Siapa yang tidak mengenal aktris yang satu ini? Ketenaran beliau di hampir semua kalangan mulai timbul semenjak Nani Wijaya ikut ambil peran dalam sebuah komedi situasi Bajaj Bajuriyang beberapa tahun lalu ditayangkan di salah satu stasiun tv swasta di Indonesia.

Di serial ini, beliau berperan sebagai Eti, ibunya Oneng--istri Bajuri, yang memiliki sifat egois dan mata duitan. Berkat kepiawaian Nani Wijaya dalam berakting, tokoh antagonis yang ia perankan sukses membuat pemirsa gemas dan sebal dengan sosok Emak.

Wanita kelahiran tahun 1944 itu mulai meniti karir di dunia seni peran sejak tahun 1960. Namun, tahukah kalian kalau ternyata beliau itu sebenarnya tidak memiliki background di bidang seni sama sekali, loh! Lho, kok bisa?

Pasca lulus SMA, Nani Wijaya melanjutkan studinya di Universitas Indonesia. Menurut informasi yang ane baca di Wikipedia, beliau awalnya diterima di dua fakultas sekaligus, loh, GanSis, yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra jurusan Antropoligi. Namun, pada akhirnya wanita yang pernah bermain di komedi situasi Gara-gara itu memutuskan untuk kuliah di jurusan Kriminoligi. Enggak ada hubungannya, 'kan? Jadi, ane pribadi menyimpulkan bahwa beliau memang memiliki bakat di bidang seni sejak lahir.

Selama kurang lebih 60 tahun berkecipung di dunia ini, Nani Wijaya sudah menyabet dua Piala Citra. Pada Festival Film Indonesia 1978 beliau dianugerahkan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dalam film Yang Muda Yang Bercinta (1977). Lalu pada Festival Film Indonesia 1983 lagi-lagi ia dinobatkan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dalam film R. A. Kartini (1982).

Di samping itu, wanita yang pada tanggal 10 Nopember tahun ini in syaa Allah akan berusia 76 tahun itu pernah juga menjadi nominasi di tiga Festival Film Indonesia, yaitu pada tahun 1981, 1984, dan 1988, masih di kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Wow! Keren, 'kan, GanSis. Makanya tidak salah bila ane katakan, beliau merupakan salah satu aktris watak terbaik di Indonesia.

Sudah lebih dari 50 film dan 30 sinetron ia bintangi. Tentu saja, berbagai macam karakter sudah Nani Wijaya lakoni. Dari sekian banyak peran beliau, salah satu yang paling berkesan buat ane adalah saat ia memerankan Emak di komedi situasi Bajaj Bajuri.

Di kehidupan rumah tangganya, Nani Wijaya sudah dua kali membina rumah tangga. Beliau menikah dengan Misbach Yusa Biran--seorang sutradara, penulis skenario, kolumnis, sastrawan, dan pelopor dokumentasi film Indonesia--sejak tahun 1969 sampai dengan tahun 2012. Mereka dikaruniai enam orang anak yang mana dua di antaranya mengikuti jejak kedua orang tua di bidang seni. Namun sayang, karier mereka tidak secemerlang sang ibu. Bahkan Sukma Ayu, anak bungsu beliau yang pernah bermain sebagai Rohaye dalam sinetron Kecil-kecil Jadi Manten, meninggal di usia muda dikarenakan sakit.

Di usia 73 tahun, Nani Wijaya dipersunting oleh Ajip Rosidi--seorang sastrawan, penulis, budayawan, dosen, dan redaktur Indonesia--pada tahun 2017. Namun sayang, pernikahan senja wanita yang pernah bermain di sinetron Si Cecepdengan Anjasmara ini, hanya berlangsung selama tiga tahun.

Meski sudah berusia senja, Nani Wijaya masih terbilang produktif. Buktinya, aktris yang pernah mendapat penghargaan Lifetime Achievement di SCTV Awards 2004itu dinominasikan sebagai Aktris Terbaik dan Aktris Terfavorit di Indonesia Movie Award 2012 dan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik serta mendapat Penghargaan Khusus di Piala Maya 2012.

Kini, meski usianya sudah lebih dari tiga per empat abad, Nani Wijaya masih wira-wiri di dunia pertelevisian Indonesia. Beliau sudah membuktikan, bahwa usia senja bukan menjadi halangan untuk terus berkarya.

Banyak yang bisa kita petik dari perjalanan hidup beliau. Kita tidak akan pernah tahu akan menjadi apa dan akan dibawa kemana hidup kita kelak. Seperti Nani Wijaya yang awalnya belajar di jurusan Kriminologi kini malah menjadikan seni peran sebagai karirnya.