- Beranda
- Stories from the Heart
Riding to Jannah
...
TS
neopo
Riding to Jannah
Don't choose the one who is beautiful to the world. But rather, choose the one who makes your world beautiful. Keep her close to Allah. Keep him close to Allah. Together for Jannah. I want love that will say: "Not even death will do us part, because we'll be reunited in jannah, insyaallah”
Welcome to my thread. Dimana disini kalian diperbolehkan untuk mengkritik, memberi saran, share, dan memposting komentar yang sekiranya bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca. Fiksi atau non fiksi, semoga bukan menjadi masalah bagi pembaca. Karena penulis harap bisa memberikan banyak manfaat kepada orang-orang melalui tulisan yang tidak seberapa ini. Terima kasih.
Welcome to my thread. Dimana disini kalian diperbolehkan untuk mengkritik, memberi saran, share, dan memposting komentar yang sekiranya bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca. Fiksi atau non fiksi, semoga bukan menjadi masalah bagi pembaca. Karena penulis harap bisa memberikan banyak manfaat kepada orang-orang melalui tulisan yang tidak seberapa ini. Terima kasih.
Tokoh :
- Ardian - Aku, pria dengan tinggi 176cm yang hobinya main motor
- Azril Riswan - Sahabat sejak kuliah, beda jurusan tapi masih satu fakultas
- Elriko - Kenalan saat pertama kali touring, so cool but nice guy
- Dina Resti - Bagiku dia perfect, tetapi sedikit cerewet
- Alyssa Erica - Gadis cerdas dan sangat mempedulikan lingkungannya
- Rofila Afifah - Kakakku yang cantik, cerewet tapi selalu bisa jaga adik-adiknya
- Nuri Freska - Adikku yang sangat manja, segalanya harus dituruti, tapi ia juga penurut
- Raden Dimas - Sometime good guy, sometimes bad guy (dalam arti sifat, bukan tindakan menyimpang)
- I N D E X -
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34 by Nuri
Part 35 by Dina
Part 36 by Alyssa
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34 by Nuri
Part 35 by Dina
Part 36 by Alyssa
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Diubah oleh neopo 16-09-2022 12:17
JabLai cOY dan 27 lainnya memberi reputasi
28
42.8K
308
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
neopo
#261
Part 42 - Cahaya Persahabatan
Aku berhenti tepat disampingnya
Setibanya dirumah, aku masuk dan melihat Nuri yang sedang memasak langsung salim padaku dan Linda
Linda langsung kupersilahkan duduk diruang tengah. Aku dan Nuri cerita soal pindahan kami pada Linda. Karena kami juga sudah lama ga bertemu Linda.
Aku biarkan mereka mengobrol sementara aku ke kamar sekedar menyimpan barang bawaanku. Aku duduk dikursi depan komputerku. Aku melihat foto keluargaku terletak tepat disamping layar monitor. Sebenarnya aku jarang pakai komputer ini, hanya sesekali kalau lagi bosan atau sekedar ingin main game. Aku langsung merebahkan tubuhku dikasur sambil menatap isi chat di hanphoneku. Chat paling atas adalah chat dari grup kelas, dan aku scroll kebawah, ternyata nama Alyssa sudah mulai dibawah. Semenjak ia minta putus, aku sudah mulai tidak menghubunginya lagi. Bahkan mencoba chatpun tidak. Padahal mungkin saja ada keajaiban yang menunjukkan kalau nomor itu aktif lagi. Tapi itu semua sedang kucoba untuk ku kubur dalam-dalam. Aku marah, ya, tapi mungkin aku juga benci, pada diriku sendiri. Mungkin memang aku yang salah, karena ga bisa bahagiain dia. Sudahlah, aku tak mau terlalu memikirkan hal seperti itu lagi. Sekarang aku hanya ingin menjalani kehidupanku seperti biasanya.
Aku mendengar seseorang memanggilku, dan itu ternyata Nuri. Aku ternyata tertidur, dan Nuri membangunkanku untuk segera shalat.
Hari-hari berlalu tanpa banyak perubahan. Yang berubah hanyalah rutinitas kehidupanku dan Nuri. Dan ujian sidang sudah ada didepan mata. Malam ini aku deadline untuk menyelesaikan powerpointku untuk ujian nanti, agar besok aku bisa refreshing. Mungkin kalau zaman sekolah ada masa tenang sebelum ujian nasional. Rencananya, sehari sebelum ujian sidang, yaitu besok, aku ingin refreshing. Yah mungkin berbeda dengan orang lain yang mempersiapkan semuanya. Tapi bagiku, kalau skripsi bener-bener ngerjain sendiri, dengan sungguh-sungguh, tanpa menghafalpun kita bakal tau apa yang akan kita bahas nanti. Bahkan kalau kita cerdik dalam menerangkan, kita bisa memancing penguji dengan pertanyaan yang kita inginkan. Jadi aku tak terlalu khawatir.
Aku menyelesaikan powerpointku sekitar jam 8 malam. Selesai membuat powerpoint, aku membuka game jadulku di komputer. Iseng-iseng aku juga mengaktifkan koneksi internet dan Discord. Sedang serunya main game, tiba-tiba ada suara notifikasi telefon masuk dari discordku. Dan itu adalah Dina. Langsung aku angkat telefon itu
Obrolan kami berlanjut sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan perlahan suara Dina sudah mulai hilang. Ya, beberapa hari lalu dia nelefon larut, dan dia ketiduran. Aku juga sudah merasa lelah, aku matikan saja komputerku dan tidur.
Keesokan harinya, seharian aku dirumah benar-benar menikmati masa tenangku. Nuri juga malah ikut diam dirumah denganku. Bagus lah, daripada seliweran kemana-mana. Nuri juga nampak mengerjakan tugas-tugas rumah, seperti menyapu, mengepel dan lain-lain. Sementara aku hanya terduduk sambil menonton TV
Setelah menyelesaikan tugas rumahnya, Nuri langsung bersiap-siap. Sementara aku menunggu, aku mendapat telefon dari kak Afifah.
Kamipun berangkat. Karena belum terlalu siang, aku memutuskan untuk mengajaknya ke Tangkuban Parahu. Hampir satu jam perjalanan, kami tiba di lokasi wisata tersebut. Disana kami bersenang-senang, berfoto, dan Nuri nampak terlihat bahagia. Sampai kami berhenti untuk makan siang dan membeli makanan di salah satu stand yang ada disana. Udara disini cukup dingin, meski matahari udah mulai naik, tapi karena di gunung tetap saja terasa sejuk. Bahkan Nuri saja masih mengenakan sarung tangannya.
Nuri bersandar di pundakku sambil menikmati minuman yang kami beli juga. Dan diam-diam dia juga mengambil foto kami berdua. Setelah menikmati indahnya alam, aku mengajaknya ke tempat wisata lainnya yang erada di daerah Lembang. Namanya De’Ranch. Wisata ala koboy gitu. Singkat cerita kami sudah di tujuan. Aku berjalan menyusuri tempat ini. Banyak orang yang mengambil foto, termasuk Nuri. Bahkan dia keliatan seneng banget Ketika foto dengan kuda yang ada disana. Nuri benar-benar nampak keliatan senang bermain-main disana. Bahkan lebih banyak foto yang ia ambil disini daripada di tempat sebelumnya. Sampai waktu ga kerasa sudah mulai sore. Aku dan Nuri memutuskan untuk pulang kerumah. Hari ini benar-benar menikmati masa tenang. Ditambah mungkin bisa disebut dengan liburan keluarga. Liburan dengan keluarga jauh lebih asik ketimbang sama pacar.
Keesokan harinya, setelah aku shalat subuh dan mandi, aku bersiap-siap untuk ujian sidang. Aku hanya membuka file power point melalui komputerku. Hanya untuk memastikan file sudah kubawa lewat HP. Aku ga pakai flashdisk karena lebih rentan kena virus. Ya gimana pemakaian sih. Setelah fileku sudah siap, Aku mengenakan kemeja berwarna putih. Aku berdiri didepan cermin lemariku sambil mengenakan jas dan wewangian. Nuri yang melihatku langsung masuk ke kamarku.
Jam 6 pagi, aku berangkat menggunakan motorku bersama Nuri karena ia juga ada kelas pagi. Yang mengikuti sidang kali ini cukup banyak dikelasku. Bahkan ada juga kaka tingkat yang baru ikut sidang. Setelah menunggu beberapa menit, giliranku tiba. Dengan ucapan Basmallah aku membuka pintu ruang sidang. Sekitar dua puluh menit aku keluar dari ruang sidang dengan hati yang begitu lega. Teman-teman yang lain juga saling memberikan selamat kepada yang sudah selesai. Berharap mendapat nilai terbaik, dan lulus, meskipun ada beberapa yang harus direvisi. Setelah semua selesai, kami menunggu hasil yudisium yang diumumkan pada jam 3 sore nanti, dengan berkumpul dengan teman-teman lainnya di sebuah kelas yang kosong. Disana ada yang sekedar ngobrol, ada yang nonton film menggunakan laptop mereka, ada yang tiduran juga. Sementara aku ikut menonton saja dengan kawan lainnya, yang kebanyakan cewek yang nonton. Waktu tak terasa berlalu, kami berada diruang serbaguna fakultasku dan sedang acara Yudisium. Beberapa acara berlalu satu demi satu, termasuk sambutan dari ketua jurusan, dan ketua Angkatan yang kebetulan ikut sidang hari ini juga. Dan syukur alhamdulillah, kami semua dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Tak terasa empat tahun sudah kulalui di kampus ini. Dan kini merupakan awal dimana aku akan menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Menebar ilmu yang aku dapat untuk kehidupan dimasa mendatang.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama. Termasuk mahasiswa berfoto dengan dosen pembimbing akademiknya masing-masing. Setelah selesai aku juga ikut saling memberikan selamat pada teman-teman yang lain. Saat kami keluar dari Gedung, kami disambut oleh adik kelas yang sudah menunggu sejak tadi. Dan disana kulihat Nuri melambai padaku, mendekatiku dan langsung memelukku.
Kami berpisah di tempat parkir dan aku langsung menuju rumah. Beberapa menit setelah aku tiba dirumah Dina dating dan Nuri mengajaknya untuk masuk. Setelah aku membersihkan diri, giliran Nuri yang membersihkan diri. Aku menemani Dina diruang TV.
Beberapa saat kami memasak, Nuri datang ikut membantu masak. Jadi kami bikin telur dadar, tengahnya itu diisi nasi yang udah dikasih bumbu terus digulung. Meski beberapa dari hasilnya, nasinya malah keluar dari telur. Tapi seru juga masak sama ciwi ciwi cantik. Waktu berlalu, tak terasa sudah malam hari saja.
Dinapun diajak Nuri ke kamarnya. Dina ngerasa ga enak kalau harus tidur di kamar bekas ortuku. Aku ke kamarku juga, namun ga langsung tidur. Kunyalakan komputerku dan buka game jadul. Game yang terkenal pada zamannya, sampai saat ini. Karena merasa gerah, pintu kamar ku buka dan jedela kamar yang mengarah keluar kubuka sedikit. Beberapa saat kemudian, aku melihat seseorang didepan pintu, dan ia adalah Nuri.
Aku Kembali melanjutkan game ini. Entah berapa lama, tapi cukup lama sampai-sampai ga sadar malam udah larut. Sementara aku masih mendegar tawa dari arah ruang tengah. Sepertinya Nuri sama Dina belum tidur. Aku mematikan komputer dan pergi keruang tengah. Benar saja mereka sedang asik nonton film drama.
Akupun ikut nonton sama mereka, tapi ga kuat aku malah ketiduran dipertengahan film. Aku dibangunkan saat film sudah selesai.
Setelah mereka ke kamar, aku malah terbangun, dan malah ngerasa seger. Akhirnya aku hanya baring di sofa maen HP, sambil denger lagu instrumental. Ujung-ujungnya juga malah ketiduran lagi disofa sampe subuh. Keesokan harinya, setelah sarapan, aku mengantar Dina untuk mengambil barangnya dirumah temannya itu, dan setelah itu aku mengantarnya ke terminal bis. Saat itu bis yang menuju Jogjakarta masih sedikit penumpangnya, jadi aku membawakan tasnya dan ikut menunggu di samping bis.
Aku turun dari bis. Dan perlahan bis berangkat. Aku lihat Dina dari kaca, dan ia melambaikan tangannya padaku.
Aku: Lo mau kemana?
Linda: Kerumah lo, eh kebetulan
Aku: Oh, ada apa?
Linda: Engga, mau mampir aja hehe, lagi sibuk ya?
Aku: Engga kok. Yaudah ayo, bareng aja, Nuri nungguin
Linda: Ayo deh *sambil naik
Linda: Kerumah lo, eh kebetulan
Aku: Oh, ada apa?
Linda: Engga, mau mampir aja hehe, lagi sibuk ya?
Aku: Engga kok. Yaudah ayo, bareng aja, Nuri nungguin
Linda: Ayo deh *sambil naik
Setibanya dirumah, aku masuk dan melihat Nuri yang sedang memasak langsung salim padaku dan Linda
Linda: Hallo, apakabar?
Nuri: Baik kak.
Nuri: Baik kak.
Linda langsung kupersilahkan duduk diruang tengah. Aku dan Nuri cerita soal pindahan kami pada Linda. Karena kami juga sudah lama ga bertemu Linda.
Linda: Jadi lo bener pindah?
Aku: Ya gitu deh
Linda: Terus setelah lulus rencananya gimana?
Aku: Cari kerja lah Lin, gue kan harus biayain Nuri juga.
Linda: Hehe iya sih. Cie bentar lagi jadi sarjana
Aku: Alhamdulillah Lin. Lo sendiri gimana kuliahnya?
Linda: Ya gitu deh, lancar hehe.
Nuri: Pusing ya kak kuliahnya?
Linda: Ngga juga sih. Dibawa santai aja.
Nuri: Oh iya, gimana kabar Kinanti?
Linda: Alhamdulillah baik kok dia hhe. Cuma sekarang kan dia lagi di Jakarta. Yaaa persiapan kuliah hhe
Nuri: Oalah, sendirian disana?
Linda: Iya, tapi katanya sih tahun pertama di asrama gitu
Nuri: Ooh iya iya.
Aku: Ya gitu deh
Linda: Terus setelah lulus rencananya gimana?
Aku: Cari kerja lah Lin, gue kan harus biayain Nuri juga.
Linda: Hehe iya sih. Cie bentar lagi jadi sarjana
Aku: Alhamdulillah Lin. Lo sendiri gimana kuliahnya?
Linda: Ya gitu deh, lancar hehe.
Nuri: Pusing ya kak kuliahnya?
Linda: Ngga juga sih. Dibawa santai aja.
Nuri: Oh iya, gimana kabar Kinanti?
Linda: Alhamdulillah baik kok dia hhe. Cuma sekarang kan dia lagi di Jakarta. Yaaa persiapan kuliah hhe
Nuri: Oalah, sendirian disana?
Linda: Iya, tapi katanya sih tahun pertama di asrama gitu
Nuri: Ooh iya iya.
Aku biarkan mereka mengobrol sementara aku ke kamar sekedar menyimpan barang bawaanku. Aku duduk dikursi depan komputerku. Aku melihat foto keluargaku terletak tepat disamping layar monitor. Sebenarnya aku jarang pakai komputer ini, hanya sesekali kalau lagi bosan atau sekedar ingin main game. Aku langsung merebahkan tubuhku dikasur sambil menatap isi chat di hanphoneku. Chat paling atas adalah chat dari grup kelas, dan aku scroll kebawah, ternyata nama Alyssa sudah mulai dibawah. Semenjak ia minta putus, aku sudah mulai tidak menghubunginya lagi. Bahkan mencoba chatpun tidak. Padahal mungkin saja ada keajaiban yang menunjukkan kalau nomor itu aktif lagi. Tapi itu semua sedang kucoba untuk ku kubur dalam-dalam. Aku marah, ya, tapi mungkin aku juga benci, pada diriku sendiri. Mungkin memang aku yang salah, karena ga bisa bahagiain dia. Sudahlah, aku tak mau terlalu memikirkan hal seperti itu lagi. Sekarang aku hanya ingin menjalani kehidupanku seperti biasanya.
Aku mendengar seseorang memanggilku, dan itu ternyata Nuri. Aku ternyata tertidur, dan Nuri membangunkanku untuk segera shalat.
Aku: Loh, Linda udah pulang?
Nuri: Udah kak, daritadi. Kakak pules banget tidur
Aku: Duh jadi ga enak kan
Nuri: Tadinya akum au bangunin kakak, tapi kata kak Linda ga usah, kasian katanya.
Aku: Oh, iya. Yaudah kakak mau mandi terus shalat.
Nuri: Udah kak, daritadi. Kakak pules banget tidur
Aku: Duh jadi ga enak kan
Nuri: Tadinya akum au bangunin kakak, tapi kata kak Linda ga usah, kasian katanya.
Aku: Oh, iya. Yaudah kakak mau mandi terus shalat.
Hari-hari berlalu tanpa banyak perubahan. Yang berubah hanyalah rutinitas kehidupanku dan Nuri. Dan ujian sidang sudah ada didepan mata. Malam ini aku deadline untuk menyelesaikan powerpointku untuk ujian nanti, agar besok aku bisa refreshing. Mungkin kalau zaman sekolah ada masa tenang sebelum ujian nasional. Rencananya, sehari sebelum ujian sidang, yaitu besok, aku ingin refreshing. Yah mungkin berbeda dengan orang lain yang mempersiapkan semuanya. Tapi bagiku, kalau skripsi bener-bener ngerjain sendiri, dengan sungguh-sungguh, tanpa menghafalpun kita bakal tau apa yang akan kita bahas nanti. Bahkan kalau kita cerdik dalam menerangkan, kita bisa memancing penguji dengan pertanyaan yang kita inginkan. Jadi aku tak terlalu khawatir.
Aku menyelesaikan powerpointku sekitar jam 8 malam. Selesai membuat powerpoint, aku membuka game jadulku di komputer. Iseng-iseng aku juga mengaktifkan koneksi internet dan Discord. Sedang serunya main game, tiba-tiba ada suara notifikasi telefon masuk dari discordku. Dan itu adalah Dina. Langsung aku angkat telefon itu
Dina: Heehh
Aku: Apa heh?
Dina: Hehe, pasti on discord kan
Aku: Iya lagi main game ini
Dina: Main mulu. Skripsi gimana?
Aku: Eh eh eh, ngeremehin. Udah beres, Lusa sidang aku.
Dina: Hah? Serius?
Aku: Iyalah, alhamdulillah hehehe. Kirain udah dihapus discordnya
Dina: Engga lah.
Aku: Padahal WA aja kan bisa.
Dina: Kamu kalau udah sibuk lama banget balesnya
Aku: Ya maaf, namanya juga sibuk hehe
Dina: Sombong. Tapi ga kerasa juga ya, udah mau sidang lagi.
Aku: Hehe, kalau nanti pas wisuda mau dateng, dateng aja. Bawa kado hahaha
Dina: Itu mah maunya kamu. Huuu
Aku: Ga nolak aku mah hhaha
Aku: Apa heh?
Dina: Hehe, pasti on discord kan
Aku: Iya lagi main game ini
Dina: Main mulu. Skripsi gimana?
Aku: Eh eh eh, ngeremehin. Udah beres, Lusa sidang aku.
Dina: Hah? Serius?
Aku: Iyalah, alhamdulillah hehehe. Kirain udah dihapus discordnya
Dina: Engga lah.
Aku: Padahal WA aja kan bisa.
Dina: Kamu kalau udah sibuk lama banget balesnya
Aku: Ya maaf, namanya juga sibuk hehe
Dina: Sombong. Tapi ga kerasa juga ya, udah mau sidang lagi.
Aku: Hehe, kalau nanti pas wisuda mau dateng, dateng aja. Bawa kado hahaha
Dina: Itu mah maunya kamu. Huuu
Aku: Ga nolak aku mah hhaha
Obrolan kami berlanjut sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan perlahan suara Dina sudah mulai hilang. Ya, beberapa hari lalu dia nelefon larut, dan dia ketiduran. Aku juga sudah merasa lelah, aku matikan saja komputerku dan tidur.
Keesokan harinya, seharian aku dirumah benar-benar menikmati masa tenangku. Nuri juga malah ikut diam dirumah denganku. Bagus lah, daripada seliweran kemana-mana. Nuri juga nampak mengerjakan tugas-tugas rumah, seperti menyapu, mengepel dan lain-lain. Sementara aku hanya terduduk sambil menonton TV
Nuri: Ga kerasa udah sidang aja ya kak
Aku: Hehe, Kamu gimana kuliahnya?
Nuri: Ya gitu deh kak hehe
Aku: Ga ada yang genit kan?
Nuri: Iiih apaan sih, ga ada kak
Aku: Bagus bagus.
Nuri: Belum dapet kerjaan kak?
Aku: Belum nih, kebanyakan yang dibutuhin cewek.
Nuri: Yaudah sabar aja kak, rejeki ga akan kemana. Yang penting kakak udah ikhtiar.
Aku: Habis ini kita keluar ya
Nuri: Kemana kak?
Aku: Kita jalan-jalan aja.
Nuri: Ayoooo
Aku: Hehe, Kamu gimana kuliahnya?
Nuri: Ya gitu deh kak hehe
Aku: Ga ada yang genit kan?
Nuri: Iiih apaan sih, ga ada kak
Aku: Bagus bagus.
Nuri: Belum dapet kerjaan kak?
Aku: Belum nih, kebanyakan yang dibutuhin cewek.
Nuri: Yaudah sabar aja kak, rejeki ga akan kemana. Yang penting kakak udah ikhtiar.
Aku: Habis ini kita keluar ya
Nuri: Kemana kak?
Aku: Kita jalan-jalan aja.
Nuri: Ayoooo
Setelah menyelesaikan tugas rumahnya, Nuri langsung bersiap-siap. Sementara aku menunggu, aku mendapat telefon dari kak Afifah.
Aku: Hallo kak, assalamualaikum
Afifah: Waalaikumussalam, apakabar de
Aku: Baik kak, kakak gimana? Ayah sama ibu sehat disana?
Afifah: Alhamdulillah. Nuri mana?
Aku: Nuri lagi siap-siap, aku sama Nuri mau jalan-jalan hehe
Afifah: Oh iya iya. Ya kakak cuma mau tau kabar kalian aja
Aku: Oh iya, doain ya kak, besok aku ujian sidang.
Afifah: Hah, kok ga ngasih tau sih?
Aku: Hehe biar kejutan kan
Afifah: Huuu, iya kakak doain, semoga berhasil, jangan gugup.
Aku: Engga gugup kok haha, aku mah jenius haha
Afifah: Hehe dasar. Yaudah, nanti kalau udah dirumah kakak telefon lagi ya.
Aku: Loh lagi diluar?
Afifah: Iya hehe, doain ya semoga interviewnya lancar
Aku: Interview? Bukannya kakak udah kerja?
Afifah: Kakak resign hehe, kayanya emang bukan rejekinya masuk kepolisian hehe.
Aku: Yaudah yang menurut kakak terbaik kakak jalani aja.
Afifah: Hehe yaudah, kakak tutup dulu ya. Jaga Nuri, salam buat Nuri. Assalamualaikum
Aku: Waalaikumussalam
Nuri: Telefon dari siapa kak?
Aku: Kak Afifah
Nuri: Iiihh kok ga panggil aku
Aku: Hehe, dia aja ngedadak, katanya mau ada interview.
Nuri: Hmm, yaudah, kakak udah siap?
Aku: Ayoo
Afifah: Waalaikumussalam, apakabar de
Aku: Baik kak, kakak gimana? Ayah sama ibu sehat disana?
Afifah: Alhamdulillah. Nuri mana?
Aku: Nuri lagi siap-siap, aku sama Nuri mau jalan-jalan hehe
Afifah: Oh iya iya. Ya kakak cuma mau tau kabar kalian aja
Aku: Oh iya, doain ya kak, besok aku ujian sidang.
Afifah: Hah, kok ga ngasih tau sih?
Aku: Hehe biar kejutan kan
Afifah: Huuu, iya kakak doain, semoga berhasil, jangan gugup.
Aku: Engga gugup kok haha, aku mah jenius haha
Afifah: Hehe dasar. Yaudah, nanti kalau udah dirumah kakak telefon lagi ya.
Aku: Loh lagi diluar?
Afifah: Iya hehe, doain ya semoga interviewnya lancar
Aku: Interview? Bukannya kakak udah kerja?
Afifah: Kakak resign hehe, kayanya emang bukan rejekinya masuk kepolisian hehe.
Aku: Yaudah yang menurut kakak terbaik kakak jalani aja.
Afifah: Hehe yaudah, kakak tutup dulu ya. Jaga Nuri, salam buat Nuri. Assalamualaikum
Aku: Waalaikumussalam
Nuri: Telefon dari siapa kak?
Aku: Kak Afifah
Nuri: Iiihh kok ga panggil aku
Aku: Hehe, dia aja ngedadak, katanya mau ada interview.
Nuri: Hmm, yaudah, kakak udah siap?
Aku: Ayoo
Kamipun berangkat. Karena belum terlalu siang, aku memutuskan untuk mengajaknya ke Tangkuban Parahu. Hampir satu jam perjalanan, kami tiba di lokasi wisata tersebut. Disana kami bersenang-senang, berfoto, dan Nuri nampak terlihat bahagia. Sampai kami berhenti untuk makan siang dan membeli makanan di salah satu stand yang ada disana. Udara disini cukup dingin, meski matahari udah mulai naik, tapi karena di gunung tetap saja terasa sejuk. Bahkan Nuri saja masih mengenakan sarung tangannya.
Aku: Seneng?
Nuri: Banget kak hehe
Aku: Iyalah dibayarin
Nuri: Hehe tau aja. Tapi seneng bisa main kesini. Sejuk
Aku: Yaiyalah kan di gunung.
Nuri: Sering-sering dong kak ngajak main kea lam hehe
Aku: Iya deh insyaAllah.
Nuri: Banget kak hehe
Aku: Iyalah dibayarin
Nuri: Hehe tau aja. Tapi seneng bisa main kesini. Sejuk
Aku: Yaiyalah kan di gunung.
Nuri: Sering-sering dong kak ngajak main kea lam hehe
Aku: Iya deh insyaAllah.
Nuri bersandar di pundakku sambil menikmati minuman yang kami beli juga. Dan diam-diam dia juga mengambil foto kami berdua. Setelah menikmati indahnya alam, aku mengajaknya ke tempat wisata lainnya yang erada di daerah Lembang. Namanya De’Ranch. Wisata ala koboy gitu. Singkat cerita kami sudah di tujuan. Aku berjalan menyusuri tempat ini. Banyak orang yang mengambil foto, termasuk Nuri. Bahkan dia keliatan seneng banget Ketika foto dengan kuda yang ada disana. Nuri benar-benar nampak keliatan senang bermain-main disana. Bahkan lebih banyak foto yang ia ambil disini daripada di tempat sebelumnya. Sampai waktu ga kerasa sudah mulai sore. Aku dan Nuri memutuskan untuk pulang kerumah. Hari ini benar-benar menikmati masa tenang. Ditambah mungkin bisa disebut dengan liburan keluarga. Liburan dengan keluarga jauh lebih asik ketimbang sama pacar.
Keesokan harinya, setelah aku shalat subuh dan mandi, aku bersiap-siap untuk ujian sidang. Aku hanya membuka file power point melalui komputerku. Hanya untuk memastikan file sudah kubawa lewat HP. Aku ga pakai flashdisk karena lebih rentan kena virus. Ya gimana pemakaian sih. Setelah fileku sudah siap, Aku mengenakan kemeja berwarna putih. Aku berdiri didepan cermin lemariku sambil mengenakan jas dan wewangian. Nuri yang melihatku langsung masuk ke kamarku.
Nuri: Cie mau sidang hehe
Aku: Doain yah
Nuri: Pasti kak. Sini dasinya aku pakein
Nuri memakaikan dasi hitam padaku. Aku emang payah si, ga bisa pake dasi. Kecuali yang tinggal pake aja.
Nuri: Jam berapa sidangnya kak?
Aku: Di jadwal sih mulai jam 7. Kalau giliran gatau deh. Soalnya diacak gitu.
Nuri: Oh, beres jam berapa? Aku pengen dateng hehe
Aku: Emm gatau deh, nanti aja aku kabarin
Nuri: Iya deh.
Aku: Doain yah
Nuri: Pasti kak. Sini dasinya aku pakein
Nuri memakaikan dasi hitam padaku. Aku emang payah si, ga bisa pake dasi. Kecuali yang tinggal pake aja.
Nuri: Jam berapa sidangnya kak?
Aku: Di jadwal sih mulai jam 7. Kalau giliran gatau deh. Soalnya diacak gitu.
Nuri: Oh, beres jam berapa? Aku pengen dateng hehe
Aku: Emm gatau deh, nanti aja aku kabarin
Nuri: Iya deh.
Jam 6 pagi, aku berangkat menggunakan motorku bersama Nuri karena ia juga ada kelas pagi. Yang mengikuti sidang kali ini cukup banyak dikelasku. Bahkan ada juga kaka tingkat yang baru ikut sidang. Setelah menunggu beberapa menit, giliranku tiba. Dengan ucapan Basmallah aku membuka pintu ruang sidang. Sekitar dua puluh menit aku keluar dari ruang sidang dengan hati yang begitu lega. Teman-teman yang lain juga saling memberikan selamat kepada yang sudah selesai. Berharap mendapat nilai terbaik, dan lulus, meskipun ada beberapa yang harus direvisi. Setelah semua selesai, kami menunggu hasil yudisium yang diumumkan pada jam 3 sore nanti, dengan berkumpul dengan teman-teman lainnya di sebuah kelas yang kosong. Disana ada yang sekedar ngobrol, ada yang nonton film menggunakan laptop mereka, ada yang tiduran juga. Sementara aku ikut menonton saja dengan kawan lainnya, yang kebanyakan cewek yang nonton. Waktu tak terasa berlalu, kami berada diruang serbaguna fakultasku dan sedang acara Yudisium. Beberapa acara berlalu satu demi satu, termasuk sambutan dari ketua jurusan, dan ketua Angkatan yang kebetulan ikut sidang hari ini juga. Dan syukur alhamdulillah, kami semua dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Tak terasa empat tahun sudah kulalui di kampus ini. Dan kini merupakan awal dimana aku akan menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Menebar ilmu yang aku dapat untuk kehidupan dimasa mendatang.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama. Termasuk mahasiswa berfoto dengan dosen pembimbing akademiknya masing-masing. Setelah selesai aku juga ikut saling memberikan selamat pada teman-teman yang lain. Saat kami keluar dari Gedung, kami disambut oleh adik kelas yang sudah menunggu sejak tadi. Dan disana kulihat Nuri melambai padaku, mendekatiku dan langsung memelukku.
Nuri: Selamat ya kak
Aku: Kirain udah pulang hehe
Nuri: Belum dong kak. Kan aku udah bilang mau dateng. Ga nyangka orang nyebelin bisa lulus hahaha
Aku: Nyebelin? Enak aja.
Nuri: Oh iya, ada yang mau ketemu kakak
Aku: Siapa?
Dari keramaian didepanku, muncul seseorang sambil tersenyum padaku. Seseorang yang bahkan kehadirannya ga aku sangka-sangka.
Aku: Kamu dateng
Dina: Hehe. Selamat ya.. Akhirnya lulus juga
Aku: Makasih hehe. Kapan sampe nya?
Dina: Kemaren sore hehe, nginep dirumah temen.
Aku: Kok ga ngabarin sih?
Dina: Kalau ngabarin nanti ga surprise hehe
Aku: Mau main kerumah?
Dina: Boleh
Aku: Tapi aku kan sama Nuri
Dina: Gapapa, aku pake ojek aja nanti hehe
Aku: Bener? Emm yaudah yuk, sejalan juga sama tempat parkir kan
Aku: Kirain udah pulang hehe
Nuri: Belum dong kak. Kan aku udah bilang mau dateng. Ga nyangka orang nyebelin bisa lulus hahaha
Aku: Nyebelin? Enak aja.
Nuri: Oh iya, ada yang mau ketemu kakak
Aku: Siapa?
Dari keramaian didepanku, muncul seseorang sambil tersenyum padaku. Seseorang yang bahkan kehadirannya ga aku sangka-sangka.
Aku: Kamu dateng
Dina: Hehe. Selamat ya.. Akhirnya lulus juga
Aku: Makasih hehe. Kapan sampe nya?
Dina: Kemaren sore hehe, nginep dirumah temen.
Aku: Kok ga ngabarin sih?
Dina: Kalau ngabarin nanti ga surprise hehe
Aku: Mau main kerumah?
Dina: Boleh
Aku: Tapi aku kan sama Nuri
Dina: Gapapa, aku pake ojek aja nanti hehe
Aku: Bener? Emm yaudah yuk, sejalan juga sama tempat parkir kan
Kami berpisah di tempat parkir dan aku langsung menuju rumah. Beberapa menit setelah aku tiba dirumah Dina dating dan Nuri mengajaknya untuk masuk. Setelah aku membersihkan diri, giliran Nuri yang membersihkan diri. Aku menemani Dina diruang TV.
Aku: Kamu nginep lagi hari ini?
Dina: Kemungkinan, nanti aku ke temen yang kemaren palingan
Aku: Oh gitu. Yaudah nanti biar aku anter deh. Eh, masak yu
Dina: Masak apa? Emang kamu bisa?
Aku: Bisa dong. Masak air hahaha
Dina: Euh, makanan atuh. Yaudah yuk, kita masak apa aja yang ada
Aku: Emm belum belanja lagi hehe, Cuma telur.
Dina: Gapapa, telur juga banyak kreastinya hehe
Dina: Kemungkinan, nanti aku ke temen yang kemaren palingan
Aku: Oh gitu. Yaudah nanti biar aku anter deh. Eh, masak yu
Dina: Masak apa? Emang kamu bisa?
Aku: Bisa dong. Masak air hahaha
Dina: Euh, makanan atuh. Yaudah yuk, kita masak apa aja yang ada
Aku: Emm belum belanja lagi hehe, Cuma telur.
Dina: Gapapa, telur juga banyak kreastinya hehe
Beberapa saat kami memasak, Nuri datang ikut membantu masak. Jadi kami bikin telur dadar, tengahnya itu diisi nasi yang udah dikasih bumbu terus digulung. Meski beberapa dari hasilnya, nasinya malah keluar dari telur. Tapi seru juga masak sama ciwi ciwi cantik. Waktu berlalu, tak terasa sudah malam hari saja.
Dina: Aku pulang dulu ya
Nuri: Loh, kemana kak? Udah malem juga
Dina: Ke rumah temenku. Besok siang aku baru pulang ke Jogja
Nuri: Nginep sini aja kak, biar aku ada temen hehe
Dina: Eh, udah bilang sama temenku hehe
Nuri: Ya bilang aja jadinya nginep disini gitu kak hehe
Dina: Barang-barangku juga disana
Nuri: Besok diambil hehe
Aku: Jangan gitu de
Nuri: Kan kakak bisa anter besok hahaha
Aku: Jadi aku gitu
Dina: Hehe udah udah, gapapa aku pulang aja.
Aku: Udah malem juga Din. Bener juga sih, disini aja. Ada Nuri. Kamu bisa tidur di kamar Nuri berdua, atau dikamar bekas orangtuaku
Dina: Takut ngerepotin ah
Nuri: Engga. Aku jadi ada temen ngobrol deh hehe
Dina: Bener nih, Di?
Aku: Welcome
Dina: Yaudah deh *sambil tersenyum manis.
Nuri: Loh, kemana kak? Udah malem juga
Dina: Ke rumah temenku. Besok siang aku baru pulang ke Jogja
Nuri: Nginep sini aja kak, biar aku ada temen hehe
Dina: Eh, udah bilang sama temenku hehe
Nuri: Ya bilang aja jadinya nginep disini gitu kak hehe
Dina: Barang-barangku juga disana
Nuri: Besok diambil hehe
Aku: Jangan gitu de
Nuri: Kan kakak bisa anter besok hahaha
Aku: Jadi aku gitu
Dina: Hehe udah udah, gapapa aku pulang aja.
Aku: Udah malem juga Din. Bener juga sih, disini aja. Ada Nuri. Kamu bisa tidur di kamar Nuri berdua, atau dikamar bekas orangtuaku
Dina: Takut ngerepotin ah
Nuri: Engga. Aku jadi ada temen ngobrol deh hehe
Dina: Bener nih, Di?
Aku: Welcome
Dina: Yaudah deh *sambil tersenyum manis.
Dinapun diajak Nuri ke kamarnya. Dina ngerasa ga enak kalau harus tidur di kamar bekas ortuku. Aku ke kamarku juga, namun ga langsung tidur. Kunyalakan komputerku dan buka game jadul. Game yang terkenal pada zamannya, sampai saat ini. Karena merasa gerah, pintu kamar ku buka dan jedela kamar yang mengarah keluar kubuka sedikit. Beberapa saat kemudian, aku melihat seseorang didepan pintu, dan ia adalah Nuri.
Nuri: Sini dong kak, gabung
Aku: Iya duluan aja de
Nuri: Lagi main apa sih?
Aku: Ngasih makan sapi
Nuri: Hah? *nampak bingung sambil menghampiriku
Aku: Tuh
Nuri: Ih game apa ini? Kok ada sapi sama kuda?
Aku: Harvest Moon.
Nuri: Sapinya caby banget hahaha. Yaudah hayu gabung. Ini di tunda dulu
Aku: Nanti tanggung ah
Nuri: Yaudah, ditunggu loh
Aku: Iya duluan aja de
Nuri: Lagi main apa sih?
Aku: Ngasih makan sapi
Nuri: Hah? *nampak bingung sambil menghampiriku
Aku: Tuh
Nuri: Ih game apa ini? Kok ada sapi sama kuda?
Aku: Harvest Moon.
Nuri: Sapinya caby banget hahaha. Yaudah hayu gabung. Ini di tunda dulu
Aku: Nanti tanggung ah
Nuri: Yaudah, ditunggu loh
Aku Kembali melanjutkan game ini. Entah berapa lama, tapi cukup lama sampai-sampai ga sadar malam udah larut. Sementara aku masih mendegar tawa dari arah ruang tengah. Sepertinya Nuri sama Dina belum tidur. Aku mematikan komputer dan pergi keruang tengah. Benar saja mereka sedang asik nonton film drama.
Aku: Buset belum pada tidur
Dina: Sini sini. Filmnya lucu
Aku: Film drama apa lagi?
Nuri: Taiwan kak. Percintaan anak sekolah gitu. Katanya dari kisah nyata gitu.
Aku: Oalah.
Dina: Sini sini. Filmnya lucu
Aku: Film drama apa lagi?
Nuri: Taiwan kak. Percintaan anak sekolah gitu. Katanya dari kisah nyata gitu.
Aku: Oalah.
Akupun ikut nonton sama mereka, tapi ga kuat aku malah ketiduran dipertengahan film. Aku dibangunkan saat film sudah selesai.
Nuri: Pindah kamar gih tidurnya
Aku: Tanggung de ah
Dina: Bilangnya kuat, eh tidur duluan
Aku: Emmm
Nuri: Yaudah aku ke kamar ya
Aku: Tanggung de ah
Dina: Bilangnya kuat, eh tidur duluan
Aku: Emmm
Nuri: Yaudah aku ke kamar ya
Setelah mereka ke kamar, aku malah terbangun, dan malah ngerasa seger. Akhirnya aku hanya baring di sofa maen HP, sambil denger lagu instrumental. Ujung-ujungnya juga malah ketiduran lagi disofa sampe subuh. Keesokan harinya, setelah sarapan, aku mengantar Dina untuk mengambil barangnya dirumah temannya itu, dan setelah itu aku mengantarnya ke terminal bis. Saat itu bis yang menuju Jogjakarta masih sedikit penumpangnya, jadi aku membawakan tasnya dan ikut menunggu di samping bis.
Aku: Apa rencana kamu kedepannya?
Dina: Sebenernya aku belum ada rencana lagi sih
Aku: Ya kadang susah nentuin hidup kita kedepannya gimana. Banyak hal yang mungkin terjadi, dan takutnya diluar dugaan kita.
Dina: Iya. Aku terlalu takut
Aku: Jalani aja Din. Persiapkan aja untuk segala sesuatu yang mungkin bakal terjadi.
Dina: Kamu masih suka kontekan sama Alyssa?
Aku: Engga, kamu tau sendiri kan. Jangan bahas ya
Dina: Maaf. Eh, udah mau berangkat nih
Aku: Kamu hati-hati ya
Dina: Iya, makasih ya udah nganter
Aku: Iya, aku balik ya
Dina: Kabarin ya kalau udah sampe rumah
Aku: Iya, kamu juga.ya
Dina: Di.
Aku: Iya?
Dina: Gapapa kok.
Dina: Sebenernya aku belum ada rencana lagi sih
Aku: Ya kadang susah nentuin hidup kita kedepannya gimana. Banyak hal yang mungkin terjadi, dan takutnya diluar dugaan kita.
Dina: Iya. Aku terlalu takut
Aku: Jalani aja Din. Persiapkan aja untuk segala sesuatu yang mungkin bakal terjadi.
Dina: Kamu masih suka kontekan sama Alyssa?
Aku: Engga, kamu tau sendiri kan. Jangan bahas ya
Dina: Maaf. Eh, udah mau berangkat nih
Aku: Kamu hati-hati ya
Dina: Iya, makasih ya udah nganter
Aku: Iya, aku balik ya
Dina: Kabarin ya kalau udah sampe rumah
Aku: Iya, kamu juga.ya
Dina: Di.
Aku: Iya?
Dina: Gapapa kok.
Aku turun dari bis. Dan perlahan bis berangkat. Aku lihat Dina dari kaca, dan ia melambaikan tangannya padaku.
Diubah oleh neopo 04-06-2021 12:18
kurkur1 dan 6 lainnya memberi reputasi
7