wismanganAvatar border
TS
wismangan
DPR Sentil Anggaran Buzzer Rp1 Triliun, Riset Vaksin Cuma Rp 5 M
Sementara anggaran riset vaksin hanya Rp5 miliar


Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menyentil pemerintah soal dana buzzer. Dia menyinggung temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) soal gelontoran dana Rp1 triliun dari pemerintah untuk sosialisasi kebijakan lewat jasa influencer.

Mulyanto menyoroti anggaran yang jauh lebih besar dibandingkan dana untuk lembaga riset vaksin virus corona, yang senilai Rp5 miliar. Padahal riset vaksin sangat dibutuhkan agar masyarakat bisa keluar dari pandemik COVID-19. Pemerintah, kata dia, terkesan mementingkan citra daripada kesehatan dan keselamatan rakyat.

"Ketimpangan alokasi anggaran ini sangat tidak wajar dari segi kepentingannya. Saat ini orang lebih butuh vaksin hasil riset para peneliti daripada celoteh para influenzer," kata Mulyanto lewat keterangan tertulisnya.

Mulyanto mendesak pemerintah lebih serius mendorong riset vaksin Merah Putih. Kandidat vaksin tengah dikembangkan Konsorsium Riset COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Konsorsium yang dimotori oleh LBM Eijkman dengan lembaga litbang nasional lainnya termasuk pihak industri BUMN Kimia Farma ini, sedang berupaya menemukan formula vaksin yang tepat untuk melawan COVID-19.

Untuk itu, Mulyanto meminta Pemerintah lebih serius mendukung kerja peneliti vaksin COVID-19 dengan cara menambah anggaran yang lebih memadai.

“Anggaran yang besar itu lebih baik dialokasikan untuk kepentingan riset vaksin. Nanti, ketika vaksin sudah diproduksi, Pemerintah dapat menghemat anggaran

Pada Sidang MPR 2020, pekan lalu, Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyampaikan soal alokasi anggaran Rp25 triliun pada APBN 2021 untuk pembelian vaksin dan alat kesehatan terkait penanganan COVID-19. Pemerintah menyiapkan 170 juta dosisi dengan asumsi harga vaksin sekitar 5-10 US$ per dosis.

“Dibanding total anggaran yang besar itu, alokasi untuk keperluan riset vaksin yang hanya Rp5 miliar, sungguh seperti bumi dan langit," kata Mulyanto.

Menurut Mulyanto, ketimbang membelanjakan anggaran untuk mengimpor vaksin, sebaiknya anggaran yang besar itu dipakai untuk membiayai riset vaksin Merah Putih ini secara lebih serius. Harapannya dengan anggaran yang cukup itu vaksin buatan anak bangsa ini dapat lebih cepat beredar ke pasar.

Mulyanto juga menyampaikan keprihatinannya terhadap tantangan yang dihadapi para peneliti. Di satu sisi, peneliti diminta bekerja cepat menemukan vaksin COVID-19. Sedangkan di sisi lain pemerintah tidak menyediakan anggaran yang cukup.

Mulyanto menceritakan, dalam salah satu kesempatan rapat dengar pendapat, Kepala LBM Eijkmen menyebut anggaran penelitian yang dialokasikan sangat kecil. Ibarat kran air, yang keluar hanya tetesan.

“Ini perlu mendapat perhatian Presiden Jokowi, agar kita tidak sekedar menjadi Negara pengguna dan pembeli, tetapi mari kita dorong Indonesia menjadi Negara pembuat. Kita bisa kalau kita mau,” ujar Mulyanto.

https://sulsel.idntimes.com/news/ind...ional-sulsel/3

Cuma 1 t
Diubah oleh KASKUS.HQ 03-09-2020 05:41
nomorelies
yuki26
minhakim20
minhakim20 dan 30 lainnya memberi reputasi
25
8.2K
155
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Tampilkan semua post
nasgorsuzukiAvatar border
nasgorsuzuki
#28
DPR yang ngesahin DPR jg yg nyalahin, carmuk amat sih bapak2 ibu2 yg terhormat ini
Harusnya ya bisa saling intropeksi bukan saling nyalahin, wong misal pemerintah ngajuin, DPR kan berhak ngecek juga kewajarannya
Lalalalala000
Lalalalala000 memberi reputasi
-1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.