- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#9
Chapter 7
Suatu malam di Surban City, seperti julukannya yaitu kota yang tidak pernah mati. Hampir di seluruh penjuru kota masih banyak orang yang berlalu-lalang, sekedar mencari hiburan atas pekerjaan yang menumpuk atau para pekerja yang tidak mengenal kata berhenti. Mampir sejenak ke spa untuk membersihkan tubuh mereka sebelum nantinya bertempur lagi dengan pekerjaan yang segudang.
Sebuah mobil hiitam jenis SUV berkapasitas 7 orang penumpang terlihat sedang berjalan di sekitar jalan Surban City. Mereka semua memakai pakaian jas rapih, seperti orang kantoran pada umumnya.
“Sektor 13, padahal jalanan ini memiliki nama sendiri bukan?” celoteh seseorang yang seumuran dengan Djohan.
“Dia mulai lagi,” keluh pengendara yang usianya sekitar 40-an awal.
Satu orang lagi duduk di bangku tengah, memandangi jalan lewat sebuah kaca mobil.
“Oi Leah, ga berkunjung ke teman monster mu itu?” ejek orang barusan.
“Sudahlah Gareth! Bisakah kamu diam? Aku bahkan tidak bisa mendengarkan suara radio ini,” akhirnya sang pengemudi kesal dengan ulah orang yang duduk disebelahnya ini.
Selain Leah di bangku tengah, ada lagi satu orang berbadan besar yang duduk di bangku paling belakang. Ia duduk dengan tenang, memejamkan matanya sambil menyilangkan kedua lengannya.
Radio berbunyi, memberikan mereka bahwa seekor monster terdeteksi di area mereka. Pengemudi dengan cepat memutar kemudinya, lalu melaju ke titik koordinat yang sudah diberikan.
“Yuhu…misi lagi untuk B.A.S.S Sector 13!” Gareth berucap dengan antusias. “ayo pak, injak gasnya sekuat tenaga!”
Pengemudi ini menggelengkan kepalanya, “Aku kan kapten tim ini, mengapa aku harus mengemudikan mobil ini untuk kalian hah?!” ucapannya yang marah disambut tawa oleh Gareth.
B.A.S.S atau kepanjangan dari Beaters Assasination Special Squad, adalah skuad khusus yang dibentuk dengan arahan langsung dari kepala polisi Surban City. Dengan posisi mereka tetap di bawah pasukan militer, tepat didirikan 10 tahun lalu saat suatu peristiwa yang dikenal dikalangan mereka dengan sebutan ‘Case 0’ terjadi
B.A.S.S terdiri dari 15 tim yang dibagi berdasarkan wilayah mereka beroperasi, semakin kecil angka timnya maka semakin dekat operasi mereka dengan pusat pemerintahan kota Surban. Selama ini B.A.S.S sudah bekerja dengan sangat baik, dengan memusnahkan para monster tanpa sekalipun informasinya bocor ke publik. Karena koneksi kuat yang dimiliki oleh petinggi B.A.S.S yang mampu menutup semua media yang meliput di Surban City.
Tim 13 atau yang biasa disebut oleh Gareth ‘BASS Sector 13’ ini berisi 4 orang dengan 1 kapten tim didalamnya. Jumlahnya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan tim-tim yang berangka kecil. Karena wilayah mereka sangat menentukan, dan di sector 13 ini juga terdapat Beaters Silver Clan di mana salah satu anggota Bass yaitu Leah sudah mengenali Silver Clan ini.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah persimpangan, dari titik koordinat yang diberikan posisi mereka sudah tepat.
“Baiklah, persiapkan senjata kalian,” sang kapten memberikan arahan. “Nakata, kamu ingin diam di sini atau ikut denganku?”
“Hmm…,” Nakata yang berbadan besar duduk di bangku paling belakang hanya bergumam.
“Ok…nampaknya kita bertiga lagi yang melakukannya.”
Gareth, kapten tim, dan Leah keluar dari mobil lalu bergerak untuk memeriksa lingkungan sekitar.
“Ada kecenderungan mereka menjauhi kerumunan, jadi persiapkan diri kalian jika menemukan monster itu di celah-celah gedung bertingkat ini,” ucapnya.
“Okay Kapten Vela!”
Mereka berpencar, mencoba mencarinya ke sudut-sudut kecil.
Leah yang terpisah mendengar suatu suara dari arah kanannya, lantas ia dengan sigap berlari ke sumber suara itu. Ketika ia mendekat suaranya makin jelas, dan benar saja dihadapannya terlihat pemandangan yang mengerikan. Monster Beaters sedang melahap seseorang, tepatnya monster ini sedang menyedot isi kepala laki-laki yang tidak beruntung ini.
“Monster HINA!” suara gertakan Leah terdengar oleh monster itu.
“Hehe…padahal aku belum kenyang dengan yang ini, eh muncul lagi makanan lainnya. Terima kasih atas makanannya!”
Leah mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya, pistol yang dikeluarkan cukup berbeda dengan pistol pada umumnya.
“Oh kalian ini aku tahu….pemburu kami! Hahahah” monster itu seperti mengejek keberadaan Leah. “aku sudah sedikit tahu tentang kalian…,” sebuah tembakan mengarahnya, namun ia berhasil menghindar. “wow…sabarlah…”
Leah masih kesulitan mengenai target sasarannya itu, tiap tembakan yang ia lontarkan sama sekali tidak bisa mengenai kulit monster tersebut.
“Eh…aku kira kalian hebat, ternyata hanya segini hah?!” monster itu mulai berjalan tidak beraturan ke arah Leah.
“Ayo…ayo…kena!” ujung pistol mengeluarkan asap, peluru didalamnya habis.
“MATI KAU WANITA JALANG!” cakar panjangnya siap menerjang.
*Syutt…sebuah belati melintas dari arah belakang Leah, monster berwarna hijau itu berhasil mengindarinya.
“Tidak buruk…,” datang seseorang dari belakang, dia adalah Gareth. “Tenang Leah, pahlawan sudah datang!,” Gareth melihat kondisi Leah yang menurutnya menyedihkan karena banyaknya selongsong peluru yang berserakan.
“Heh? Muncul lagi seorang lainnya, dari gayanya saja sepertinya orang ini tipe orang yang cepat mati!”
“Benarkah? Coba buktikan,” Gareth menyuruh Leah mundur, ia mengeluarkan satu lagi belatinya.
Monster hijau ini menerjang Gareth dengan kecepatan yang hebat, cakarnya mengarah ke kepala. Tangannya mengayun satu kali, sosok Gareth menghilang didepannya.
“Mudah sekali,” didepannya masih ada Leah yang sudah mengisi pistolnya. “baiklah no…AKH!” leher monster ini menyipratkan darah yang banyak. Ternyata belati milik Gareth menancap dilehernya. “si…..SIAL!” monster ini menoleh kebelakang.
“Hehe!” Gareth memutar belatinya yang tadi ia lemparkan ke arah monster.
“CIH!” monster itu melepaskan belati yang menempel, “luka ini akan menu…,” setelah dilepas malah lebih banyak darah yang keluar. “kenapa?! Luka ini…semakin membesar.”
Gareth menatapnya dengan senyuman yang sinis.
“KURANG AJAR!”
*DUAR…, tembakan keras mengenai pundak monster hijau ini, kapten Vela muncul dengan senapan berukuran sedangnya.
“Tidak mungkin senjata manusia bisa membunuh kami para Beaters!”
“Kami para manusia mempunyai otak yang besar, tentu saja kami buat senjata tuk membunuh kalian para sampah!”
Tubuh monster ini semakin lama semakin terkikis, sepertinya luka yang didapatnya terus mengerogoti tubuhnya.
“Beaters hijau, non clan…,” ucap kapten Vela, lalu ia melihat Leah yang berjalan mendekati monster itu. “Leah…,”
“Lihat saja, kamu…,” Leah berdiri didepannya, menodongkan pistol tepat diwajahnya. “wani…”
*Dor, satu tembakan dan peluru itu langsung mengoyak wajah monster hijau ini.
Kapten Vela mendekati tubuh korban yang kondisinya sudah mengenaskan itu, terutama bagian kepalanya.
“Terima kasih karena sudah berkorban nyawa demi orang lain, seandainya teknologi kami lebih canggih….,” ia mengeluarkan sebuah kapsul lalu melemparnya ke mayat didepannya, ketika mengenai mayat kapsulnya pecah dan mengeluarkan asap yang menutupi seluruh tubuh mayat.
Kondisi mengenaskan juga dialami oleh monster hijau itu, bagian tubuhnya sudah setengah habis tergerogoti sesuatu. Kapten Vela, Leah dan Gareth kembali ke mobil. Setibanya di sana ada sebuah panggilan tugas lagi. Malam masih panjang bagi para pemburu Beaters.
Quote:
Suatu malam di Surban City, seperti julukannya yaitu kota yang tidak pernah mati. Hampir di seluruh penjuru kota masih banyak orang yang berlalu-lalang, sekedar mencari hiburan atas pekerjaan yang menumpuk atau para pekerja yang tidak mengenal kata berhenti. Mampir sejenak ke spa untuk membersihkan tubuh mereka sebelum nantinya bertempur lagi dengan pekerjaan yang segudang.
Sebuah mobil hiitam jenis SUV berkapasitas 7 orang penumpang terlihat sedang berjalan di sekitar jalan Surban City. Mereka semua memakai pakaian jas rapih, seperti orang kantoran pada umumnya.
“Sektor 13, padahal jalanan ini memiliki nama sendiri bukan?” celoteh seseorang yang seumuran dengan Djohan.
“Dia mulai lagi,” keluh pengendara yang usianya sekitar 40-an awal.
Satu orang lagi duduk di bangku tengah, memandangi jalan lewat sebuah kaca mobil.
“Oi Leah, ga berkunjung ke teman monster mu itu?” ejek orang barusan.
“Sudahlah Gareth! Bisakah kamu diam? Aku bahkan tidak bisa mendengarkan suara radio ini,” akhirnya sang pengemudi kesal dengan ulah orang yang duduk disebelahnya ini.
Selain Leah di bangku tengah, ada lagi satu orang berbadan besar yang duduk di bangku paling belakang. Ia duduk dengan tenang, memejamkan matanya sambil menyilangkan kedua lengannya.
Radio berbunyi, memberikan mereka bahwa seekor monster terdeteksi di area mereka. Pengemudi dengan cepat memutar kemudinya, lalu melaju ke titik koordinat yang sudah diberikan.
“Yuhu…misi lagi untuk B.A.S.S Sector 13!” Gareth berucap dengan antusias. “ayo pak, injak gasnya sekuat tenaga!”
Pengemudi ini menggelengkan kepalanya, “Aku kan kapten tim ini, mengapa aku harus mengemudikan mobil ini untuk kalian hah?!” ucapannya yang marah disambut tawa oleh Gareth.
B.A.S.S atau kepanjangan dari Beaters Assasination Special Squad, adalah skuad khusus yang dibentuk dengan arahan langsung dari kepala polisi Surban City. Dengan posisi mereka tetap di bawah pasukan militer, tepat didirikan 10 tahun lalu saat suatu peristiwa yang dikenal dikalangan mereka dengan sebutan ‘Case 0’ terjadi
B.A.S.S terdiri dari 15 tim yang dibagi berdasarkan wilayah mereka beroperasi, semakin kecil angka timnya maka semakin dekat operasi mereka dengan pusat pemerintahan kota Surban. Selama ini B.A.S.S sudah bekerja dengan sangat baik, dengan memusnahkan para monster tanpa sekalipun informasinya bocor ke publik. Karena koneksi kuat yang dimiliki oleh petinggi B.A.S.S yang mampu menutup semua media yang meliput di Surban City.
Tim 13 atau yang biasa disebut oleh Gareth ‘BASS Sector 13’ ini berisi 4 orang dengan 1 kapten tim didalamnya. Jumlahnya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan tim-tim yang berangka kecil. Karena wilayah mereka sangat menentukan, dan di sector 13 ini juga terdapat Beaters Silver Clan di mana salah satu anggota Bass yaitu Leah sudah mengenali Silver Clan ini.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah persimpangan, dari titik koordinat yang diberikan posisi mereka sudah tepat.
“Baiklah, persiapkan senjata kalian,” sang kapten memberikan arahan. “Nakata, kamu ingin diam di sini atau ikut denganku?”
“Hmm…,” Nakata yang berbadan besar duduk di bangku paling belakang hanya bergumam.
“Ok…nampaknya kita bertiga lagi yang melakukannya.”
Gareth, kapten tim, dan Leah keluar dari mobil lalu bergerak untuk memeriksa lingkungan sekitar.
“Ada kecenderungan mereka menjauhi kerumunan, jadi persiapkan diri kalian jika menemukan monster itu di celah-celah gedung bertingkat ini,” ucapnya.
“Okay Kapten Vela!”
Mereka berpencar, mencoba mencarinya ke sudut-sudut kecil.
Leah yang terpisah mendengar suatu suara dari arah kanannya, lantas ia dengan sigap berlari ke sumber suara itu. Ketika ia mendekat suaranya makin jelas, dan benar saja dihadapannya terlihat pemandangan yang mengerikan. Monster Beaters sedang melahap seseorang, tepatnya monster ini sedang menyedot isi kepala laki-laki yang tidak beruntung ini.
“Monster HINA!” suara gertakan Leah terdengar oleh monster itu.
“Hehe…padahal aku belum kenyang dengan yang ini, eh muncul lagi makanan lainnya. Terima kasih atas makanannya!”
Leah mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya, pistol yang dikeluarkan cukup berbeda dengan pistol pada umumnya.
“Oh kalian ini aku tahu….pemburu kami! Hahahah” monster itu seperti mengejek keberadaan Leah. “aku sudah sedikit tahu tentang kalian…,” sebuah tembakan mengarahnya, namun ia berhasil menghindar. “wow…sabarlah…”
Leah masih kesulitan mengenai target sasarannya itu, tiap tembakan yang ia lontarkan sama sekali tidak bisa mengenai kulit monster tersebut.
“Eh…aku kira kalian hebat, ternyata hanya segini hah?!” monster itu mulai berjalan tidak beraturan ke arah Leah.
“Ayo…ayo…kena!” ujung pistol mengeluarkan asap, peluru didalamnya habis.
“MATI KAU WANITA JALANG!” cakar panjangnya siap menerjang.
*Syutt…sebuah belati melintas dari arah belakang Leah, monster berwarna hijau itu berhasil mengindarinya.
“Tidak buruk…,” datang seseorang dari belakang, dia adalah Gareth. “Tenang Leah, pahlawan sudah datang!,” Gareth melihat kondisi Leah yang menurutnya menyedihkan karena banyaknya selongsong peluru yang berserakan.
“Heh? Muncul lagi seorang lainnya, dari gayanya saja sepertinya orang ini tipe orang yang cepat mati!”
“Benarkah? Coba buktikan,” Gareth menyuruh Leah mundur, ia mengeluarkan satu lagi belatinya.
Monster hijau ini menerjang Gareth dengan kecepatan yang hebat, cakarnya mengarah ke kepala. Tangannya mengayun satu kali, sosok Gareth menghilang didepannya.
“Mudah sekali,” didepannya masih ada Leah yang sudah mengisi pistolnya. “baiklah no…AKH!” leher monster ini menyipratkan darah yang banyak. Ternyata belati milik Gareth menancap dilehernya. “si…..SIAL!” monster ini menoleh kebelakang.
“Hehe!” Gareth memutar belatinya yang tadi ia lemparkan ke arah monster.
“CIH!” monster itu melepaskan belati yang menempel, “luka ini akan menu…,” setelah dilepas malah lebih banyak darah yang keluar. “kenapa?! Luka ini…semakin membesar.”
Gareth menatapnya dengan senyuman yang sinis.
“KURANG AJAR!”
*DUAR…, tembakan keras mengenai pundak monster hijau ini, kapten Vela muncul dengan senapan berukuran sedangnya.
“Tidak mungkin senjata manusia bisa membunuh kami para Beaters!”
“Kami para manusia mempunyai otak yang besar, tentu saja kami buat senjata tuk membunuh kalian para sampah!”
Tubuh monster ini semakin lama semakin terkikis, sepertinya luka yang didapatnya terus mengerogoti tubuhnya.
“Beaters hijau, non clan…,” ucap kapten Vela, lalu ia melihat Leah yang berjalan mendekati monster itu. “Leah…,”
“Lihat saja, kamu…,” Leah berdiri didepannya, menodongkan pistol tepat diwajahnya. “wani…”
*Dor, satu tembakan dan peluru itu langsung mengoyak wajah monster hijau ini.
Kapten Vela mendekati tubuh korban yang kondisinya sudah mengenaskan itu, terutama bagian kepalanya.
“Terima kasih karena sudah berkorban nyawa demi orang lain, seandainya teknologi kami lebih canggih….,” ia mengeluarkan sebuah kapsul lalu melemparnya ke mayat didepannya, ketika mengenai mayat kapsulnya pecah dan mengeluarkan asap yang menutupi seluruh tubuh mayat.
Kondisi mengenaskan juga dialami oleh monster hijau itu, bagian tubuhnya sudah setengah habis tergerogoti sesuatu. Kapten Vela, Leah dan Gareth kembali ke mobil. Setibanya di sana ada sebuah panggilan tugas lagi. Malam masih panjang bagi para pemburu Beaters.
coeloet dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Kutip
Balas
Tutup