- Beranda
- The Lounge
Apakah Suara Pemilih Pemuda Layak Diperhitungkan Dalam Pemilu? Dibahas yok!
...
TS
dirawan09
Apakah Suara Pemilih Pemuda Layak Diperhitungkan Dalam Pemilu? Dibahas yok!

Selamat Datang di Threadku
Pilkada sudah dekat gansist, apa kah kalian sudah melihat calon-calon yang akan maju untuk menjadi kepala daerah nanti? Salah satu calon yang akan maju nanti adalah Gibran, Putra Pak Jokowi. Ghibran adalah salah satu calon yang tergolong muda di antara calon yang lainnya, yap usianya 32 tahun sekarang.
Etit, tapi TS tidak akan membahas kontroversi dinasti politik yah. Di samping adanya calon pemimpin daerah yang muda seperti Mas Gibran ini, ada pula pemilih muda yang akan berkontribusi dalam pilkada nanti, mungkin gansist sekalian termasuk juga.
By The Way, pemilih muda di sini terdiri dari dua golongan, yaitu pemilih pemula(17-21 tahun), dan pemilih milenial (22-36 tahun). Ada juga yang bilang kalau pemilih milenial berusia dari 17-30 tahun. Ada yang bilang kalau pemilih milenial itu tidak dilihat dari usia namun dari tingkah laku dan sikap, seperti gaul dan keanakmudaan begitu.
Pada pilpres kemarin, pemilih muda memiliki kontribusi suara yang cukup banyak yakni 37,7 persen suara milenial, dan 12,7 persen suara pemilih pemula berdasarkan riset kedaiKopi yang diolah dari data BPS Badan Pusat Statistik.
Efektifkah Suara pemuda ini?
Hal ini merupakan hal yang nyeletuk di dalam pemikiran TS, apakah pemilih muda ini sudah cukup paham soal issue-issue politik ketika memilih? Khususnya pemilih yang berusia 17-23 tahun, karena mereka masih sangat awam menurut TS masalah politik (ngomong-ngomong TS usianya 28 tahun).
Jika dari jumlah maka iya mereka memiliki andil yang cukup besar bagi sang calon itu sendiri. Akan tetapi dengan pemahaman mereka yang minim TS pikir kepolosan mereka soal politik membuat mereka gampang percaya dengan janji manis para calon.

Kalau efektifitas untuk memperbanyak suara mungkin bisa jadi, makanya kemarin Pak Jokowi naik motor kan, biar dibilang anak muda banget. Terus Pak Prabowo gandeng Sandiaga Uno yang energik juga, yang tampilannya fresh. Buat apa? buat narik suara.
cuma gak tahu pemahaman dunia politiknya kayak apa? pemahaman soal Mobile Legend Bang Bang, youtuber, selabgram mungkin gaspol dah.
Kepekaan Issue Politik
Jujur nih gan, TS saat SMA dulu tahun 2009 tidak begitu memperhatikan dan peduli soal pemilu. Waktu itu yang maju Pak SBY, Pak JK, dan Ibu Megawati. Internet sudah ada, tapi TS sama sekali tidak begitu tertarik mencari tahu latar belakang dan rekam jejak para calon saat itu. Karena yah masa SMA pengennya senang-senang dan fokus sekolah aja, ngurusin politik ngapain? ngurusin pacar yang ngambek sama sekolah aja kadang nyebelin.
Itu baru soal calon gansist, belum lagi soal issue-issue politik yang sedang hangat diperbincangkan waktu itu. Seperti Hambalang, jujur TS sangat tidak paham. Tapi seiring berjalannya waktu TS mulai baca-baca dan menyimak berita tentang politik itu sekitar usia 20 tahun, tapi masih awam, dibanding dengan kakak TS yang usianya sudah 30 tahun, pengetahuan, pengalaman dan pemahaman soal tokoh politik beda jauh loh, selisih 10 tahun beda dah.

Kok bisa? karena mereka yang lebih tua merasakan dan lebih memahami tokoh politik berbeda dengan yang muda yang baru nyentuh, mereka merasakan dampaknya secara langsung seperti kebijakan, dunia pekerjaan, perekonomian, kasus korupsi, kkn, koalisi partai. Sementara yang muda mungkin hanya melihat sekilas dan berkomentar sekilas juga, dan juga pemikiran kritis TS pun baru mulai muncul pas kuliah itupun usia 18-20 tahun. jadi mengenal tokoh politik masih abu-abu.
Walaupun bisa googling mencari info soal pemimpinnya pun, pemahaman politik dapat dibilang minim. Tahu calonnya yah tahu, tapi memahami karakter mereka dalam waktu satu bulan kampanye dirasa terlalu pendek.
TS gak mengenal mereka dalam jangka waktu panjang dan rekam jejak dalam pemerintahanpun masih samar juga. kebijakannya apa, langkah politiknya apa, kontroversinya apa? banyak sekali informasi dari seorang tokoh politik yang perlu dipahami, dan kadang hanya waktu yang bisa menjawab bukan sekedar info biografi singkat.

Itulah yang TS rasakan sekarang ketika melihat Gibran si tukang jualan Martabak maju menjadi Calon Wali Kota Solo. Dulu pas saat remaja mungkin TS akan acuh dan tidak terlalu repot dengan majunya Gibran (kurang kritis), tapi sekarang setelah melihat berbagai kontroversi politik selama 2-3 kali pemilu, TS memiliki persepsi yang berbeda ketika Gibran maju.
"Ngapain nih anak presiden maju? kemarin dia bilang gak mau maju, pengen jauh-jauh dari politik, terus juga prosesnya aneh walaupun sudah tutup pendaftaran kok masih bisa daftar?" TS mulai lebih kritis dan mempertanyakan kemampuan dan rekam jejaknya, dan TS sedikit lebih nggetu mencari tahu soal Gibran.
Di sisi lain yah emang orang bebas-bebas aja kalau mau maju jadi calon wali kota. itu tadi hanya salah satu bentuk pemikiran kritis TS saja, walaupun masih awam juga. Namun TS masih mencoba untuk lebih paham dan mengerti tentang tokoh-tokoh politik.
Penutup
itu adalah pengalaman TS sebagai pemilih muda dulu gansist, gimana menurut kalian? menurut gansist, usia berapa sih yang cocok untuk masuk menjadi pemilih? apakah anak muda itu bisa jadi pemilih yang cerdas dan tepat? kalau TS kurang kritis dulu, mungkin yang lain beda. Komen lah di bawah ini biar menambah perspektif buat anak muda yang lain juga.

Terima kasih sudah menyimak
itu adalah pengalaman TS sebagai pemilih muda dulu gansist, gimana menurut kalian? menurut gansist, usia berapa sih yang cocok untuk masuk menjadi pemilih? apakah anak muda itu bisa jadi pemilih yang cerdas dan tepat? kalau TS kurang kritis dulu, mungkin yang lain beda. Komen lah di bawah ini biar menambah perspektif buat anak muda yang lain juga.

Terima kasih sudah menyimak
Diubah oleh dirawan09 12-08-2020 13:37
zeze6986 dan darmawati040 memberi reputasi
2
535
13
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•104.1KAnggota
Tampilkan semua post
partonesia
#7
Ada pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Kalau bapaknya plonga-plongo dalam memimpin, pasti anaknya nggak jauh2 dari itu.

Kalau bapaknya plonga-plongo dalam memimpin, pasti anaknya nggak jauh2 dari itu.

0
Tutup