Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deandrawiraAvatar border
TS
deandrawira
DILEMA ISTRI MUDA
Nampaknya sih enak jadi istri muda juragan karet itu. Hidupnya sugih dan tak kekurangan. Kira kira begitulah saya melihat Tini, tetangga ku sekaligus teman masa kecil. Kami berpisah ketika saya melanjutkan pendidikan pesantren ke daerah Banten. Sedangkan Tini terpaksa menerima lamaran Hj Mamun yang terkenal kaya raya.

Jangan tanya tentang usia, Hj. Makmun sudah bercucu saat melamar Tini. Istrinya malah sudah 3. Dan Tini menjadi pelengkap kuota syarat poligami.

Setelah beberapa tahun, pagi ini saya bertemu Tini di Bale Desa. Kegiatan Jumat bersih masih jadi agenda rutin masyarakat di kampung saya.

"Hei Tini... Kumaha damang? (Tini gimana kabar? ) sapaku

"Alhamdulillah damang, ieu teh DeAndra sanes? " (alhamdulillah, ini Deandra kah?) jawab Tini setengah menebak.

"Muhun, ih meni teu apal. Kumaha ayeuna kabarna? Putra tos gaduh sabaraha Tin? "
(iya benar, ya ampun masa gk kenal. Gimana kabar sekarang? Sudah punya anak berapa) sahutku sambil berangkulan.

Kami pun duduk di pendopo Bale Desa. Tini menaruh beberapa penganan buatan nya, ada pisang goreng, ubi rebus, serta gorejag (goreng jagung) dg sambal kacang nya. Rupanya Tini kebagian jatah menyuguhi warga yang bekerja bakti jumat ini.

Mata Tini tiba tiba nanar menatap hamparan sawah yang nampak mulai kekuningan. Kebetulan Bale Desa kami memang persis menghadap area persawahan. Seperti ada yang ingin disampaikan, tapi saya ragu untuk mengorek nya.

Lama terdiam, akhirnya ketidak sabaranku kambuh. Kutanya Tini perlahan.

"Tin... Aya naon? " ( Tin.. Ada apa?)

Tini menunduk sesekali menyeka air matanya yang mulai tumpah. Aku coba memegang tangan nya. Dan mempersilahkan jika Tini ingin cerita.

"Saleresna mah ieu teh aib. Tapi abdi bingung kedah kumaha. Abdi tos teu kiat rumah tangga sareng kang Mamun, ngarasa loba dosa "
(sebenarnya ini aib, tapi saya bingung harus bagaimana. Sebenarnya saya sudah tidak sanggup hidup bersama dg suami, merasa banyak dosa )
Tini memulai ceritanya dg sedikit terbata.

Dua Tahun terakhir juragan Mamun jatuh sakit, dan sekarang dirawat oleh istri pertamanya. Istri ke dua dan ke tiga sudah minta cerai. Tinggal Tini yang belum. Tini tak punya kekuatan seperti istri yang lain karena selain menumpang hidup. Keluarga Tini pun rata rata bekerja di kebun karet milik juragan Makmun.
Anak Tini ada 8 semuanya perempuan itu yang membuat Tini sulit melepas juragan Mamun. Di kampung saya anak perempuan wajib banget ada ayah nya. Karena kelak jika menikah mereka butuh wali dan itu mutlak harus ayahnya. Kecuali memang sudah wafat. Lagipula juragan Makmun suami yg baik, setidaknya itulah versi Tini. Dia selalu bersikap adil dan memberikan kehidupan yang layak kepada para istrinya.

"Trus, ? " saya mulai penasaran. Kira kira apa konflik rumah tangga Tini sampai dia merasa tidak tahan.

"Abdi teh nuju hamil tilu sasih, tapi sanes putra kang Makmun" (saya sedang hamil 3 bulan tapi bukan anaknya juragan Makmun) suara tangis Tini mulai pecah.

Sudah 7 bulan Tini menjalin hubungan terlarang dengan seorang perjaka dari kampung sebelah. Tini yang masih butuh nafkah bathin diusianya yang terbilang masih muda, sedang juragan Mamun saat ini sudah terbaring tak berdaya.

Alasan yang cukup logis sebenarnya, tapi perbuatan Tini tetap saja tidak bisa dibenarkan dalam hukum negara terlebih dalam agama. Apalagi kini Tini tengah mengandung bayi buah selingkuhnya dengan perjaka itu. Membuat Tini semakin berniat meninggalkan juragan Mamun.

Saya tak ingin menghardik ataupun membela Tini. Saya faham Tini sebenarnya tidaklah bahagia bersama suami. Walau juragan Makmun itu baik tapi saya tahu persis Tini tak pernah cinta. Hanya faktor ekonomi lah yang membuat Tini mengambil keputusan. Penopang hidup keluarga memang terkadang harus rela berkorban apapun itu termasuk harga diri.

Nasihat saya kepada Tini tak panjang, hanya untuk saling mengingatkan. Kalo apa yang telah kita pilih maka resikonya harus kita telan sendiri. Hukum tabur tuai berlaku, saranku :

Tin, menikah dengan orang yang kita cintai adalah sebuah anugrah, tapi mencintai orang yang menikahi kita adalah sebuah kewajiban. Kembalilah pada suamimu. Karena menikah adalah hanya perkara hormat dan taat. Banyak banyak memohon ampun, semoga Allah memberi jalan terbaikNya.

Menikah itu memang butuh cinta, tapi komitmen yang disaksikan Allah saat ijab kabul itu yang akan kita bawa di persidangan kelak antara kita dengan Nya

Tini pun menangis, menyesali perbuatan nya.
Diubah oleh deandrawira 07-09-2020 15:53
a9r7a
tien212700
scorpiolama
scorpiolama dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.8K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
re.dearAvatar border
re.dear
#8
Keheula keheula,
Aslina abi mah panasaran,

Eta gorejag cara nyieunna kumaha teh?emoticon-Malu
scorpiolama
scorpiolama memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.