Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.donatAvatar border
TS
.donat
Makin susah cari kerja, bagaimana masa depan kalian ?
Kalian pada tau gak kalo nyari kerjaan itu susah?
coba liat antara yg lulus tiap tahun sama perusahaan baru yg berdiri, masih jauh perbandingannya.

Bahkan kadang nyari kerja kasar pun susah, apa lagi kerjaan impian, cuma sekedar mimpi.

Seharusnya menigkatnya populasi menambah kebutuhan, meningkatnya kebutuhan juga produksi makin meningkat, juga memerlukan lebih banyak pekerja.

Bukan semakin susah dapat kerja.

Gw udah lama merenungkan ini, gw pikir karena kita Indonesia terlalu mengandalkan import atau perusahaan asing.

Makin bertambah populasi, makin banyak yg beli kendaraan.
Makin bertambah populasi, makin banyak yg beli smartphone.
Makin bertambah populasi, makin banyak user sosmed.

Dan contoh ke3 itu dikuasai asing, dan kitalah konsumenya, kita yg ngeluarin duit, di negara mereka menambah lowongan kerja.

Kenapa salah satu dari kalian gak ikut mengambil market share ? jangan hanya jadi konsumen saja.

Kita itu harus mandiri biar tidak semakin terpuruk, bukan berarti menolak produk asing, kita hanya perlu ikut berpartisipasi di industri modern ini dan menambah lapangan kerja.

Kebanyakan dari kita cuma bercita2 jadi PNS, Guru, Karyawan, Asisten, Kang ojek, kang parkir, jual cilok.

Atau mentok2 buka kuliner.

Ga ada yang salah sih, tapi sebagian dari kita harus mengikuti perkembangan jaman yg pesat ini.

Kita sudah jauh tertinggal.

Kebanyakan dari kita itu terlalu pesimis, pemalas, mental instant dan memilih hidup sederhana.

Akhirnya kita yg jadi babunya, dan mereka jadi bos.


Sebenarnya banyak dari kita yg hebat, kreatif, hanya saja skillnya tidak terus diasah dan akhirnya tenggelam, atau ada masalah modal.

Kalo lo sering berusaha mencari tau, pasti banyak jalannya,

misal "Crowdfunding", selama produk lu itu bagus, unik, bermanfaat, pasti banyak yg ingin mendanainya.
Jangan dikit2 nyalahin pemerintah, itu bodoh namanya, karena kemajuan suatu negara juga bergantung pada rakyatnya.

Jangan kira kalo cuma rebahan ama coli doang lo bisa tau segalanya, semua itu butuh proses dan usaha, yg jelas tidak instan.


"Lu bacot gini udah kontribusi apa?"

Gw udah punya usaha berskala internasional emoticon-Cool dan yang jelas juga menambah lowongan kerja emoticon-Cool




Udah kelihatan cerdas belum gw ?  emoticon-Cool
gustiarny
darksorrow
bendolpeang
bendolpeang dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2K
20
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.2KAnggota
Tampilkan semua post
Jangan.malingAvatar border
Jangan.maling
#1
Bagus ini tritnya. emoticon-thumbsup

Dari 3 contoh itu yg paling ketinggalan sih kendaraan. Belum ada motor, mobil, atau bahkan sepeda produksi dalam negeri yang serius. Kalau ponsel dan aplikasi sih putra-putri Indonesia udah buat.

Kita harus ada ketertarikan terhadap teknologi, lalu ada tekad yang kuat, nasionalisme kuat. Kebanyakan kita memang masih pola pikirnya bertahan hidup saja (bukan karena pandemi, tapi sudah dari dulu). Mental kita jadi kaya, dipuji tetangga dan keluarga besar, bangga karena soleh/solehah. Udah mentok disana, bahagia dunia akherat. emoticon-Big Grin

Belum lagi klo ada yang sukses dinyinyirin. Produk dan gosipnya lebih besar gosipnya. Sebut saja mobil listrik, mobil nasional, ada yang kerja di NASA, temuan vaksin Covid-19. Jika bukan nyinyir, bangga berlebihan (overproud), padahal prestasi itu belum seberapa secara kualitas dan kuantitas. Intinya euforia-lah, jadinya gak fokus pada berkarya itu sendiri. Negara lain satu demi satu prestasi dicetak, bukan berdiam pada satu pencapaian.

Jangan hanya Habibie terus, N-250 terus, harus ada prestasi dirgantara dan teknologi yang baru. Mobil terbang, kendaraan amfibi mini, kapal selam mini, jetpack (apa bahasa sini ya?), swasembada pangan (ini luas cakupannya). Intinya berkarya sih doa dan harapan saja tak cukup.

Banyak udah penemuan putra-putri kita, teknologi-teknologi kecil praktis (barang sehari-hari), nah soal hak cipta dan paten lagi, birokrasi lagi. Yang kerja di bidang itu (HAKI & semacamnya), anggota dewan, dirjen terkait, memudahkan itu, jangan berbelit-belit. Itu baru namanya berkarya, saling mendukung (sinergi).

Banyak sih yang harus dibenahi terkait mental dan karakter bangsa.

Tahun segini, masih aja kelulusan ada budaya corat-coret. Itu bangga berlebihan. Lulus SMA itu bukan apa-apa sekarang, kok udah kayak party aja... emoticon-Cape d... (S) Itu cuma salah satu, di samping tawuran (kenapa gak bikin fight club misalnya, Eskul MMA misalnya), membolos (bikin grup belajar, pilih home-schooling, atau apa lah, sekolah jadi menyenangkan). Yah, itu tentu saja sebelum corona, dan pasti akan berlanjut budaya ini jika corona hilang.

Hidup bukan soal cari duit, paling bagus itu berkarya yang bisa dikenang. Itu idealnya. emoticon-Smilie
Diubah oleh Jangan.maling 18-08-2020 19:43
darksorrow
bendolpeang
albian21
albian21 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.