Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

exolurisAvatar border
TS
exoluris
Things Called Us [True Story] [18++] (Fase ketiga)
Things Called Us [True Story] [18++] (Fase ketiga)


Quote:


Cerita ini udah tamat kok, tapi yang lagi on going ada cerita beda timeline, itu kumpulan cerita yg baru-baru aja kejadian, alasan kenapa itu ngerasa perlu buat gw tulis karena enakan curhat disini daripada sama orang disekeliling gw

dengerin lagu yang pernah gw ciptain spesial buat Melz sekitar 8 tahun yang lalu yuuk, aransemen ulang dan direkam oleh band tapi solo gw "Almost Inmost"


Spoiler for Cerita Beda Timeline:


Sebelumnya, gw ingatkan kalau ente ngerasa dejavu dengan cerita yg gw tulis di trit ini gw ucapin selamat, berarti ente pernah baca versi lama dari cerita ini, cerita yg gw tulis berdasarkan pengalaman hidup gw.
Kalo dalam benak ente muncul pertanyaan, "kok ceritanya beda ya?"
Coba ente pahami lagi, bagian mana yg secara garis besar berbeda? Cerita sama kok, cuman bedanya ditrit ini gw jujur tentang semuanya, gak kayak di trit sebelumnya. Karena posisi gw saat nulis trit lama itu, gw masih jadi cowo dari Melz, gak mungkin dong gw ceritain tentang selingkuhan, selir, dan one night stand gw? ya gak?
Udah bisa dipahami? Oke, Lanjut!

Jawab pertanyaan gw sebelum mulai baca part pertama di trit ini yak...

Ente reader baru? Baru nemu nih trit?
Langsung scroll aja kebawah, baca dulu fase pertama dan kedua nyang index nye gw taroh di postingan #1

Ente reader lama? Udah ngikutin semua cerita gw bahkan yg gw tulis dengan akun lain sebelum ini?
Silahkan lanjut! Have fun emoticon-Ngakak (S)

Quote:



Spoiler for Penggambaran Tokoh:


Quote:


Maen CODM? klik disini, kita mabar sama reader yg lain dan sama gw emoticon-Ngakak (S)
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Karakter Cewe Favorit kalian yg mana?
Melz Garis Keras
50%
Isna
19%
Cindy
7%
Dita
13%
Eli
5%
Aleya
6%
Diubah oleh exoluris 09-06-2022 03:05
zeromdhoni
fhy544
mahrsmello5680
mahrsmello5680 dan 55 lainnya memberi reputasi
48
104.8K
4.3K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
exolurisAvatar border
TS
exoluris
#313
Part 38 - Hi There!

Things Called Us [True Story] [18++] (Fase ketiga)


"all things we've been through, always be my sweet sweet memories"

"Baby! Please just stay with me!"

"Don't you ever leave!"

"Don't you ever go!"

"Take My hands"

"Close your eyes"

"Let me realize"

Selesai nyanyiin lagu itu, gw kagum. Buset, doi se hafal itu sama lagu yg gw ciptain buat saingannya. Salut deh Na sama lu.

"Plaaakkk!!!", Sebuah tamparan mendarat dipipi kiri gw.

"Brengsek! Gak pake gampar juga kali! Disini lagi! Malu bego!"

"Makan tuh lagu buat Melz, dan denger-denger lu balikan ya!?"

"Iya! emang kenapa? Masalah buat lu?"

Isna lagi-lagi mau gampar gw, berhubung situasi makin gawat darurat, temen-temen dari pojokan langsung buru-buru nyamperin dan misahin Isna, narik doi turun dari panggung secara paksa. Malu banget gw dihadapan banyak pelanggan, mana meja hampir penuh pula! Sialan emang Isna, bikin gw malu!

"Apa sih masalah tuh bocah?!", Gerutu gw sambil turun setelah naruh gitar diatas kursi tempat duduk gw diatas panggung tadi.

"Ntah lah, lu sama doi doang yg tau kalo urusan itu", jawab Eggy.

"Capek gw Eg, dikejar-kejar mulu"

"Sok kecakepan lu! Sialan"

"Hahaha, serius gw, Isna tuh kenapa sih, kayak gak ada cowo lain aja!"

"Kan yg buka segel nya elu Yo! Bego lu, gitu aja pake mikir, lu pikir kenapa Aya sampe sekarang masih bertahan sama gw? Dari SMA lho kita pacaran", ucap Eggy lantang. Ada benernya juga kata Eggy. Gara-gara itu kah?

Malam itu Isna dibawa balik paksa oleh Ardy dan Hendri, jujur gw udah gak sedikitpun peduli lagi sama tuh cewe. Terlalu kesel hati gw untuk sekedar care barang sedikit ke doi. Sesi akustik kami di cafe bang Tomo berakhir di lagu ke 14, dengan lagu dari band lokal rasa internasional, pernah jadi soundtrack di salah satu acara TV, Eggy yg suka banget sama lagu itu, kata Eggy, ini Alter Bridge nya Indonesia, band nya bernama Stand Up, lagu berjudul Purpose.

Minggu Siang

"Team, ingat, target kita masuk secepat kilat, ambil koper peluncuran nuklir dari tangan mereka, lalu pergi tanpa jejak, SEMUA PAHAM!?"

"roger capt!", Serentak seluruh anggota tim menjawab. Dengan pembagian tim begini, gw bisa lebih berekspresi lagi. Hari ini, kita main sedikit agak berbeda.

Field permainan hari ini adalah sebuah plaza terbengkalai ditengah kota, dimana halaman parkirnya luas, dan ada semi jungle nya juga dibagian belakang itu bangunan plaza yg berlantai 3. Berhubung ini lebih ke CQB atau Close Quarter Battle, kita kayaknya gak perlu tim sniper, jadilah tim Eagle beranggotakan empat orang, Joni sang penembak jitu yg hari ini membawa sebuah unit Sub Machinegun MP5, Danni, Yona cewe bertubuh tinggi langsing, member klub sebelah nih, tapi belakangan katanya sering ikut main bareng klub kami, dan gw yg hari ini menenteng M4 kesayangan gw.

Tim gw dibagi menjadi 4 squad, Alpha, Bravo, Charlie dan Eagle dimana gw salah satu anggotanya. Penyerbuan hari ini berskenario, plaza kosong yg udah gak dihuni bertahun-tahun ternyata digunakan sebagai markas teroris, yg entah darimana mereka punya koper peluncuran nuklir, dan akan sangat berbahaya kalo benda itu ada ditangan mereka. Sudah jadi tugas kami sebagai Pasukan Khusus untuk mencegah hal yg tidak diinginkan oleh negara terjadi. Misi kami, rebut koper, bunuh semua yg coba menghalangi dan pergi tanpa jejak dari markas itu.

"Alpha Bravo bergerak menuju eskalator, stay sharp guys!", Ucap Leader squad Alpha lewat HT.

"Copy that, Eagle on position", jawab Joni. Kami memberikan bantuan dengan cara memutari bangunan plaza, mencari pintu masuk belakang walau harus melewati belantara semi jungle, banyak nyamuk.

"Charlie, on position!", Squad Charlie menunggu di luar plaza, barangkali musuh memberikan kejutan.

Squad Alpha dan Bravo dengan gagah berani masuk menaiki eskalator yg sudah gak berfungsi sejak lama. Perlahan langkah mereka dengan ujung moncong replika yg siaga terus masuk menjauh kedalam bangunan.

"Tapp… tap.. tap.. tap…", rentetan suara tembakan terdengar dari dalam ruangan plaza.

"Contact! Contact! Open fire!!", Suara di HT rame banget, terjadi kontak di dalam sana. Anjir seru banget, pengen buru-buru ikut kedalam situ deh gw.

"Tango down!"

"Diatas! Diataas! Ahh! I'm Hit!!!", Lagi-lagi suara keseruan di HT bikin gw makin gak sabar pengen memberi kejutan ke tim musuh yg menunggu di dalam plaza.

"Lantai 3! 2 tango!, 4 tango! Ahh sh*t! Banyaak! Tahan posisi, Charlie, Eagle, kami terpojok di pinggiran eskalator barat, request immediate backup!"

"Gimana Yo?!", Tanya Joni.

"Sikat Jon, gw tau nih ada jalan lewat sini"

"Braaakkk…", gw tendang sebuah penghalang dari kayu, dengan temen-temen satu squad yg siaga menjaga gw, barangkali dari balik kayu itu ada musuh yg nunggu.

"Tapp… tapp.. treeeeett…."

"Clear!", Ucap Yona, setelah nembakin beberapa peluru plastik kearah lawan yg kaget karena tuh kayu mendadak runtuh.

Danni dan Joni mulai bergerak maju, masuk lewat celah kecil yg gw buat tadi, Yona nepuk gw yg siaga menjaga bagian belakang, membelakangi mereka yg masuk lebih dulu.

"Last man!", Ucap Yona mengisyaratkan ke gw kalo gw adalah orang terakhir dalam squad yg artinya gw harus masuk sambil jalan mundur sambil menjaga belakang. Gak mau dong kita yg sudah susah payah masuk sejauh ini ditembak dari bokong.

Kita putari tangga darurat, karena eskalator barat jadi zona panas dan kami harus menyelematkan sisa member tim Alpha Bravo yg terjebak disana. Beberapa tembakan sempat kami muntahkan, mungkin sepanjang jalan menaiki tangga hanya 3-4 tango yg berhasil kami bunuh dengan sadis.

"Yona, Danni, keluar di lantai 2 bantu tim Alpha Bravo, tembak semua yg ada disitu ya, Leo, on me!", Ucap Joni memberi perintah. Ya, dia leader squad Eagle, wajar kalo doi beri perintah ke kita bertiga.

Gw dan Joni melanjutkan perjalanan menuju lantai tiga dan masih naik lagi menuju lantai paling atas, disitu hanya sejenis ruang kontrol? Entah bekas apa ini dulunya, yg jelas, spot ini enak banget buat sniping, sayang, kita gak bawa unit sniper.

"M4 lu sejauh apa jangkauannya?", Tanya Joni.

"100-150 meter masih lumayan lurus", sahut gw.

"Nice! Ambil posisi Yo, gw cover lu sambil ngintai"

"Tukeran nih? Lu yg jadi spotter?"

"Kapan lagi coba lu yg jadi snipernya, buruan Yo"

Gw rebahkan diri dipojokan bangunan berpagar besi, nyaman banget, semua musuh dibawah, di lantai 3 terlihat jelas dari sini. M4 gw yg cuman pakai bidikan Holosight 551 gak bisa begitu jelas ngeker musuh yg posisinya jauh.

"Ready for surprise guys?!", Seru gw sebelum akhirnya mulai menumbangkan satu persatu musuh yg mengepung Aplha Bravo dibawah.

"Tap!!!"

"Tap!!"

"Tango down! Lantai 3 clear!", Seru gw mengabarkan berita baik lewat HT.

Sementara itu dilantai 2, sisa squad Eagle sudah berhasil memukul mundur musuh, menyelamatkan Alpha Bravo, dan bergerak maju bebarengan menuju lantai 3, tempat dimana koper itu disimpan menurut intel yg kami punya.

"Jon, belakang gimana?"

"Jon?"

"Jo…", gw tengok kebelakang memastikan kondisi Joni baik-baik aja.

"Seettt…", sebilah pisau menikam leher gw.

"Ahh anjir! Pantes Joni gak nyahut-nyahut, mati toh?"

"Curang masnya ah, mantep banget geriliya nya", keluh gw sekali lagi sambil berjalan turun, menuruni tangga darurat menuju luar bangunan plaza.

"Hahaha makanya, belakang tuh di jaga bener-bener, dah pada balik sana ke safezone", ledek seorang dari tim musuh yg berhasil menghabisi dua anggota tim eagle, gw dan Joni.

"Jon!! Joon tungguin gw!", Teriak gw manggil Joni yg terus aja jalan dengan penuh kekecewaan. Gw sedikit berlari buat ngimbangin Joni yg udah beberapa langkah didepan gw.

"Kok gak ditembak tadi begoo?", Gerutu gw.

"Gw gak liat Yo, kan asik mantengin kearah depan sama lu, eh tiba-tiba tuh piso plastik udah dileher gw aja", jawabnya

"Hahaha yaudah lah, paling enggak tim udah aman, dan musuh udah gak begitu banyak"

Kami berdua jalan bareng menuju sebuah kanopi besar, bekas tempat parkir di luar bangunan plaza, disitu udah ngumpul banyak banget anggota tim musuh yg berhasil kami bunuh tadi, dan ada beberapa anggota tim gw juga disana. Terlihat dari kejauhan sosok cewe pake baju terusan agak panjang, rambut diiket kebelakang.

"Yahh cupu, udah pada mati aja", ledeknya.

"Iyalah, Joni bego, bukannya jaga belakang malah lengah"

"Yee gw kan kebiasaan sniping bro, kan yg biasa jagain belakang gw tuh elu!"

"Susah ya Jon kalo tuker posisi gini"

"Hahaha apa gw bilang, tapi gak papa lah, ntar ronde selanjutnya kita bales"

"Nih minum dulu", segelas minuman berwarna merah disodorkan tuh cewe ke Joni, sirop tuh, seger kayaknya.

"Gw mana?", Keluh gw.

"Makanya, buruan cari bini Yo", ledek Joni diikuti dengan tawa lepas dari Istri nya. Anjir, lu sih enak Jon udah punya bini, gak kasian apa ama yg jomblo.

"Eh yang, adek lu mana? Katanya mau nyusul?", Ucap Joni ke istrinya.

"Udah dateng kok, tadi ke depan situ katanya mau beli apa gitu.

Gak lama kemudian muncul dari balik pagar seng yg menutupi bangunan plaza ini sesosok cewek, gak begitu tinggi, badannya kurang lebih Isna, padat berisi dengan ukuran yg gak oversize, pas banget tuh, sepatu nya maksud gw, bukan yg lain.

"Dev, dari mana?", Tegor Joni. Belom juga tuh cewe sampe dihadapan kami.

"Depan bang, beli pulsa"

"Emang ada? Perasaan konter pulsa paling deket tuh di ujung jalan sana"

"Nah makanya aku balik, karena gak nemu haha", tawanya kecil, gemes deh.

"Ehheemm… Jon Jon, siapa nih? Kenalin dong", bisik gw ke Joni yg duduk disebelah gw.

"Adeknya bini gw, mau kenalan?", Jawab Joni dengan suara lantang. Anjir, gak bisa diajak kompromi nih bocah.

"Yee gak pake teriak gitu juga kali, gw kan nanya"

"Gak sekalian lu umumin pake toa nya wasit sono?!", Timpal gw.

"Hahaha lagian, elu kayak baru liat cewe aja, Dev... Temen abang nih mau kenalan", ucapnya enteng.

"Oh, boleh, hehehe", senyum manja ke arah gw.

"Haii… gw Leo", langsung gw sodorin tangan kanan yg sebelumnya gw lap-lap in ke celana.

"Devi bang, hehe"

"Duhh namanya manis bener, kayak orangnya", sambil terus berjabat tangan. Buset nih tangan mulus amat dah, baru kali ini gw liat cewe secakep ini belakangan. Apa gw yg gak kemana-mana yaa jadi jarang liat cewe lain selain Melz, Isna dah itu itu aja.

"Ahh abang, apa sih"

"Ei eii, lepasin, udah kenalan kan? Lepasin tuh tangan adek ipar gw, ntar lecet, gw yg susah", gerutu Joni.

"Kampret lu Jon, gak bisa liat temen seneng, biarin napa Jon, gak kasian apa sama temen udah lama jomblo?"

"Hahaha yaudah yaudah, lanjut dah lu pada", lampu hijau dari kakak ipar udah menyala, bisa lanjut deh gw.

"Ran, gak papa kan gw ngobrol ke adek lu?", Tanya gw ke Istrinya Joni, sekedar memastikan.

"Ngobrol yaa ngobrol aja Yo, asal jangan di macem-macemin yaa", goda Rani, sialan, gw kan polos.

"Ati-ati Dev, Leo ini doyan nembak diem-diem, doi kan sniper", celetuk Joni.

"Hahaha masa sih bang? Coba tembak, gimana?", Godanya sambil senyum. Buseeet itu senyum lagi-lagi nampang di depan gw, manis bet dahh, lama-lama bisa diabetes gw.

"Minum Dev?", Gw sodorin gelas yg tadi dikasih sama Rani ke Devi.

"Udah bang, nih aku punya sendiri", doi mamerin botol air mineralnya kearah gw.

"Ohhh yg manis emang beda yahh, minumnya gak perlu manis soalnya orangnya udah manis"

"Ihhh abang, apaan sih", doi tertunduk malu setelah denger kata-kata gw barusan.

"Devi udah makan siang?", Tanya gw.

"Kebetulan belum bang", sahutnya.

"Mmmm… mau gak makan sama gw?", Coba-coba modusin dikit, siapa tau…

"Emang mau makan dimana?"

"Gak tau, terserah Devi deh mau makan dimana, abang ngikut aja sama eneng"

"Hahahaha abang lucu juga, boleh deh bang, yuuk terserah deh mau diajak makan dimana bebas", sahutnya memberi lampu hijau. Another green light bre!

"Bentar-bentar gw ambil kunci mobil dulu"

"Wah abang bawa mobil?"

"Enggak, kunci nya si Joni kan selalu dititipin ke gw kalo main, padahal bini nya ada", gw keluarin kunci berlogo toyota dari dalam tas pinggang merk molay yg selalu setia nemenin gw kemana aja, kantor, manggung, bahkan jalan. Itu, waistbag kesayangan gw, sampe sekarang masih gw pake dan masih bagus. Itulah bedanya barang military grade dibanding tas lu pada yg merk clothingan, paling 2-3 tahun juga dah jebol.

"Yeee kirain bawa mobil", Devi ketawa lagi, maniiis bener liat wajah doi saat ketawa, mana di pipi kanan ada lesung pipi nya pula. Ya allah.

Akhirnya, gw dan Devi mutusin buat berangkat bareng naik motor matic gw, keluar dari pagar seng yg mengelilingi plaza, menuju sebuah rumah makan deket situ dengan seragam lengkap yg masih melekat di badan gw, cuman rompi doang tadi gw lepasin dan taroh diatas tas gede gw. Kebiasaan orang sini, liat orang pake pakaian selengkap ini pasti jadi pusat perhatian, kapan lagi kan liat tentara ganteng kayak di drakor.

"Yooo! Se game lagi!", Teriak Joni.

"Bodo amat Jon! Masa depan cerah menanti gw!"

"Gw patahin juga nih M4!"

"Patahin! Gantiin sama AK!", Gw acungkan jari tengah sambil terus berlalu.

Berapa menit kemudian, kita tiba disebuah rumah makan yg lumayan enak masakannya dan juga jarak dari plaza gak begitu jauh. Gw pamerkan foto-foto saat gw dan Joni tugas bersama dalam wargame ke Devi, doi dengan penuh antusias memperhatiin penjelasan dan apapun yg gw omongin ke doi.

"Kamu sukanya apa?", Gw coba ngorek sedikit info tentang Devi, cewe misterius yg menarik perhatian gw.

"Mmmm… apa yaa… oh ya, aku suka naik gunung bang"

"Oh yaa? Boleh dong ajak gw kapan-kapan naik gunung"

"Boleeehh, kapan-kapan yaa? Gak pasti gitu kesannya hehe", doi malah senyum lagi ke gw. Yaahh ni cewe mulai tertarik sama gw kali yak?

"Ehh Dev…"

"Yaa bang?", Sahutnya.

"Kira-kira nih, kira-kira yaa, kalo gw ajak Devi jalan, ada yg marah gak nih?", Gercep aja gw nanya gitu, takutnya ntar hati gw udah ngerasa nyaman, eeh ternyata cewe orang.

"Emang kenapa bang? Mau ngajak Devi jalan?"

"I… iya kalo boleh sih?"

"Hahaha abang ah, boleh lah, emang mau diajak kemana nih?"

"Btw ini udah jalan kan kita? Makan siang bareng hehe", ledeknya.

"Yee bukan yg begini maksudnya, entahlah kemana Dev, gw sering bingung ama kota tempat kita tinggal ini"

Eh tunggu, pertanyaan satunya belum dijawab Devi…
Diubah oleh exoluris 11-09-2020 05:46
saintdz
wdm25
Nikita41
Nikita41 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.