Konten Sensitif

Buka

Tradisi asal Kota Apel ini dilakukan dengan, masyarakat setempat duduk secara lesehan bersama-sama, seraya menikmati nasi tumpeng berserta lauk pauknya. Makna tradisi ini adalah sebagai bentuk wujud rasa syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan.
Tapi sebelum acara makan-makan ini dimulai, dilakukan sebuah sambutan dahulu dari para tetua dan pihak berwajib. Sambutan yang berisikan tentang nasehat dan pesan moral, juga menilas balik akan perjuangan para pahlawan terdahulu dalam mengusir para penjajah hinga Indonesia merdeka.

Konten Sensitif

Buka

Tau enggak kalian kalo tradisi lomba sampan layar ini udah diselenggarakan sejak tahun 1959? Dan sampai sekarang tradisi itu masih terus dilakukan. Gimana enggak mantul coba!
Lomba sampan layar dilakukan di laut ya guys, biasanya para penonton bakal memadati area sekitar tepi laut bahkan nih bisa sampai ke area Pelabuhan Belakang Padang.
Salah satu hal yang bikin orang-orang tertarik buat nonton perlombaan ini, selain pertandingannya seru dengan sampan para peserta yang warna-warni, ditambah pemandangan langit biru bertemu dengan birunya air laut. Disini kita bisa melihat latar belakang gedung pencakar langit di Singapura lho. Double mantul kan?
Kalo ada kesempatan bisalah nonton lomba sampan layar di Batam ini, hehe.

Konten Sensitif

Buka

Masyarakat Semarang enggak bakalan melewatkan tradisi ini, dari tahun ke tahun tradisi lari obor estafet ini terus dilakukan.
Tradisi ini juga dilakukan oleh semua kalangan lho,baik anak-anak, remaja hingga orang dewasa entah itu laki-laki atau perempuan boleh mengikuti ajang peringatan 17an ini.
Serunya guys, lari obor estafet ini dilakukannya pas malam hari lhoo.
Tradisi lari obor estafet ini adalah obor yang mereka bawa merupakan simbol semangat yang berapi-api yang dimiliki oleh para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.

Kalo di Batam tadi ada tradisi lomba sampan layar, Banjarmasin juga enggak mau kalah dong ya. Kota berjuluk Kota Seribu Sungai ini mempunyai tradisi yang setiap tahunnya selalu digelar dan pastinya penuh semarak, nama tradisi ini adalah lomba dayung.
Lomba Dayung diselengarakan di sungai ya guys, bukan di laut seperti lomba sampan layar. Perlombaan ini biasanya dilakukan diatas Sungai Martapura. Peserta lomba dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 10 orang guys. Siapa yang berhasil mencapai garis finish dahulu dialah pemenangnya, yang berhak menerima hadiah dan juga piala bergilir dari Gubernur. Wuuihh.
Oh ya, jarak tempuh perlombaan ini adalah 500meter yah, jadi biar dapat reward semangat ngedayungnya. Jangan kasih kendor bosque!

Konten Sensitif

Buka

Kota dengan sebutan Serambi Mekkah ini juga punya tradisi yang enggak kalah oke dari daftar diatas guys.
Namanya Pacu Kude
Yaps dari namanya sih udah ketauan tradisi ini melibatkan apa ya guys, so pasti kuda lah!
Pacu Kude ini asal muasalnya dari daerah Aceh Tengah guys, dan pada dasarnya pula tradisi ini adalah sebuah perlombaan balap kuda antar kampung.
Ratusan orang dengan sangat rela berdesakan demi menyaksikan serunya perlombaan ini dan menyerukan jagoan mereka agar menang. Yang lebih luar biasanya lagi adalah para joki dalam perlombaan ini tidak mengenakan pelana lho. Ngeri gak sih???
Jika kamu mau mengikuti perlombaan ini maka kamu harus berusia paling minimal 12 tahun dan maximal 20 tahun. Wahh pesertanya harus muda ya ternyata.