- Beranda
- Berita dan Politik
Ucapkan Selamat HUT RI, Influencer Israel Panen Hujatan Warganet Indonesia
...
TS
jasjus.kriptoss
Ucapkan Selamat HUT RI, Influencer Israel Panen Hujatan Warganet Indonesia
Quote:
Ucapan dari berbagai negara bertebaran saat HUT ke-75 RI pada Senin, 17 Agustus 2020 kemarin. Seorang influencer asal Israel, Hananya Naftali, juga tak ketinggalan memberikan ucapan serupa untuk Indonesia.
Melalui akun Instagram @hnaftali, Senin (17/8/2020), ia mengunggah swafotonya bersama Bendera Merah Putih Indonesia dan bendera Israel, berlambang Bintang Daud.
"Happy Independence Indonesia, from your future ally Israel! As peace is happening in the Middle East, I wish to see peace happening between our two nations too. We can achieve so much together.
[Selamat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, dari sekutu masa depanmu, Israel! Saat perdamaian terjadi di Timur Tengah, saya ingin melihat perdamaian terjadi di antara kedua negara kita juga. Kita bisa mencapai banyak hal bersama.]," tulis Naftali.
Namun, pria yang juga dikenal sebagai wakil penasihat media sosial Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ini justru banjir hujatan warganet.
Kolom komentar unggahannya itu seketika dipenuhi warganet Indonesia dengan beragam kalimat pedas. Mereka juga menyuarakan dukungan untuk Palestina, yang diketahui terlibat konflik selama bertahun-tahun dengan Israel.
"Shut up, i Love Palestine," komentar @waj***.
""Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum di serahkan kepada rakyat Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan oleh Israel" (Ir. Soekarno)," tulis @gea***.
"Kami indonesia tidak akan berdamai ama israel ampe kapan pun," tambah @al_***
Tak lama kemudian, Naftali kembali membagikan unggahan tentang Indonesia dan Israel. kali ini, foto yang ia unggah berupa desain gambar bendera Indonesia dan Israel yang saling berdampingan, dengan tulisan "Kami orang Israel sangat cinta Indonesia" di atasnya.
"Kami sangat sedih melihat Islamis radikal di Indonesia yang belum pernah ke Israel tapi membenci Israel seolah-olah mereka tahu segalanya dan apa yang sebenarnya terjadi. Saya mengundang mereka untuk mengunjungi Israel, melihat perdamaian antara Yahudi dan Muslim.
Mungkin dengan melihat sendiri ke Israel secara langsung, mereka bisa mengubah pandangan dan merasakan perdamaian itu ke dalam hati mereka," tambah Naftali pada bagian keterangan, menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Meski begitu, Naftali tetap diserang warganet Indonesia. Beragam cibiran dan ungkapan dukungan terhadap palestina kembali digaungkan warganet Indonesia di unggahan kedua Naftali tersebut.
Hingga Selasa (18/8/2020) siang, foto ucapan HUT RI dari Naftali telah mendapat hampir 17 ribu komentar, sedangkan unggahan keduanya lebih dari delapan ribu komentar.
https://jogja.suara.com/read/2020/08...donesia?page=2
peskarepes dan 56 lainnya memberi reputasi
51
22.2K
404
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671KThread•40.9KAnggota
Tampilkan semua post
kampret.strez
#31
Di indonesia itu orang kecil mudah dihasut oleh junjungannya (authority) untuk membenci sesuatu.
Kalau junjungannya membenci "sesuatu", maka dia ikutan membenci meski belum pernah bertemu sama "sesuatu" tersebut
Orang berpendidikan biasanya lebih open minded, mereka sering "questioning the authority"
Orang kurang berpendidikan banyak yang nurut semua kata junjungannya.
Misal, kalau saat pilpres junjungannya menyuruh memilih si X maka mereka akan nurut milih si X. Kalau junjungannya menuduh si A curang, maka mereka percaya si A curang. Makanya taktik zaman dahulu kalau mau mengkonvert agama ratusan ribu penduduk suatu negeri, cukup mengkonvert agama rajanya saja, maka rakyatnya akan mengikuti. Zaman sekarang pun ditiru, untuk kampanye cukup senangkan orang-orang besar/pejabat saja, maka pendukung orang besar/pejabat tersebut akan mengikuti pilihan pemilu si orang besar/pejabat.
Kalau junjungannya membenci "sesuatu", maka dia ikutan membenci meski belum pernah bertemu sama "sesuatu" tersebut
Orang berpendidikan biasanya lebih open minded, mereka sering "questioning the authority"
Orang kurang berpendidikan banyak yang nurut semua kata junjungannya.
Misal, kalau saat pilpres junjungannya menyuruh memilih si X maka mereka akan nurut milih si X. Kalau junjungannya menuduh si A curang, maka mereka percaya si A curang. Makanya taktik zaman dahulu kalau mau mengkonvert agama ratusan ribu penduduk suatu negeri, cukup mengkonvert agama rajanya saja, maka rakyatnya akan mengikuti. Zaman sekarang pun ditiru, untuk kampanye cukup senangkan orang-orang besar/pejabat saja, maka pendukung orang besar/pejabat tersebut akan mengikuti pilihan pemilu si orang besar/pejabat.
Diubah oleh kampret.strez 21-08-2020 12:07
Lalalalala000 dan 16 lainnya memberi reputasi
13
Tutup