Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

umanghorrorAvatar border
TS
umanghorror
Angus Poloso. Legenda Ki Ageng Selo.
Angus Poloso. Legenda Ki Ageng Selo.

Oke, sebelum mimin bercerita, mimin kasih tahu kalau cerita ini adalah cerita fiksi belaka, yang di dasarkan dengan legenda dan mitos di daerah mimin. Maaf sebelumnya jikalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan dll. Ini murni kebetulan belaka.

Oh ya, maaf kalau ada kata-kata aneh dan nyeleneh, karena ini baru kali pertamanya aku bikin thread.

Oke, check this out!

Sekitar dua abad yang lalu, saat terjadi perebutan kekuasaan antara VOC dan Britania di nusantara, ada sebuah kisah. Kisah seorang Kyai yang mampu menghentikan para demit-demit yang menghantui seluruh Jawa Timur ini. Kuntilanak, Pocong, Genderuwo, demit, jin-jin kafir, dan lain sebagainya. Dia menyegel semua demit itu di sebuah gerbang gaib yang diberi nama Angus Poloso, sebuah gerbang gaib yang memungkinkan para demit kelas atas itu tak bisa keluar dalam waktu lama. Seperti yang kita ketahui, tidak ada yang abadi di dunia ini, ya termasuk gerbang gaib itu. Oleh karena itu, setiap seratus tahun sekali gerbang gaib itu akan terbuka dan menimbulkan teror di Jawa maupun di seluruh negeri ini.

Pria yang menyegel para demit-demit itu adalah Kyai Marwan, atau lebih dikenal sebagai Ki Ageng Selo. Gelar Ki Ageng Selo itu di dapatnya setelah berhasil mengalahkan Nyi Imas, seorang yang sakti mandraguna dan pengguna Santet Lemah Ireng, sebuah santet yang menargetkan setiap jiwa di sebuah wilayah tertentu. Beda dengan santet-santet pada umumnya yang hanya menargetkan targetnya dan juga keluarganya serta anak-cucunya, santet ini menyerang siapapun yang berada dalam satu kota/desa dengan si target. Sebelum lanjut, mari kita bahas dulu mengenai Santet Lemah Ireng.

Santet Lemah Ireng adalah sebuah santet yang tidak memerlukan bantuan para jin, setan, dan makhluk2 halus pada umumnya, tapi santet ini hanya mengandalkan lemah ireng dan target yang berjalan di atas tanah dalam suatu wilayah, tempat di mana lemah ireng itu diambil, tempat orang yang ditargetkan itu berada. Selama orang-orang masih menginjak tanah, mereka pasti mati. Santet ini seperti gabungan dari Santet Malam Satu Suro, Santet Pring Sedapur, Santet Sewu Dino, dan Santet Janur Ireng. Selain itu, para pemuka agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, Konghucu) tidak ada yang sanggup ataupun berani mengatasi santet ini.

Santet ini tidak bisa diajarkan kepada siapapun, karena yang menguasai ilmu santet ini dia harus menjadi satu dengan Raja Iblis Nusantara. Raja Iblis itu akan masuk ke dalam raganya, dan apabila raganya kuat, maka dia akan memperoleh kekuatan besar, sedangkan jikalau tidak, maka mereka hanya akan mati konyol.

Oke kita lanjut.

Seratus Sebelas tahun setelah penyegelan itu, Angus Poloso yang waktu itu diletakkan (ditanam) di tanah keramat yang berlokasi di Blitar, tanpa sepengetahuan mereka, berdirilah sebuah sekolah SMA. Sebenarnya pihak pengembang sudah berkali-kali diingatkan kalau tanah tempat didirikannya sekolah itu adalah tanah berkah, yang orang2 kita sebut sebagai tanah keramat. Mendengar ucapan dari para warga setempat, pihak pengembangpun menganggap kalau ini semua hanyalah tahayul, dan terus memaksakan pembangunan itu.

Dan selama beberapa tahun pembangunan, akhirnya sekolah itu berdiri juga. Berserta SMP dan Universitasnya (1976). Sebenarnya sebelah yayasan pendidikan itu sudah berdiri pondok pesantren yang didirikan oleh Kyai Marwan seratus sepuluh puluh tahun lalu sebagai antisipasi jikalau Angus Poloso itu terbuka.

Sekolah megah dan luar biasa, menindih Angus Poloso yang ada di bawahnya. Karena tak bisa terelakkan, waktu itu keturunan Kyai Marwan, yaitu Mbah Wo, Mbah Carik, Cokropati, Mbah Jayos, dan Mbah Ibu, yang usianya sudah mencapai seratus tahunan, memberikan sebuah pager gaib di sekitar sekolah itu untuk mencegah terjadi apa-apa dan mencegah hancurnya segel Angus Poloso di sana. Dan tiga tahun setelahnya, Mbah Cokropati pun meninggal.

Cokropati adalah anak Sulung dari Kyai Marwan dan merupakan anak yang paling cerdas dan berpengalaman dari kesemua keturunannya. Sehingga kematiannya menimbulkan lara dan kecemasan, karena sekte Immas takkan pernah berhenti mencoba mengeluarkan Nyi Imas dari segel Angus Poloso.

Setelah kematian Kyai Marwan dan Cokropati, perjuangannya diteruskan oleh anak-cucunya. By the way, Kyai Marwan mempunyai tujuh orang anak dan dua belas cucu, sekaligus dua puluh empat cicit. Mereka semua adalah orang-orang hebat, dan kesemua anaknya adalah orang yang berpengaruh di daerahnya.

Perjuangan mereka menggantikan Kyai Marwan bisa dirasa mudah dan sulit. Mudahnya karena demit-demit kelas atas yang paling ganas telah disegel oleh Kyai Marwan di dalam Angus Poloso, dan sulitnya adalah demit-demit kelas kecil ini terlalu banyak dan selalu bergerak di bayang2 dan selalu menggunakan cara yang licik, menyerang di balik layar daripada berhadapan langsung dengan keturunan Kyai Marwan.

Puluhan tahun kemudian, ketika segel Angus Poloso sudah melemah, ada sebuah petaka yang membuat segel Angus Poloso terbuka. Yaitu Vita, cicit dari Kyai Marwan yang saat itu tanpa ia sadari telah membuka segel itu, sehingga demit-demit yang disegel di dalam Angus Poloso pun keluar dan meneror seluruh penjuru sekolah. Untunglah saat itu, Nyi Imas masih belum bisa keluar. Sementara untuk para demit2 itu, banyak di antara mereka yang tidak bisa keluar dari lingkungan sekolah akibat pagar gaib yang dipasang oleh Kyai Marwan. Meskipun begitu, teror dan kengerian selalu mengancam siapapun yang ada di sekolah itu.

Quote:


==========================




Quote:


==========================



Quote:

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 3 suara
Apakah Cerita ini Menarik??
Iya, Seru banget kisahnya.
100%
Tidak, boring amat. Tulisannya jelek, dsb.
0%
Netral. Mungkin karena ini tulisan pertama.
0%
Diubah oleh umanghorror 06-05-2022 15:19
chaoshary20
mizuanto
sekwoor
sekwoor dan 77 lainnya memberi reputasi
76
55.1K
796
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32KThread44.9KAnggota
Tampilkan semua post
umanghorrorAvatar border
TS
umanghorror
#22
Horror 5b - Diary Cynthia Part.02
Tak terasa sudah dua jam lebih setelah Tia pingsan. Setelah menunggu selama itu, akhirnya dia pun bangun juga.

“Tia, kau baik-baik saja?” tanyaku cemas.

“Di mana aku, Ren? Bukankah aku sedang mandi tadi?” jawabnya yang masih linglung.

“Tenang saja, Tia! Kau sekarang berada di kamar kak Cynthia. Dialah yang menolongmu barusan.” kataku mencoba menenangkan Tia. “Sana ucapin terima kasih!”

“Oh, makasih kak!”

“Tidak apa-apa. By the way, sebenarnya apa yang terjadi padamu saat kau mandi, dek Tia? Bisakah kau ceritakan kejadian yang menimpamu saat di kamar mandi?” kata Cynthia memulai obrolan serius. “Aku sebenarnya tahu apa yang menimpamu di sana, dek Tia. Tapi, jikalau hal ini keluar dari mulutku, pastinya dek Eren takkan percaya,”

Tia pun mengangguk dan menceritakan semua kejadian yang menimpanya saat di kamar mandi. Katanya di sana dia bertemu dengan seorang nenek-nenek bungkuk yang lagi membelakanginya.

Terlihat selintas nenek itu seperti nenek-nenek pada umumnya yang sedang mandi, namun tiba-tiba aura di kamar mandi seketika berubah begitu Tia mendengar tawa melengking keluar dari mulut nenek itu.

“Apa kau tahu siapa nama nenek itu, Tia?” tanyaku menyela cerita Tia dengan cepat.

“Tidak, Ren! Tapi nenek itu pernah kita temui saat kita mengiranya sebagai pengemis di jalan tadi.” jawab Tia terus terang. “Aku jadi takut, Ren!”

“Nggak usah takut begitu, Tia.” kataku mencoba menenangkan Tia yang mulai ketakutan itu. “Gimana ini kak Cynthia? Apakah nenek yang ditemui oleh Tia dalam kamar mandi itu adalah dalangnya?”

Cynthia terdiam sejenak. Dia pun menggeleng. “Tidak, dek Eren! Nenek yang ditemui oleh Tia di kamar mandi adalah demit yang menjelma menjadi seseorang yang pernah kalian temui.”

Aku semakin merinding dibuatnya. Gangguan demi gangguan selalu kami dapat namun sampai saat ini kami masih belum tahu siapa dalang dibalik semua ini.

Karena waktu sudah larut malam, kak Cynthia memintaku untuk segera kembali ke kamar dan tidur. Karena esok hari aku akan diikutkan dalam proses pengusiran. Waktu aku mengajak Tia untuk tidur bersamaku, kak Cynthia pun langsung menarik tangan Tia kembali.

“Biarkan Tia tidur denganku malam ini, dek Eren! Karena hanya kau yang diberi geleng pelindung itu oleh Vita, jadi membiarkan Tia tidur bersamamu mampu membahayakan jiwanya. Jadi, dia akan tidur bersamaku malam ini.” kata kak Cynthia dingin, meski begitu masih dibarengi senyuman manis. “Setidaknya aku di sini mampu melindunginya,”

“Tapi kak, aku ...” jawabku yang terpotong oleh ucapan kak Cynthia.

“Tidak perlu takut. Sebelum kau tidur, sebaiknya kau ambil air wudhu dan sholat malam. Dan jikalau nanti ada siapapun dan apapun yang mengetuk pintu kamarmu, walaupun itu adalah orang tuamu sendiri, jangan pernah kau buka. Mengerti?”

Aku pun beranjak meninggalkan kamar kak Cynthia dengan perasaan resah. Kalau Tia tak tidur bersamaku, lalu siapa yang akan menemaniku dari gangguan demit-demit itu?

Setelah keluar, aku pun bergegas berwudhu dan solat dia rokaat. Anehnya aku tidak diganggu sama makhluk-makhluk itu, padahal aku wudhu di tempat Tia dihantui oleh nenek-nenek itu.

Kulihat jam telah menunjukkan pukul 23:22. Jadi sudah saatnya untukku tidur, namun entah mengapa aku merasa di luar kamarku aku merasakan banyak sekali aura hitam yang mengepung kamarku dari segala sisi.

Tak mau memikirkannya dan jadi parno, aku bergegas menutup mataku, dan akhirnya aku pun tertidur pulas.

Sementara itu, di kamar Cynthia. Kak Cynthia lagi ngobrol serius dengan Tia. Tia pun dapat mengerti mengenai obrolan serius mereka berdua, dan diapun akhirnya mendengarkan.

“Dek Tia, apa kau bisa melihat makhluk di belakangku?” pinta kak Cynthia ramah.

“Haa... I-Itu kan, ular panca! Iyakan, kak?” jawab Tia yang sempat kaget dan takut melihat ular segede bagong itu dibelakang kak Cynthia.

Mendengar jawaban dari Tia membuat Cynthia tersenyum. “Sudah kuduga. Kau memiliki mata batin juga, Tia. Pantesan saja saat demit di kamar mandi itu mewujudkan dirinya sebagai sesosok nenek-nenek, kau bisa melihatnya.” kata kak Cynthia. “Padahal, sedari tadi nenek itu ada di dalam kamar mandi, namun dek Eren tak melihatnya sedikitpun. Jadi kau memang seorang indigo, ya walaupun ketakutanmu itu malah lebih besar ketimbang kekuatan mata batinmu itu!”

“Aku pikir hal ini adalah hal yang normal, tapi jikalau ini adalah sesuatu yang hanya bisa dilihat dengan mata batin, aku jadi ngeri!” jawab Tia sembari mengelus-elus leher belakangnya. “Apa kakak tidak bisa menutupnya?”

“Bisa saja sih. Tapi apa kau tidak merasa beruntung dengan mempunyai kemampuan ini, Tia?”

“Tidak, malah bisa tambah sial aku!”

“Hahaha... benarkah? Padahal setiap hari kau malah berinteraksi dengan mereka semua.” kak Cynthia sedikit tertawa mendapati permintaan si Tia. “Setiap orang yang kau ajak berinteraksi, yang kau pikir masih hidup, gadis kecil yang sudah kau anggap sebagai adik kecilmu itu sebenarnya sudah tiada. Termasuk kedua paman-paman yang selalu menyambut kedatanganmu di kampung halamanmu itu juga sudah tiada. Namun, kau mampu melihat mereka dan bisa berinteraksi dengannya seperti saat mereka masih hidup. Apa kau yakin mau membuang kemampuan itu?”

“Ha? Jadi mereka sudah mati?” tanya Tia terkejut bukan main.

“Iya, Tia. Inilah sebabnya kau selalu dijauhi oleh orang-orang di sekitarmu karena mereka pikir kau adalah seseorang yang gila, karena melihatmu bicara sendiri.” jawab kak Cynthia yang masih ramah.

Setelah cukup basa-basinya, Tia pun menanyakan mengenai perihal masalah yang dialami temannya itu. Dan dengan sigap kak Cynthia pun menyuruh Tia untuk mengambil sebuah diari yang ia letakkan di dalam rak buku.

Quote:


Di dalam diari itu sudah dijelaskan semuanya mengenai tanah perjanjian, dalang, dan tumbalnya. Dan dari sana Tia tahu semuanya. Dia bermaksud memberitahukan hal ini ke aku, namun hal itu segera dicegat oleh Cynthia.

“Tidak perlu kau lakukan, Tia! Kau hanya akan menjadi santapannya nek Ifa. Biarkan Vita yang menangani semua ini.” kata kak Cynthia. “Lagipula kita takkan mampu menang melawan khodam milik nek Ifa. Sekarang sebaiknya kita berdoa demi keselamatan kita dan keluarga Astia,”

Tia pun mengangguk, dan mereka bergegas tidur.

Balik lagi di kamarku. Entah sudah berapa lama aku tertidur, namun perasaan buruk masih terus menghantuiku dalam mimpi. Sampai aku terbangun.

Entah mengapa aku terbangun jam satu malam. Ketika aku mengedipkan mata, tiba-tiba muncullah sesosok bayangan putih, memakai kain kafan, yang masih terikat dengan tali pocong muncul di depan mukaku.

Aku langsung menjerit seketika melihat pemandangan mengerikan itu, tapi anehnya, suaraku tak bisa keluar, tak peduli seberapa kerasnya aku berteriak. Sial!

Untuk mengalihkan pandanganku dari pocong itu, aku menoleh ke arah jendela yang ada di pojok kanan kamar. Awalnya sih tak kulihat apa-apa di sana, namun tiba-tiba muncul seorang wanita yang memakai pakaian serba putih, rambutnya panjang tak terurus, dia menyeringai di luar sana sembari tertawa yang jelas-jelas itu bukan tertawaan manusia.

Rasanya aku ingin pingsan kala itu. Belum sempat aku merasa lega, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sesosok nenek-nenek yang entah datang darimana langsung tiduran di samping kiriku. Kalau tak salah ingat, kurasa inilah nenek-nenek yang ditemui oleh Tia sewaktu ia pergi ke kamar mandi tadi. Sial, benar-benar sial hidupku!

Kukira diriku akan tamat, tiba-tiba gelang yang dikasih Vita tadi di sekolah memancarkan aura putih yang menyilaukan, mirip dengan cahaya senter. Saat itu, gelang itu mengeluarkan sejenis asap warna putih yang langsung mengikat ketiga demit itu dan menghisapnya.

“Dasar, keturunan Kyai Marwan sialan!” umpat mereka. “Ini belum berakhir. Setelah ini, aku pasti akan mendapatkan gadis ini untuk kujadikan tumbalku,” tambah mereka.

Setelah mereka menghilang, aku mendapatkan notif dari handphone kalau Vita ingin chat lewat telepon. Dengan mengusap keringatku yang sudah berceceran, aku pun mengangkat teleponnya.

“Halo, Ren! Gimana?” tanya Vita yang terdengar seperti mengerti dengan kejadian yang barusan kualami. Dia terdengar seperti orang yang senang melihatku seperti hampir mati barusan. Duh!

“Gimana apanya? Aku hampir mati tau!” umpatku kesal.

“Hahaha ... jangan khawatir gitu, Ren! Kan sudah kubilang kalau selama kau memakai gelang itu, takkan ada demit yang bisa menyentuhmu. Tapi aku senang kau baik-baik saja,” jawabnya seperti tak merasa bersalah sedikitpun.

“Lalu, memangnya kau telepon aku cuma ingin mengejekku gitu ya?!”

“Tidak, tidak. Aku tak bermaksud begitu. Esok hari aku akan datang ke sana dengan mengajak kedua kakak keponakanku, kak Hera dan kak Nuril. Aku harap kalau kau bisa bekerja sama, Ren!”

Dan tiba-tiba dia menutup teleponnya. Duh, dasar anak aneh! Padahal aku ingin membuatnya menemaniku malam ini dengan chatting, karena aku tak bisa tidur malam ini. Kok aku bisa berteman dengan gadis seperti itu ya?

Tak mau memikirkan hal-hal lain lagi, aku mengambil gelas yang ada di meja sebelah ranjangku dan mengisinya dengan air putih dari galon di sampingnya. Sebelum kuminum air itu, aku lafadzkan surah Al-Iklas, Al-Falaq, dan An-Naas, dan juga ayat Kursi. Setelahnya aku pun meminumnya. Dan tak terasa tiba-tiba aku yang tak bisa tidur setelah terbangun tadi, merasakan kantuk, dan kemudian tertidur pulas sampai pagi.

-BERSAMBUNG-
Diubah oleh umanghorror 27-08-2020 13:32
bohemianflaneur
danjau
japraha47
japraha47 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.