- Beranda
- Stories from the Heart
You Are Scored On My Heart (18+)
...
TS
juztbowen
You Are Scored On My Heart (18+)
YOU ARE SCORED ON MY HEART


Cerita ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya

Part 1 : Membuka Lembaran Baru
Part 2 : Masalah Pangkat Kuadrat
Part 3 : Pengacara, Pengangguran Banyak Acara
Part 4 : Ternyata Sahabat Gw Jual Barang Ini
Part 5 : Putus
Side Story : Sisi Pandang Vania
Part 6 : Selamat Tinggal Perjaka
Part 7 : Kamu Tidak Benar Benar Kehilangan Aku (Bag.1)
Part 8 : Kamu Tidak Benar Benar Kehilangan Aku (Bag.2)
Part 9 : Kamu Tidak Benar Benar Kehilangan Aku (Bag.3)
Part 10 : Wisuda
Part 11 : Melisa Emilia
Part 12 : Ku Sadar, Beruntungnya Aku
Part 13 : Culik Anak Orang Lagi (Bag. 1)
Part 14 : Culik Anak Orang Lagi (Bag. 2)
Part 15 : Moment Indah Bersama
Part 16 : Take Me To The Sky
Part 17 : Hargailah Waktumu Bersamanya
Part 18 : Kamu Sudah Terukir di Hatiku
Part 19 : Selamat Tinggal Tanah Kelahiran
Part 20 : Halo Tanah Rantau
Part 21 : Ini Siapa Ya?
Part 22 : Lho??? Elu Kan...
Part 23 : Kita Memang Ditakdirkan Untuk Bertemu Lagi
Part 24 : Ga Nyangka Ya, Kita Ketemu Lagi Disini
Part 25 : Titip Dulu Ya
Part 26 : Tinggal Serumah?
Part 27 : I'm Your Guardian Devil
Part 28 : Darahku Dan Darahmu
Ending #1 : Terima Kasih Untuk Semuanya
Ending #2 : You Will Always Be My Endless Love UPDATE!!!
Bagian Terakhir : Kamu Adalah Cinta Abadiku UPDATE!!!
Polling
0 suara
Siapa yang cocok bersama Wendy?
Diubah oleh juztbowen 25-08-2020 11:42
fa.achryy dan 25 lainnya memberi reputasi
22
27.9K
358
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juztbowen
#178
Ending #1
TERIMA KASIH UNTUK SEMUANYA
Setelah gw diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit, menandakan hari jadian gw juga dengan seorang Rachel. Ia semakin perhatian sama gw, bahkan bisa dibilang dia seperti memperlakukan gw layaknya anak kecil. Rachel jadi sering banget mampir ke apartemen, hampir setiap pulang kerja dia mampir dulu ke apartemen dan malam harinya baru balik. Di kantorpun dia juga jadi makin nempel sama gw, gw khawatir juga karena didalam ruangan kerja hanya ada gw berdua takutnya ada omongan omongan yang ga enak.
Gw lama kelamaan bisa memaklumi sifat manja Rachel yang memang dia orangnya begitu. Dari yang awalnya gw agak risih makin lama gw malah jadi demen, ngegemesin juga soalnya. Gw juga merasakan kalau perasaan gw kepada Rachel makin menguat, jujur aja awalnya gw bisa sama Rachel itu diawali dengan hawa nafsu semata. Tapi makin lama rasa itu berganti dengan rasa cinta yang semakin menguat.
3 Bulan Kemudian
Gw dan Rachel memutuskan untuk mengambil cuti yang cukup panjang dari kantor. Untung disini ga terlalu ribet urusan cuti cutian, yang penting kerjaan beres aja. Ya gw pikir emang seharusnya begitu sih, asalkan kerjaan beres dan ga ketunda, harusnya fine fine aja. Gw dan Rachel bakalan sama sama ke Indonesia untuk menghadiri sebuah acara dari seseorang yang sangat berarti di hidup gw.
Ya.. dialah Vania, salah satu orang penting dalam hidup gw yang sebentar lagi akan melangkah menuju hari paling berbahagia dalam hidupnya. Gw turut berbahagia mengetahui sebentar lagi Vania akan menikah, tidak pernah ada sedikitpun pemikiran dalam otak gw kalau gw keberatan akan pernikahannya semata mata karena ia mantan gw. Apapun yang bisa membuat Vania berbahagia tentu gw juga akan turut berbahagia.
Hanya ada satu yang mengganjal di otak gw, apakah Vania bisa berbahagia dalam kehidupan pernikahannya? Apakah ia masih tetap akan jadi seorang Vania yang sama seperti yang gw kenal selama ini? Kembali lagi gw teringat, kalau Vania selalu bisa menentukan pilihan yang terbaik untuk dirinya maupun orang lain. Sekarang gw yakin, kalau Vania akan baik baik saja kedepannya bersama Josh. Gw percaya Josh adalah seorang pria yang bertanggung jawab, ia juga seorang suami dan ayah yang mencintai istri dan anak anaknya.
Rencananya gw dan Rachel akan ambil cuti minggu depan makanya minggu ini gw dan Rachel sama sama menyelesaikan semua kerjaan supaya minggu depannya kosong. Rachel juga masih selalu mampir ke apartemen gw setiap pulang kerja, sama halnya seperti hari ini gw, Vania dan Rachel lagi kumpul di apartemen sambil membantu Vania membereskan barang barangnya.
Quote:
Keesokan harinya gw bersama Rachel mengantarkan Vania ke bandara. Kembali gw menghadapi situasi yang sama seperti sebelumnya, dimana gw mengantarkan seorang Vania ke bandara untuk dia melangkahkan kaki ke tingkat yang lebih tinggi dalam hidupnya. Memang kisah hidup gw tidak pernah jauh jauh dari yang namanya bandara. Gw yakin setelah inipun gw akan sering menginjakkan kaki di bandara saat menjalani hubungan jarak jauh dengan Rachel.
Setelah gw membantu Vania mengeluarkan barang barang bawaannya kemudian check in, gw sudah hafal apa yang akan terjadi selanjutnya. Moment perpisahan sudah didepan mata, mungkin buat gw yang sudah berkali kali menghadapi moment ini biasa saja bagi gw. Tapi bagi Rachel yang sebentar lagi akan berpisah dengan sahabatnya, mungkin ini terasa emosional baginya.
Quote:
Rachel dan Vania kemudian berpelukan, gw hanya bisa tersenyum melihat mereka berdua. Gw ingat dulu semua ini diawali dengan perang jutek antara Vania dan Rachel, sekarang mereka malah menjadi sahabat. Memang kita tidak pernah tahu kemana arahnya hidup kita, tapi asalkan kita enjoy dan lapang dada, semua akan terasa indah.
Quote:
Gw dan Rachel sama sama melambai kearah Vania yang sedang mendorong troli menuju ke sisi dalam terminal. Sampai Vania sudah tidak terlihat lagi barulah kami berdua beranjak untuk pulang ke apartemen. Sesampai di apartemen gw membuka kunci dan masuk bersama dengan Rachel. Kami berdua sama sama terpaku sejenak sewaktu masuk ke apartemen. Gw yakin waktu itu kami berdua sedang merasakan hal yang sama.
Pertama Josh, sekarang Vania juga sudah meninggalkan apartemen ini. Tinggal gw yang sekarang dipercayakan oleh Josh untuk tinggal di apartemen ini seorang diri. Kamar Josh yang kemarin masih ditempati oleh Vania sekarang sudah benar benar kosong. Hanya tinggal tersisa perabotan dan sudah tidak ada barang barang pribadi dari pemiliknya sama sekali. Komputer Josh juga sudah dibawa olehnya waktu ia datang ke Singapore menjenguk gw di rumah sakit.
Gw terduduk di sofa diikuti oleh Rachel yang kemudian ia langsung menyenderkan kepalanya di dada gw. Gw otomatis langsung memeluknya sambil membelai lembut rambutnya.
Quote:
Dan malam itu diakhiri dengan sebuah pertempuran dahsyat oleh kami berdua. Yang selain nafsu, kami juga melakukannya dengan diawali sebuah pernyataan cinta. Itulah yang gw rasakan bersama Rachel, dibalik sifatnya yang liberal, ia juga masih membutuhkan kasih sayang dari orang yang dicintainya. Dan gw hanya bisa berharap kalau yang gw berikan kepadanya sudah cukup untuk memenuhi ekspektasinya.
Quote:
Quote:
fa.achryy dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup