Kaskus

Story

MangoBerryAvatar border
TS
MangoBerry
Perahu Kertas
Quote:
Diubah oleh MangoBerry 15-02-2021 05:27
anasabilaAvatar border
inginmenghilangAvatar border
inginmenghilang dan anasabila memberi reputasi
2
17.5K
208
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
MangoBerryAvatar border
TS
MangoBerry
#200
Lipatan ke-25
Ada beberapa fase di dalam kehidupan semua orang. ga smua ngalamin fase yang sama, dan yg pasti, jadi satu-satunya orang di dunia yg ngalamin fase tertentu adalah hal yg mustahil. gua suka memikirkan awalnya fase tertentu bermula. uniknya, semakin di pikir, semakin bingung otak gw karna fase-fase itu seakan datang dari balik bayangan gelap.

udah cukup banyak fase yg gua lewati. beberapa emang bikin stress dan hilang harapan, tapi gua jadi belajar kalau kita mau liat pelangi, kita harus liat hujan lebih dahulu.

Persis 7 tahun lalu (di kurang atau di tambah beberapa bulan?), gua pergi dari ibukota untuk mencari jati diri (?).

dari sekian banyak fase, saat itu adalah fase yg paling pendek yang pernah terjadi dalam hidup gua sejauh ini. intinya gua sempat dapat kerja jadi penjaga toko jam tangan selama kurang lebih seminggu, sampai gua harus balik lagi ke tanah Jakarta.

sebelum berangkat, gw pernah berjanji ke Melisa untuk tetep berkomunikasi sesering mungkin dan gua juga ga pernah berniat buat ingkarin janji itu. bukan keputusan yang termudah yang pernah gua ambil buat ninggalin keluarga gua untuk jangka waktu yang gua sendiri pun gak tau. ternyata takdir yang ga mengijinkan gua buat lama-lama jauh dari keluarga gua.

malam itu, cuaca terasa sangat lembab. gua belum sanggup buat beli selimut yang cukup tebal. sebenernya mungkin ga sedingin itu, tapi gua yang lahir dan dibesarkan di kota sepanas Jakarta, pastinya belum terbiasa dengan cuaca yang seperti ini.

kamar kost yang gua dapat berukuran kecil, hanya ada kasur berukuran satu orang dan lemari pendek dengan satu pintu. kalo di tambah 2 orang lagi, bernafas pun mungkin udah rebutan. gua jg dikasih satu jam dinding dari om yang punya toko jam, dan jam dinding itu bisa di bilang perabotan pertama yang gua miliki.

gua lagi asik dengan lamunan gua ketika handphone gua berdering. gua angkat telepon dari Melisa.

dan kurang lebih 24 jam kemudian, gua udah ada di tanah kelahiran gua Jakarta.

gua sampai di rumah dan di sambut sama Cynthia yang keliatannya habis nangis sesungukan. Ale ada di belakangnya dan menepuk bahu gua.

"Melisa mana?" ucapan pertama gua setelah entah berapa lama gua ga bicara apa-apa.

Ale memalingkan wajahnya ke arah rumah gua, "di dalem kamar."

"biarin memel istirahat dlu dit. dia belum tidur sama sekali dari kemarin. semaleman dia nangis dan ga mau makan apa-apa. tadi abis gua bikinin susu anget, baru dia mau tidur." Cynthia memegang tangan gua.

gua pun mengiyakan kata-kata Cynthia dan masuk ke dalam rumah. ga banyak yang berubah dari rumah ini, bahkan ga ada yang berubah sama sekali, masih sama seperti saat gua pergi.

"gua ga sangka bisa ketemu kalian lagi secepet ini." kata gua setelah gua melempar tas ransel yang gua bawa ke sofa.

"gua jg ga berharap ketemu lu dalam keadaan seperti ini." balas Ale.

Cynthia duduk di samping gua dan memegang tangan gua. Ale langsung memalingkan wajahnya dan berjalan ke arah meja makan.

"dit.. lu juga istirahat dlu aja. keliatan dari muka lu kalo lu kecapean."

"gua tinggal seminggu lebih udah jadi ahli raut wajah ya lu..." gua berusaha bercanda ke Cynthia yang di balas dengan cengiran kecilnya yang hampir ga terlihat.

"emg kalian sekeluarga punya bakat ga tidur seharian."

tangan Cynthia masih memegang tangan gua dan matanya mulai meneteskan air mata.

"Cyn.. udah dong, gw aja gk apa. lu juga harusnya jangan sedih.." kata gua sambil mengusap tangan Cynthia yang menggenggam erat tangan gua.

"gua bingung dit...."

gua diam dan mengosongkan tatapan gua ke arah dinding rumah, menunggu kata-kata dari mulut Cynthia. kali ini tanpa sadar, gua pun menggenggam tangan Cynthia.

"gua seneng bgt bisa ketemu lu lagi, bisa pegang tangan lo lagi... tapi ga seperti ini....."

gua menghelakan napas panjang, sesaat gua merasakan kantuk menyerang kedua kelopak mata gua.

"jangan tinggalin gua lagi ya.. awalnya gua kira gua bisa, ternyata.... berat bgt.." kata Cynthia pelan.

napas gua mulai berat, entah kelelahan atau sisi melankolis gua mulai mengambil alih pikiran gua. gua menatap wajah Cynthia dan hidungnya yang merah, "jangan nangis lagi ya Cyn. ga cocok banget sm kepribadian lu."

Cynthia cm bisa mengangguk pelan.

gua menyenderkan kepala ke sofa dan gua rasakan kepala gua terasa sangat ringan. cm ada 1 pertanyaan di otak gua yang bisa gua inget sebelum gw ketiduran, "kenapa gue barusan nyium Cynthia??"
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.