Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

therminustAvatar border
TS
therminust
Atasi Krisis, Lebanon dan Hizbullah Berpaling ke China
Di tengah krisis ekonomi, Lebanon justru dijauhi negara-negara Arab dan Barat

Atasi Krisis, Lebanon dan Hizbullah Berpaling ke China
Asap mengepul dari lokasi ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID -- Di tengah krisis ekonomi, Lebanon justru dijauhi oleh negara-negara Arab dan Barat.

Beirut kini membidik China sebagai sumber duit dan jalan keluar dari kebangkrutan. Langkah itu bisa memicu antipati Amerika Serikat.

Lebanon yang sejak dulu menjadi ladang pertikaian antara Arab Saudi dan Iran, kini mendapati diri terseret ke dalam konflik antara China dan negara barat.

Penyebabnya adalah krisis ekonomi yang menggerogoti anggaran negara. Pemerintah di Beirut kini sedang berada di tepi jurang kebangkrutan.

Dalam beberapa bulan terakhir, nilai mata uang pound Lebanon anjlok sebanyak 80% terhadap dolar Amerika Serikat.

Fluktuasi nilai tukar yang liar ikut memadamkan aktivitas perdagangan. Alhasil sebagian besar kelas menengah Libanon terjerembab ke garis kemiskinan.

Akibatnya aksi demonstrasi merajalela di jalan-jalan ibu kota. Jutaan orang turun ke jalan sejak Oktober 2019 untuk mengecam praktik korupsi dan kebuntuan politik.

Amarah penduduk kian tersulut ketika mendengar pemerintah ingin menggandakan pajak rokok dan bahan bakar, serta memberlakukan pajak telepon bagi aplikasi serupa WhatsApp.

Beirut sebenarnya sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mencairkan pinjaman senilai 11 miliar dolar AS. Dana itu sudah dijanjikan sejak 2018 silam.

Namun perundingan menemui jalan buntu. Pemerintah dan parlemen Libanon dianggap gagal menyepakati paket reformasi sesuai syarat IMF.

Langkah serius dekati China

Buntutnya Perdana Menteri Hassan Diab mencari bantuan ke China. Pemerintah di Beijing adalah sekutu alami bagi Lebanon, terutama sejak Diab yang didukung Iran dan Suriah berhasil melengserkan Saad Hariri yang dekat dengan Arab Saudi.

Milisi Syiah, Hizbullah, yang memiliki 13 kursi di parlemen ikut menyuarakan dukungan bagi poros Beirut-Beijing.

“Langkah kami ke arah China merupakan sesuatu yang sangat serius,” kata seorang pejabat di kementerian kepada kantor berita AP. “Kami sedang melewati situasi yang luar biasa dan kami menyambut siapapun yang ingin membantu.”

Dia mengklaim China menawarkan diri untuk mengakhiri krisis energi listrik di Lebanon yang sudah berlangsung sejak satu dekade terakhir. Pemerintah di Beirut sedang mempertimbangkan tawaran tersebut, kata dia.

China juga dikabarkan ingin membangun pembangkit listrik, terowongan yang memangkas perjalanan antara Beirut dan lembah Bekaa dan jalur kereta di sepanjang pesisir pantai Lebanon.

Hizbullah di balik sanksi ekonomi AS

Pemerintah di Washington yang selama ini menyokong militer Lebanon, mewanti-wanti kebijakan baru tersebut akan ikut membebani hubungan dengan Amerika Serikat.

Keretakan hubungan antara AS dan Lebanon sudah terlihat sejak pemerintahan Hariri dilengserkan. Ketika Lebanon dilanda aksi demonstrasi, Hizbullah dan PM Hassan Diab bersama-sama menuduh AS sebagai biang keladi krisis ekonomi.

Mereka mengklaim AS menjatuhkan sanksi ekonomi secara informal untuk menekan Hizbullah yang dikategeorikan organisasi teror oleh Washington dan negara Arab lain.

“Kita tahu persis bahwa ada keputusan besar untuk mengepung negeri ini. Mereka menghalangi setiap bantuan bagi Lebanon,” kata Diab dalam sebuah rapat kabinet, 2 Juli silam.

“Mereka menghalangi kucuran dana ke Lebanon dan memblokir kredit untuk mengimpor bahan bakar, diesel, obat-obatan dan tepung untuk memutus aliran listrik, membuat warga Lebanon kelaparan dan membiarkan mereka mati tanpa obat-obatan.”

Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, sebaliknya menilai upaya “pemerintah Lebanon menyalahkan sanksi AS sebagai pemicu krisis ekonomi adalah keliru dan salah kaprah.”

https://m.republika.co.id/berita/qek...aling-ke-china


Sejarah mencatat selama ini yang obrak-abrik & adu domba negara2 Asia adalah AS & Sekutunya

Dan China lah yg condong menjadi penyelamat negara2 Asia yang sedang mengalami musibah & kesengsaraan

Tanpa ada backup China & Rusia, Palestine sudah lenyap dicaplok Israel



China mengirim bantuan medis ke Beirut Lebanon

bajier
bajier memberi reputasi
1
747
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.3KAnggota
Tampilkan semua post
neptuniumAvatar border
neptunium
#1
korupsi, adalah penyebab hancurnya lebanon
tp mewek tidak dihiraukan negara lain

skrg diperparah flu china

lalu cari cara instant debt trap china?
ya siap-siap bonus dikolonialisasi, seperti yg terjadi pd negara-negara afrika
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.