong panggilin Bang Putra. Dia orang yang paling dibutuhin Kak Olivia sekarang”. Bella menjawab “Dia gak mau kesini Rif. Dia bilang terlalu kecewa sama Kak Olivia”. Arif menjawab “BANG PUTRA SELALU PEDULI SAMA KAK OLIVIA!! GAK MUNGKIN DIA GAK MAU KESINI!!”. Bella menjawab “Jangan teriak-teriak sayang. Bang Putra memang gak bisa kesini. Aku juga udah nelfonin dia terus daritadi”.
Malemnya entah Gue lupa jam berapa Gue sepenuhnya kehilangan kesadaran. Gue kehilangan banyak darah dan badan Gue udah gak kuat untuk menahan kesadaran Gue. Disini Gue mengalami Koma seperti Katatonia yaitu penurunan kesadaran dan gelombang otak masuk ke level Theta berada di frekuensi 5Hz. Gue tidak mendengar atau merasakan apapun namun aktivitas otak masih terus berjalan. Seminggu kemudian Gue akhirnya sadar. Selama 10 menit pertama Gue gak inget apa-apa dan mengalami kebingungan. Seluruh tubuh sulit digerakan kecuali leher dan kelopak mata. Ada Ibu Gue dan Bella disana namun Bella keliatan masih kebangun dan dia berusaha bangunin Ibu untuk ngasih tau Gue udah bangun.
Gue ngeliat ada bekas suntikan di tangan Ibu dan 20 menit kemudian Gue udah bisa ngomong dan bertanya “Ibu datang kapan Bell?”. Bella menjawab “Kak Olivia akhirnya sadar. Bule Reni dateng siang keesokan harinya setelah Kak Olivia gak sadarkan diri. Dia langsung kesini belum pulang ke rumah”. Gue menjawab “Tangan Ibu kenapa?”. Bella menjawab “Kak Olivia kehilangan banyak darah. Hampir kehilangan 2 liter darah selama seminggu ini. Stok darah AB disini tinggal satu liter dan Bule Reni yang tranfusi sisanya”. Gak lama Ibu kebangun dan langsung meluk Gue “Kamu udah bangun sayang? Kamu kenapa sayang? Kenapa gak cerita ke Ibu kalo ada masalah”.
Gue nangis dan menjawab “Aku minta maaf Bu. Aku bener-bener minta maaf udah ngecewain Ibu. Aku penuh dosa dan kesalahan Bu”. Ibu menjawab “Yang penting kamu sehat dulu nak. Nanti masalah semuanya bisa dibicarakan asal kamu membaik dulu”. Gue menjawab “Kaki aku gak bisa digerakin Bu. Aku kesulitan bangun aku mau pipis”. Ibu menjawab “Bella ambilin kantong urin sayang. Olivia mau pipis katanya”. Bella menjawab “Iyaa Bule. Kak Olivia mau makan buah? Aku potongin yaa?”. Gue menjawab “Aku belum boleh makan dulu Bell. Belum semua tubuhku berfungsi normal. Takutnya pencernaanku juga bermasalah. Tunggu dokter dulu aja”.
Bella menjawab “Iyaa Kak aku izin pasangin kantong pipisnya yaa”. Gue menjawab “Iyaa Bell tolong pasangin yaa”. Sehari kemudian Gue kembali pendarahan namun untungnya Gue berhasil mempertahankan kesadaran Gue. Ibu pergi ke berbagai rumah sakit untuk beli kantong darah golongan AB. Disisi lain Bella selalu ngejagain Gue dan berusaha nenangin Gue. Mama dan Papanya Putra pun hampir setiap hari jenguk Gue di jam jenguk (Jam 12:00 WIB - 13:00 WIB). Gue disini bener-bener butuh Putra dan ingin ketemu Putra. Semuanya dateng kesini jenguk Gue termasuk temen-temen Gue seperti Sasha, Gisel, Qory, dan lainnya.
Cuma Putra yang gak pernah dateng untuk jenguk padahal dialah yang bener-bener Gue butuhin sekarang. 2 minggu berlalu kondisi Gue gak membaik dan malah bertambah buruk. Gue yang pendarahan biasanya keluar setiap 3-4 hari sekali sekarang bener-bener hampir setiap hari pendarahan. Badan Gue udah gak karuan dimasukin darah dari orang lain. Saat itu Gue berpikir inilah titik akhir hidup Gue. Gue udah gak bisa selamat lagi dan Gue cuma ingin bertemu Putra minta maaf ke dia sebelum Gue meninggal. Gue berkata “Bu…”. Ibu menjawab “Iya sayang? Kamu kenapa Nak? Ngomong sama Ibu apa yang kamu rasain?”.
Gue menjawab “Aku ingin ketemu Putra yang terakhir kalinya. Aku gak tau apa aku bisa bertahan lagi”. Ibu menjawab “Jangan ngomong begitu ya Nak. Kamu kuat sayang kamu kuat. Ibu selalu berdoa dan berjuang untuk kesembuhan kamu sayang. Ibu nanti telfonkan Putra yaa supaya dia mau kesini”. Gue menjawab “Aku ingin bertemu Ayah dan Putra Bu. Aku merasa Putra adalah sosok pengganti Ayah”. Ibu menjawab “Kamu gak boleh ketemu Ayah sayang. Ayah udah tenang di alam sana. Kamu harta Ibu yang sangat berharga sayang. Jangan tinggalin Ibu. Ibu mohon jangan tinggalin Ibu sayang. Ibu udah kehilangan Ayah kamu, Ibu gak mau kehilangan kamu sayang. Ibu selama ini berjuang untuk kamu dan Arif. Ibu rela selama ini kelilingi dunia ini untuk menghidupi kamu dan Arif”.
Malemnya Gue koma lagi yang kedua kalinya. Tapi disinilah Gue mengerti bahwa Tuhan itu baik. Gue dipertemukan oleh Ayah entah itu di alam mana. Dan entah itu Ayah yang asli atau bukan. Tapi saat itu Gue berada seperti di sebuah rumah sakit sedang duduk di ruang tunggu. Gue melihat Ayah lagi berjalan dari ruang operasi ngelewatin ruang tunggu “Kamu ngapain disini sayang?”. Gue menjawab “Ayah? Lohh? Ayah masih hidup?”. Ayah menjawab “Memangnya kapan Ayah meninggal?”. Gue menjawab “Hah? Ayah meninggal tahun 2005 kemarin udah 11 tahun Ayah”. Ayah duduk di sebelah Gue dan menjawab “Ahhh itu cuma perasaan kamu aja hahaha. Kamu udah besar ya sekarang. Udah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan seksi”.
Gue menjawab “Hehehe soalnya kan Ayah ganteng makanya aku nurun dari Ayah”. Ayah menjawab “Hahaha kecantikan kamu itu nurun dan Ibu kamu. Ayah yang nurunin kulit putihnya aja”. Gue menjawab “Sebentar… Aku ada dimana sekarang yah?”. Ayah menjawab “Lagi dimana? Yaa lagi dirumah sakit disini sama Ayah”. Gue menjawab “Ayah habis operasi siapa? Apakah pasiennya selamat?”. Ayah menjawab “Iyaa Ayah habis operasi seorang anak terkena tumor di wajahnya. Dia selamat dia anak yang kuat”. Gue menjawab “Aku sekarang kuliah ke dokteran Yah. Di dunia kedokteran Indonesia ternyata Ayah dokter yang cukup dikenal”.
Ayah menjawab “Iyaa gak juga Ayah hanya seorang amatiran hahaha. Jadi apa aja yang sudah kamu pelajari di dunia kedokteran?”. Gue menjawab “Iyaa ada banyak Yah. Cuma aku bingung untuk fokusnya mau ambil spesialis apa?”. Ayah menjawab “Ayah dulu hanya spesialis dokter bedah. Tapi saran Ayah kamu ambil 2-3 spesialis”. Gue menjawab “Haaah?? Satu spesialis aja berat Ayah apalagi 3 spesialis”. Ayah menjawab “Yahhh kalo begitu dua deh. Ambil spesialis bedah dan spesialis anak”. Gue menjawab “Kenapa harus spesialis bedah dan anak Yah?”. Ayah menjawab “Kenapa? Karena anak-anak itu nyawa sebuah negara Nak. Mereka yang menjadi penerus ditambah tingkat kesehatan anak di negara kita masih minim”.
Gue menjawab “Iyaa yaa? Aku sebenernya kemarin bingung mau ambil spesialis apa. Soalnya semester depan aku udah magang dan ambil spesialis”. Ayah menjawab “Saran Ayah ya dua spesialis itu. Kamu itu jauh lebih cerdas dari Ayah karena Ibu juga sebenernya cerdas. Kamu pasti sanggup sayang. Disisi lain kamu juga kan suka sama anak-anak”. Gue menjawab “Iyaa Yah. Aku akan ambil dua spesialis itu. Aku lega bisa ketemu Ayah dalam situasi seperti ini”. Ayah menjawab “Ini pesan terakhir Ayah ke kamu sayang. Ketika kamu lulus nanti kamu akan di sumpah yang disebut dengan sumpah seorang dokter”. Gue menjawab “Iyaa semua dokter memang akan mengucapkan sumpah dokter Yah”.
Ayah menjawab “Jadilah dokter yang Mulia sayang. Semasa Ayah dulu Ayah telah melakukan begitu banyak kesalahan. Kamu harus memelihara martabat dan tradisi luhur seorang dokter”. Gue menjawab “Jadi artinya apa Yah?”. Ayah menjawab “Selamatkan nyawa sebanyak yang kamu bisa. Hilangkan sisi kapitalisme dalam diri kamu. Saran Ayah jalani bisnis lain dan jangan jadikan profesi dokter sebagai mata pencaharian utama kamu. Ketika kamu mati kamu akan diminta pertanggung jawabkan sesuai dengan sumpah dan profesi kamu. Sumpah itu sangat berat Nak percayalah amanah dan sumpah itu sangat berat pertanggung jawabannya baik di dunia ataupun setelah kematian”.
Gue menjawab “Terima kasih Ayah. Aku pasti jalanin semua yang Ayah sarankan ke aku”. Ayah menjawab “Sekarang kembalilah sayang. Belum waktunya kamu berada disini. Masih banyak permasalahan pribadi yang harus kamu selesaikan begitu pula dengan permasalahan masyarakat”. Gue merasa ada yang Aneh di badan Gue dan Gue menjawab “Ayah mau kemana? Aku belum selesai dengan Ayah!”. Ayah menjawab “Teruskan perjuangan Ayah Nak. Kamu akan menemui banyak masalah tapi jangan pernah menyerah! Karena kamu dilahirkan untuk sebuah tujuan besar. Selamat berjuang anakku sayang! Semoga kamu selalu selamat”. (Bersambung…)
arip1992 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
Kutip
Balas
Tutup