daily.planetAvatar border
TS
daily.planet
Kronologi Penyerangan oleh Massa Laskar di Solo yang Lukai 3 Habib



SOLO – Pada Sabtu, 8 Agustus 2020 sekitar pukul 17.45 WIB bertempat di rumah Alm. Assegaf Bin Jufri Kampung Metrodanan, Jalan Cempaka No. 81 RT 01, RW 01 Kel/Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta telah terjadi penganiayaan terhadap keluarga Umar Asegaf (Syiah) yang dilakukan oleh kelompok laskar yang hendak melaksanakan acara midodareni saat doa sebelum acara pernikahan yang diikuti 20 orang.

Adapun kronologi kejadian sebagai berikut :

1. Sebelumnya, saat keluarga Umar
Asegaf (Syiah) sedang mengadakan acara midodareni (doa sebelum acara pernikahan anaknya) di rumah Alm.
Segaf Bin Jufri di Jalan Cempaka No. 81 Kp. Mertodranan RT 01 RW 01 Kel/Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta tiba-tiba sekitar pukul 17.45 WIB datang Kelompok Tertentu (Laskar) sekitar 100 orang dengan menggunakan tutup kepala. Kemudian mempertanyakan kegiatan yang ada di dalam rumah sambil berteriak-teriak "Allahuakbar, Bubar, Kafir, dan ada yang mengatakan bahwa Syiah bukan Islam, Syiah musuh Islam, darah kalian halal". Di mana kelompok laskar tersebut mencurigai bahwa kegiatan yang ada didalam merupakan kegiatan keagamaan yang ditentang oleh kelompok laskar. Dari kelompok internal laskar sendiri beredar bahwa kegiatan yang ada di dalam mengadakan kegiatan keagamaan, sehingga dilakukan pembubaran.


2. Sekitar Pukul 17.45 WIB, kelompok laskar yang berada di depan gang masuk rumah Alm. Assegaf Bin Jufri bertambah semakin banyak sekitar 130 orang, tidak lama kemudian aparat dari Polresta Surakarta tiba di TKP. Selanjutnya Kombes Pol. Andy Rifai, S.H., S.IK (Kapolresta Surakarta), didampingi Kompol Phunky Mahendra, S.H, S.IK, M.H, M.IK (Kasat intel Polresta Surakarta), Kompol I Ketut Sukarda (Kabag Ops Polresta Surakarta), dan AKP Adis Dani Harta, S.IK. MH (Kapolsek Pasar Kliwon) meminta waktu kepada Pok Laskar untuk melakukan negoisasi, setelah 15 menit negoisasi berjalan kelompok laskar berteriak-teriak bahwa negoisasi kelamaan, sehingga aparat meminta tambahan waktu 15 menit untuk melakukan negoisasi ulang.


3. Setelah Kapolresta melakukan negoisasi ke dalam rumah selama ±15 menit, akan tetapi dari pihak keluarga tidak mau membubarkan diri sebelum KelomPok Laskar yang ada di luar rumah membubarkan diri dan dari Pok Laskar sendiri juga tidak mau membubarkan diri sebelum kegiatan tersebut benar-benar bubar dan orang-orang yang ada di dalam semua keluar. Selanjutnya Kapolresta Surakarta kembali melakukan negoisasi, namun hal tersebut tidak diindahkan dari kedua belah pihak, dan kelompok laskar juga bersikukuh untuk bertahan. Dari pihak tuan rumah sendiri tidak mau membubarkan diri dengan alasan bila ada salah satu keluarga/jemaah yang keluar dikhawatirkan langsung dianiaya oleh kelompok laskar, dengan adanya hal tersebut dirinya berpedoman pada kejadian pada tahun lalu sekitar tahun 2018.


4. Selang berjalannya waktu ada sebagian keluarga sekitar 3 orang dengan mengendarai mobil dan sepeda motor akan keluar rumah tiba-tiba dari kelompok laskar langsung memukul dengan tangan kosong dan sebagian melempari dengan menggunakan batu. Karena jumlah yang tidak seimbang dengan petugas maka keluarga tersebut mengalami luka-luka (identifikasi awal mengalami luka pada, kaki, tangan dan kepala). Sehingga petugas melakukan pencegahan dan akhirnya kelompok laskar dapat dikendalikan. Kemudian para korban di bawa ke RS Kustati Solo untuk penanganan lebih lanjut.


5. Sekitar Pukul.18.45 WIB saat kumandang azan Isya tiba, Pok Laskar membubarkan diri untuk melakukan Salat Isya.

6. Pada pukul 20.55 s/d 21.00 WIB, Habib Novel (Majelis Ar Raudah) tiba di lokasi dan menyampaikan kepada Kompol I Made Sukada (Kabag Ops Polresta Surakarta) sebagai berikut :
“Saya minta kepada aparat keamanan terutama kepolisian segera tangkap otak dari kejadian malam ini, jangan tangkap anak buahnya tetapi tangkap pimpinannya dan hadapkan kepada saya. Saya tidak mau ada kerusuhan di Solo, saya mau Solo selalu aman. Jika polisi tidak bisa menyelesaikan masalah ini dan memproses para pelaku terutama pimpinan dari kerusuhan ini akan saya turunkan seluruh umat muslim ke Solo ini,” jelasnya.


7. Ada pun kerugian korban yang dievakuasi ke RS. Kustati dan Barang bukti sebagai berikut :

1) Korban :

a) Umar Assegaf, 54 tahun, Islam, Wiraswasta, alamat Jln. Bengawan Solo 10 No. 2 RT 004/RW 009 Kel. Mojo kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta. Luka robek di kepala bagian kiri depan kurang lebih 3,5 cm, di kepala kiri bagian belakang kurang lebih 5 cm (diizinkan pulang/rawat jalan).

b) Hadi Umar, 15 th, Islam, Pek. lain-lain, D/A Jln. Bengawan Solo 10 No. 2 RT 004/RW 009 Kel. Mojo kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta. Luka lecet di kepala kanan kiri lebam nyeri kaki kiri. (diizinkan pulang/rawat jalan).

c) Husin Abdullah, 57 tahun, Islam pegawai negeri, Jl. Ahmad Dahlan 132 Kel. Pasar Kliwon, Kec. Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Luka robek di dahi kanan kurang lebih 4 cm, luka robek di kepala bagian kanan depan kurang lebih 5 cm (masih di observasi oleh dr. Sedang)

2) Barang Bukti :

a) Sepeda Motor Yamaha NMax No Pol. AD 3169 S
b) SPM Honda Spacy No. Pol. AD 5904 V




SUMBER : https://m.kumparan.com/bengawannews/...ib-1ty9lWYVj2p
rizaradri
spetanaz
Proloque
Proloque dan 11 lainnya memberi reputasi
12
6K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.8KAnggota
Tampilkan semua post
otakgakdipakeAvatar border
otakgakdipake
#19
FILOSOFI HIDUP&AGAMA SEBENARNYA= AGAMA BUDDHA
YANG DAH TERLANJUR MEMELUK AGAMA BARBAR TOAKERS.

SILAKAN DI PERTIMBANGKAN YANG DI BAWAH INI=

7 Ajaran Utama Buddha, Agama Paling Damai di Dunia

Jakarta - Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan, atau lainnya. Beliau diagungkan karen kebaikan, kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan mengapa kita, seorang Buddhis, menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup tertinggi.

Apa sajakah keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita terhadap ajaran Buddha?

1. Ajaran Buddha tidak membedakan kelas / kasta
Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu kepercayaan. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana, dan hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya.

2. Ajaran Buddha mengajarkan belas kasih yang universal
Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah membedakan bangsa. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya. Metta harus dipancarkan kepada semua hewan termasuk yang terkecil seperti serangga.

3. Dalam ajaran Buddha, tidak seorang pun diperintahkan untuk percaya
Sang Buddha tidak pernah memaksa seseorang untuk mempercayai ajaranNya. Semua adalah pilihan sendiri, tergantung pada hasil kajian masing-masing individu. Buddha bahkan menyarankan, “Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai kamu mengkaji dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan.” Ajaran Buddha tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dan kritik-kritik terhadap ajaranNya. Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Buddha memberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir.

4. Agama Buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung
Buddha bersabda, “Jadikanlah dirimu pelindung bagi dirimu sendiri. Siapa lagi yang menjadi pelindungmu? Bagi orang yang telah berlatih dengan sempurna, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik.”

Ini bisa dibandingkan dengan pepatah bahasa Inggris, “God helps those who help themselves” –Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri. Inilah ajaran Buddha yang menyebabkan umat Buddha mencintai kebebasan dan kemerdekaan, dan menentang segala bentuk perbudakan dan penjajahan.

Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau pun menjanjikan seseorang ke surga, atau Nibbana; karena semua itu tergantung akibat dari perbuatan tiap-tiap orang, sementara Buddha hanyalah guru atau pemimpin. Seperti tertulis dalam Dhammapada, “Semua Buddha, termasuk Saya, hanyalah penunjuk jalan.” Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak, tergantung pada orang yang bersangkutan.

5. Ajaran Buddha adalah ajaran yang suci
Yang dimaksudkan di sini adalah ajaran tanpa pertumpahan darah.
Dari awal perkembangannya sampai sekarang, lebih dari 2500 tahun –ajaran Buddha tidak pernah menyebabkan peperangan. Bahkan, Buddha sendiri melarang penyebaran ajaranNya melalui senjata dan kekerasan.

6. Ajaran Buddha adalah ajaran yang damai dan tanpa monopoli kedudukan
Dalam Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.” Pada saat yang sama, Beliau memuji upaya menaklukkan diri sendiri. Beliau berkata, “Seseorang yang menaklukkan ribuan orang dalam perang bukanlah penakluk sejati. Tetapi seseorang yang hanya menaklukkan seorang saja yaitu dirinya sendiri, dialah pemenang tertinggi.”

Di sini, menaklukkan diri sendiri terletak pada bagaimana mengatasi kilesa (kekotoran batin). Andaikan semua orang menjadi umat Buddha, maka diharapkan manusia akan beroleh perdamaian dan kebahagiaan. Buddha mengatakan bahwa semua makhluk harus dianggap sebagai sahabat atau saudara dalam kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian. Beliau juga mengajarkan semua umat Buddha untuk tidak menjadi musuh orang-orang tidak satu keyakinan atau pun menganggap mereka sebagai orang yang berdosa. Beliau mengatakan bahwa siapa saja yang hidup dengan benar, tak peduli kepercayaan apapun yang dianutnya, mempunyai harapan yang sama untuk memperoleh kebahagiaan di kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang. Sebaliknya, siapapun yang menganut ajaran Buddha tetapi tidak mempraktikkannya, hanya akan memperoleh sedikit harapan akan pembebasan dan kebahagiaan.

Dalam ajaran Buddha, setiap orang memiliki hak yang sama untuk mencapai kedudukan yang tinggi. Dengan kata lain, setiap orang dapat mencapai Kebuddhaan.

7. Ajaran Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat
Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu muncul dari suatu sebab. Tiada suatu apapun yang muncul tanpa alasan.

Kebodohan, ketamakan, keuntungan, kedudukan, pujian, kegembiraan, kerugian, penghinaan, celaan, penderitaan –semua adalah akibat dari keadaan-keadaan yang memiliki sebab.

Akibat-akibat baik muncul dari keadaan-keadaan yang baik, dan akibat buruk muncul dari penyebab-penyebab buruk pula. Kita sendiri yang menyebabkan keberuntungan dan ketidakberuntungan kita sendiri. Tidak ada Tuhan atau siapapun yang dapat melakukannya untuk kita. Oleh karena itu, kita harus mencari keberuntungan kita sendiri, bukan membuang-buang waktu menunggu orang lain melakukannya untuk kita. Jika seseorang mengharapkan kebaikan, maka dia hanya akan berbuat kebaikan dan berusaha menghindari pikiran dan perbuatan jahat.

Prinsip-prinsip sebab dan akibat; suatu kondisi yang pada mulanya sebagai akibat akan menjadi sebab dari kondisi yang lain, dan seterusnya seperti mata rantai. Prinsip ini sejalan dengan pengetahuan modern yang membuat ajaran Buddha tidak ketinggalan zaman daripada kepercayaan-kepercayaan lain di dunia.

“Dhamma itu indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya”

Sumber: [url]https://indonesianbuddhistsociety.wo...aran-buddha-2/[/url]
Bonus: 
Proloque
nomorelies
bangtjah
bangtjah dan 15 lainnya memberi reputasi
12
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.