- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#20
Chapter 12
Cuaca siang ini begitu terik, namun tidak menyurutkan orang-orang tuk menenggak alcohol di Wilson Bar & Billiard. Hampir semua meja penuh dengan pelanggan, jika salah satu meja tidak diisi oleh Sterling dan Vivian yang sedang memilah-milah berkas tuk misi selanjutnya. Djohan juga cukup sibuk dengan melayani pesanan tamu. Agak aneh di siang bolong di jam yang harusnya padat tetapi banyak orang berkunjung.
Sebuah aura tidak mengenakan dirasakan oleh para Beaters Silver Clan, Djohan yang sedang memberikan pesanan ke Gonzalo pun merasakannya juga.
“Sensasi apa ini?” tanya Djohan.
“Berhati-hatilah, aura ini sangat berbahaya. Penuh dengan aroma darah,” ucap Gonzalo.
Sterling dan Vivian sudah bersiap-siap, siapapun yang membuka pintu jika memang orangnya merupakan ancaman maka keduanya tidak akan segan-segan melakukan tindakan. Engsel pintu yang terbuat dari besi bergerak ke bawah, lalu pintu terbuka dikit demi sedikit.
“Ah…tempatnya ramai juga, hari apa ini sekarang?” seorang laki-laki dengan tubuh tegap, dibalut dengan setelan blazer santai berwarna hitam datang.
“Allison!” Sterling menunjukan wajah yang tidak menyenangkan.
Lalu Djohan teringat bahwa sekiranya dia pernah bertemu dengan orang ini.
Allison yang berbadan tegap memutuskan untuk duduk di meja bartender, tepat dihadapan Gonzalo. “Oi Gonzalo, bagaimana kabarmu?” basa-basi yang tidak mencairkan suasana, karena sikap Silver Clan begitu dingin.
Sterling menghampirinya, duduk tepat di sebelah Allison. “Apa tujuanmu datang ke sini? Tidak lihatkah banyak pengunjung siang ini, tolong jangan rusak hari mereka!” kata Sterling tegas.
“Haha!” Allison tertawa meledek. “Kebetulan sekali kamu ada di sini, ada yang ingin aku pinta darimu,” Sterling menatapnya sinis. “bisakah kalian tidak mengincar pundi-pundi uangku? Maksudku ayolah, masih banyak kriminal, sampah-sampah lainnya di kota besar ini, kenapa kalian malah menghancurkan pundi uangku satu persatu?”
“Apa? pundi-pundi uangmu?”
“Aku ini bekerja sebagai seorang pengawal boss besar, dia mempunyai bisnis gelap di mana-mana. Anak buahnya semakin hari semakin habis, tidak tersisa tanpa jejak. Siapa lagi pelakunya jika bukan kalian? PARA BOUNTY HUNTER?” situasi menjadi sedikit panas.
Djohan yang berada tidak jauh dari mereka berdua tiba-tiba merasakan dadanya bergetar hebat. Ia sampai bersandar di tembok.
“Djohan…ada apa?” Solo menanyainya.
“Tidak…Beat nya…,” keadaan semakin parah ketika Beat miliknya bergetar sangat hebat, membuat Djohan kejang-kejang. “sensasi ini? jangan-jangan orang itu….” Djohan tidak kuat, ia terkulai ke lantai.
Gonzalo pun datang menghampirinya, membantu Solo membawa Djohan ke ruangan lain.
Kondisi di meja bartender pun semakin memanas, Sterling merasa bahwa Allison tidak berhak memberikan perintah padanya. Apalagi mengenai siapa buruan mereka selanjutnya.
“Oh…jadi begitu, bagaimana kalau misi kami selanjutnya adalah memburu boss besarmu itu?” dengan nada menantang.
Allison hanya tersenyum, “Maka tidak ada jalan pilihan lain, akan ku langgar penjanjian lama itu!”
Karena tensi yang semakin kuat, tubrukan dua aura yang mematikan itu menimbulkan efek ke benda sekitarnya. Satu persatu botol alcohol yang terpajang di area meja bartender pecah. Membuat pengunjung sedikit heran. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama, karena datangnya aura yang lebih mematikan dari mereka berdua.
Sosok tuan Stam datang dari ruangannya, lalu secara perlahan mulai mendatangi tempat Sterling dan Allison. Vivian hanya bisa diam melihat pimpinannya itu berjalan dengan dibarengi tatapan dingin yang sangat mematikan.
“Allison…ada yang bisa kubantu?” tanyanya pelan.
Allison beranjak dari tempatnya, keringat dingin turun dari dahinya. “Tidak, urusanku di sini sudah selesai. Anda tak usah repot-repot hadir,” Allison berbalik badan memutuskan untuk pergi. “baiklah, kita ketemu lagi di lain waktu,” Allison tersenyum kecil lalu berjalan pelan ke arah pintu.
Dari dalam, terdengar suara Djohan. Ia meminta Allison untuk diam ditempatnya, namun Allison tidak menghiraukannya. Sosok Allison sudah membuka pintunya, lalu Djohan muncul berlari untuk menghampirinya. Tidak ada satupun yang menghalanginya, begitupun tuan Stam.
“Oi berhenti!” tangannya meraih gagang pintu, lalu ia keluar tuk mengejarnya. tak disangka sosok Allison telah menghilang dari pandangannya. Di luar bar hanya terlihat orang-orang yang berlalu lalang. “cih! Aku baru ingat sekarang, orang itu….”
Sebuah pesawat kecil yang terbuat dari kertas terbang menghampiri Djohan, ditangkapnya kertas yang datang tiba-tiba itu. Lalu ia buka, ternyata ada sebuah pesan yang membuat Djohan membelalak.
“Oi Djohan! Sedang apa di luar?” terdengar suara dari jauh, suara itu muncul dari Lio yang di kedua tangannya penuh dengan kantong belanjaan.
“Tidak, aku hanya merilekskan badan dengan menghirup udara di luar,” jawab Djohan.
“Di luar panas terik seperti ini?”
Keduanya masuk kembali ke dalam, situasi di dalam sudah terkendali berkat aksi Solo yang dapat membuat pelanggan tenang dan kembali menikmati sajian dari bar ini. Sosok tuan Stam sudah tidak terlihat lagi. Sterling melambaikan tangannya kepada Djohan, memintanya untuk datang kemejanya.
“Ada apa barusan?” tanya Sterling. “apakah dia orangnya?”
Djohan hanya terdiam, Sterling cukup tajam juga. Ia dapat mengetahuinya padahal Djohan belum bercerita panjang, yang ia ceritakan tempo hari hanya sensasi kejang yang ditimbulkan oleh Beat di dalam tubuhnya.
“Ya…aku tak menyangka pribadinya begitu berbeda saat pertama kali aku bertemu dengannya,” Djohan teringat momen saat dirinya bersikap galak dan angkuh pada Allison, suatu sikap yang mendorongnya ke jurang kematian.
“Apa yang kalian bicarakan di luar?”
“Tidak ada, dirinya sudah menghilang saat aku menyusulnya keluar.”
Pekerjaan di bar sudah selesai, Djohan diperbolehkan untuk istirahat. Ia meminta izin untuk kembali pulang keapartemennya. Solo dan Gonzalo mengizinkannya, lagipula tidak ada kewajiban bagi Djohan untuk tinggal di tempat yang sama dengan mereka. Dikarenakan Djohan memiliki tempat sendiri. Diperjalanan pulangnya Djohan kembali membuka kertas yang tadi ia simpan, membaca pesannya sekali lagi.
“Cih! Jika itu mau mu…akan kusanggupi!”
Dipinggir jalan Djohan terlihat sedang berdiri, disorot oleh lampu jalan disampingnya. Ia sudah memesan sebuah taksi, ada daerah yang ingin ia tuju.
“Pak, bisa antarkan saya ke tempat ini?” Djohan memberika secarik kertas pada supir taksi.
Supir taksi itu sedikit terkejut dengan apa yang dilihatnya, “Maaf, saya tidak bisa mengantar anda ke sana…,” ucapnya pelan.
Djohan mengeluarkan sebuah amplop dari dalam jaketnya, ia memberikannya kepada supir taksi itu. “Apa itu cukup?”
Supir taksi itu cukup ragu, namun pada akhirnya ia menyanggupi permintaan Djohan. “Umm…baiklah,” mobilnya pun melaju ke sebuah tempat.
Quote:
Cuaca siang ini begitu terik, namun tidak menyurutkan orang-orang tuk menenggak alcohol di Wilson Bar & Billiard. Hampir semua meja penuh dengan pelanggan, jika salah satu meja tidak diisi oleh Sterling dan Vivian yang sedang memilah-milah berkas tuk misi selanjutnya. Djohan juga cukup sibuk dengan melayani pesanan tamu. Agak aneh di siang bolong di jam yang harusnya padat tetapi banyak orang berkunjung.
Sebuah aura tidak mengenakan dirasakan oleh para Beaters Silver Clan, Djohan yang sedang memberikan pesanan ke Gonzalo pun merasakannya juga.
“Sensasi apa ini?” tanya Djohan.
“Berhati-hatilah, aura ini sangat berbahaya. Penuh dengan aroma darah,” ucap Gonzalo.
Sterling dan Vivian sudah bersiap-siap, siapapun yang membuka pintu jika memang orangnya merupakan ancaman maka keduanya tidak akan segan-segan melakukan tindakan. Engsel pintu yang terbuat dari besi bergerak ke bawah, lalu pintu terbuka dikit demi sedikit.
“Ah…tempatnya ramai juga, hari apa ini sekarang?” seorang laki-laki dengan tubuh tegap, dibalut dengan setelan blazer santai berwarna hitam datang.
“Allison!” Sterling menunjukan wajah yang tidak menyenangkan.
Lalu Djohan teringat bahwa sekiranya dia pernah bertemu dengan orang ini.
Allison yang berbadan tegap memutuskan untuk duduk di meja bartender, tepat dihadapan Gonzalo. “Oi Gonzalo, bagaimana kabarmu?” basa-basi yang tidak mencairkan suasana, karena sikap Silver Clan begitu dingin.
Sterling menghampirinya, duduk tepat di sebelah Allison. “Apa tujuanmu datang ke sini? Tidak lihatkah banyak pengunjung siang ini, tolong jangan rusak hari mereka!” kata Sterling tegas.
“Haha!” Allison tertawa meledek. “Kebetulan sekali kamu ada di sini, ada yang ingin aku pinta darimu,” Sterling menatapnya sinis. “bisakah kalian tidak mengincar pundi-pundi uangku? Maksudku ayolah, masih banyak kriminal, sampah-sampah lainnya di kota besar ini, kenapa kalian malah menghancurkan pundi uangku satu persatu?”
“Apa? pundi-pundi uangmu?”
“Aku ini bekerja sebagai seorang pengawal boss besar, dia mempunyai bisnis gelap di mana-mana. Anak buahnya semakin hari semakin habis, tidak tersisa tanpa jejak. Siapa lagi pelakunya jika bukan kalian? PARA BOUNTY HUNTER?” situasi menjadi sedikit panas.
Djohan yang berada tidak jauh dari mereka berdua tiba-tiba merasakan dadanya bergetar hebat. Ia sampai bersandar di tembok.
“Djohan…ada apa?” Solo menanyainya.
“Tidak…Beat nya…,” keadaan semakin parah ketika Beat miliknya bergetar sangat hebat, membuat Djohan kejang-kejang. “sensasi ini? jangan-jangan orang itu….” Djohan tidak kuat, ia terkulai ke lantai.
Gonzalo pun datang menghampirinya, membantu Solo membawa Djohan ke ruangan lain.
Kondisi di meja bartender pun semakin memanas, Sterling merasa bahwa Allison tidak berhak memberikan perintah padanya. Apalagi mengenai siapa buruan mereka selanjutnya.
“Oh…jadi begitu, bagaimana kalau misi kami selanjutnya adalah memburu boss besarmu itu?” dengan nada menantang.
Allison hanya tersenyum, “Maka tidak ada jalan pilihan lain, akan ku langgar penjanjian lama itu!”
Karena tensi yang semakin kuat, tubrukan dua aura yang mematikan itu menimbulkan efek ke benda sekitarnya. Satu persatu botol alcohol yang terpajang di area meja bartender pecah. Membuat pengunjung sedikit heran. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama, karena datangnya aura yang lebih mematikan dari mereka berdua.
Sosok tuan Stam datang dari ruangannya, lalu secara perlahan mulai mendatangi tempat Sterling dan Allison. Vivian hanya bisa diam melihat pimpinannya itu berjalan dengan dibarengi tatapan dingin yang sangat mematikan.
“Allison…ada yang bisa kubantu?” tanyanya pelan.
Allison beranjak dari tempatnya, keringat dingin turun dari dahinya. “Tidak, urusanku di sini sudah selesai. Anda tak usah repot-repot hadir,” Allison berbalik badan memutuskan untuk pergi. “baiklah, kita ketemu lagi di lain waktu,” Allison tersenyum kecil lalu berjalan pelan ke arah pintu.
Dari dalam, terdengar suara Djohan. Ia meminta Allison untuk diam ditempatnya, namun Allison tidak menghiraukannya. Sosok Allison sudah membuka pintunya, lalu Djohan muncul berlari untuk menghampirinya. Tidak ada satupun yang menghalanginya, begitupun tuan Stam.
“Oi berhenti!” tangannya meraih gagang pintu, lalu ia keluar tuk mengejarnya. tak disangka sosok Allison telah menghilang dari pandangannya. Di luar bar hanya terlihat orang-orang yang berlalu lalang. “cih! Aku baru ingat sekarang, orang itu….”
Sebuah pesawat kecil yang terbuat dari kertas terbang menghampiri Djohan, ditangkapnya kertas yang datang tiba-tiba itu. Lalu ia buka, ternyata ada sebuah pesan yang membuat Djohan membelalak.
“Oi Djohan! Sedang apa di luar?” terdengar suara dari jauh, suara itu muncul dari Lio yang di kedua tangannya penuh dengan kantong belanjaan.
“Tidak, aku hanya merilekskan badan dengan menghirup udara di luar,” jawab Djohan.
“Di luar panas terik seperti ini?”
Keduanya masuk kembali ke dalam, situasi di dalam sudah terkendali berkat aksi Solo yang dapat membuat pelanggan tenang dan kembali menikmati sajian dari bar ini. Sosok tuan Stam sudah tidak terlihat lagi. Sterling melambaikan tangannya kepada Djohan, memintanya untuk datang kemejanya.
“Ada apa barusan?” tanya Sterling. “apakah dia orangnya?”
Djohan hanya terdiam, Sterling cukup tajam juga. Ia dapat mengetahuinya padahal Djohan belum bercerita panjang, yang ia ceritakan tempo hari hanya sensasi kejang yang ditimbulkan oleh Beat di dalam tubuhnya.
“Ya…aku tak menyangka pribadinya begitu berbeda saat pertama kali aku bertemu dengannya,” Djohan teringat momen saat dirinya bersikap galak dan angkuh pada Allison, suatu sikap yang mendorongnya ke jurang kematian.
“Apa yang kalian bicarakan di luar?”
“Tidak ada, dirinya sudah menghilang saat aku menyusulnya keluar.”
Pekerjaan di bar sudah selesai, Djohan diperbolehkan untuk istirahat. Ia meminta izin untuk kembali pulang keapartemennya. Solo dan Gonzalo mengizinkannya, lagipula tidak ada kewajiban bagi Djohan untuk tinggal di tempat yang sama dengan mereka. Dikarenakan Djohan memiliki tempat sendiri. Diperjalanan pulangnya Djohan kembali membuka kertas yang tadi ia simpan, membaca pesannya sekali lagi.
“Cih! Jika itu mau mu…akan kusanggupi!”
Dipinggir jalan Djohan terlihat sedang berdiri, disorot oleh lampu jalan disampingnya. Ia sudah memesan sebuah taksi, ada daerah yang ingin ia tuju.
“Pak, bisa antarkan saya ke tempat ini?” Djohan memberika secarik kertas pada supir taksi.
Supir taksi itu sedikit terkejut dengan apa yang dilihatnya, “Maaf, saya tidak bisa mengantar anda ke sana…,” ucapnya pelan.
Djohan mengeluarkan sebuah amplop dari dalam jaketnya, ia memberikannya kepada supir taksi itu. “Apa itu cukup?”
Supir taksi itu cukup ragu, namun pada akhirnya ia menyanggupi permintaan Djohan. “Umm…baiklah,” mobilnya pun melaju ke sebuah tempat.
coeloet dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Kutip
Balas