Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bcc.ubAvatar border
TS
bcc.ub
Rasisme Yang Tak Kunjung Selesai
Rasisme Yang Tak Kunjung Selesai

Selamat malam, teman" skalian, smoga slalu ceria yehhh... Disini saya akan membahas suatu ini nih, mari simak baik-baikšŸ‘

Ā Ā Ā  Rasisme adalah sistim kepercayaan terhadap perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia yang memberikan efek penentuan bahwa suatu ras tertentu lebih baik dari yang lain sehingga dapat mengatur lainnya. Tepat 1 tahun yang lalu, terdapat sebuah kejadian yang mengitimidasi mahasiswa Papua yang dilatarbelakagi oleh munculnya dugaan perusakan bendara Merah Putih yang dibuang ke selokan Asrama mahasiswa Papua. Kejadian tersebut dirasakan oleh sebanyak 43 mahasiswa di Asrama Mahasiswa Papua Jalan Kalasan Surabaya. Intimidasi dan pengepungan tersebut, terjadi selama lebih dari 24 jam yang disertai dengan makian ā€˜monyetā€™ bahkan hingga melepaskan tembakan gas air mata. Hingga akhirnya 43 mahasiswa tersebut dibawa ke Polrestabes untuk ditanyai seputar dugaan perusakan bendera Merah Putih. Namun, pihak kepolisian tidak dapat menemukan bukti apapun terkait dugaan perusakan bendera Merah Putih tersebut.

Ā Ā Ā  Dari peristiwa tersebut memicu sejumlah peristiwa lainnya yang kebih besar di berbagai wilayah, seperti di Jayapura, Manokwari, Sorong, Nabire, Waghete, dan Fakfak. Peristiwa di Jayapura, ribuan warga berdemo jalan kaki dari Wamena ke menuju kantor gubernur. Demo tersebut menuntut rasialisme terhadap orang Papua harus dihentikan, ā€œkami bukan monyet, kami manusiaā€. Peristiwa di Manokwari lebihĀ  memanas, pohon di pinggiran jalan ditebang, ban dibakar di jalanan, hingga membakar gedung parlemen daerah setempat. Sedangkan peristiwa di Sorong, demo dilakukan dengan merusak fasilitas bandara. Sejumlah mobil di parkiran bandara dirusak, akibatnya penerbangan lumpuh dalam beberapa jam.

Ā Ā Ā  Setelah peristiwa-peristiwa demo terjadi, bukannya mendapat balasan yang baik berupa keadilan bagi orang Papua. Malahan sejumlah pasukan militer dikirim ke Papua, diblokirnya akses internet disana, hingga diskriminalisasi sejumlah aktivis dari Papua dengan tuduhan makar. Dimana letak demokrasi bangsa Indonesia, apakah ini menunjukkan bahwa Indonesia belum merdeka sepenuhnya?

Ā Ā  Ā  Peristiwa di beda hari, mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang melakukan aksi politik damai. Mereka memperingati Perjanjian New York yang berisi pemindahan kekuasaaan atas Papua Barat dari Belanda ke Indonesia. Perjanjian ini diyakini sebagai salah satu ā€˜kranā€™ yang membuka permasalahan pelanggaran HAM di Papua. Namun, kejadian yang sama berulang kembali. Bukannya mendapat perhatian dari pemerintah, aksi tersebut malah diacuhkan dengan tindakan-tindakan represif oleh aparat keamanan.

Ā  Ā Ā  Banyaknya aksi turun ke jalan oleh warga Papua membuat penegak hukum Indonesia tergerak. Salah satu pelaku rasisme di Surabaya berinisial SA menyampaikan permohonan maafnya kepada publik melalui media berita. Hal serupa juga dilakukan oleh koordinator lapangan tindakan rasisme Tri Susanti yang menjadi wakil ketua Ormas FKKPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-POLRI). Tersangka juga meminta maaf kepada publik khususnya warga dan mahasiswa Papua atas tindakan yang dilakukan. Ia menjelaskan bahwa yang dilakukan adalah bentuk dari penegakkan bendera Merah Putih.

Ā Ā  Ā  Setelah aksi besar-besaran yang terjadi di Papua, kekuatan hukum bergerak. Negara mulai menangkap dalang dari aksi yang terjadi di Papua. NKRI Harga Mati dilakukan, walaupun hukum yang ditegakkan telah dilawan sendiri. Berbagai tuduhan yang mengkambing hitamkan dilakukan secara paksa oleh negara terhadap kelompok ataupun individu Papua. Hukum yang diskriminatif, itulah yang terjadi. Terdapat perbedaan hukum yang terjadi di Papua tidak melalui mekanisme hukum yang sesuai dengan aturan KUHP.

Ā Ā  Ā  Penangkapan sewenang-wenang, pemindahan tahanan yang tidak sesuai proses hukum, penangkapan yang salah, dan membuat kerusuhan itulah hal yang terjadi di tanah Papua. Pada dasarnya penegakan hukum seperti itu bermotif dengan diskriminasi orang asli Papua dalam hukum NKRI. Apakah sebenarnya ada pihak ketiga yang menjadi dalang dari rasisme Papua? Kita tidak tahu siapakah pelaku sebenarnya dari aksi damai yang berujung kerisuhan hingga menelan korban nyawa di Papua. Yang menjadi korban adalah orang Papua yang sebenarnya bersuara untuk memperjuangkan keadilan dan hak-haknya.

Ā Ā  Ā  Proses hukum kasus rasisme sepertinya tidak akan berjalan dengan baik. Pelaku rasispun mungkin tidak akan berhenti. Ditengah situasi tersebut, negara mengundang berbagai tokoh dari Papua untuk datang di Istana Jakarta. Namun, pernyataan yang dibacakan tidak sepenuhnya sesuai. Ironisnya saat itu tidak ada satupun pernyataan yang membahas tindakan rasis. Apakah memang ada settingan dari pihak ketiga terhadap permasalahan ini?

Baiklah sekian itu opini dari saya, sebelnya mohon maaf bila tidak ada gambar dan bila ada salah kata.
Akhir kata... thank you to allemoticon-Big Kiss

Sumber penulis: opini pribadi

0
372
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThreadā€¢84.4KAnggota
Tampilkan semua post
chrwissAvatar border
chrwiss
#1
materi sensitif nih. mau komen tp takut salah persepsi. yaudah diem aja lah. +1 šŸ¤­
bcc.ub
bcc.ub memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.