Kami kemudian turun untuk sarapan, setelah pertempuran yang cukup menguras energi tadi perut kami mulai minta untuk diisi kembali. Menu sarapan pagi itu nasi goreng dengan telur mata sapi, hmm.. salah satu makanan favorit gw. Kebetulan lokasi breakfast hotel berada di dekat kolam renang, kami mengambil tempat duduk yang lokasinya berdekatan dengan kolam. Terlihat beberapa anak anak sedang asyik bermain air ditemani orangtuanya, dalam pikiran gw membayangkan kuat juga itu anak anak berenang sepagi ini, airnya pasti dingin banget.
Setelah sarapan kami kemudian kembali ke kamar, ini hari kedua liburan kami di Puncak jadi kami memutuskan untuk menghabiskan hari ini dengan berwisata.



Gw kemudian masuk ke kamar mandi, berdua dengan Milla. Kami sudah layaknya sepasang suami istri yang sedang dimabuk cinta menikmati saat saat honeymoon. Gw kemudian melepaskan seluruh pakaian gw diikuti dengan Milla. Gw kembali terpesona melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan yang ada didepan gw. Milla meminta gw untuk menyalakan keran air di bathtub sementara ia menyikat gigi terlebih dahulu. Air di bathtub sudah penuh dan gw bermaksud untuk menuju ke bilik shower dan mandi, sampai tiba tiba..

Byurrr!!! Ada yang mendorong gw sampai gw tercebur ke bathtub, karena kaget gw sampai tidak sengaja meminum air bathtub. Gw terbatuk batuk karena tersedak air tadi, untung belum ada sabunnya, bisa bisa gw batuk sambil mengeluarkan gelembung dari mulut.



Milla kemudian menggeser posisi duduknya, sekarang ia duduk benar benar tepat diatas paha gw dan badannya berbalik menghadap gw sangat dekat. Gw langsung speechless, posisi canggung terjadi lagi.



Gw kemudian menuangkan sabun ke tangan gw dan mulai mengusap seluruh bagian tubuh Milla, begitupun Milla juga mengusap seluruh badan gw. Kedua mata kami bertemu kembali, tatapan Milla kali ini sangat dalam.



Dan pertempuran kembali terjadi lagi di kamar mandi, dengan kondisi tubuh kami yang masih basah kuyub pertempuran ini kembali berlanjut. Barulah ketika hari mulai siang kami meninggalkan hotel dan menuju ke Taman Safari. Kami kemudian memarkirkan motor di dekat pintu masuk dan segera menaiki bus umum yang akan segera berangkat.



Milla kemudian memasang wajah cemberut kemudian membalikkan badannya ke arah lain, kayanya dia kali ini beneran bete.



Gw gemes banget melihat kelakuan Milla kalau lagi ngambek gini, persis kaya anak kecil yang ngambek gara gara ga dibeliin mainan soalnya. Gw kemudian berinisiatif mengambil hp gw, diam diam gw potret Milla yang sedang melihat kearah lain. Gw kemudian mengirimkan foto tersebut ke whatsapp Milla sambil menuliskan caption

“Dia hadir di hidup gw tepat ketika gw membutuhkan seseorang yang seperti dia. Dia tidak sempurna, begitupun gw, tapi kami saling melengkapi kekurangan itu dengan kelebihan yang kami miliki. Semoga ini dia juga punya rasa yang sama, semoga dia adalah orang yang tepat untuk gw berbagi cerita hidup ini dengannya”

Milla kemudian membuka hpnya untuk mengecek notifikasi yang masuk. Sesaat ia mengamati pesan yang gw kirim dan kemudian tersenyum. Gw tau dia ga sepenuhnya ngambek tadi. Tiba tiba ia sudah menoleh kearah gw lagi sambil masih tersenyum kemudian menaruh kepalanya di pundak gw. Gw pun menggenggam tangannya membentuk sebuah gestur sedang berdoa.

Di dalam Taman Safari banyak tersedia wahana wahana. Kami mencoba berbagai macam wahana, gw ingin sekali mengajak Milla ke wahana rumah hantu, sekali kali gw pengen ngerjain dia. Gw ga takut dengan hantu, yang gw takutkan waktu menonton film horror cuman musik yang ngagetin. Beda dengan Milla yang tampaknya takut dengan semua hal berbau hantu.
Benar saja selama dalam wahana Milla hanya bisa menempelkan wajahnya di punggung gw sambil meremas erat tangan gw. Selesai wahana barulah Milla melepaskan tangan gw, seketika tangan gw langsung kebas setelah diremas Milla.



Akhirnya Milla habis gw ledekin sepanjang hari itu, menjelang sore barulah kami keluar dari Taman Safari dan kembali ke hotel untuk mandi dan beristirahat. Malamnya gw berinisiatif mengajak Milla untuk makan sate yang cukup terkenal di kawasan Puncak. Lokasinya ini terletak di pinggir gunung, gw bisa melihat cahaya lampu perkotaan jauh dibawah, bagus banget pemandangannya.
Gw penasaran pengen cobain makan sate kelinci. Kalau kata orang orang dagingnya enak dan lebih empuk dibandingkan ayam. Tapi Milla melarang gw untuk memesan sate kelinci, dia suka kelinci dan ga tega katanya kalau binatang lucu yang biasanya jadi peliharaan itu harus berakhir di perut kita. Jadinya malam itu kita cuman memesan sate ayam dan kambing, tidak lupa juga kuah supnya menambah nikmat makanan yang kami santap malam itu.
Setelah makan gw rencananya pengen ngajak Milla untuk motoran disekitaran puncak sambil menikmati suasana malam. Tapi tiba tiba perut gw terasa ga beres dan gw memutuskan untuk langsung tancap gas menuju ke hotel. Sampai di kamar yang pertama gw cari pastilah toilet untuk menuntaskan panggilan mendadak ini.



Ah iya, Cimory. Tempat ini cukup memberikan kenangan juga buat gw bersama Vania. Waktu gw liburan ke Puncak bareng Vania, kita pulangnya juga menyempatkan waktu untuk ke Cimory terlebih dahulu. Sekarang gw akan mengunjungi lagi tempat ini bersama orang yang baru, semoga saja ini bisa menghapus kenangan gw yang lama dan berganti dengan kenangan yang baru bersama Milla.



Malam itu jadinya kami menghabiskan waktu untuk sekedar bersantai di kamar. Ga ada tanda tanda kalau kami akan berperang lagi malam itu dan sama sekali ga terpikirkan. Kami lebih banyak menonton tv dan sekedar mengobrol. Rasanya tadi waktu balik ke hotel gw seperti melihat ada warung yang menyediakan jagung bakar di seberang hotel, gw mendadak jadi pengen makan jagung bakar.



Sekitar 15 menit kemudian gw kembali ke kamar hotel dengan membawa jagung bakar pesanan gw dan Milla. Masuk ke kamar ternyata Milla sudah berganti pakaian dengan pakaian tidur sexynya seperti kemarin. Ya Tuhan janganlah masukkan kami kedalam pencobaan.
Untunglah kali ini gw berhasil keluar dari pencobaan seorang Milla, kita menghabiskan malam itu dengan makan jagung bakar di kamar hotel sambil nonton TV yang kebetulan sedang memutarkan film berjudul The Sorcerer and the White Snake. Film ini benar benar mengharukan, ceritanya tentang seorang siluman ular putih yang jatuh cinta kepada seorang pria penjual obat yang sederhana. Film ini juga diperankan oleh aktor laga China yang cukup terkenal, Jet Li.
Ceritanya pada jaman dahulu siluman bebas berkeliaran di dunia manusia dan ada orang orang yang bertugas untuk menangkap siluman siluman ini. Suatu hari ada seorang pria yang jatuh ke danau dari atas tebing kemudian ditolong oleh wanita siluman ular putih ini. Mereka kemudian jatuh cinta dan si ular putih merahasiakan identitas yang sebenarnya dari pria ini. Pada akhirnya siluman ular ini harus menerima hukuman kurungan di pagoda karena sudah melanggar keseimbangan alam dan si pria dengan setia selalu berada di sisi pagoda tersebut untuk mendampingi cintanya yang terkurung dalam pagoda itu.
Selesai menonton film, gw melihat ke arah Milla yang kelihatannya mewek habis nonton film ini. Jujur gw pribadi juga sebenarnya gampang tersentuh dengan hal hal yang dramatis seperti ini, tapi bagaimanapun gw berusaha untuk menutupinya didepan Milla, malu bro..



Milla kemudian langsung memeluk sambil berbaring di sebelah gw. Ia membenamkan wajahnya ke dada gw sambil menangis.



Hanya sekedar percakapan yang tidak ada faedahnya memang, tapi lewat percakapan ini kami mengerti sesuatu. Milla juga merasakan yang namanya takut kehilangan, begitupun juga dengan gw. Hadirnya di kehidupan gw sudah berhasil memberi warna baru di hidup gw menggantikan warna lama yang telah pudar. Gw juga takut kalau sekarang takdir berhasil mempertemukan kami, tapi nanti takdir jugalah yang memisahkan kami. Semoga moment seperti ini bisa bertahan selamanya.

Keesokan Harinya

Bangun pagi gw kemudian cuci muka dan sikat gigi seperti biasa. Keluar dari kamar mandi gw mendapati Milla sudah terbangun dan dengan wajah sayunya mulai memancing gw untuk bertempur lagi. Jadilah pagi itu kami bertempur sebelum sarapan dan siangnya kami check out dari hotel.
Sesuai janji dalam perjalanan pulang kami mampir ke Chimory Riverside untuk makan siang dan ga afdol rasanya kalau pulang tanpa membawa apa apa untuk orang dirumah. Sekeluarga gw pada suka minum susu dan makan bolu Chimory. Toko cokelat Chocomory juga tidak luput dari kunjungan gw. Gw juga membelikan beberapa cokelat untuk Milla, dia seneng banget kalau dikasih coklat. Marshmallow dengan chocolate fountain juga menjadi sesuatu yang wajib kami coba selama kesana. Gw yakin sepulang dari sini gula darah gw akan naik drastis.
Perjalanan balik ke Jakarta kami tempuh selama kurang lebih 5 jam, dikarenakan kondisi lalu lintas yang cukup padat dan kami beberapa kali berhenti untuk istirahat dan mengisi bahan bakar. Gw mengantarkan Milla terlebih dahulu ke kostnya sampai ke depan gerbang, Milla sempat menawarkan gw untuk mampir sebentar tapi karena badan gw sudah kelewat pegel pegel gw memutuskan untuk langsung pulang dan beristirahat. Besok sudah hari Senin dan kami harus masuk kerja lagi seperti biasa.