Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI
PACARKU HIDUP KEMBALI
Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.4K
6.3K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#2480
BAGIAN 33
KOKI TERKENAL
part 3


Sambil menunggu tim mempersiapkan proses syuting acara memasak, Bi Asih dirias dan didandani oleh make up artist di sebuah ruangan yang ditentukan sebelumnya. Asnawi tidak boleh mengikuti ke dalam ruang rias itu, ia terpaksa menunggu diluar bersama Anggariti. Suasana canggung kembali melanda hatinya. Asnawi seakan tak sanggup untuk sekadar mentap wanita aneh itu. Gunung es pun tumbuh menjulang diantara keduanya sehingga membuat kaeadaan semakin dingin.

Anggariti mulai mencoba meruntuhkan gunung es dengan menawari Asnawi secangkir kopi kepada Asnawi. Ia dengan senyum ramahnya mencoba untuk membuka obrolan sambil mengeluarkan sebuah ekor berbulu dari dalam roknya hingga menyembul keluar. Asnawi terkaget-kaget dengan hal itu. Ternyata dibalik rok besar yang dipakainya, terdapat sebuah ekor besar yang berbulu lebat.

"Duh... gerah banget nih, ekorku sampe keringetan gini" gerutu Anggariti.

"Maaf... apa itu ekor palsu?" tanya Asnawi.

"Yaiyalah Wi... masa ekor asli, emang menurutmu gimana?"

"Kulihat ekor ini kayak asli, soalnya bisa gerak gerak sendiri"

"Hmmm... ini ekor mahal Wi, aku sengaja beli dari Jepang langsung, ekor ini ada robotnya jadi bisa digerakin sama aku... mau pegang?"

"Aku percaya kok... Teh... hehehe gak usah megang"

"Jangan panggil Teteh dong!! Riti aja!!"

"Iya maafin aku Riti"

"Ayok dong pegang Wi!!"

"Enggak Rit, gak usah"

Anggariti memegang tangan Asnawi, lalu dia memaksanya untuk memegang ekor miliknya. Asnawi merasakan kelembutan bulu-bulu ekor Anggariti ketika memegangnya. Selain itu, ekor itu juga menyerbakkan wawangian bunga.

"Gimana? Canggih banget kan ekorku?"

"Iya Rit... bulu-bulunya halus banget, terus wangi lagi"

"Ini mahal banget lah Wi, sekitar 50 jutaan"

"Buseeeet!! Mahal amat!!... tapi... tapi... itu masangin di tubuhnya gimana?"

"Ada semcam sabuk yang dililitin di bokong aku Wi"

"Ooh... aku kira, maaf ekor itu..."

"Ditusukin ke lobang pantat gitu?... ya enggak lah Wi, sakit banget tuh... hahahaha"

Asnawi ikut tertawa ketika Anaggariti melontarkan candaan tentang ekor. Suasana canggung pun kini menghilang, gunung es yang menjulang tinggi telah mencair. Asnawi mulai merasa nyaman mengobrol bersama Anggariti.

"Nawi..."

"Iya.."

"Kamu kok bisa pacaran sama Mama Jaenal, gimana ceritanya tuh?" tanya Anggariti penasaran.

"Ceritanya panjang Rit... kenapa kamu pengen tau?" balas Asnawi.

"Aku penasarn aja, kenapa seleb terkenal kayak Mama Jaenal bisa pacaran sama brondong kayak kamu... hehehehe... jangan tersinggung yah!"

"Gak apa apa kok, aku gak tersinggung... mungkin udah takdir kali aku pacaran sama Bi Asih"

"Bi Asih?? Kamu manggil Mama Jaenal Bibi?"

"Anggap aja itu panggilan sayang dariku... ngomong-ngomong kenapa kamu kepo banget sama aku?"

"Hmmm... Mama Jaenal sama aku memilik persamaan yaitu sama sama janda yang ditinggal mati suami... makanya aku pengen tau cara dia bisa dapetin pacar kayak kamu"

"Aduh... hehehehe... kita baru kenal nih, tapi kamu udah mau tau semuanya tentang aku yah"

"Yaudah ikut aku!!"

Anggariti mengajak Asnawi pergi keluar cafe. Ia menarik tangan Asnawi untuk mengikuti langkahnya. Asnawi menuruti begitu saja ajakan wanita itu. Tangannya sangat halus bagaikan kain sutra, hal ini membuat Asnawi terbuai dengan pesonanya.

Ia mengajak untuk duduk di sebuah bangku panjang yang tebuat dari kau jati. Bangku itu menghadap ke sebuah lembah yang ditumbuhi pepohonan yang lebat. Di dasar lembah itu terdapat sungai kecil yang selalu menghasilkan suara deru aliran air yang membuat suasana hati menjadi tenang.

"Aku sengaja ngajak kamu kesini biara suasana ngobrol kita tenang... soalnya didalem tadi udah pada rame banyak orang... sekarang aku pengen tau cerita kamu bisa jadi pacar Mama Jaenal"

"Okeh... aku mau cerita, tapi aku juga pengen tau cerita kamu... tadi kamu bilang kalo kamu tuh senasib sama Bi Asih... maksudnya gimana?"

"Baiklah... aku janji mau nyeritain kisahku, ini pertama kalinya aku cerita tentang kisah hidupku sama orang asing"

Asnawi menarik napas panjang, lalu ia menceritakan semua kisah tentang pertemuan pertamanya dengan Bi Asih kepada Anggariti.

"Bi Asih adalah pembantu yang bekerja di rumah pacarku dulu... waktu itu, umurku baru 16 tahun sedangkan dia udah 25 tahun, dia baru nikah sama suaminya tapi belum dikaruniai anak"

"Gak mungkin!! Masa Mama Jaenal Pembantu? Bukannya ia lulusan luar negeri?"

"Bi Asih bukan pembantu biasa... dia adalah pengurus rumah tangga, dia mngatur segala kebutuhan rumah, orang tua pacarku tuh dulu orang kaya... mungkin dia adalah orang terkaya di pulau ini... aku juga gak tau kekayaannya kayak gimana, yang aku tau dia mempekerjakan Bi Asih dan menggajinya dengan fantastis"

"Wow... orang tua pacarmu hebat banget... terus kenapa sekarang kamu malah pacaran sama pembantunya?"

"Suatu hari, ketika aku kelas XI SMA... suami Bi Asih meninggal gara-gara kecelakaan... waktu itu dia lagi hamil tua, dia sangat shock denger kabar itu, pas lahiran pun dia cuman ditemenin sama aku dan pacarku... aku mulai deket sama dia semenjak itu... kita pun sampe terlibat hubungan gelap"

"Apaaaaa!!! Jadi kamu selingkuh sama Mama Jaenal?"

"Ya begitulah... tapi aku keburu putus sama pacarku dulu... jadi secara teknis, aku gak selingkuh"

"Yeeee!! sama aja kali!! apa mungkin kamu putus gara-gara selingkuh sama Mama Jaenal?"

"Enggak-enggak!! Aku udah single... lagian aku diputusin sama pacarku dengan alasan gak jelas, terus kita masih berhubungan baik... bahkan kemarn kami sempet balikan sampe akhirnya kita pisah lagi karena pacarku pergi ke Perancis untuk lanjut sekolah"

"Hmmm... terus kamu jadian sama Mama Jaenal?"

"Iya betul... aku jadian sama dia"

"Okeh... menarik juga ceritamu"

"Iya begitulah... sekarang giliranmu cerita!"

"Baiklah... tadi kamu penasaran dengan kesamaan aku sama Mama Jaenal?"

"Iya"

"Persamaan kita sama sama ditinggal mati suami di saat-saat butuh kasih sayang dari mereka... kalo tadi kamu bilang Mama Jaenal ditinggal mati ketika hamil tua, nah! kalo aku ditinggal mati sama suami ketika baru ngelahirin anak"

Asnawi mengeryitkan dahi sambil memandang serius Anggariti. Ia sangat tertarik dengan kisah hidup wanita yang baru dikenalnya itu.

"Maaf... apa suamimu meninggal karena kecelakaan juga?"

"Bukan Wi, suamiku mati dibunuh"

"APAAAAAH!! siapa yang ngelakuin hal keji itu?"

"Ayahku sendiri Wi... suamiku mati dipenggal sama ayahku karena dia emang gak menyetejui pernikahan kami"

Asnawi shock mendengar penjelasan Anggariti. Bibirnya bergetar dan matanya berkaca-kaca, ia terbawa emosi dengan kabar itu.

"Apa ayahmu ditangkep polisi?"

"Enggak Wi... ayahku sangat berkuasa, dia kebal hukum"

"Gak ada yang bisa kebal hukum di negeri ini Rit!! semua orang sama dimata hukum"

"Enggak Nawi... sebenernya ayahku tuh adalah Raja, dialah yang memegang hukum"

"KAMU BERCANDA YAH?? MANA ADA KERAJAAN DISINI? NYESEL AKU NANGGEPIN SERIUS TADI" bentak Asnawi.

"AKU SERIUS WI!!!!" bentak balik Anggariti dengan mata yang melotot. Asnawi pun langsung ciut, dia sangat ketakutan dengan aura yang dikeluarkan Anggariti.

"Baiklah... maafin aku, aku... aku... gak bermaksud... nyinggung kamu... tapi di sini udah gak ada kerajaan lagi, paling cuman Yogya dan Solo yang masih nyisa"

"Nawi!! banyak hal yang kamu gak ketahui tentang negeri ini, sebenernya banyak banget kerajaan yang tersembunyi dan memeilih untuk gak diketahui orang, salah satunya adalah kerajaan tempat dimana aku lahir... kerajaan itu bernama Puncak Hamerang... dan asal kamu tahu, aku lah sekarang yang menjadi Ratu di kerajaan itu, aku menggantikan ayahku yang memilih pensiun jadi Raja"

"Hmmmm... aku berusaha percaya sama kamu, tapi kerajaanmu wilayahnya dimana?"

"Kerajaanku di atas sebuah gunung di wilayah selatan pulau ini, kerajaanku ini bener bener tersembunyi... Akulah satu satunya orang yang bisa mendapat akses keluar dari wilayah kerajaan itu, aku pengen menuntut ilmu yang tinggi diluaran sama... aku kuliah di kota ini, selama itulah aku mulai mengenal dan berteman sama orang orang yang ada disekitarku... termasuk orang yang aku sukai... ya... dia cowok ganteng yang baik hati"

"Terus gimana suamimu bisa dibunuh?"

"Awalanya aku sama suamiku cuman berhubungan bisnis, tapi lama-lama kita saling mencintai... aku tahu banget kalo hal ini bakalan gak disetujuin orang tuaku, terutama ayahku, di Kerajaan ada aturan untuk dilarang menikah sama orang luar kerajaan... akhirnya aku nikah sembunyi-sembunyi, setahun kemudian kita dikarunai anak... tapi entah apa yang terjadi, mungkin ada mata-mata kerajaan yang mengetajui kehidupanku disini, hingga suatu malam aku dan suamiku di darengin sama ayahku ke rumah... ia murka karena tahu selama ini aku nikah sama orang luar dan punya anak... ayahku langsung menyerang suamiku... ia hendak membunuhnya... tak hanya itu, ia juga mau bunuh Angga, aku pun akhirnya bertarung sama ayahku sendiri, suami dan anakku di amankan sama adik perempuanku... aku pun kalah sama ayahku, aku terus dibawa pulang... aku disiksa, dipenjara dan dicuci otak... sampe akhirnya aku lupa akan keluargaku... selama itu aku cuma berharap suami dan anakku selamat... tapi takdir berkata lain, suamiku dibunuh dengan kejam... waktu itu aku gak tau keberadaan Angga, kukira dia juga terbunuh tapi ternyata selama ini adikku berhasil menyembunyikannya di sebuah panti asuhan"

Anggariti tak kuasa menitikan air matanya ketika itu. Asnawi merasa simpati kepada Anggariti walaupun ia tak mempercayai seratus persen ceritanya. Asnawi masih menganggap kalau Anggariti hanya mengarang cerita tentang kerajaan dan terbunuhnya suami. Masa iya ada kerajaan tersembunyi di Indonesia? Terus kenapa ada ayah yang kejam dan tega membunuh menantunya? Kalo terjadi pembununan, kenapa hal ini tidak diketahui kepolisian? Pertanyaan itu muncul di otaknya.

Asnawi memberikan dua helai tisue kepada Anggariti untuk mengjapus air matanya. Meskipun tak percaya, tapi Asnawi melihat kesedihan Anggariti sangatlah nyata.

"Sudahlah Rit! Kamu jangan sedih! Semoga arwah suamimu tenang di alam baka dan kamu bahagia karena udah kembali bersama Angga"

"Makasih Nawi!! Aku sekarang seneng banget karena udah ketemu anakku lagi... kali ini aku bersumpah akan selalu melindungi anakku dari gangguan siapapun... akan kubunuh jaika ada yang mau nyakitin anakku"

"Whoa... whoa... kamu jangan maen bunuh atuh Rit!! Entar kamu ditangkep polisi"

"Tapi aku gak mau kehilangan anakku lagi"

"Aku ngerti Rit... tapi kamu jangan sampe segitunya, aku juga siap melindungi Angga... aku gak mau kamu sampe berurusan sama polisi"

"Apakah kamu serius?"

"Iya Riti... aku serius!!"

"Mmmmm... makasih banget Nawi, walaupun aku baru mengenalmu, tapi aku ngerasa udah deket sama kamu... kamu baik banget Asnawi"

"Udah kewajiban sesama manusia saling bantu"

"Iya Wi... betul banget"

Ketika mereka tengah asyikc berbincang ditengah desiran angi yang berhembus dari lembah yang berada dihadapan mereka, tiba-tiba Jaenal dan Angga menghampiri. Mereka sangat senang melihat kehadiran Asnawi disana dan langsung mengajaknya untuk bermain. Asnawi sangat dekat dan akrab dengan anak-anak itu, sehingga Anggariti pun merasa senang melihatnya.

Sore pun akhirnya tiba, acara pertemuan itu pun akhirnya berakhir. Mereka kembali ke rumah masing-masing setelah Bi Asih menyelesaikan syuting. Mereka pun saling berpamitan di tempst parkir cafe. Aggariti dan anaknya menaiki mobil van mewah dengan menggunakan sopir pribadi. Mobil pi melaju meninggalkan Asnawi, Bi asib dan Jaenal yang masih berada di tempat parkir. Tampak Anghariti melambaikan tangan sambil tersenyum kepada Asnawi.

"Den... kamu sama Mama Angga ngapain aja selama aku syuting?"

"Ya... kita cuman ngobrol-ngobrol aja diluar tadi"

"Dia orangnya asyik kan Den?"

"Iya sih, dia asyik banget kalo ngobrol, tapi menurutku dia ahak kurang waras Bi"

"Maksudnya gimana Den?"

"Iya maksudnya dia bilang kalo suaminya mati dibunuh ayahnya, terus ayahnya itu Raja... dia berasal dari Kerajaan Puncak Hamerang... dan dia ini sekarang menjabat sebagai Ratu... kan aneh banget Bi! Masa ada kasus pembunuhan yang gak bisa ditanganin polisi dan mana ada kerajaan tersembunyi di Indonesia, bukannya udah gak ada lagi kerajaan sekarang?"

"Iya juga sih Den, menurutku dia trauma karena kehilangan suami... aku gak tau yah suaminya mati kenapa, yang jelas dia selalu bilang ada yang ngebunuh, kalo masalah kerajaan kayaknya dia ini sangat terobsesi sama kehidupan kerajaan dan dunia fantasi, sampe-sampe dia berpenampilan kayak manusia rubah kemana mana"

"Dia bener bener seorang Wibu Bi, bahkan dia lebih parah dariku... kalo aku cuman sebatas suka baca dan nonton film anime, tapi dia sampe ngecosplay tiap hari... dia juga menguasai bahasa Jepang lho"

"Ah masa sih Den?"

"Iya Bi, tadi dia mempraktekannya didepanku... aku sampe bingung sendiri dengernya hehe... sebernya dia itu asli orang mana sih Bi?"

"Dia itu orang Tasik Den... dia bukan Ratu, dia kerja sebagai manajer di sebuah perusahaan... aku lupa nama perusahaannya"

"Oh gitu... pantes dia ngomongya agak nyunda gitu ya... hahahaha"

"Yaudah Den... kita jalan yuk, kemana gitu... aku lagi butuh hiburan"

"Kita nonton aja yuk! Kebetulan ada film baru, Jaenal pasti suka"

Akhirnya mereka memasuki mobil,lalu pergi dari cafe itu.

...

Mobil van mewah itu tiba di halaman rumah. Anggariti dan Angga langsung turun dari dalam mobil. Sang supir pun membantu Anggariti keluar dari mobil dengan memegani tangannya.

"Pak supir! Nanti barang barang anterin ke kamarku yah!" perintah Anggariti.

"Baik Nyonya..." jawab supir.

Annggariti dan Angga pun berjalan masuk kedalam rumah. Angga langsung memasuki kamarnya sedamgkan Anggariti pergi ke dapur untuk menyimpan beberapa potonh roti yang dibeli dari cafe. Setelah itu, dia pun pergi ke kamarnya di lantai 2.

Sang supir mengeluarkan barang belanjaan dari dalam mobil setelah memarkirkannya di dalam garasi. Ia membawa 3 tas belanja yang berisi pakaian. Supir itu naik ke lantai dua lalu mengetuk pintu kamar Anggariti. Tak lama berselang, Anggariti membuka pintu dan mengajak supir untuk masuk kedalam. Anggariti tampak sangat anggun dengan baju kimono tipis yang pakainya, tentunya hal itu membuat sang supir menjadi salah tingkah.

"Saya pergi dulu Nyonya" pinta supir.

"Jangan Pak! Sini dulu temenin aku... kebetulan hari ini lagi bahagia banget karena ketemu sama Asnawi"

"Asnawi? Pemuda yang tadi ngobrol sama Nyonya?"

"Iya pak... makanya hari ini aku merayainnya sama kamu pak disini"

"Merayain gimana maksudnya?"

Tiba tiba Anggariti membuka baju kimononya dihadapan supir. Ia memperlihatkan kemolekan tubuhnya yang sempurna. Ekor rubahnya tampam bergerak gerak seakan mengikiti irama suara hati. Sang supir kaget, ia langsung memalingkan muka dari Anggariti. Ia pun berdiri dari kursi dan berniat pergi. Namun Anggariti menarik tubunya, lalu mendorongnya keatas ranjang sampai berbaring.

"ADUH NYONYA!! APA YANG NYONYA LAKUIN SAMA SAYA?"

"Aku akan ngasih kamu hadiah Pak... malem ini kamu akan bercinta denganku"

"Gak mau... saya udah punya istri!"

"Ayolah Pak... ini perintah dariku... kamu harus mematuhinya!"

"Maaf Nya... saya tidak bisa"

"Kamu mau kupecat?"

"Ampun Nya... jangan pecat saya!"

"Yaudah dong! Turuti perintahku!"

"Baik Nyonya... terserah padamu"

Akhirnya mereka berciuman, lalu bermesraan diatas ranjang dengan saling berpelukan. Perlahan baju sanh supir pun terbuka da menunjukkan kejantannua dihadpaan Anggariti. Mereka pun akhirnya bercinta. Serelah selesai, sang supir berbaring di sebelah Anggariti yang tengah tertidur. Ia tengah meratapi nasibnya yang beruntung karena memilik majikan sebaik Anggariti. Ia pun mulai jatuh cinta kepadanya. Anggariti kemudian bangun lalu mencium sang supir hang tangah memandanginya.

"Pagi nyonya... gimana tidurnya nyneyak?"sapa supir.

"Pagi pak... semalam indah banget, kamu sangat pintar muasin aku"

"Makasih Nyonya... saya sayang sama Nyonya... mulai saat ini saya akan melakukan apa pun demi Nyonya"

"Makasih sayangku... hmmm... kalo gitu aku lapar maukah kami nyiapin makanan buatku"

"Laksanakan Nyonya, saya mau pergi keluar buat beli makanan... Nyonya mau makan apa?"

"Kamu gak usah pergi... Kamu disini aja, karena aku mau makan kamu"

"Hahahaha... Nyonya bercanda aja ah, masa mau makan saya"

"AKU SERIUS"

Tiba tiba Anggariti mengigit leher sang supir, lalu mengunyah sebagian kecil daging yang terbawa mulutnya. San supir pun teriak dan panik. Ia berusaha pergi keluar kamar sambil memeganhi lehernya yang terluka parah. Akan tetapi, ketika mendekati pintu, Anghariti lamgsjng menusuk punggungnya dengan tangan sampai menembus ke dada. Sang supir mengalami shock berat, lalu dia mati seketika. Anggariti kemudian mencabut tangannya dan membiarkan mayat supir tergeletak diatas lantai dengan berlumuran darah.

Perlahan, anggariti menumbuhkan kukunya menjadi panjang dan tajam, lalu ia mencabik cabik mayat itu dan mengeluarkan isi perutnya. Ia mulai melahap organ-organ dalam mulai dari jantung sampai pangkreas. Dia merasa sangat senang ketika mengunyah daging yang masih mengeluarkan darah segar.

Satu jam kemudian, Prameswari masuk kedalam kamar. Ia kaget bukan kepalang ketika memergoki adinya tengah menikmati kudpan daging sang supir sambil bersenandung ria. Mayat supir sudah tidak utuh, hanya tersisa kepala, tangan, kaki dan tulang belulang.

"ASTAGA NAGA!!! KAMU MAKAN SUPIR LAGI RIT??" tanya Prameswari yang hanya dijawab oleh senyuman manis Anggariti.

Ia pun kemudian menarik sebuah kursi, lalu duduk dihadapan Anggariti yabg tengah melahap daging supir diatas lantai.

"Ini udah supir ke berapa yang kamu makan?"

"Kelima... nyam... nyam... rasanya enak banget Pram... kamu harus coba"

"Hihhh!!! Najis... aku gak suka dagkng manusia... kamu juga sebelumnya gak suka makan daging orang, tapi sekarang kamu jadi doyan daging supir... ada apa sama kamu Rit?"

"Aku juga bingung Pram... semenjak ganti tubuh, rasa laparku jadi tak terkendali... aku jadi seneng makan daging orang"

"Bukannya kamu samgat manyukai manusia? Kenapa sekarang malah kamu makanin mereka?"

"Entahlah Pram... aku juga gak tau mesti ngapaon, aku jarus belajar ngendaliin diri"

"Riti... Riti... aku jadi kasihan sama kamu... seharusnya kamu sekarang hidup di istana dan menjadi Ratu, bukan disini, jadi hewan buas"

"HMMMM.... SEMUA INI GARA GARA KUNTILANAK JALANG ITU!!! AKU HAMPIR KEHILANGAN SEGALANYA... AKAN KUBALAS DENDAMKU PADA DIA SECEPATNYA"

"Emang kamu udah siap balas dendam?"

"Aku udah ketemu sama Asnawi... aku udah berkenalan sama dia"

"Wah hebat nih! Dia orangnya kayak gimana?"

"Dia orangnya baik, ramah dan ganteng... pantes aja si kunti jalang itu suka sama orang ini, soalnya dia ganteng banget dan tubuhnya mengeluarkan aura kehidupan yang sangat banyak"

"Aku jadi penasaran sama dia Rit... tapi awas ya kalo kamu sampe jatuh cinta sama dia? Bisa bisa gagal nih misi kamu buat ngasihin kepalanya kepada Ratu"

"Kamu tenang aja Pram... aku gak akan tergoda sama Asnawi"

Terdengar sayup-sayup suara Angga yang berteriak memanggil ibunya. Anggariti dan Pramewari pun kaget dibuatnya.

"Pram... samperin anakku gih!! Aku gak mau kalo sampe dia liat aku kayak gini... aku gak mau Angga jadi siluman kayak kita, aku pengen dia jadi manusia seutuhnya"

"Baiklah Rit... tapi kamu jangan malan supir lagi dong!! Aku repot nih jarus ngatur ngatur semuanya biar hak ada yang curiga"

"Akan kuusahakan... aku gak akan malan orang lagi Pram... supir ini adalah yang terakhir"

Prameswari beranjak dari tempat duduknya, lalu ia pergi keluar untuk menghampiri Angga. Anggariti kekudian menyelesaikan santapan mengerikakannya dengan membelah kepala supir itu dan memakan otaknya.

APAKAH USAHA ANGGARITI AKAN BERHASIL?? KITA REHAT SEJENAK PEMIRSAH.... emoticon-Betty


LOWONGAN PEKERJAAN
JADI SUPIR PRIBADI NYONYA ANGGARITI
GAJI 10 JUTA/BULAN
BONUS MANTAP2 DARI NYONYA

MINAT??









Diubah oleh Martincorp 20-09-2020 05:41
chrysalis99
senggolbacok83
symoel08
symoel08 dan 53 lainnya memberi reputasi
54
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.