- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
563
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#18
Chapter 10
Leah dan Gareth berada di dalam mobilnya, terparkir agak bersembunyi di dekat pelabuhan. Mereka mendapatkan pesan bahwa Silver Clan akan memburu lagi hari ini. Perjalanan kali ini cukup jauh karena maupun Leah dan Gareth berada jauh dari areanya sendiri, mereka masuk ke area tim lain. Hal ini yang membuat Gareth protes pada Leah, selain melintasi area tim lain, mengapa dirinya di ikut sertakan kali ini.
“Apa kamu sudah izin dengan ketua tim sektor ini?” tanya Gareth sambil menatap keluar dari mobilnya.
“Ya, kapten Vela sudah mendapatkan izin untuk kita beraksi malam ini. Lagipula ini misi pembersihan, bukan memburu Beaters,” jawabnya.
“Ah…baiklah…, apa aku boleh sparing dengan mereka? Silver Clan? Kamu kan paling dekat dengan mereka pasti tahu peta kekuatan mereka kan?”
Leah tidak menjawab pertanyaan tidak masuk akal dari rekannya itu, ia menunggu sinyal bahwa Silver Clan sudah menjalankan tugasnya. Membersihkan sampah masyarakat yang mencoreng nama kota metropolitan Surban City.
Di lain tempat, masih satu area dengannya tidak jauh dari situ. Sterling dan rekannya sudah berada di tempat target mereka hari ini. semua berpakaian rapih dengan setelan jas, kecuali Djohan yang memakai jaket hoodie berwarna gelap dipadukan celana jeans senada.
“Ok, jadi ini tempat mereka. Bandar Casino si lintah darat, sesuai dengan laporan investigasi Vivian. Tempat ini sangat luas, mansion, tidak heran jika uang yang diambilnya sangat gila jumlahnya.”
Jadi aku sudah di sini, berapa banyak kepala yang harus aku bunuh? Pikir Djohan
Melihat Djohan yang sedikit ragu, Sterling memberikan petuahnya.
“Oi Djohan, masih ragu kah? Biar kuberitahu lagi, kita memang membunuh manusia, layaknya Beaters pada umumnya. Tapi lihat, mereka ini orang-orang yang sangat layak kita bunuh, dan tentu saja semakin banyak sampah yang kita musnahkan maka tim mereka akan semakin giat memburu Beaters. Kita berada dalam satu garis, hanya saja objek kita berbeda. Kamu mengerti?” Vivian memandangnya sinis, ia memang lebih suka berbicara dengan tindakan.
Sterling memberikan instruksi finalnya, dengan formasi segitiga di mana Sterling akan menerjang langsung dari pintu utama sedangkan Djohan dan Vivian akan menusuk dari sisi samping. Semua mengerti lalu Djohan dan Vivian berjalan ke posisi masing-masing.
Djohan menghirup nafas panjang, lalu menghembusnya dengan kuat. “Baiklah….,” baru beberapa langkah menuju titik penyerbuan, sudah terdengar suara tembakan yang bergemuruh. “senior memang mengerikan.”
Mendengar suara gemuruh dan ribut-ribut di halaman markasnya membuat bandar casino yang banyak memakai perhiasan mewah ini panik dan ketar-keti. Apalagi ketika ia melihat cctv di halaman depan, sosok Sterling sangat lihai menghabisi anak buahnya satu-persatu.
“Jadi ini…bounty hunter yang terkenal itu?! Kemana yang satunya lagi?!” ia sungguh dalam keadaan sangat panik. “kenapa kepalaku bisa dihargai? Kalian semua tikus keparat!”
Djohan mengendap-ngendap masuk melewati tembok pembatas yang tinggi yang dipageri oleh pohon-pohon berbatang tebal yang menjulang.
“Hah? Dia di sini, gerombolan bounty hunter!” sahut salah satu anak buah bandar casino.
“Bounty hunter?” Djohan nampak bingung, tetapi ia sudah ditembaki oleh orang didepannya.
Sayangnya pelurunya banyak yang meleset karena Djohan bisa menghindarinya dengan mudah.
Harus ku apakan? Padahal instruksi dari Sterling sangat jelas yaitu bunuh semua orang di sini.
Djohan hanya menghindari peluru-peluru lanjutan yang datang, karena situasinya makin ribut, hal itu memancing segerombolan lainnya tuk datang. Kini ada sekitar 6 orang yang semuanya menodongkan senjata padanya.
“Ayo kita habisi sebelum yang lainnya datang ke sini,” satu komando dari salah satunya membuat 6 orang ini bersamaan menembaki Djohan.
Memang Djohan masih bisa menghindarinya, namun beberapa nampaknya ada yang mengenai tubuhnya. Membuat gerakannya menjadi lambat, lalu satu peluru tepat mengenai keningnya. Membuat darah mengucur dari sana, Djohan terjatuh.
“Haha! Mudah! Jangan macam-macam dengan kelompok kami!”
“Ah…sayang sekali yah….,” tiba-tiba sosok Sterling hadir di tengah-tengah mereka.
“Ap…..,” sekali tebasan mampu membuat kepala 6 orang ini lepas dari tubuhnya.
Lalu Sterling berjalan ke arah Djohan, melihat bahwa Djohan masih belum terbiasa, kali ini ia memakluminya.
“Sampai kapan kamu mau tidur-tiduran di sana? Peluru dan lukamu juga sudah hilang, bangun sebelum…,” terdengar suara ledakan, Sterling yakin bahwa Vivian sudah sampai ke target utama. “ayolah, jangan biarkan Vivian mengambil semua aksinya.”
“Maaf….,” Djohan menatap langit malam yang indah, namun tidak seindah kenyataan di depan matanya, mayat 6 orang yang kepalanya tertukar tersajikan dihadapannya.
Mereka berdua bergegas menuju area utama, yaitu dalam mansion itu sendiri. Sesuai dugaan, tempat ini juga sudah dibersihkan oleh Vivian. Terlihat jelas dari mayat-mayat yang berserakan di mana-mana, belum lagi ada bagian bangunan yang hancur. Nampaknya itu adalah efek dari ledakan yang timbulkan barusan.
Djohan dan Sterling naik ke lantai atas, sebuah pintu besar berwarna keemasan terpampang didepannya. Sterling yakin kalau Vivian ada di dalam dan sudah membereskan semuanya. Pintu ia buka dan sosok Vivian berdiri di sana, berbeda dengan keadaan di bawah. Ruangan ini sangat bersih, bahkan bercak darah juga tidak ada.
Ruangan ini sangat mewah sekali interiornya, didominasi warna keemasan, banyaknya patung dewi-dewi Yunani menghiasi sisi ruangan, dan sebuah meja besar di tengah pertanda bahwa ruangan ini adalah ruangan sang boss.
“Bagaimana?’ tanya Sterling.
“Tidak ada, target utama tidak kutemukan,” jawab Vivian dingin.
“Karena terlalu pede, jalan satu-satunya mereka untuk pergi hanyalah satu pintu di depan itu, dan aku sudah menyegelnya. Apa dia bersembunyi?”
“Entahlah…”
“Andai saja Lio di sini, dia mempunyai kemampuan untuk mendeteksi seseorang dari detak jantungnya, pendengerannya juga cukup luas. Namun dia sering berkilah, ‘aku masih remaja…aku tidak siap membunuh bla…bla…bla’ bocah sialan!”
Dengan inisitiaf Sterling, mereka pun mencoba menusuluri mansion yang berukuran besar ini. Namun sebelum benar-benar melakukannya dengan keluar dari ruangan emas ini, salah satu patung dewi yunani bergeser dan memperlihatkan sebuah jalan. Djohan yang mengangkat sebuah patung kecil di meja sang boss yang membuka pintu rahasia itu.
“Vivian….,” Sterling menatapnya dengan sinis, meyakini bahwa Vivian sedari tadi tidak benar-benar mencarinya.
Vivian pun yang sempat terkejut dengan terbukanya pintu rahasianya itu hanya bisa mempalingkan wajahnya saat Sterling memandanginya dengan mata yang mengkerucut.
Quote:
Leah dan Gareth berada di dalam mobilnya, terparkir agak bersembunyi di dekat pelabuhan. Mereka mendapatkan pesan bahwa Silver Clan akan memburu lagi hari ini. Perjalanan kali ini cukup jauh karena maupun Leah dan Gareth berada jauh dari areanya sendiri, mereka masuk ke area tim lain. Hal ini yang membuat Gareth protes pada Leah, selain melintasi area tim lain, mengapa dirinya di ikut sertakan kali ini.
“Apa kamu sudah izin dengan ketua tim sektor ini?” tanya Gareth sambil menatap keluar dari mobilnya.
“Ya, kapten Vela sudah mendapatkan izin untuk kita beraksi malam ini. Lagipula ini misi pembersihan, bukan memburu Beaters,” jawabnya.
“Ah…baiklah…, apa aku boleh sparing dengan mereka? Silver Clan? Kamu kan paling dekat dengan mereka pasti tahu peta kekuatan mereka kan?”
Leah tidak menjawab pertanyaan tidak masuk akal dari rekannya itu, ia menunggu sinyal bahwa Silver Clan sudah menjalankan tugasnya. Membersihkan sampah masyarakat yang mencoreng nama kota metropolitan Surban City.
Di lain tempat, masih satu area dengannya tidak jauh dari situ. Sterling dan rekannya sudah berada di tempat target mereka hari ini. semua berpakaian rapih dengan setelan jas, kecuali Djohan yang memakai jaket hoodie berwarna gelap dipadukan celana jeans senada.
“Ok, jadi ini tempat mereka. Bandar Casino si lintah darat, sesuai dengan laporan investigasi Vivian. Tempat ini sangat luas, mansion, tidak heran jika uang yang diambilnya sangat gila jumlahnya.”
Jadi aku sudah di sini, berapa banyak kepala yang harus aku bunuh? Pikir Djohan
Melihat Djohan yang sedikit ragu, Sterling memberikan petuahnya.
“Oi Djohan, masih ragu kah? Biar kuberitahu lagi, kita memang membunuh manusia, layaknya Beaters pada umumnya. Tapi lihat, mereka ini orang-orang yang sangat layak kita bunuh, dan tentu saja semakin banyak sampah yang kita musnahkan maka tim mereka akan semakin giat memburu Beaters. Kita berada dalam satu garis, hanya saja objek kita berbeda. Kamu mengerti?” Vivian memandangnya sinis, ia memang lebih suka berbicara dengan tindakan.
Sterling memberikan instruksi finalnya, dengan formasi segitiga di mana Sterling akan menerjang langsung dari pintu utama sedangkan Djohan dan Vivian akan menusuk dari sisi samping. Semua mengerti lalu Djohan dan Vivian berjalan ke posisi masing-masing.
Djohan menghirup nafas panjang, lalu menghembusnya dengan kuat. “Baiklah….,” baru beberapa langkah menuju titik penyerbuan, sudah terdengar suara tembakan yang bergemuruh. “senior memang mengerikan.”
Mendengar suara gemuruh dan ribut-ribut di halaman markasnya membuat bandar casino yang banyak memakai perhiasan mewah ini panik dan ketar-keti. Apalagi ketika ia melihat cctv di halaman depan, sosok Sterling sangat lihai menghabisi anak buahnya satu-persatu.
“Jadi ini…bounty hunter yang terkenal itu?! Kemana yang satunya lagi?!” ia sungguh dalam keadaan sangat panik. “kenapa kepalaku bisa dihargai? Kalian semua tikus keparat!”
Djohan mengendap-ngendap masuk melewati tembok pembatas yang tinggi yang dipageri oleh pohon-pohon berbatang tebal yang menjulang.
“Hah? Dia di sini, gerombolan bounty hunter!” sahut salah satu anak buah bandar casino.
“Bounty hunter?” Djohan nampak bingung, tetapi ia sudah ditembaki oleh orang didepannya.
Sayangnya pelurunya banyak yang meleset karena Djohan bisa menghindarinya dengan mudah.
Harus ku apakan? Padahal instruksi dari Sterling sangat jelas yaitu bunuh semua orang di sini.
Djohan hanya menghindari peluru-peluru lanjutan yang datang, karena situasinya makin ribut, hal itu memancing segerombolan lainnya tuk datang. Kini ada sekitar 6 orang yang semuanya menodongkan senjata padanya.
“Ayo kita habisi sebelum yang lainnya datang ke sini,” satu komando dari salah satunya membuat 6 orang ini bersamaan menembaki Djohan.
Memang Djohan masih bisa menghindarinya, namun beberapa nampaknya ada yang mengenai tubuhnya. Membuat gerakannya menjadi lambat, lalu satu peluru tepat mengenai keningnya. Membuat darah mengucur dari sana, Djohan terjatuh.
“Haha! Mudah! Jangan macam-macam dengan kelompok kami!”
“Ah…sayang sekali yah….,” tiba-tiba sosok Sterling hadir di tengah-tengah mereka.
“Ap…..,” sekali tebasan mampu membuat kepala 6 orang ini lepas dari tubuhnya.
Lalu Sterling berjalan ke arah Djohan, melihat bahwa Djohan masih belum terbiasa, kali ini ia memakluminya.
“Sampai kapan kamu mau tidur-tiduran di sana? Peluru dan lukamu juga sudah hilang, bangun sebelum…,” terdengar suara ledakan, Sterling yakin bahwa Vivian sudah sampai ke target utama. “ayolah, jangan biarkan Vivian mengambil semua aksinya.”
“Maaf….,” Djohan menatap langit malam yang indah, namun tidak seindah kenyataan di depan matanya, mayat 6 orang yang kepalanya tertukar tersajikan dihadapannya.
Mereka berdua bergegas menuju area utama, yaitu dalam mansion itu sendiri. Sesuai dugaan, tempat ini juga sudah dibersihkan oleh Vivian. Terlihat jelas dari mayat-mayat yang berserakan di mana-mana, belum lagi ada bagian bangunan yang hancur. Nampaknya itu adalah efek dari ledakan yang timbulkan barusan.
Djohan dan Sterling naik ke lantai atas, sebuah pintu besar berwarna keemasan terpampang didepannya. Sterling yakin kalau Vivian ada di dalam dan sudah membereskan semuanya. Pintu ia buka dan sosok Vivian berdiri di sana, berbeda dengan keadaan di bawah. Ruangan ini sangat bersih, bahkan bercak darah juga tidak ada.
Ruangan ini sangat mewah sekali interiornya, didominasi warna keemasan, banyaknya patung dewi-dewi Yunani menghiasi sisi ruangan, dan sebuah meja besar di tengah pertanda bahwa ruangan ini adalah ruangan sang boss.
“Bagaimana?’ tanya Sterling.
“Tidak ada, target utama tidak kutemukan,” jawab Vivian dingin.
“Karena terlalu pede, jalan satu-satunya mereka untuk pergi hanyalah satu pintu di depan itu, dan aku sudah menyegelnya. Apa dia bersembunyi?”
“Entahlah…”
“Andai saja Lio di sini, dia mempunyai kemampuan untuk mendeteksi seseorang dari detak jantungnya, pendengerannya juga cukup luas. Namun dia sering berkilah, ‘aku masih remaja…aku tidak siap membunuh bla…bla…bla’ bocah sialan!”
Dengan inisitiaf Sterling, mereka pun mencoba menusuluri mansion yang berukuran besar ini. Namun sebelum benar-benar melakukannya dengan keluar dari ruangan emas ini, salah satu patung dewi yunani bergeser dan memperlihatkan sebuah jalan. Djohan yang mengangkat sebuah patung kecil di meja sang boss yang membuka pintu rahasia itu.
“Vivian….,” Sterling menatapnya dengan sinis, meyakini bahwa Vivian sedari tadi tidak benar-benar mencarinya.
Vivian pun yang sempat terkejut dengan terbukanya pintu rahasianya itu hanya bisa mempalingkan wajahnya saat Sterling memandanginya dengan mata yang mengkerucut.
coeloet dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Kutip
Balas