Prolog :

"Ada apa, Ayah?" Kata Amelie.

"Ada penyusup yang ayah duga dialah satu-satunya musuh paling berbahaya yang akan mengancam nyawa anak-anak. Sudah ada beberapa anak yang terkontaminasi dan pada akhirnya ayah harus menguburkan mereka, dengan iringan rengek tangis para ibu-ibunya."

"Tenanglah, Ayah! Mel ada di sini."

"Hati-hati, Nak!"

"Ya, Ayah."

Keseluruhan isi cerita part one akan muncul jika agan dan sista klik gambar berikut ini! ya!

Kucing sialan!" Japon menghilangkan diri agar tubuhnya selamat dari luka dalam yang dibuat Linux Ubuntu.

"Terimakasih, kucing!"

"Panggil aku Linux Ubuntu. Kelemahan Japon ada pada hidungnya. Terimakasih kau pernah menyelamatkan keluargaku, putri."

"Apakah kau adalah kucing metamorfosis itu?"

Part dua ada pada gambar berikut ini, jika kalian begitu kepo, klik saja gambarnya ya?

Malam ini mataku tidak lagi bisa melihat siapa yang benar-benar telah mati oleh tipu dayanya. Lama sudah kamar ini gelap ketika kejadian itu membunuh segala harapan yang kumiliki. Padahal di sebuah kesempatan kedua itu, aku benar-benar menerima segala kesalahan secara ikhlas, namun bumi seolah-olah tidak mengizinkan langkah ini memberikan kenyatan yang akan sesegera mungkin kuwujudkan menjadi nyata.

Part ketiga silahkan klik gambar di bawah ini:

"Breeet!" Pisau itu telah membuat banyak darah keluar dari tubuh Mirna.

"Katakan kepadaku, siapakah makhluk yang membuat cinta ini menjadi bangkai?"



Ruangan kembali sunyi. Hanya terdengar suara jarum jam berdetak bersama keringat dingin dari beberapa suster yang mulai tidak waras. Pandangan mereka semakin menyerupai manusia serangga yang hendak memangsa para nyamuk di depan matanya.

Sejam berlangsung.



Menit pertama dokter mulai memeriksa keadaan Mia dan Ratna, para suster yang memanggil-manggil beberapa jenazah yang meninggal pada saat bulan purnama pertama setelah ulangtahunnya.

Aneh, tubuh para suster kembali normal tanpa satupun luka. Padahal dokter sudah menusukkan belati operasi hingga kulit mereka terkelupas sejarak sepuluh centimeter. Dan itu bukan luka yang mudah sembuh.

Esoknya dokter masih melihat keganjilan lain di sekitar pelupuk mataku. Kemudian mendekat dan berkata, "apakah kau masih bernyawa?" Aneh sekali pertanyaannya, sedangkan sister Mia menatap tajam dengan bola mata yang semakin membesar sampai menyerupai bola kasti.

Lengkapnya klik gambarnya enih yak...





"Jangan ganggu dia!" Satpam mulai marah dan menerkam bayi yang masih merah.

"Tidakkkk! Anakku." Dian mencoba menyelamatkan anaknya dari mulut satpam yang sudah mengigit paha kanan bayinya.

Sedangkan di sebuah balai desa, orang-orang mulai membawakan satu cerita simpang siur sejarah Baru Dewa. Yang berada dua puluh kilometer dari kampung Cisampar.

"Semua ini ulah Justin Lee."

"Bakar saja rumahnya!"

"Bumi hanguskan!"

Selanjutnya klik gambar berikut ini

"Hentikannn! Masih adakah yang mempunyai nyali untuk melakukan semua yang kalian maksudkan?"

"Tidakkkk!" Dengan lemas mereka menjawab dan ruangan kembali hening.

Seorang pemuda masuk kemudian menatap ke seluruh wajah wajah ketakutan warga kampung.

"Ada apa ini? Apakah kalian lupa kepada kekuatan dari Allah?"

Mereka saling berpandangan sambil mengingat-ingat betapa mereka sudah melupakan sebuah kekuatan luar biasa yang benar-benar lebih dahsyat.

"Aku percaya!" Kataku sambil membaca ayat-ayat kursi."

"Subhanallah! Mari kita sama-sama menjadi manusia."