- Beranda
- Stories from the Heart
The Adventure Of Horror | Horror Story
...
TS
depata.prasetya
The Adventure Of Horror | Horror Story


Quote:
Quote:
PROLOG
Hobi adalah hal yang dimiliki oleh semua orang, namun apa jadinya jika kita mempunyai hobi yang aneh dan tidak masuk akal ?. Namaku Dimas, dan hobiku adalah melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan “Horor”. Karena jarang ada orang yang mempunyai hobi yang sama denganku, akhirnya hobi ku itu menjadi kurang menarik dan aneh (kata teman teman ku). Tapi pada saat memasuki bangku perkuliahan, barulah aku menemukan orang-orang yang memiliki kesamaan denganku.
PART 1 - Hobi Yang Aneh ?
Kebiasaanku ketika sudah pukul 06:30 pagi yaitu siap-siap menuju ke sekolah, walaupun jarak rumah dan sekolahku cukup dekat. Sekitar 5 menit kalau naik motor. Dan entah kenapa dari dulu aku suka banget berangkat sekolah pagi-pagi.
“Pak Bu, aku berangkat sekolah dulu ya” Pamitku ketika mau berangkat ke sekolah setelah mencium kedua tangan orang tua ku tercinta.
“Iya le, hati-hati dijalan” Ucap Ibu ku ketika aku hendak naik motorku.
Aku sekolah di salah satu SMA di Semarang, dan SMA ku ini bisa dibilang sekolah favorit.
Setelah sampai di sekolah, aku langsung menuju kelas dan langsung buka smartphone ku, pasang headset, dan tanpa basa-basi aku buka Youtube dan langsung cari video-video horor.
Entah berapa lama aku nonton youtube, tiba-tiba...
“Woy !!!”
Seseorang berteriak tepat di sebelahku yang pasti membuat aku kaget. Dan ternyata itu si Adit teman sebangku ku di kelas.
“Apaan sih ganggu aja.” Sahutku kesel
“Pagi-pagi udah nonton video horor aja”
“Ya Namanya juga hobi mau gimana.”
Entah kenapa tiap kali ada temen yang bilang gitu pasti jawabku, “Namanya juga hobi”
Apakah ada hobi menyukai hal-hal yang berbau horor ? Bahkan sampe sekarang aku pun masih belum mendapatkan jawabannya.
“Hobi tuh main bola, nonton film, main musik. Hobi kok sama hal horor. Mau jadi dukun apa gimana.”
“Ya gak gitu juga dong. Sembarangan”
Karena keasikan nonton video horor tanpa ku sadari ternyata sudah pukul 7. Dan pelajaran di sekolah pun sudah mau dimulai. Hari-hari ku di sekolah, ku habiskan dengan belajar, makan siang (ketika istirahat), dan ikut kegiatan OSIS di sekolah. Ya layaknya siswa SMA pada umumnya

Sepulang sekolah pukul 4 sore, aku langsung ambil baju dan bergegas untuk mandi. Oh iya sebenarnya rumahku ini juga ada penghuni gaib nya juga. Dan salah dua tempat yang konon ada sosok penghuni gaib nya adalah kamar mandi dan kamar tidurku.
Sosok yang mendiami kamar mandi di rumahku yaitu sosok seperti nenek nenek berambut putih dan mengenakan kebaya jawa. Sedangkan sosok yang mendiami kamar tidurku yaitu sosok hitam dengan postur tinggi besar mirip genderuwo tetapi bukan genderuwo.
Aku tau kebenaran tentang sosok gaib yang mendiami rumahku juga berawal dari teman Kakak ku yang main ke rumahku, namanya Kak Rani yang kebetulan dirinya juga anak indigo. Waktu itu aku masih kelas 3 SMP dan ketika Kak Rani sedang mengobrol di ruang tamu, aku sempat mendengar pembicaraan mereka.
“Sebenarnya di rumahmu ini ada penunggunya.” Kata Kak Rani yang sedang berbicara dengan Kakak ku.
“Ah masa iya.” Jawab Kakak ku yang seakan gak percaya.
“Iya bener, dan sosoknya bukan cuman satu, tapi banyak. Apalagi sosok yang di kamar paling belakang (Kamar ku).”
“Emang ada apa di kamar Adik ku ?”
“Aku gak tau nyebutinnya gimana. Tapi sosoknya itu kayak genderuwo tapi bukan genderuwo. Sosoknya itu tinggi besar dan hitam gitu. ”
Aku yang mendengar pembicaraan itu langsung kaget. Karena menurutku kamarku aman-aman aja. Gak pernah ada penampakan ataupun gangguan selama aku menempati kamarku tersebut. Ya walaupun pernah sih sekali ada suara seperti orang yang sedang menggaruk pintu kamar. Tapi aku cuman berpikiran kalau itu tikus. Dan kalaupun suara itu berasal dari makhluk yang konon mendiami kamarku ya bisa jadi juga.
Setelah selesai mandi, aku lalu mengenakai baju ku dan langsung membuka laptopku. Apalagi yang kulakukan selain mau nonton film horor di laptop. Ya walaupun aku sendiri enggak terlalu suka sama film horor. Namun waktu aku sedang menonton film horor, aku seperti mengalami Deja Vu.
Aku mendengar suara orang seperti menggaruk pintu kamarku. Dan berbeda dengan waktu itu, kalau waktu itu aku mendengar suara tersebut ketika sedang tidur, namun kali ini aku mendengarnya langusung dan 100% sadar. Dan setelah ku cari sumber suaranya pun juga mengarah ke pintu kamarku. Namun kali ini aku tau kalau yang melakukannya bukanlah seekor tikus.
Diubah oleh depata.prasetya 24-03-2022 20:21
sampeuk dan 46 lainnya memberi reputasi
43
19.2K
229
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
depata.prasetya
#19
PART 10 - Pengalaman Pertama
Kurang lebih 5 menit perjalanan kita dari sekolah menuju perumahan yang konon terbengkalai itu. Dan benar saja, sesampai nya kita di perumahan tersebut, memang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Disana kita hanya dapat melihat rumah-rumah yang sudah tidak layak huni lagi. Banyak dinding-dinding yang retak, ubin-ubin yang pecah, sampai atap rumah yang tertimpa batang pohon.
Setelah sekitar 10 menitan kami jalan-jalan dan sambil melihat-lihat rumah yang ada disana, kami pun bertemu dengan seorang bapak-bapak yang kebetulan lewat situ.
“Ada acara apa mas kok kesini ?.” Tanya bapak tersebut.
“Tidak ada pak. Cuman jalan-jalan aja sambil mau tanya-tanya tentang rumah ini.” Jawabku
“Tanya-tanya apa mas ?”
“Perumahan ini udah lama gak dipake ya pak ?”
“Iya mas, udah sekitar 3 tahunan. Sebenarnya dulu perumahan ini sempat ditempati. Tapi karena ada sesuatu hal, banyak orang-orang yang milih pindah. Dan akhirnya perumahan ini jadi kosong sampai sekarang.” Kata bapak tersebut menjelaskan.
“Ada hal apa ya pak sampai orang-orang disini pada pindah ?” Kata Yuli.
“Kalau kata orang-orang sekitar sih, jika ada keluarga yang tinggal disini atau pindah ke perumahan ini, pasti bakal kena sial. Kayak nanti ada keluarga yang meninggal, kena musibah/kecelakaan, keluarga gak harmonis. Bahkan dulu juga sempet ada kabar kalau ada salah satu kepala keluarga gitu yang bunuh diri disini.” Kata bapak tersebut yang menjelaskan sangat rinci.
“Ohh gitu ya pak. Bapak tinggal di daerah sini juga ?” Kataku
“Saya tinggal di sana mas.” kata bapak tersebut sambil menunjuk ke arah desa yang letaknya dekat dengan perumahan terbengkalai ini.
“Ohh deket ya pak. Yaudah pak kita mau pamit pulang dulu. Mari pak.”
“Oh iya mas, hati-hati dijalan mas.”
Akhirnya misteri tentang alasan kenapa perumahan tersebut terbengkalai sudah terjawab. Kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega.
Setelah sampai dirumah, aku pun beristirahat sebentar untuk menghilangakn rasa lelahku. Baru sebentar aku rebahan, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Yuli.
“Hallo Assalamu’alaikum. Apa apa Yul ?”
“Wa’alaikumussalam. Eh aku ada ide nih.”
“Ide apaan ?”
“Gimana kalau ntar malem kita eksplore perumahan itu. Mumpung besok sekolah libur.”
Aku pun sempat berpikir sejenak dan kemudian meng iyakan ajakannya.
“Emmm iya deh.”
“Eh iya Adit diajak sekalian gak ?” Tanyaku pada Yuli
“Emm coba deh kamu ajak. Kalau mauya ayo, tapi kalau gak mau ya gak apa-apa.”
Aku pun mencoba menghubungi Adit, tapi tidak mendapat jawaban. Sekitar 3x aku telepon nomernya tapi tetap aja gak ada jawaban.
“Mungkin dia lagi sibuk, jadi gak bisa menerima telepon dariku.” Kataku dalam hati.
Setelah sekitar 30 menit kemudian hp ku pun berbunyi. Dan benar saja ada seseorang menghubungiku tapi bukan si Adit melainkan si Vanessa.
“Hallo Assalamu’alaikum. Kenapa Sa ?”
“Wa’alaikumussalam. Kamu udah pulang ?”
“Udah dari tadi. Kenapa ?”
“Kamu ntar malam ada acara gak ?”
“Emmm ada sih.”
“Yahhhh.” Nada Vanessa tampak kecewa.
“Ada acara apa emang ? Sama Siapa ?”
“Cuman mau jalan-jalan aja di perumahan kosong deket sekolah itu lho. Sama Yuli, rencana nya juga sama Adit kalau dia mau.”
“Aku ikut dong.”
“Haa ? Serius ? Emang berani ?” Tanyaku kaget. Karena setahuku Vanessa ini orangnya penakut banget.
“Berani kalau ada kamu mah hehe.”
“Yeuu dasar. Yaudah ntar malam aku jemput.” Kataku mengakhiri pembicaraan.
Setelah selesai teleponan sama Vanessa, aku pun bergegas untuk mandi. Sekitar 15 menit aku selesai mandi, dan ketika aku masuk ke kamarku dan segera mengambil hp ku, ternyata ada chat dari si Adit. Dia bertanya kenapa aku telepon tadi. Dan langsung saja aku bilang padanya mau gak dia gabung sama aku, Yuli, dan Vanessa eksplore perumahan tadi. Dan tanpa ragu dia pun langsung meng iyakan.
Sekitar pukul 9 malam setelah aku menjemput Vanessa, kami pun langsung menuju ke TKP. Setelah sampai disana, Yuli dan Adit sudah sampai lebih dulu dan sedang menunggu kami.
Dan tanpa basa-basi kita pun langsung menelusuri perumahan itu “lagi”. Namun bedanya kali ini kita melakukannya di malam hari. Kami mengecek tiap rumah satu-persatu. Dan hampir semua isi rumahnya berantakan dan berdebu. Ya wajar aja lah, namaya juga rumah udah terbengkalai. Beberapa rumah juga masih ada perabotan di dalamnya seperti meja, kursi, bahkan jam besar yang cukup tua.
Ada salah satu rumah yang menurut kami cukup menarik perhatian. Yaitu rumah yang di cat biru yang letaknya berada di paling ujung dekat pertigaan. Mungkin orang-orang biasa menyebutnya “rumah tusuk sate”. Di rumah itu banyak sekali perabotan yang ada didalamnya. Meja, kursi, lemari, jam dinding, kasur, akuarium, dan sebuah radio tua.
Dan yang paling mengejutkan kami semua adalah, ternyata di dalam rumah itu ada sebuah tali tambang yang menggantung di depan pintu kamar mandi. Aku sempat berpikir kalau tali itu mungkin yang digunakan seseorang untuk bunuh diri. Seperti kata bapak-bapak yang tadi sore kita temui. Sontak kami semua segera meninggalkan rumah itu. Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Namun, ketika kami sedang buru-buru keluar, kami melihat seperti ada sosok orang yang sedang duduk di kursi depan teras rumah tersebut.
Setelah sekitar 10 menitan kami jalan-jalan dan sambil melihat-lihat rumah yang ada disana, kami pun bertemu dengan seorang bapak-bapak yang kebetulan lewat situ.
“Ada acara apa mas kok kesini ?.” Tanya bapak tersebut.
“Tidak ada pak. Cuman jalan-jalan aja sambil mau tanya-tanya tentang rumah ini.” Jawabku
“Tanya-tanya apa mas ?”
“Perumahan ini udah lama gak dipake ya pak ?”
“Iya mas, udah sekitar 3 tahunan. Sebenarnya dulu perumahan ini sempat ditempati. Tapi karena ada sesuatu hal, banyak orang-orang yang milih pindah. Dan akhirnya perumahan ini jadi kosong sampai sekarang.” Kata bapak tersebut menjelaskan.
“Ada hal apa ya pak sampai orang-orang disini pada pindah ?” Kata Yuli.
“Kalau kata orang-orang sekitar sih, jika ada keluarga yang tinggal disini atau pindah ke perumahan ini, pasti bakal kena sial. Kayak nanti ada keluarga yang meninggal, kena musibah/kecelakaan, keluarga gak harmonis. Bahkan dulu juga sempet ada kabar kalau ada salah satu kepala keluarga gitu yang bunuh diri disini.” Kata bapak tersebut yang menjelaskan sangat rinci.
“Ohh gitu ya pak. Bapak tinggal di daerah sini juga ?” Kataku
“Saya tinggal di sana mas.” kata bapak tersebut sambil menunjuk ke arah desa yang letaknya dekat dengan perumahan terbengkalai ini.
“Ohh deket ya pak. Yaudah pak kita mau pamit pulang dulu. Mari pak.”
“Oh iya mas, hati-hati dijalan mas.”
Akhirnya misteri tentang alasan kenapa perumahan tersebut terbengkalai sudah terjawab. Kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega.
Setelah sampai dirumah, aku pun beristirahat sebentar untuk menghilangakn rasa lelahku. Baru sebentar aku rebahan, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Yuli.
“Hallo Assalamu’alaikum. Apa apa Yul ?”
“Wa’alaikumussalam. Eh aku ada ide nih.”
“Ide apaan ?”
“Gimana kalau ntar malem kita eksplore perumahan itu. Mumpung besok sekolah libur.”
Aku pun sempat berpikir sejenak dan kemudian meng iyakan ajakannya.
“Emmm iya deh.”
“Eh iya Adit diajak sekalian gak ?” Tanyaku pada Yuli
“Emm coba deh kamu ajak. Kalau mauya ayo, tapi kalau gak mau ya gak apa-apa.”
Aku pun mencoba menghubungi Adit, tapi tidak mendapat jawaban. Sekitar 3x aku telepon nomernya tapi tetap aja gak ada jawaban.
“Mungkin dia lagi sibuk, jadi gak bisa menerima telepon dariku.” Kataku dalam hati.
Setelah sekitar 30 menit kemudian hp ku pun berbunyi. Dan benar saja ada seseorang menghubungiku tapi bukan si Adit melainkan si Vanessa.
“Hallo Assalamu’alaikum. Kenapa Sa ?”
“Wa’alaikumussalam. Kamu udah pulang ?”
“Udah dari tadi. Kenapa ?”
“Kamu ntar malam ada acara gak ?”
“Emmm ada sih.”
“Yahhhh.” Nada Vanessa tampak kecewa.
“Ada acara apa emang ? Sama Siapa ?”
“Cuman mau jalan-jalan aja di perumahan kosong deket sekolah itu lho. Sama Yuli, rencana nya juga sama Adit kalau dia mau.”
“Aku ikut dong.”
“Haa ? Serius ? Emang berani ?” Tanyaku kaget. Karena setahuku Vanessa ini orangnya penakut banget.
“Berani kalau ada kamu mah hehe.”
“Yeuu dasar. Yaudah ntar malam aku jemput.” Kataku mengakhiri pembicaraan.
Setelah selesai teleponan sama Vanessa, aku pun bergegas untuk mandi. Sekitar 15 menit aku selesai mandi, dan ketika aku masuk ke kamarku dan segera mengambil hp ku, ternyata ada chat dari si Adit. Dia bertanya kenapa aku telepon tadi. Dan langsung saja aku bilang padanya mau gak dia gabung sama aku, Yuli, dan Vanessa eksplore perumahan tadi. Dan tanpa ragu dia pun langsung meng iyakan.
Sekitar pukul 9 malam setelah aku menjemput Vanessa, kami pun langsung menuju ke TKP. Setelah sampai disana, Yuli dan Adit sudah sampai lebih dulu dan sedang menunggu kami.
Dan tanpa basa-basi kita pun langsung menelusuri perumahan itu “lagi”. Namun bedanya kali ini kita melakukannya di malam hari. Kami mengecek tiap rumah satu-persatu. Dan hampir semua isi rumahnya berantakan dan berdebu. Ya wajar aja lah, namaya juga rumah udah terbengkalai. Beberapa rumah juga masih ada perabotan di dalamnya seperti meja, kursi, bahkan jam besar yang cukup tua.
Ada salah satu rumah yang menurut kami cukup menarik perhatian. Yaitu rumah yang di cat biru yang letaknya berada di paling ujung dekat pertigaan. Mungkin orang-orang biasa menyebutnya “rumah tusuk sate”. Di rumah itu banyak sekali perabotan yang ada didalamnya. Meja, kursi, lemari, jam dinding, kasur, akuarium, dan sebuah radio tua.
Dan yang paling mengejutkan kami semua adalah, ternyata di dalam rumah itu ada sebuah tali tambang yang menggantung di depan pintu kamar mandi. Aku sempat berpikir kalau tali itu mungkin yang digunakan seseorang untuk bunuh diri. Seperti kata bapak-bapak yang tadi sore kita temui. Sontak kami semua segera meninggalkan rumah itu. Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Namun, ketika kami sedang buru-buru keluar, kami melihat seperti ada sosok orang yang sedang duduk di kursi depan teras rumah tersebut.
sulkhan1981 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
