Jadi kapan gue pisah sama Alex, tepatnya adalah waktu dia kencing. Gue ketemu sama Alex jadi jadian, sedangkan Alex selesai kencing merasa terzolimi ngira gue ninggalin dia. baiktnya adalah dia ga tau bahwa gue adalah pendekar si buta dari goa cumi. Lebih tepatnya buta arah sih. Alhasil Alex balik ke tenda, dan karena gue ilang ga balik balik taulah siapa orang yang paling panik ... Hahaha







Oke we back to story saat si Chaca udah kepo perilah rasanya ciuman. Ga serta merta gue ngasih pemahaman ke Chaca tentang ciuman berdasarkan sudut pandang gue. Karena tiap ciuman itu memiliki arti, bukan sekedar pelepasan ekspresi hasrat yang selalu berujung kejadian pengencrotan.

"Lo tanya ke gue ???" tanyaku keheranan sedikit engas.

"ya siapa lagi kan lo yang ada disini"

"jadi sebelum lo ngrasain gimana rasanya ciuman sama Yesung nantinya entah kapan gue ga tau, tapi ciuman itu ada banyak arti lo harus tau ..."

"maksudnya arti ???"

"letak ciumannya dimana"

"kalo dibibir ???"

"itu bentuk ekspresi ingin memiliki dan ketertarikan hasrat, ciuman di bibir itu adalah gerbang utama untuk menuju tahap selanjutnya yang lebih dalem. Jadi kalo suatu saat lo mau berhubungan badan dan bingung mau mulai dari mana, lo bisa buka dengan ciuman dulu"

"di pipi ???"

"Pipi itu bentuk ekspresi kangen, dan gak mau kehilangan. Biasanya itu sering kita dapetin dari orang terdekat kita seperti orang tua"

"kalo di leher ????"

"itu udah jelas, engas ... mirip2 seperti ciuman di bibir sih, cuma itu lebih frontal aja sebagai bentuk kode bahwa pasangan lagi pengen"

"owh gitu ... ng ... Ger ... Kasih tau satu aja dari lo boleh ???"

" ................ "

Sejenak gue diem ngeliat paras Chaca, demi tuhan gue engas berat anjir, bagi gue disetiap inchi tubuh Chaca adalah candu yang bisa bikin hasrat ini untuk minta lebih dan lebih.

"Cha .. sini deh deketan dikit"

Dengan kode itu doi pun ngedeketin tubuh dia ke gue, dan udah merem duluan. Karena sebagai lelaki sejati yang udah jelas faham akan situasi dan kondisi, gue gak akan menyianyiakan kesempatan ini. Dari sini Chaca tau apa isi ungkapan hati gue untuknya dan mulai terbongkar kebohongan ini tentang Arfa.

Tarik nafas dalem dalem, sibakin setiap helai rambut yang berjatuhan, pandangin parasnya disetiap indahnya, gue kecup dia pelan ...





"Mmppphhhhwwaachhh ....."




Dan usai kecupan itu terlepas, Chaca dengan heran dan mata terbelalak menahan malu dan engas jadi satu sambil berucap padaku.


"kok lo cium disitu ????"

"iya ... gue pengen lo tau itu adalah bagian paling dalem bagi gue"

"emang apa artinya ????"

"ungkapan rasa kasih sayang yang tulus, gada hal lain selain itu ..."

" ................ "

Chaca cuma bisa diem seribu kata, dan lanjut nanyain perihal hubungan gue dengan Arfa sebenarnya gimana.

"lo sayaang ga sih sama Arfa ??? kok lo cium di kening gue ..."

"iya gue sayang dia awalnya ..."

"awalnya ???"

"iya awalnya, sebelum dia nolak gue untuk balikan"

"nah yang waktu di bandara itu lo bilang balikan ????"

"enggak ... gue ga balikan, sebenarnya felling lo tentang gue itu bener kok. lo sempet mastiin gue balikan apa enggak sama Arfa waktu itu, tapi karena permintaan Shasa gue bilang iya aja, maaf ya udah bohongin lo"

" ............... "

Dan doi nangis, ga tau lagi deh ini anak nangisnya kenapa, gue susah untuk mengartikannya cuman yang jelas ...

"Gue pengen putus dari Yessung ...." ungkapnya disela isak tangis.

"kenapa ... bukannya waktu itu di tempat gym lo bilang sayang banget sama Yessung"

"emang gue sayang banget sama dia, cuman bokap ga setuju kalo harus sama orang asing"

"trus selama ini yang lo lakuin ???"

"gue ... cuma bisa backstreet dari bokap tanpa tau kemana arah tujuan hubungan ini"

"nyokap lo gimana ke dia ???'

"nyokap biasa aja ga terlalu ada respect ama dia, cuman karena udah lama jalan, lama kelamaan jadi dibiarin aja kaya ga dianggep penting gitu. Dan itu menyakitkan bagi gue. Engga tau ya kenapa semenjak kedatangan lo dihidup gue semuanya berubah total. Nyokap lebih respect sama sosok yang baru dia kenal, yaitu lo. Nyokap bilang lo adalah sosok orang yang bertanggung jawab. Sosok orang yang tepat untuk bimbing gue juga karena kita seiman. Kak Shaha juga gitu, tiap dirumah selalu condong cerita tentang lo siang dan malem sampe gak jarang kebawa mimpi, entah lo disana mimpiin gue juga apa enggak. Sejak tau lo mau balikan sama Arfa demi Allah rasanya sakit nyesek sendiri perasaan ini ga mau diajak iklas. Gue tau masih punya Yessung, tapi gue pengen secepatnya udahan dan gak tau mau mulai dari mana. Gue terkurung disini, gue sepenuhnya milik Yessung, gue tersiksa disini Ger ... !!!!"

" ............. "

Tanpa harus ngomong sepatah kata kini kitapun tau bahwasanya masing2 mempunyai rasa. Rasa yang tengah gue perjuangan kan untuk Chaca, begitu pun dia
yang sebenarnya saat ini tertekan karena keadaan Yessung. Saat itu gue cuma bisa diem, pengen misahin mereka tapi ga tau kenapa bingung caranya. Sampai pada akhirnya rahasia yang selama ini gue simpan diketahui semuanya oleh Chaca.

"gue ga minta lo untuk bertindak hal gila atas apa yang udah gue bilang tadi, kalo ga nemu solusinya, ya jalanin aja dulu apa adanya gausah dipaksain"

"yaa gue juga mikir gitu, pengen nglakuin suatu hal tapi keadaan saat ini rasanya tengah ga memungkinkan"

"udah gausah terlalu dipikirin, gw seneng bisa cerita ke lo, lo tau apa yang ada di benak gue itu udah cukup"

"iya cukup ... cukup nyesek dan nyakitin"

"hhahaha maaf maaf, bukannya maksud kegitu sih. Oiya, waktu lo di Denhag sebenarnya ada misi apaan sih, jujur deh"

"owh itu, misi dapetin hati orang"

"gue ????" dia mulai kepedean abis.

"yoi ..."

"emang gimana caranya ???"

"doa anak yatim itu ampuh kali, makanya sodakoh kesana ..."

"owh jadi gitu kronologinya, niat juga ya lo suka ama gue"

"gue ga bilang suka ama lo ... pede banget anjimm"

"ya itu trus apaan, pasti ada hal lain yang lo lakuin juga kan, hayooo !!!!"

"emang lo perlu tau itu ... ??"

"gue bisa sampai dititik ini sama lo rasanya emang ada hal lain sih yang bikin gue condong ke lo"

"gw tahajudin lo 30 hari penuh"

"gila lo seriusss ???!!!!!!!!"

"demi Allah"

"tadi dihutan ????"

"iya sempet tahajud, udah ... kurang bbrapa hari lagi selesai, dan nyatanya skrang kita tau masing2 kan"

"Astaga ini anak ..... gue speechless sama sikap lo yaa .... ng, kasih tau dong satu hal gila lagi yang selama ini lo sembunyiin dari gue"

"rasahia gue ?????"

"he'emm" pinta Chaca makin penasaran tak karuan.

"buat apaan ...."

"gue pengen jatuh hati lebih dalem lagi sama sosok cowok kaya lo"

"nanti sakit gimana ????"

"itu udah konsekuensi"

"ada satu hal yng gw sembunyiin dari lo, sampai saat ini, sampai detik ini, dan itu gak berubah sama sekali"

"apaan ?????"

"gue suka ama lo sejak kecil"

"owhh itu ... yayayayayaya ... cinta monyet kan "

" ............ "

"waitt ... sejak kecil ???? emang ketemu dimana ???"

Gue bukain dompet, gue tunjukin foto jaman sekelas saat TK dulu. Gue kasih liat ke Chaca dan otomatis dia reflek bilang ke gue.

"kok lo ada foto gue jaman TK, lo ambil dirumah ?????? ini berharga banget buat gue Ger .... "

"bukan, itu punya gue ... karena gue ada satu diantara cowok itu"

"KITA TEMEN TK ????!!!!!!!!!!!"

Chaca gak habis pikir, imajinasinya tentang gue semakin menjadi jadi. Dia mulai menerka nerka cowok mana yang tengah berada didepannya saat ini dalam foto tersebut. Dalam satu kali tunjuk Chaca pun tau bahwasanya gue adalah cowok paling putih dikelas. Namun sesaat dia mulai bingung dan berusaha mengingat sesuatu yang teramat sulit. Karena tak tega Chaca seperti itu, gue tunjukin satu lagi foto yang sebelumnya belum pernah dia lihat.

"coba liat ini ... "

"ini kan .... foto gue waktu liat sirkus lumba2, dan ini siapa cowok disebelah gue ... ng ..... AAASSSTAAAAAGAAAAA !!!!!!"

"LO COWOK YANG GUE SUKAI WAKTU TK DULU !!!!!!!!!!!!!!!!"

"Kayanya sih iya .... "