Tidak ada satu pun yang akan menduga bahwa pandemi Covid 19 akan terjadi. Awal tahun 2020 kita semua masih bersemangat menjalani aktivitas. Pelajar dan Mahasiswa sibuk menuntut ilmu, pegawai sibuk bekerja di kantor, juga pedagang dan pebisnis sibuk mengais rezeki.

Tiba-tiba saja badai pandemi Covid 19 terjadi dan tidak bisa dibendung penyebarannya. Ada kota-kota yang dicap wilayah merah, bahkan hitam seperti kota saya.

PSBB pun dilakukan dalam rangka mencegah penularan Covid 19. Sayangnya tidak mudah membatasi penularan virus yang terlanjur menyebar ke semua wilayah. Bahkan, ketika era new normal ditetapkan, kondisi tetap tidak bisa sebebas dulu.

Hal ini jelas sangat berpengaruh pada masalah mental kita. Terlalu lama di rumah saja, membuat rasa jenuh melanda. Kalau dibiarkan itu bisa menimbulkan stres yang dalam jangka panjang bisa menganggu kesehatan mental kata dr. Monika Joy Reverger, Sp.KJ

Lantas apa yang perlu dilakukan, agar tidak terlalu memikirkan masalah pandemi? Ada beberapa cara sebenarnya, kamu bisa lihat lengkapnya di sini

Salah satunya adalah dengan memanjakan diri atau biasanya dikenal dengan istilah Me-Time. Memberi waktu luang untuk memanjakan diri sendiri dengan mengerjakan hobi atau mencoba hal baru. Hobi tiap orang berbeda, ada yang suka menonton film, mendengarkan musik, berkebun, atau membaca. Aktivitas favorit yang dilakukan untuk mengusir rasa jenuh dan meredakan stres.


Atau bisa juga mencoba cara dari Ibu Annelia Sari Sani,
Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia,

"Kita harus banyak ngobrol, banyak berbagi apa yang kita rasakan. Kalau dalam psikologi kita sebut namanya ventilasi. Mengeluarkan berbagai kecemasan kita,"

Lebih lengkapnya ada di sini

Dari beberapa cara tersebut, saya memilih melakukan Me-Time. Karena saya berpikir ada keterbatasan waktu dalam mengobrol untuk mencurahkan hati. Bisa saja kita mengganggu aktivitas orang yang kita ajak ngobrol, betul kan?

Berbeda ketika kita memilih memanjakan diri. Kita bisa atur kapanpun waktunya. Awalnya saya memilih melakukan aktivitas favorit yaitu membaca. Hanya saja yang biasanya bacaan saya adalah non fiksi, kali ini beralih ke fiksi.

Ternyata sangat menyenangkan membaca karya fiksi seperti novel. Berawal dari situlah muncul keinginan saya untuk belajar menulis. Kegiatan itu saya mulai sekitar empat bulan lalu.

Melakukan hal baru tentu saja sulit, tapi seiring waktu menjadi lebih mudah. Tanpa terasa dalam empat bulan saya menulis 12 buku antologi (sebagian masih proses cetak) dan satu novel solo yang juga masih proses cetak. Ini sebagian karya saya (Foto. Dok. Pribadi)




Pepatah 'alah bisa karena biasa' itu saya rasakan sekali, ketika mencoba hal baru ini. Apalagi ketika bukan saja saya melupakan stres yang melanda selama di rumah saja. Saya juga merasakan kepuasan batin setiap mendapat apresiasi atas tulisan. Sehingga layaklah kalau saya menyebut Writing is healing, menulis adalah terapi.

Buat kamu yang ingin mengusir stres selama lebih banyak di rumah, boleh mencoba cara saya. Atau melakukan aktivitas positif lainnya yang menarik menurutmu.

Selamat berkarya di era new normal. Yakinlah masih ada harapan di hari esok.