- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#22
Chapter 13
Setelah perjalanan yang memakan waktu cukup lama, dan memasuki daerah perbukitan. Sang supir taksi pun memberhentikan mobilnya, menurut alamat yang diberikan oleh Djohan rasanya sisi jalan bukit ini bukanlah tempat yang ingin ia tuju.
“Ada apa?” tanya Djohan.
“Maaf, tapi saya tidak bisa membawa anda lebih dari ini. Daerah ini sangat berbahaya bagi orang umum seperti saya,” gelagatnya seperti orang yang ketakutan. “saya akan mengembalikan uang lebihnya…”
“Baiklah saya mengerti,” Djohan membuka pintu taksi. “oh iya, simpan saja uangnya dan satu lagi…saya harus terus naik atau apa?” jawaban dari supir taksi hanya sebuah anggukan.
Mobil taksi melaju turun, meninggalkan Djohan sendirian di daerah perbukitan yang cahayanya hanya berada di jalan. Sekelilingnya hutan-hutan lebat yang gelap, namun lingkungan ini tidak mengurungkan niatnya.
Djohan berjalan mengikuti jalan hingga ia melihat sebuah rumah besar yang bentuknya seperti mansion di daerah pelabuhan waktu itu. Hanya saja kali ini bentuknya sangat besar, dari kejauhan atap rumah itu saja sudah terlihat. Djohan mempercepat langkahnya, ia menemukan sebuah gerbang besar dari besi yang warnanya kehitaman. Terlihat ada sebuah pos kecil juga di dalam.
“Aku sudah siap!” ucapnya, lalu terdengar sebuah suara. Memang di area pagar ini terdapat sebuah speaker kecil dan juga ternyata ada sebuah kamera cctv.
“Masuklah…aku sudah menunggu,” ucap suara dari speaker.
Tanpa ragu Djohan mendorong pagarnya secara perlahan, di luar dugaan pagarnya sama sekali tidak terkunci.
“Apa dia sengaja mengumpulkan semua orang di dalam?” Djohan melangkah, ia merasakan menginjak sesuatu. “huh?” ia melihat ke bawah, ternyata ia menginjak kepala seseorang. “sial!”
Djohan melihat sekelilingnya, banyak mayat orang berserakan di sini. Keadaan mereka sangat mengenaskan, rata-rata dalam keadaan tidak utuh. Banyak potongan tubuh berserakan, termasuk kepala yang tidak sengaja Djohan injak.
“Kurang ajar! Dia apakan orang-orang ini?” Djohan memang sudah menyiapkan segala, termasuk jika melawan segerombolan orang seperti waktu itu. Tapi karena ini bukan sebuah misi, maka ia tidak akan membunuh orang-orang ini.
Emosinya memuncak, Djohan bergegas memantapkan langkahnya menuju bangunan utama. Seiring perjalanannya lebih banyak lagi mayat dan darah yang berceceran di sana sini. Djohan menendang pintu yang menghalanginya. Allison sudah berdiri di sana, lantai yang berwarna putih pun berubah merah. Dua tangga yang saling melingkar itu pun dipenuhi oleh darah.
“Selamat datang, terima kasih sudah mau menerima tantanganku” ucapnya santai.
“Kau apakan orang-orang ini?!”
“Aku berpikir, lambat laun tempat ini akan kalian serbu. Jadi hitung-hitung aku sudah membantu kalian tuk membereskannya. Lagipula aku sudah mendapatkan banyak uang dari sini, setelah membunuhmu aku akan keluar negeri, ya mungkin mencari para mafia kaya lagi.”
“Begitu gampangnya kau menyepelekan nyawa orang-orang ini!” kemarahan Djohan sudah memuncak. “akan kubunu….,” tiba-tiba ia merasakan guncangan yang hebat didadanya. Rasa ini juga dirasakan oleh Allison.
“Harusnya aku langsung memburumu pada saat aku tahu kamu sudah menjadi Beaters, rasa ini sungguh menyakitkan!” gerakan mata Allison melirik ke kanan dan kiri memperhatikan ruangan. “tempat ini luas, tapi banyak sekali perabotan-perabotan mahal yang mengganggu pergerakanku, jadi bagaimana kalau….,” tanpa apa-apa Djohan langsung menyerangnya, sebuah pukulan akan mengenainya. “fu…..,” dengan santai Allison menghempas tubuh Djohan dengan telapak tangannya. Tubuh Djohan terpental keluar, merusak pintu masuk bangunan ini.
“Sial!” Djohan masih tertidur di tanah yang penuh dengan rerumputan dan bekas darah.
Allison berjalan santai menghampirinya, setiap langkahnya merubah bentuk tubuhnya. Mulai dari bawah yaitu kaki, berlanjut ke badan, kedua tangan dan ia menyisakan kepalanya yang masih berbentuk kepala manusia.
“Aku tidak perduli dengan perjanjian lama yang mereka buat, PERSETAN dengannya! ‘kami para Beaters dari Royal Clan blablabla’…aku saja jijik mendengarnya!”
Ia berbicara apa? perjanjian lama?Ucap Djohan.
Allison menghirup nafas dalam-dalam, seraya kepalanya perlahan berubah bentuk. “BERSIAPLAH!”
Sensor pendeteksi Beaters di kantor BASS sektor 10 berbunyi, secara daerah perbukitan tempat Allison dan Djohan berada ini masuk ke dalam organisasi BASS sektor 10. Sensornya begitu besar dan memberikan sinyal yang kuat, mereka yakin bahwa Beaters yang muncul merupakan Beaters yang kuat. Sehingga mereka langsung menyiapkan persenjataan komplit yang penuh dengan senjata yang memiliki daya hancur yang besar.
“Tangkapan besar kali ini, semua bersiap!” ucap kapten tim sektor 10 yang usianya lebih muda dari kapten Vela dari sektor 13.
Sosok Allison kini sudah jauh berbeda, dari bentuknya tadi sebagai seorang manusia dan sekarang sudah berubah menjadi sosok Beaters. Tubuhnya besar berwarna hitam legam seperti memakai armor, pinggiran tangan dan bahunya ditumbuhi duri-duri, dan sebuah tanduk bercabang yang menjulang tinggi sebagai tanda bahwa Allison adalah seorang Beaters.
“ARGHHHH!” tangan sebelah kanan Djohan berubah menjadi bentuk Beaters, merobek sebelah pakaiannya itu.
“Heeee…kamu meremehkanku? Hanya satu tangan saja? HAHAAAHHA JANGAN BERCANDA KAMU BISA MENGALAHKANKU DENGAN BENTUK ITU!!!!”
“Kita tidak akan tahu sebelum mencoba,” Djohan sangat percaya diri dengan kemampuannya.
Sensor khusus pendeteksi Silver Clan milik sektor 13 berbunyi, lantas hal ini membuat kaget seluruh kru karena tidak ada pemberitahuan mengenai misi kepada mereka sebelumnya.
“Hah? Silver Clan beraksi tanpa sepengetahuan kita?” ucap Gareth.
“Bukan…ini….,” Leah langsung menyadari, bahwa sensor ini adalah dari tubuh Djohan. “kapten!”
“Dia pasti sudah berangkat ke tkp, kita tidak punya banyak waktu, bersiaplah!” ucap sang kapten memerintah anak buahnya tuk segera bersiap.
Sterling dan Vivian yang sedang menghabiskan malam sambil mencari informasi tuk misi selanjutnya menyadari bahwa ada salah satu anggotanya yang berubah bentuk menjadi Beaters. Kemampuan ini sudah ada dalam tubuh mereka masing-masing tuk mendeteksi salah satu anggota clan.
“Ini…Djohan!” Sterling meminta Vivian tuk melanjutkannya sendiri. “Vivian, kamu tahu kan apa yang harus dilakukan?”
Sterling berlari menuju bar Wilson, ia membutuhkan Lio agar posisi Djohan dapat langsung diketahui tanpa harus meraba-raba energinya.
“Apa yang dilakukan olehnya….,” Sterling ingat, kemungkinan besar Djohan sedang melawan Allison. “cih! Kamu tidak sebodoh itukan…, dia pasti mati jika melawan Allison sendirian!”
Quote:
Setelah perjalanan yang memakan waktu cukup lama, dan memasuki daerah perbukitan. Sang supir taksi pun memberhentikan mobilnya, menurut alamat yang diberikan oleh Djohan rasanya sisi jalan bukit ini bukanlah tempat yang ingin ia tuju.
“Ada apa?” tanya Djohan.
“Maaf, tapi saya tidak bisa membawa anda lebih dari ini. Daerah ini sangat berbahaya bagi orang umum seperti saya,” gelagatnya seperti orang yang ketakutan. “saya akan mengembalikan uang lebihnya…”
“Baiklah saya mengerti,” Djohan membuka pintu taksi. “oh iya, simpan saja uangnya dan satu lagi…saya harus terus naik atau apa?” jawaban dari supir taksi hanya sebuah anggukan.
Mobil taksi melaju turun, meninggalkan Djohan sendirian di daerah perbukitan yang cahayanya hanya berada di jalan. Sekelilingnya hutan-hutan lebat yang gelap, namun lingkungan ini tidak mengurungkan niatnya.
Djohan berjalan mengikuti jalan hingga ia melihat sebuah rumah besar yang bentuknya seperti mansion di daerah pelabuhan waktu itu. Hanya saja kali ini bentuknya sangat besar, dari kejauhan atap rumah itu saja sudah terlihat. Djohan mempercepat langkahnya, ia menemukan sebuah gerbang besar dari besi yang warnanya kehitaman. Terlihat ada sebuah pos kecil juga di dalam.
“Aku sudah siap!” ucapnya, lalu terdengar sebuah suara. Memang di area pagar ini terdapat sebuah speaker kecil dan juga ternyata ada sebuah kamera cctv.
“Masuklah…aku sudah menunggu,” ucap suara dari speaker.
Tanpa ragu Djohan mendorong pagarnya secara perlahan, di luar dugaan pagarnya sama sekali tidak terkunci.
“Apa dia sengaja mengumpulkan semua orang di dalam?” Djohan melangkah, ia merasakan menginjak sesuatu. “huh?” ia melihat ke bawah, ternyata ia menginjak kepala seseorang. “sial!”
Djohan melihat sekelilingnya, banyak mayat orang berserakan di sini. Keadaan mereka sangat mengenaskan, rata-rata dalam keadaan tidak utuh. Banyak potongan tubuh berserakan, termasuk kepala yang tidak sengaja Djohan injak.
“Kurang ajar! Dia apakan orang-orang ini?” Djohan memang sudah menyiapkan segala, termasuk jika melawan segerombolan orang seperti waktu itu. Tapi karena ini bukan sebuah misi, maka ia tidak akan membunuh orang-orang ini.
Emosinya memuncak, Djohan bergegas memantapkan langkahnya menuju bangunan utama. Seiring perjalanannya lebih banyak lagi mayat dan darah yang berceceran di sana sini. Djohan menendang pintu yang menghalanginya. Allison sudah berdiri di sana, lantai yang berwarna putih pun berubah merah. Dua tangga yang saling melingkar itu pun dipenuhi oleh darah.
“Selamat datang, terima kasih sudah mau menerima tantanganku” ucapnya santai.
“Kau apakan orang-orang ini?!”
“Aku berpikir, lambat laun tempat ini akan kalian serbu. Jadi hitung-hitung aku sudah membantu kalian tuk membereskannya. Lagipula aku sudah mendapatkan banyak uang dari sini, setelah membunuhmu aku akan keluar negeri, ya mungkin mencari para mafia kaya lagi.”
“Begitu gampangnya kau menyepelekan nyawa orang-orang ini!” kemarahan Djohan sudah memuncak. “akan kubunu….,” tiba-tiba ia merasakan guncangan yang hebat didadanya. Rasa ini juga dirasakan oleh Allison.
“Harusnya aku langsung memburumu pada saat aku tahu kamu sudah menjadi Beaters, rasa ini sungguh menyakitkan!” gerakan mata Allison melirik ke kanan dan kiri memperhatikan ruangan. “tempat ini luas, tapi banyak sekali perabotan-perabotan mahal yang mengganggu pergerakanku, jadi bagaimana kalau….,” tanpa apa-apa Djohan langsung menyerangnya, sebuah pukulan akan mengenainya. “fu…..,” dengan santai Allison menghempas tubuh Djohan dengan telapak tangannya. Tubuh Djohan terpental keluar, merusak pintu masuk bangunan ini.
“Sial!” Djohan masih tertidur di tanah yang penuh dengan rerumputan dan bekas darah.
Allison berjalan santai menghampirinya, setiap langkahnya merubah bentuk tubuhnya. Mulai dari bawah yaitu kaki, berlanjut ke badan, kedua tangan dan ia menyisakan kepalanya yang masih berbentuk kepala manusia.
“Aku tidak perduli dengan perjanjian lama yang mereka buat, PERSETAN dengannya! ‘kami para Beaters dari Royal Clan blablabla’…aku saja jijik mendengarnya!”
Ia berbicara apa? perjanjian lama?Ucap Djohan.
Allison menghirup nafas dalam-dalam, seraya kepalanya perlahan berubah bentuk. “BERSIAPLAH!”
Sensor pendeteksi Beaters di kantor BASS sektor 10 berbunyi, secara daerah perbukitan tempat Allison dan Djohan berada ini masuk ke dalam organisasi BASS sektor 10. Sensornya begitu besar dan memberikan sinyal yang kuat, mereka yakin bahwa Beaters yang muncul merupakan Beaters yang kuat. Sehingga mereka langsung menyiapkan persenjataan komplit yang penuh dengan senjata yang memiliki daya hancur yang besar.
“Tangkapan besar kali ini, semua bersiap!” ucap kapten tim sektor 10 yang usianya lebih muda dari kapten Vela dari sektor 13.
Sosok Allison kini sudah jauh berbeda, dari bentuknya tadi sebagai seorang manusia dan sekarang sudah berubah menjadi sosok Beaters. Tubuhnya besar berwarna hitam legam seperti memakai armor, pinggiran tangan dan bahunya ditumbuhi duri-duri, dan sebuah tanduk bercabang yang menjulang tinggi sebagai tanda bahwa Allison adalah seorang Beaters.
“ARGHHHH!” tangan sebelah kanan Djohan berubah menjadi bentuk Beaters, merobek sebelah pakaiannya itu.
“Heeee…kamu meremehkanku? Hanya satu tangan saja? HAHAAAHHA JANGAN BERCANDA KAMU BISA MENGALAHKANKU DENGAN BENTUK ITU!!!!”
“Kita tidak akan tahu sebelum mencoba,” Djohan sangat percaya diri dengan kemampuannya.
Sensor khusus pendeteksi Silver Clan milik sektor 13 berbunyi, lantas hal ini membuat kaget seluruh kru karena tidak ada pemberitahuan mengenai misi kepada mereka sebelumnya.
“Hah? Silver Clan beraksi tanpa sepengetahuan kita?” ucap Gareth.
“Bukan…ini….,” Leah langsung menyadari, bahwa sensor ini adalah dari tubuh Djohan. “kapten!”
“Dia pasti sudah berangkat ke tkp, kita tidak punya banyak waktu, bersiaplah!” ucap sang kapten memerintah anak buahnya tuk segera bersiap.
Sterling dan Vivian yang sedang menghabiskan malam sambil mencari informasi tuk misi selanjutnya menyadari bahwa ada salah satu anggotanya yang berubah bentuk menjadi Beaters. Kemampuan ini sudah ada dalam tubuh mereka masing-masing tuk mendeteksi salah satu anggota clan.
“Ini…Djohan!” Sterling meminta Vivian tuk melanjutkannya sendiri. “Vivian, kamu tahu kan apa yang harus dilakukan?”
Sterling berlari menuju bar Wilson, ia membutuhkan Lio agar posisi Djohan dapat langsung diketahui tanpa harus meraba-raba energinya.
“Apa yang dilakukan olehnya….,” Sterling ingat, kemungkinan besar Djohan sedang melawan Allison. “cih! Kamu tidak sebodoh itukan…, dia pasti mati jika melawan Allison sendirian!”
redrices dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Kutip
Balas