- Beranda
- The Lounge
Melihat Desain Uang Kertas Rupiah dari Masa ke Masa
...
TS
gilbertagung
Melihat Desain Uang Kertas Rupiah dari Masa ke Masa

Sejak Rupiah mulai diperkenalkan sebagai Oeang Republik Indonesiapada 30 Oktober 1946, mata uang rupiah telah mengalami perkembangan panjang, baik dari segi desain, fitur keamanan, maupun nilainya. Thread ini akan membahas perkembangan desain uang kertas rupiah dari 1946 hingga sekarang.
Klik gambar untuk menuju sumber gambar
Sejak 1946, sudah terdapat 25 denominasi rupiah yang pernah atau masih beredar di Indonesia dalam bentuk kertas. Hingga saat ini, hanya pecahan Rp2,00 dan Rp200,00 yang belum pernah diterbitkan dalam bentuk kertas. Pecahan Rp600,00 tidak pernah beredar luas meskipun ada uang kertasnya.
Ditarik berarti uang tersebut dinyatakan tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dan harus ditukar dengan yang masih berlaku sampai batas waktu tertentu.
Jika tidak ada keterangan tanggal penarikan, berarti uang masih berlaku.
Uang yang ditampilkan dalam thread ini adalah yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia maupun Bank Indonesia dan digunakan secara nasional dan untuk keperluan umum. Oleh karena itu, uang kertas yang tidak memenuhi ketentuan di atas seperti uang khusus Irian Barat dan uang logam peringatan (yang dibuat khusus untuk dijual ke kolektor) tidak dimasukkan.
Rp0,01 (Satu Sen)
Ini adalah pecahan terkecil rupiah yang pernah diedarkan. Nilainya seperseratus dari Rp1,00. Uang kertas pecahan ini kali pertama muncul pada 30 Oktober 1946, bersamaan dengan diluncurkannya ORI I (meski bertanggal 17 Oktober 1945).

Uang yang diterbitkan pada 30 Oktober 1946 ini bergambar keris. Desainnya masih sangat sederhana mengingat keterbatasan yang terjadi. Uang ini ditarik pada 1 Mei 1950 saat digantikan rupiah terbitan Republik Indonesia Serikat.

Berangka tahun 1964, uang ini diterbitkan pada 13 Desember 1965 dan bergambar petani.
Rp0,05 (Lima Sen)
Pecahan Rp0,05 diperkenalkan pada 30 Oktober 1946 pada seri ORI I. Terdapat 2 emisi.

Diterbitkan pada 30 Oktober 1946 dan ditarik pada 1 Mei 1950.

Bergambar seorang sukarelawati dan berangka tahun 1964, uang ini diterbitkan pada 13 Desember 1965 dan ditarik pada 15 November 1996.
Rp0,10 (Sepuluh Sen)
Pecahan Rp0,10 diperkenalkan pada 30 Oktober 1946. Terdapat 3 emisi.


Bertanggal 17 Oktober 1945, uang ini diterbitkan pada 30 Oktober 1946 dan ditarik pada 1 Mei 1950, uang ini memiliki 2 variasi ukuran.


Diterbitkan pada 17 Agustus 1949 dan ditarik pada 1 Mei 1950. Uang ini memiliki 2 variasi warna dan diembeli kata "baru".

Bergambar sukarelawati dan berangka tahun 1964, uang ini diterbitkan pada 13 Desember 1965 dan ditarik pada 15 November 1996.
Rp0,25 (Dua Puluh Lima Sen)
Pecahan Rp0,25 diperkenalkan pada 13 Desember 1965 dan hanya memliki 1 emisi.

Bergambar sukarelawan dan berangka tahun 1964, uang ini diterbitkan pada 13 Desember 1965 dan ditarik pada 15 November 1996.
Rp0,50 (Setengah Rupiah / Lima Puluh Sen)
Diperkenalkan pada 30 Oktober 1946, uang ini memiliki dua versi penyebutan nilai nominal : SETENGAH RUPIAH dan LIMA PULUH SEN. Memiliki 4 emisi.

Bertanggal 17 Oktober 1945, diterbitkan pada 30 Oktober 1946, dan ditarik pada 1 Januari 1954 berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 2 tahun 1954.

Diterbitkan 26 Juli 1947, uang ini ditarik pada 1 Januari 1954.


Bertanggal 17 Agustus 1949, uang ini berembel-embel "baru" dan ditarik pada 1 Januari 1954.

Bergambar sukarelawan dan berangka tahun 1964, uang ini diterbitkan pada 13 Desember 1965 dan ditarik pada 15 November 1996. Merupakan satu-satunya yang bertuliskan "LIMA PULUH SEN" alih-alih "SETENGAH RUPIAH".
Rp1,00 (Satu Rupiah)
Pecahan Rp1,00 diperkenalkan pada 30 Oktober 1946. Memiliki 10 emisi.

Bergambar Presiden Soekarno dan gunung berapi, uang ini diterbitkan pada 30 Oktober 1946 dan ditarik pada 1 Januari 1954.

Berembel-embel "baru", uang ini terbit 17 Agustus 1949 dan ditarik pada 1 Januari 1954.

Berangka tahun 1951, uang ini diterbitkan pada 1951. Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Serupa emisi 1951 namun berangka tahun 1953, uang ini diterbitkan selepas nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953. Uang ini kemungkinan diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1953 dan diterbitkan sebelum 30 Juli 1953 (karena ditandatangani Soemitro Djojohadikoesoemo selaku Menteri Keuangan). Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Uang ini diterbitkan tahun 1954 dan bergambar wanita jawa. Uang ini kemungkinan diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 1954. Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Uang ini serupa terbitan 1954, namun berangka tahun 1956 dan memiliki tanda tangan berbeda. Uang ini kemungkinan diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 1955 dan diterbitkan setelah 24 Maret 1956 (karena ditandatangani oleh Mr. Jusuf Wibisono selaku Menteri Keuangan). Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Berangka tahun 1960 dan bergambar kegiatan bercocok tanam, uang ini kemungkinan diterbitkan sebelum 1 Juli 1960 (karena ditandatangani Ir. Djuanda sebagai Menteri Keuangan) dan ditarik pada 13 Juni 1966.

Serupa emisi 1960 namun berangka tahun 1961, uang ini diterbitkan pada 1961 dan ditarik pada 13 Juni 1966.



Uang ini berangka tahun 1964 dan bergambar Presiden Soekarno. Uang ini memiliki 3 variasi tulisan pencetak (Pertjetakan Kebajoran). Uang ini kemungkinan diterbitkan sebelum 27 Agustus 1964 (karena ditandatangani oleh Mr. Sumarno, SH selaku Menteri Keuangan) dan ditarik pada 13 Juni 1966.

Bergambar Jenderal Sudirman, uang ini diterbitkan pada 8 Januari 1968 dan ditarik pada 1 September 1975. Ini merupakan uang kertas Rp1,00 terakhir sekaligus satu-satunya yang diterbitkan Bank Indonesia (emisi lainnya diterbitkan pemerintah).
Rp2,50 (Dua Setengah Rupiah)
Diperkenalkan pada 26 Juli 1947 (ORI III), pecahan ini adalah satu-satunya yang nilainya di atas Rp1,00 namun memiliki sen. Terdapat 9 emisi.

Diterbitkan 26 Juli 1947 dan ditarik 1 Januari 1954.

Berangka tahun 1951, uang ini diterbitkan pada 1951. Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Seperti halnya Rp1,00, uang ini serupa emisi 1951 namun berangka tahun 1953, uang ini diterbitkan selepas nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953. Uang ini kemungkinan diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1953 dan diterbitkan sebelum 30 Juli 1953 (karena ditandatangani Soemitro Djojohadikoesoemo selaku Menteri Keuangan). Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Uang ini berangka tahun 1954 dan bergambar seorang penjual kelapa muda asal Maumere, Nusa Tenggara Timur bernama Moat Noeng yang ditemui Soekarno pada 1950.
Melihat bahwa uang ini ditandatangani Menteri Keuangan Ong Eng Die dan diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1954, uang ini kemungkinan diterbitkan antara Mei dan Desember 1954.
Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Seperti halnya Rp1,00, uang ini serupa terbitan 1954, namun berangka tahun 1956 dan memiliki tanda tangan berbeda. Uang ini kemungkinan diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 1955 dan diterbitkan setelah 24 Maret 1956 (karena ditandatangani oleh Mr. Jusuf Wibisono selaku Menteri Keuangan). Tidak diketahui pasti kapan waktu penarikannya, namun yang jelas uang ini sudah tidak berlaku pada 13 Desember 1965.

Uang ini berangka tahun 1960 dan bergambar wanita di perkebunan kapas. Uang ini kemungkinan diterbitkan sebelum 1 Juli 1960 (karena ditandatangani Ir. Djuanda sebagai Menteri Keuangan) dan ditarik pada 13 Juni 1966.

Serupa emisi 1960 namun berangka tahun 1961, uang ini kemungkinan diterbitkan 1961 dan ditarik pada 13 Juni 1966.


Berangka tahun 1964 dan bergambar Presiden Soekarno, uang ini memiliki 2 variasi tulisan pencetak (Pertjetakan Kebajoran). Uang ini kemungkinan diterbitkan sebelum 27 Agustus 1964 (karena ditandatangani oleh Mr. Sumarno, SH selaku Menteri Keuangan) dan ditarik pada 13 Juni 1966.

Bergambar Jenderal Sudirman, uang ini diterbitkan pada 8 Januari 1968 dan ditarik pada 1 September 1975. Ini merupakan uang kertas Rp2,50 terakhir dan satu-satunya yang dicetak Bank Indonesia.
Melihat waktu penerbitan, penarikan, dan pola perubahan desain, tampaknya pecahan Rp1,00 dan Rp2,50 pada 1951-1968 selalu diterbitkan bersamaan.
Rp5,00 (Lima Rupiah)
Pecahan ini diluncurkan pada 30 Oktober 1946 dan memiliki 9 emisi.

Bergambar Presiden Soekarno dan bertanggal 17 Oktober 1945, uang ini diterbitkan pada 30 Oktober 1946 dan ditarik pada 1 Mei 1950.


Uang ini bertanggal 1 Januari 1947, bergambar Presiden Soekarno, dan memiliki 2 variasi. Uang ini ditarik pada 1 Mei 1950.

Bertanggal 1 Januari 1950 dan bergambar Presiden Soekarno, uang ini merupakan 1 dari hanya 2 uang kertas terbitan Republik Indonesia Serikat. Uang ini ditarik pada 1 April 1960 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 5 tahun 1960.

Bergambar Raden Ajeng Kartini dan berangka tahun 1952, uang ini diterbitkan pada 2 Juli 1953 dan ditarik pada 16 Januari 1961.

Bergambar kera tanpa angka tahun, uang ini diterbitkan pada 1 September 1959 dan ditarik pada 10 Juni 1962.

Bergambar seorang pembatik wanita tanpa angka tahun, uang ini diterbitkan pada 8 September 1959 dan ditarik pada 13 Juni 1966.

Bergambar bunga sedap malam dan bertanggal 1 Januari 1959, uang ini diterbitkan pada 19 Januari 1960 dan ditarik pada 13 Juni 1966.


Bergambar Presiden Soekarno dengan 2 variasi tanda air (Soekarno dan kerbau), uang ini diterbitkan pada 13 Desember 1965 dan ditarik pada 1 September 1971.

Bergambar Jenderal Sudirman, uang ini diterbitkan pada 15 April 1968 dan ditarik pada 1 September 1975. Ini adalah uang kertas Rp5,00 terakhir.
Rp10,00 (Sepuluh Rupiah)
Pecahan Rp10,00 diluncurkan pada 30 Oktober 1946. Terdapat 11 emisi.

Bertanggal 17 Oktober 1945 dan bergambar Presiden Soekarno, uang ini diterbitkan pada 30 Oktober 1946 dan ditarik pada 1 Mei 1950.

Bertanggal 1 Januari 1947, uang ini ditarik pada 1 Mei 1950.
adnan2396 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.3K
23
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gilbertagung
#2
#27,513 (Lanjutan II)


Uang ini diluncurkan pada 2 Mei 1961 (ungu kehitaman-hijau) dan 21 Mei 1965 (cokelat kemerahan). Uang ini berangka tahun 1958 dan bergambar pengrajin perak Koto Gadang. Uang ini ditarik pada 13 Maret 1966.

Uang ini berangka tahun 1960 namun baru diterbitkan pada 20 Februari 1967. Varian dengan tanda air kepala banteng diterbitkan pada 1968. Bergambar Presiden Soekarno, uang ini ditarik pada 1 September 1971.

Uang ini diterbitkan pada 13 Januari 1969 dan ditarik pada 1 September 1977.

Uang ini diterbitkan pada 1 Juni 1976 dan ditarik pada 2 April 1988 dengan gambar Pangeran Diponegoro dan angka tahun 1975.

Uang ini diterbitkan pada 1 Juli 1980 dan ditarik pada 1 Mei 1992. Bergambar Dr. Soetomo.

Uang ini diterbitkan pada 30 Juni 1987 dan ditarik pada 25 September 1995. Bergambar Raja Sisingamangaraja XII.

Uang bergambar Danau Toba ini diterbitkan pada 28 Desember 1992 dan ditarik pada 30 November 2006.

Uang ini diterbitkan pada 29 November 2000 dan bergambar Kapitan Pattimura.

Uang ini diterbitkan pada 19 Desember 2016 dengan gambar Cut Meutia.
Ini adalah pecahan terbesar yang telah memiliki bentuk logam sekaligus pecahan terkecil yang masih memiliki bentuk kertas.
Rp2.000,00 (Dua Ribu Rupiah)
Pecahan Rp2.000,00 merupakan pecahan terbaru dari rupiah. Diluncurkan pada 9 Juli 2009, Rp2.000,00 sejauh ini hanya memiliki 2 emisi.

Emisi 2009 bergambar Pangeran Antasari. Diluncurkan pada 9 Juli 2009.

Emisi 2016 bergambar Mohammad Husni Thamrin yang diluncurkan 19 Desember 2016.
Ini merupakan pecahan terkecil yang belum menjadi uang logam.
Rp2.500,00 (Dua Ribu Lima Ratus Rupiah)
Pecahan ini diluncurkan pada 1 September 1962 dan hanya memiliki 1 emisi beredar (2 emisi lainnya tidak jadi diedarkan).

Uang ini diterbitkan pada 1 September 1962 dan tidak berangka tahun. Uang ini bergambar komodo dan ditarik pada 13 Maret 1966.
Rp5.000,00 (Lima Ribu Rupiah)
Pecahan Rp5.000,00 diluncurkan pada 18 Oktober 1963 sebagai respon atas tingkat inflasi yang terus meningkat. Terdapat 8 emisi sejauh ini.


Uang kertas pertamanya bergambar seorang petani wanita dan memiliki 2 variasi warna dominan, cokelat (diterbitkan 18 Oktober 1963) dan ungu (diterbitkan 19 November 1965).
Berangka tahun 1958 dan ditarik pada 13 Januari 1966 berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 27 tahun 1965.

Diterbitkan 2 April 1970 dan ditarik 1 Juli 1977.

Pada 5 Oktober 1976, dikeluarkan uang kertas baru bergambar nelayan dan berangka tahun 1975. Ditarik pada 2 April 1988. Mulai dari emisi ini, uang kertas Rp5.000,00 selalu berwarna cokelat.

Pada 1 Maret 1982, uang kertas baru diluncurkan dengan angka tahun 1980 dan bergambar pengasah intan. Ditarik pada 1 Mei 1992.

Pada 1 Februari 1985, uang kertas Rp5.000,00 bergambar Teuku Umar diluncurkan. Berangka tahun 1986 dan ditarik pada 25 September 1995.

Rp5.000,00 bergambar alat musik Sasando Rote diluncurkan pada 10 Februari 1992 dan ditarik pada 30 November 2006.

Pecahan Rp5.000,00 bergambar Tuanku Imam Bonjol diterbitkan pada 6 November 2001.

Emisi terbaru diluncurkan pada 19 Desember 2016, bergambar Idham Chalid.
Rp10.000,00 (Sepuluh Ribu Rupiah)
Pecahan Rp10.000,00 diterbitkan untuk kali pertama pada 18 Agustus 1964. Seperti Rp5.000,00, Rp10.000,00 juga diterbitkan sebagai respon atas laju inflasi yang terus meningkat. Terdapat 10 emisi sejauh ini.



Emisi pertama diluncurkan pada 18 Agustus 1964 (merah) dan 19 November 1965 (hijau) dengan gambar pekerja pelabuhan. Emisi 1965 memiliki variasi tanda air Garuda Pancasila. Ketiganya ditarik pada 13 Januari 1966.
Warna hijau uang ini menjadi asal mula istilah "bermata hijau" untuk seseorang yang mata duitan.

Uang Rp10.000,00 pertama dari rupiah pasca-sanering 1965 diterbitkan pada 2 April 1970 dan ditarik pada 1 Juli 1977.

15 Juli 1976, uang Rp10.000,00 diperbarui dengan gambar relief Candi Borobudur. Berangka tahun 1975, uang ini populer di kalangan kolektor internasional. Uang ini ditarik pada 2 Januari 1980.

29 Juni 1979, uang Rp10.000,00 bergambar pemain gamelan diluncurkan. Uang ini ditarik pada 1 Mei 1992.

Pada 27 Desember 1985, diterbitkan desain baru bergambar Raden Ajeng Kartini. Uang ini ditarik pada 25 September 1995.

Uang Rp10.000,00 kembali diperbarui pada 18 Agustus 1992, menampilkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Ditarik pada 21 Agustus 2000.

23 Januari 1998, Rp10.000,00 bergambar Cut Nyak Dien diluncurkan. Uang ini ditarik pada 31 Desember 2008.

Rp10.000,00 bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II diluncurkan pada 18 Oktober 2005.

Rp10.000,00 mendapat sedikit perubahan desain pada 20 Juli 2010 dengan perubahan warna menjadi ungu dan tambahan cincin omron.

Emisi terbaru diterbitkan pada 19 Desember 2016, bergambar Frans Kaisiepo.
Rp20.000,00 (Dua Puluh Ribu Rupiah)
Pecahan Rp20.000,00 muncul untuk kali pertama pada 10 Februari 1992. Terdapat 6 emisi sejauh ini.

Emisi perdana rilisan 10 Februari 1992 menampilkan Burung Cendrawasih dari Pulau Papua. Ditarik pada 21 Agustus 2000.

Pada 28 Agustus 1995, uang ini diberi tambahan benang pengaman namun dengan desain yang sama dengan 1992. Ditarik pada 21 Agustus 2000.

23 Januari 1998, uang Rp20.000,00 bergambar Ki Hajar Dewantara diluncurkan di tengah terpaan krisis moneter. Ditarik pada 31 Desember 2008. Mulai dari sini, uang kertas Rp20.000,00 selalu berwarna hijau.

Pada 29 Desember 2004, Bank Indonesia menerbitkan uang kertas Rp20.000,00 bergambar Oto Iskandar Di Nata.

Uang dengan desain sama diluncurkan ulang pada 28 Oktober 2011. Kali ini, uang tersebut ditambah fitur pengaman berupa cincin omron dan kode tunanetra.

Emisi terbaru diluncurkan pada 19 Desember 2016, bergambar Sam Ratulangi.
Rp50.000,00 (Lima Puluh Ribu Rupiah)
Pecahan Rp50.000,00 diluncurkan pada 22 Februari 1993. Terdapat 6 emisi sejauh ini.


Emisi pertama diluncurkan 22 Februari 1993 dalam 2 varian : kertas dan plastik. Keduanya sama-sama menampilkan Presiden Soeharto dan hasil kemajuan pembangunan Indonesia selama 25 tahun. Varian plastik juga memiliki hologram dan tulisan "PENERBITAN KHUSUS". Ditarik pada 21 Agustus 2000.

Pada 28 Agustus 1995, uang ini diberi tambahan benang pengaman. Ditarik pada 21 Agustus 2000.

1 Juni 1999, uang kertas Rp50.000,00 diperbarui dengan menampilkan Wage Rudolf Supratman. Uang ini diluncurkan untuk merespon penolakan sebagian besar masyarakat terhadap uang Rp50.000,00 bergambar Soeharto setelah ia mundur pada 21 Mei 1998. Ditarik pada 31 Desember 2008.

18 Oktober 2005, uang kertas Rp50.000,00 bergambar I Gusti Ngurah Rai diluncurkan.

28 Oktober 2011, uang ini diperbarui dengan desain serupa tahun 2005 namun ditambah cincin omron dan kode tunanetra.

19 Desember 2016, uang Rp50.000,00 baru diluncurkan, bergambar Ir. Djuanda.
Rp100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah)
Rp100.000,00 merupakan pecahan rupiah tertinggi yang beredar di Indonesia hingga saat ini. Pecahan ini diluncurkan pada 1 November 1999. Semua emisinya yang berjumlah 5 selalu bergambar Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Emisi pertama berbahan plastik dan dicetak di Australia dan Thailand. Diluncurkan pada 1 Novenber 1999 dan ditarik pada 31 Desember 2008.

Emisi kedua diluncurkan pada 29 Desember 2004.

Pada 28 Oktober 2011, desain 2004 diperbarui dengan tambahan cincin omron dan kode tunanetra.

Pada 17 Agustus 2014, Rp100.000,00 menjadi uang kertas NKRI pertama.

Pada 19 Desember 2016, Rp100.000,00 kembali diperbarui.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa uang kertas yang masih berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Rp0,01 (1964)
2) Rp1.000,00 (2000)
3) Rp1.000,00 (2016)
4) Rp2.000,00 (2009)
5) Rp2.000,00 (2016)
6) Rp5.000,00 (2001)
7) Rp5.000,00 (2016)
8) Rp10.000,00 (2005)
9) Rp10.000,00 (2010)
10) Rp10.000,00 (2016)
11) Rp20.000,00 (2004)
12) Rp20.000,00 (2011)
13) Rp20.000,00 (2016)
14) Rp50.000,00 (2005)
15) Rp50.000,00 (2011)
16) Rp50.000,00 (2016)
17) Rp100.000,00 (2004)
18) Rp100.000,00 (2011)
19) Rp100.000,00 (2014)
20) Rp100.000,00 (2016)

Demikian threaddari saya kali ini. Perkembangan desain uang rupiah menunjukkan semakin canggihnya teknik pembuatan uang dan kekayaan kreatvitas desain kita. Sampaikan pendapat Anda di kolom komentar.

Bank Indonesia. 2015. Daftar Uang Rupiah yang Dicabut & Ditarik dari Peredaran dan Masih Dapat Ditukarkan. Jakarta : Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia.
Tempo, 15 Februari 1992
Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XII
Referensi XIII
Referensi XIV
Referensi XV
Referensi XVI
Referensi XVII
Referensi XVIII
Referensi XIX
Referensi XX
Referensi XXI
Referensi XXII
Referensi XXIII
Referensi XXIV
Referensi XXV
Referensi XXVI


Diubah oleh gilbertagung 05-08-2020 08:25
zan2599 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup