- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#11
Chapter 8
Keadaan Wilson Bar and Billiard tidak sesepi biasanya, ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati waktu senggangnya sebelum disibukan lagi dengan kerjaan kantor mereka. Salah satu gelas minuman pengunjung bergetar, hingga membuat minuman didalamnya ikut bergoyang. Selain gelas ternyata kursi dan meja juga ikut bergetar, sensasi getaran ini bukan seperti getaran gempa bumi.
“Ah maaf, apa di tempat ini sering terjadi kejadian seperti ini?” salah satu pengunjung bertanya.
Solo yang ditugaskan untuk melayani pelanggan pun menghampiri.
“Maaf, kebetulan saluran air di tempat kami sedang ada gangguan. Jadi para tukang sedang memperbaikinya. Maaf jika kenyamanan anda terganggu,” senyum manisnya terpancar, namun fokus pelanggan bukan ke daerah itu melainkan bagian lain yang sangat menonjol dari Solo.
Gonzalo hanya bisa memberikan senyumnya kepada Solo, karena mereka berdua tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sudah beberapa hari yang lalu Djohan memutuskan untuk menerima keadaannya dan secara sukarela bergabung bersama clan Silver Beaters. Lalu Sterling dengan senang hati mengajarinya cara menggunakan kekuatan monsternya tersebut. Bertempat di ruangan bawah tanah, Sterling memberikan arahan kepada Djohan yang masih belum bisa mengontrol kekuatan Beaters.
“Ayo…ayo…berdiri,” ucap Sterling.
Tangan sebelah Djohan sudah berubah bentuk, sama seperti kejadian di taman tempo hari.
Apa-apaan orang itu, dia bahkan tidak berubah sama sekali. Masih dalam bentuk manusianya, ucap Djohan.
“Kamu tidak akan kemana-mana jika kekuatanmu saja hanya terbatas itu, kan sudah kubilang. Jadilah satu dengan Beatmu!” Sterling meneriakinya. “aku tidak mungkin berubah menjadi Beaters, aku tidak ingin kamu mengalami cidera parah,” dengan nada sedikit mengejek.
“Sial!” Djohan menerjangnya sekali lagi, tangan monsternya siap menghajar Sterling dengan keras. Namun, lagi-lagi tangannya itu bisa ia hempaskan dengan mudah. Hembusan angin yang dihasilkan oleh ayunan tangan Sterling membuat ruangan ini bergetar.
“Ok! Kita sudahi latihan hari ini, yah sebagai pemula kerjamu cukup bagus sih walaupun baru bisa mengontrol satu tangan tapi kamu keliatan ahli, hehe…”
Djohan menjatuhkan dirinya ke lantai, wajahnya menghadap langit-langit yang begitu terang dengan lampu-lampu. Lalu ia memejamkan matanya, perlahan tangan kanannya berubah menjadi bentuk aslinya, yaitu tangan manusia.
“Oh iya Djohan, mungkin kamu bosan mendengarkannya. Tapi alasan kamu jadi ikut apa yah? Setauku sikapmu begitu meledak saat pertama kali bertemu.”
Djohan bangkit dan tersenyum, “Baiklah senior, akan kuberitahu di atas nanti,” ucapnya.
Setelah berlatih, Djohan dan Sterling menuju lantai atas. Gonzalo sudah menyiapkan minuman terbaiknya, tetapi Djohan tidak memesan alcohol, ia memesan minuman segar lainnya. Keadaan tempat ini juga sudah tidak terlalu ramai, hanya ada satu dua meja yang penuh.
“Djohan! Bagaimana latihannya?” sapa Solo.
“Iya…da..ah tidak maksudku latihannya berjalan baik,” dengan sikap yang agak canggung karena terlalu dekat dengan Solo.
Mereka berdua minum di meja dekat barnya Gonzalo, seniornya yaitu Sterling sangat penasaran sebenarnya apa alasan Djohan bergabung dengan Silver clan. Djohan sendiri sudah memberitahunya langsung kepada Tuan Stam, hanya saja waktu itu Sterling sedang ada misi jadi dia tidak mendengarkan pembicaraan itu.
“Um…jadi…maksudku aku bergabung karena kondisiku sudah begini, lagipula akhirnya aku mendapatkan pekerjaan juga. Walaupun ayahku tidak menyukainya.”
Wajah Sterling terlihat murung dan tidak percaya dengan alasan Djohan itu, “Eh…apa benar seperti itu?”
“Ya…mau bagaimana lagi, langkah terbaik adalah bergabung dengan orang-orang yang memiliki kesamaan bukan? Sama seperti mengikuti ekskul di sekolah, jika ingin bermain basket maka kita bergabung dengan orang-orang yang bermain basket. Agar kemampuan kita tersalurkan dengan baik…”
Sterling bertepuk tangan mendengar Djohan berbicara seperti itu, “HAHAHA! Jawaban yang bagus!”
“Aku ada satu pertanyaan, apa peraturan dilarang membunuh Beaters adalah peraturan yang absolut? Sama sekali tidak boleh dibantah? Kalau kita bisa membasmi mereka dengan cepat maka semua persoalan ini cepat selesai kan?”
“Hm….kamu ada benarnya, tapi tidak sesimpel itu. Kami memang dilarang, tapi semua itu ada tujuannya. Salah satunya agar identitas kami tetap rahasia. Jika kami bergerak memburu Beaters lainnya, bukan tidak mungkin lambat laun keberadaan kita terungkap. Seperti tadi saja, benturan dua Beaters bisa menghasilkan dampak seperti itu. Lagipula manusia-manusia normal itu bisa memusnahkan Beaters dalam mode senyap, sedangkan kami tidak,” jawaban yang cukup masuk akal bagi Djohan dari Sterling.
“Aku juga khawatir, pergerakan manusia normal itu sangat lamban. Jika terlalu dibiarkan begitu aku takutkan RED SUN akan cepat bangkit…,” raut wajah Sterling terlihat khawatir, begitu juga Solo dan Gonzalo yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka. “fokusmu belum ke arah situ sih,” Sterling bangkit dari kursinya. “tuk sekarang fokuslah tuk mengontrol kekuatanmu, kita kekurangan orang, hehe…,” Sterling beranjak pergi dan pamit kepada semuanya, ia ingin bertemu dengan Vivian tuk membahas misi yang sudah dijalankan.
“Hm…misi dan misi, jadi setiap harinya mereka membunuh orang-orang kah?” tanya Djohan, kali ini Gonzalo yang menjawabnya.
“Tidak…mereka mencari tahu target mereka, lokasi, tingkat kriminalnya, kita tidak sembarangan memburu orang-orang jahat,” jawabnya.
“Oh begitu…,” jantung Djohan tiba-tiba berdegup kencang, dadanya terasa sakit.
“Oi Djohan, ada apa?” tanya Gonzalo.
Djohan keluar dengan cepat dari bar, ia melihat sekelilingnya. Lalu menoleh ke atas, melihat sesuatu yang terbang berwarna hitam pekat.
“Monster itu,” Djohan mengingatnya, Beaters berwana hitam itu adalah monster yang membunuhnya malam itu.
“Hei…hei….jadi cuman seorang bocah saja! Cih kukira efek ini terjadi karena Beat ku menemukan seseorang yang hebat,” monster itu melihat pelang bar. “Ho….jadi begitu, Silver Clan rupanya...,” sosok itu terbang dengan cepat, masuk ke dalam heningnya malam.
“STOP!” suara Djohan tidak menjangkaunya.
“Djohan?” Solo menyusulnya keluar, “ada apa?”
“Tidak…tidak ada apa-apa, oh iya malam ini aku menginap di apartemenku, jadi…sampai jumpa besok!” Djohan berjalan meninggalkan Solo, tatapan matanya sangat tajam malam itu.
Quote:
Keadaan Wilson Bar and Billiard tidak sesepi biasanya, ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati waktu senggangnya sebelum disibukan lagi dengan kerjaan kantor mereka. Salah satu gelas minuman pengunjung bergetar, hingga membuat minuman didalamnya ikut bergoyang. Selain gelas ternyata kursi dan meja juga ikut bergetar, sensasi getaran ini bukan seperti getaran gempa bumi.
“Ah maaf, apa di tempat ini sering terjadi kejadian seperti ini?” salah satu pengunjung bertanya.
Solo yang ditugaskan untuk melayani pelanggan pun menghampiri.
“Maaf, kebetulan saluran air di tempat kami sedang ada gangguan. Jadi para tukang sedang memperbaikinya. Maaf jika kenyamanan anda terganggu,” senyum manisnya terpancar, namun fokus pelanggan bukan ke daerah itu melainkan bagian lain yang sangat menonjol dari Solo.
Gonzalo hanya bisa memberikan senyumnya kepada Solo, karena mereka berdua tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sudah beberapa hari yang lalu Djohan memutuskan untuk menerima keadaannya dan secara sukarela bergabung bersama clan Silver Beaters. Lalu Sterling dengan senang hati mengajarinya cara menggunakan kekuatan monsternya tersebut. Bertempat di ruangan bawah tanah, Sterling memberikan arahan kepada Djohan yang masih belum bisa mengontrol kekuatan Beaters.
“Ayo…ayo…berdiri,” ucap Sterling.
Tangan sebelah Djohan sudah berubah bentuk, sama seperti kejadian di taman tempo hari.
Apa-apaan orang itu, dia bahkan tidak berubah sama sekali. Masih dalam bentuk manusianya, ucap Djohan.
“Kamu tidak akan kemana-mana jika kekuatanmu saja hanya terbatas itu, kan sudah kubilang. Jadilah satu dengan Beatmu!” Sterling meneriakinya. “aku tidak mungkin berubah menjadi Beaters, aku tidak ingin kamu mengalami cidera parah,” dengan nada sedikit mengejek.
“Sial!” Djohan menerjangnya sekali lagi, tangan monsternya siap menghajar Sterling dengan keras. Namun, lagi-lagi tangannya itu bisa ia hempaskan dengan mudah. Hembusan angin yang dihasilkan oleh ayunan tangan Sterling membuat ruangan ini bergetar.
“Ok! Kita sudahi latihan hari ini, yah sebagai pemula kerjamu cukup bagus sih walaupun baru bisa mengontrol satu tangan tapi kamu keliatan ahli, hehe…”
Djohan menjatuhkan dirinya ke lantai, wajahnya menghadap langit-langit yang begitu terang dengan lampu-lampu. Lalu ia memejamkan matanya, perlahan tangan kanannya berubah menjadi bentuk aslinya, yaitu tangan manusia.
“Oh iya Djohan, mungkin kamu bosan mendengarkannya. Tapi alasan kamu jadi ikut apa yah? Setauku sikapmu begitu meledak saat pertama kali bertemu.”
Djohan bangkit dan tersenyum, “Baiklah senior, akan kuberitahu di atas nanti,” ucapnya.
Setelah berlatih, Djohan dan Sterling menuju lantai atas. Gonzalo sudah menyiapkan minuman terbaiknya, tetapi Djohan tidak memesan alcohol, ia memesan minuman segar lainnya. Keadaan tempat ini juga sudah tidak terlalu ramai, hanya ada satu dua meja yang penuh.
“Djohan! Bagaimana latihannya?” sapa Solo.
“Iya…da..ah tidak maksudku latihannya berjalan baik,” dengan sikap yang agak canggung karena terlalu dekat dengan Solo.
Mereka berdua minum di meja dekat barnya Gonzalo, seniornya yaitu Sterling sangat penasaran sebenarnya apa alasan Djohan bergabung dengan Silver clan. Djohan sendiri sudah memberitahunya langsung kepada Tuan Stam, hanya saja waktu itu Sterling sedang ada misi jadi dia tidak mendengarkan pembicaraan itu.
“Um…jadi…maksudku aku bergabung karena kondisiku sudah begini, lagipula akhirnya aku mendapatkan pekerjaan juga. Walaupun ayahku tidak menyukainya.”
Wajah Sterling terlihat murung dan tidak percaya dengan alasan Djohan itu, “Eh…apa benar seperti itu?”
“Ya…mau bagaimana lagi, langkah terbaik adalah bergabung dengan orang-orang yang memiliki kesamaan bukan? Sama seperti mengikuti ekskul di sekolah, jika ingin bermain basket maka kita bergabung dengan orang-orang yang bermain basket. Agar kemampuan kita tersalurkan dengan baik…”
Sterling bertepuk tangan mendengar Djohan berbicara seperti itu, “HAHAHA! Jawaban yang bagus!”
“Aku ada satu pertanyaan, apa peraturan dilarang membunuh Beaters adalah peraturan yang absolut? Sama sekali tidak boleh dibantah? Kalau kita bisa membasmi mereka dengan cepat maka semua persoalan ini cepat selesai kan?”
“Hm….kamu ada benarnya, tapi tidak sesimpel itu. Kami memang dilarang, tapi semua itu ada tujuannya. Salah satunya agar identitas kami tetap rahasia. Jika kami bergerak memburu Beaters lainnya, bukan tidak mungkin lambat laun keberadaan kita terungkap. Seperti tadi saja, benturan dua Beaters bisa menghasilkan dampak seperti itu. Lagipula manusia-manusia normal itu bisa memusnahkan Beaters dalam mode senyap, sedangkan kami tidak,” jawaban yang cukup masuk akal bagi Djohan dari Sterling.
“Aku juga khawatir, pergerakan manusia normal itu sangat lamban. Jika terlalu dibiarkan begitu aku takutkan RED SUN akan cepat bangkit…,” raut wajah Sterling terlihat khawatir, begitu juga Solo dan Gonzalo yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka. “fokusmu belum ke arah situ sih,” Sterling bangkit dari kursinya. “tuk sekarang fokuslah tuk mengontrol kekuatanmu, kita kekurangan orang, hehe…,” Sterling beranjak pergi dan pamit kepada semuanya, ia ingin bertemu dengan Vivian tuk membahas misi yang sudah dijalankan.
“Hm…misi dan misi, jadi setiap harinya mereka membunuh orang-orang kah?” tanya Djohan, kali ini Gonzalo yang menjawabnya.
“Tidak…mereka mencari tahu target mereka, lokasi, tingkat kriminalnya, kita tidak sembarangan memburu orang-orang jahat,” jawabnya.
“Oh begitu…,” jantung Djohan tiba-tiba berdegup kencang, dadanya terasa sakit.
“Oi Djohan, ada apa?” tanya Gonzalo.
Djohan keluar dengan cepat dari bar, ia melihat sekelilingnya. Lalu menoleh ke atas, melihat sesuatu yang terbang berwarna hitam pekat.
“Monster itu,” Djohan mengingatnya, Beaters berwana hitam itu adalah monster yang membunuhnya malam itu.
“Hei…hei….jadi cuman seorang bocah saja! Cih kukira efek ini terjadi karena Beat ku menemukan seseorang yang hebat,” monster itu melihat pelang bar. “Ho….jadi begitu, Silver Clan rupanya...,” sosok itu terbang dengan cepat, masuk ke dalam heningnya malam.
“STOP!” suara Djohan tidak menjangkaunya.
“Djohan?” Solo menyusulnya keluar, “ada apa?”
“Tidak…tidak ada apa-apa, oh iya malam ini aku menginap di apartemenku, jadi…sampai jumpa besok!” Djohan berjalan meninggalkan Solo, tatapan matanya sangat tajam malam itu.
coeloet dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Kutip
Balas
Tutup