• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Menunggu Kepastian? Harus Berapa Lama Lagi Untuk Menahan Rasa? Move On!

sarfaraazAvatar border
TS
sarfaraaz
Menunggu Kepastian? Harus Berapa Lama Lagi Untuk Menahan Rasa? Move On!
Menunggu itu memang menyebalkan, seperti halnya menunggu senja yang berganti petang dalam mendungnya malam. Setidaknya jika memang dia tidak memberimu kepastian dalam hal hubungan, lebih baik berpikirlah kalau menunggu ini adalah hal yang sia-sia. Pergi, hilang, dan lupakanlah semua yang kamu harapkan padanya. Lambat laun pasti akan terjadi dimana menunggumu itu akan kau serahkan pada seseorang yang sudah pasti memberimu kepastian. Lepaskan dia dengan senyuman yang akan selalu ia ingat bahwa kau akan bahagia jika tanpanya. Setiap detik itu berharga, jangan buang waktumu untuk menunggu seseorang yang tak memberimu kepastian. 



Semua yang berlalu akan menjadi kenangan, meski kau telah mencoba untuk bertahan, semua akan terbayar pasti dengan mencoba untuk tinggalkan semuanya. Semua tak lagi sama, setiap asamu dihancurkan oleh tiap kepastian darinya. Jangan takut bergerak maju, semua akan berjalan dengan sendirinya. Seperti arus air yang bermuara pada tempatnya, seperti mendung, hujan, setelah itu berganti menjadi terang. Waktu tak pernah salah, yang salah hanya kau menaruh harapan pada seseorang yang salah. Meski berat melangkah dan hati tak siap untuk menerimanya, berilah ia sebuah ruang untuk menenangkan hati yang terluka dalam menunggu. Hati memang tak bisa diatur, tetapi perasaanlah yang mengatur hati dalam mencari sanubari untuk bersandar hidup dan mati. 

Raga ini lelah untuk menunggu, menanggung beban kepedihan, menumpahkah rasa sakit, dan menusuk relung hati. Hanya dirimu sendiri yang bisa menahannya, jangan terpuruk dalam keadaan. Jangan menyalahkan keadaan, karena keadaan sudah terjadi dan apa iya harus menunggu sampai tutup usia? Biarkan itu semua menjadi tumpuan untuk menjadi dewasa, selalu ada orang yang berharap padamu. Seperti halnya telinga, ia dekat namun tak terlihat. 
Kini hancurkanlah mimpimu yang kau rangkai untuknya, seperti halnya merobohkan jembatan kenangan agar tak ada lagi alasan untuk mengenangnya. Perlahan namun pasti, tidak ada yang mudah untuk melepaskan semua yang kau perjuangkan demi kepastiannya. Logika tak berdaya dalam hal percintaan, tegakkan bahumu untuk pergi dan terjanglah garis terdepan untuk menemukan seseorang yang memberimu kepastian. Biar saja kau sendiri untuk penantian menanti seseorang yang akan menemani mimpimu. Meski usang dimakan waktu, kau kan menemukan dia yang akan menerima penantianmu. 



Rasa perih selalu menghampiri hayalmu dalam menunggunya, seolah badai datang di musim semi. Senyumlah setelah kau move on, tertawalah bersama teman-temanmu, nongkronglah bersama sampai kau lupa waktu. Percayalah bahwa akan ada mentari yang sangat indah setelah mendung. Tunjukkan bahwa kau bisa menemukan kebahagiaanmu tanpa menunggu kepastian. Tak acuhkan semua yang membebani untuk pergi, teguhkanlah beban itu sebagai pilar kebahagiaanmu.
Buang egomu dan dedikasikanlah egomu untuk masa depanmu. Apa artinya hidup jika kita tak berarti untuknya? Berarti dalam arti "apakah aku penting dalam hidupmu atau hanya kiasan saja?". Bohongi dirimu bahwa kau bisa bahagia, hingga kebohongan itu menjadi kenyataan. Cintai dirimu dahulu sebelum mencintai seseorang. 

Untuk terakhir, jika ada kesalahan kata ane mohon maaf karena ane manusia yang tak luput dari salah. Sekian terimakasih GanSis.

sumber
pernah menunggu tapi sia-sia

1 2


Diubah oleh KS06 12-09-2020 17:06
sekartika12
rintihanmanusia
halimah12
halimah12 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.5K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Tampilkan semua post
SirAriipAvatar border
SirAriip
#3
Pernah menunggu dan menunggu yang akhirnya kandas
counter.strike.
sersan.achmad
sersan.achmad dan counter.strike. memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.