Kuota boros karena sekolah daring? Bad moodkarena isi dompet menipis tanpa pendapatan yang pasti? Kesehatan terancam jika berpergian? Ya, itulah beberapa dampak yang dirasakan mayoritas orang karena satu pandemi yang belum berakhir ini. Pandemi yang tidak hanya mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dalam genggaman corona, tapi juga memberikan impact yang signifikan bagi berbagai bidang kehidupan. Disadari atau tidak, Covid-19 telah mengubah seper sekian persen kehidupan kita.
Seiring berjalannya waktu sejak pertama kali virus ini mewabah di Indonesia, ketakutan dan kekhawatiran yang dirasakan perlahan berubah menjadi antisipasi diri. Hampir semua orang termasuk diriku sendiri lambat laun mengikuti aturan protokol kesehatan yang terus digalakkan pemerintah. Semua anjuran sebisa mungkin diikuti untuk memutus rantai penularan Covid-19. Meski hal tersebut tak jarang meleburkan rencana yang telah dipersiapkan sebelumnya. Salah duanya, UN dan acara graduation🎓. Namun, itu keputusan terbaik untuk kepentingan bersama.
Jika diingat kembali 5 bulan yang lalu, sungguh luar biasa karena ternyata kita bisa melewati dan melawan pandemi ini bersama-sama hingga saat ini. Jika dipikir ulang, kehidupanku dan bahkan mungkin kehidupan Gan Sist semua juga sudah banyak berubah dibandingkan beberapa bulan lalu yang masih diselimuti kecemasan mendalam. Tentunya, ada perubahan positif dan negatif yang mengiringi kehidupan kita selama Covid-19 singgah di tanah air tercinta. Berjuta cerita kehidupan pastinya terukir berbeda di bumi pertiwi ini.
Perekonomian💸 yang mengalami penurunan di sebagian besar masyarakat, tentu sudah menjadi hal lumrah yang sedang dilalui sebagai salah satu dampak besar dari penyebaran virus corona yang berasal dari Wuhan ini. Biaya pendidikan📚📲 pun bertambah dengan adanya pembelajaran online yang cukup banyak menguras kuota. Untungnya, saat ini pemerintah sedang memproses bantuan kuota untuk pelajar agar meringankan pengeluaran orang tua. Selain itu, tak sedikit yang mengalami stres karena terlalu lama berdiam diri di rumah yang mengganggu kesehatan mental➿.
Namun, siapa sangka pandemi yang selama ini merajalela dan memberi imbas negatif terhadap berbagai bidang kehidupan ini, ternyata menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif yang membentuk positive vibes juga. Disadari atau tidak, gaya hidup banyak orang telah berubah ke arah yang positif dan menjadi lebih baik dari versi gaya hidup sebelum corona ini mewabah, sehingga menunjang kesehatan diri sendiri dan orang lain. Termasuk diriku sendiri yang mulai kembali menerapkan gaya hidup yang lebih sehat sejak pandemi ini mewajibkan semua orang untuk stay at home, dibandingkan sebelum adanya pandemi karena terhalang rutinitas. Jadi, yuk kepoin perubahan gaya hidup yang aku rasakan😄! So, stay read👇😉.
Quote:
Ternyata, perubahan gaya hidup yang aku rasakan ini sebelumnya diungkapkan oleh dokter Sandi Perutama Gani dan Sekretaris Satgas Covid-19Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dyah Waluyo, sebagai berikut:
Kebiasaan positif yang muncul di tengah wabah corona ini adalah orang jadi sering mengonsumsi air putih. Kondisi ini diungkap dokter Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar.
"55 persen lebih sering mengonsumsi air putih. Dulu berapa banyak yang belum konsisten. Kami harapkan [kebiasaan konsumsi air putih lebih banyak ini] tetap dilakukaan," kata Sandi seperti dikutip Antara.
....
Kebiasaan baik lainnya yang juga muncul karena Covid-19, sebagian orang lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah serta menjadi lebih sering berolahraga bahkan sekadar berjemur. Sumber Data 1
....
Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dyah Waluyo. "Jika dikatakan apakah virus ini memberikan dampak positif, tentunya iya. Masyarakat sekarang sudah mulai peka tentang arti kesehatan. Mereka tidak lagi malas mencuci tangan, menggunakan masker, mengatur pola istirahat, dan tidur cukup, yang mungkin dahulu itu semua dianggap sepele," jelasnya.
....
Tidak hanya membawa perubahan baik pada pola makan, masyarakat pun kini menyadari pentingnya memberikan waktu untuk berolahraga. Seperti jogging hingga bermain olahraga yang bisa memicu otot bergerak lebih banyak dibandingkan biasanya. Sumber Data 2
Semenjak pandemi ini menghentikanku untuk melakukan rutinitas di luar rumah, aku jadi memikirkan untuk bisa lebih managediri, termasuk dalam hal mengonsumsi air putih. Sekarang aku memanfaatkan aplikasi Pengingat Air Minum untuk membantuku agar lebih tepat dan teratur dalam minum air putih sehingga mencukupi kebutuhan air dalam tubuhku. Karena di aplikasi itu diinformasikan volume air yang harus aku minum setiap harinya disesuaikan dengan berat badan dan jadwal tidur. Jadi, lebih efektif dan efisien.
Sebenarnya, sebelum adanya Covid-19 pun aku sudah menggunakan aplikasi "Pengingat Air Minum", tapi berbeda aplikasi dengan yang sekarang aku gunakan. Namun, tidak berjalan baik karena terhalang oleh rutinitasku, sehingga terkadang aku lupa dan mematikan alarm pengingat minum. Jadi, tidak teraturlah minumku pada saat itu. Kekurangan air putih dalam tubuh itu benar-benar terasa dampaknya. Tidak hanya menyebabkan dehidrasi saja, tapi juga mengakibatkan kulit wajah jadi ikut kering dan berimbas jadi kusam.
Untungnya, kesempatan stay at home ini membuatku menjadi lebih terjadwal dalam mengonsumsi air putih. Bahkan, sejak 5 bulan dirumahkan, aku sudah jarang meminum minuman berwarna atau es dan semacamnya. Jadi, memperlancar masa menstruasi dan meminimalisir sakit: batuk juga. Kebutuhan air putih tercukupi, manfaatnya pun dapat dirasakan😄.
Di mana ada minuman, pasti ada makanan, kan(?)😆. Nah, sebelum ada pandemi, rutinitas masih berjalan normal. Dalam menjalankan rutinitas di luar ruangan a.k.a sekolah😁, aku biasanya memakan makanan atau jajan di sekitar sekolah. Hampir setiap hari jajanannya kurang lebih memiliki kualitas kesehatan yang sama. Ya, berhubungan dengan saus, bubuk cabai, dan permicinan.
Kuantitas yang biasanya aku makan pada saat itu sih masih dalam kadar normal. Tetapi, jika disadari sekarang dan teringat saat itu dikonsumsi hampir tiap hari, ya cukup berisiko juga untuk kesehatan. Terlebih aku memiliki sakit lambung, jadi tidak menutup fakta bahwa saat itu aku tak jarang merasakan mag kambuh. Salah satu penyebabnya selain telat makan, ya karena terlalu banyak memakan makanan pedas dan sejenisnya. Tapi, entah mengapa tak bisa berhenti makan camilan pedas, apalagi seblak😅.
Sejak self quarantine hingga new normal saat ini, aku sudah hampir tidak pernah memakan camilan/jajanan sekolah lagi. Karena pertama, tidak ada penjual jajanan sekolah di dekat rumah dan kedua lebih menyadari kesehatan saja. Sekarang, jadi lebih memilih dan mengutamakan memakan nasi, sayuran, dan snack yang lebih aman untuk kesehatan. Jadi, sudah jarang sekali magku kambuh. Selain itu, setiap kali aku ingin makan camilan pedas, sekarang lebih dipikirkan lagi dampaknya untuk kesehatan, terutama lambungku jadi lebih terjaga😄.
Selama stay at home, nafsu makan meningkat. Maunya itu ngemil terus. Ada yang sama😆? Sebelum pandemi, biasanya aku hanya makan berat dua kali sehari ditambah ngemil jajanan. Sekarang pun hampir sama sih, hanya saja menambah satu porsi nasi😅. Saat kehidupan ini masih normal, meskipun aku makan dalam jumlah banyak, berat badan masih aman karena lelahnya menjalankan berbagai rutinitas. Sedangkan, selama pandemi porsi makan naik satu tingkat tanpa kegiatan yang membutuhkan energi lebih. Mau tidak mau, berat badan pun naik. Jadi, olahragalah solusinya😁.
Selain untuk menurunkan berat badan, olahraga pun tentunya baik untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan daya tahan tubuh sesuai anjuran pemerintah. Jadi, hampir setiap hari aku berolahraga dengan melihat workout dari platform YouTube. Tak jarang juga, diselingi dengan lari pagi bersama saudara-saudaraku. Olahraga bersama itu membentuk positive vibes di lingkungan keluarga. Karena secara tidak langsung ketika kita mengajak orang di sekitar kita untuk berolahraga (dalam hal ini) dan melakukannya berulang kali, otomatis terbentuklah kebiasaan baru yang positif untuk kesehatan bersama.
Jika dibandingkan sebelum adanya pandemi, aku berolahraga hanya satu kali dalam seminggu. Itu pun karena ada pelajaran olahraga😅. Karena jika olahraga pagi, aku tidak sempat. Sedangkan jika pulang sekolah, tugaslah yang langsung ada di pikiran dan memang waktunya istirahat. Weekend? Ya, kadang-kadang saja😆. Jadi, bersyukur juga karena diberi kesempatan waktu luang yang cukup lama, sehingga aku bisa beralih ke versi gaya hidup yang lebih baik😇. Jangan lupa minum air putih yang cukup untuk menyeimbangi kegiatan olahraga agar tubuh tidak rusak, yaa😉.
Selain doyan ngemil, selama pandemi pun tidur jadi lebih lama😁. Tak dapat dipungkiri, pandemi ini mengubah gaya hidupku menjadi lebih baik. Tidur menjadi sangat cukup karena kegiatan yang tidak terlalu padat. Mata panda pun berkurang dan badan pun tidak lesu. Tidur 8 jam menjadi salah satu komponen untuk melengkapi gaya hidup sehat: minum air putih yang cukup, makan makanan sehat, dan olahraga, sehingga semuanya seimbang. Aku pun jadi otomatis terbangun ketika jam tidurku sudah mencukupi (8 jam). Terkadang, lebih 30 menit sih😅.
Jauh berbeda dengan saat sebelum pandemi, biasanya aku hanya tidur sekitar 6 jam atau kurang jika bergadang. Jadi, keesokan harinya kurang berenergi saat menjalankan rutinitas karena mengantuk (sesuai situasi dan kondisi sih😁). Kalau sekarang sih tidak ada alasan untuk tidur larut malam karena semua kegiatan sudah terselesaikan, sehingga tidak mengganggu waktu istirahat. Semua kegiatan jadi lebih termanage. Tidur pun cukup, kegiatan jadi lebih produktif😄.
Pandemi ini memberiku kesempatan untuk bisa lebih fokus mencintai diriku sendiri. Sebelumnya, aku jarang sekali memikirkan tentang hal ini. Namun, waktu luang selama di rumah ini membuatku berpikir, menyadari, mengevaluasi, dan mengintrospeksi diri untuk meningkatkan level self love. Selama 4 bulan ini, aku jadi lebih sering menonton, membaca, dan mendengarkan hal yang konteksnya menyiratkan tentang self love. Aku pun menyadari bahwa self love itu sangat penting untuk pengembangan diri kita.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi ini memungkinkan orang untuk mengalami stres karena terlalu lama diam di rumah, misalnya. Nah, self love ini yang dapat menjaga kesehatan mental kita juga. Dari pengalaman-pengalamanku sebelum adanya pandemi yang menunjukkan aku kurang mencintai diriku sendiri, saat ini aku lebih bisa memperbaiki itu. Kuncinya, selalu introspeksi diri dengan menulis perasaan dan pikiran sehingga kita bisa mendapat pencerahan dari diri kita sendiri, bersyukur, menyaring hal-hal yang membuat kita negative over-thinking, dan yang sangat manjur bagiku sih positive affirmations dan evaluasi diri.
So, love yourself😉.
Itulah perubahan kebiasaan gaya hidup yang aku rasakan sebagai bentuk adaptasi terhadap pandemi yang masih mewabah ini. Selain lima perubahan di atas, ada adaptasi yang pasti dirasakan semua orang termasuk diriku sendiri, yaitu kebersihan. Sering mencuci tangan, memakai masker, membawa dan menggunakan hand sanitizer di setiap aktivitas, serta menjaga jarak. Perlahan-lahan protokol kesehatan itu berubah menjadi kebiasaan baik yang apabila tidak dilakukan akan terasa ada yang kurang, sehingga mayoritas orang pun berusaha saling menjaga kebersihan pribadi untuk kesehatan bersama.
Perubahan-perubahan yang telah mengubah versi gaya hidupku menjadi lebih baik ini, tidak hanya akan menjadi rutinitas saat ini saja. Tetapi, jika nanti pandemi telah benar-benar berakhir pun, kebiasaan baik ini akan tetap berjalan. Karena menurutku, lambat laun perubahan kebiasaan ini akan menjadi kebutuhan yang menunjang kesehatan di masa mendatang, sehingga kita semakin protect terhadap berbagai kemungkinan penyakit lainnya. Selain itu, secara tidak langsung aku juga dan bahkan mungkin Gan Sist semua telah menjaga daya tahan tubuh dengan perubahan kebiasaan sehat ini, sehingga meminimalisir tertularnya berbagai penyakit.
Jadi, perubahan kebiasaan ke arah yang lebih baik ini tidak hanya sebagai dampak positif dari adanya pandemi yang mengharuskan tetap di rumah saja. Tetapi, juga menanamkan impact positif untuk kesehatan jangka panjang dan memperbaiki serta meningkatkan kebiasaan gaya hidup sehat untuk diwariskan kepada generasi muda. Apakah Agan Sista juga mengalami perubahan yang sama? Yuk, share di kolom komentar😉!
🌹Stay safe, love yourself, and keep healthy🌹
Ke Garut membeli dodol
Jangan lupa kasih cendol😆
Terima Kasih
(Sumber: Opini Pribadi)
tien212700 dan 39 lainnya memberi reputasi
38
6K
Kutip
227
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!