Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rens09Avatar border
TS
rens09
Kumpulan Cerita Seram (Jangan Baca Sendirian!)
Kumpulan Cerita Seram (Jangan Baca Sendirian!)
Cerita Hantu yang Kalian Suka


Selamat datang di Kumpulan Cerita Seram. Kali ini saya akan membagikan satu per satu cerita menyeramkan tentang hantu dan kehidupan manusia yang mungkin selama ini belum terkuak.
Siapkan cemilan, siapkan minuman, silahkan membaca.



emoticon-Takutemoticon-Takut emoticon-Takut




Cerita Pertama

PELET PENGIKAT


Randy seorang pemuda yang bekerja di pabrik plastik ini menyukai wanita yang menjadi leadernya. Setiap hari Randy selalu mengamati wanita itu. Namanya Kalistya. Usia Randy saat ini tiga puluh tahun sedangkan Kalistya masih dua puluh tahun. Tak hanya usia yang terpaut jauh, status sosial dan juga rupa menjadi jurang bagi Randy mendapatkan Kalistya.

Berbulan-bulan lamanya Randy memendam rasa cinta. Berawal dari suka lalu semakin membara. Hal ini membuatnya lama-lama menjadi gila. Saat di kamar, Randy mengamati wajahnya di cermin.

"Sial! Kalau jelek begini mana mungkin Kalis ngelirik, yang ada gue diludahin ama dia!" gerutunya sambil mengacak-acak rambut.

Frustasi dengan wajah yang di bawah standart, Randy belum menyerah. Dia mencoba membeli sebuah cincin emas untuk hadiah perkenalan dengan Kalistya.

"Siapa sih cewek yang nggak suka emas? Gue harus kenalan secepatnya. Harus berani kali ini!" tekad Randy sudah bulat untuk berkenalan dengan leader cantik pencuri hatinya.

Keesokan harinya, di tempat kerja ....

"H-hai ... Kalis," sapa Randy kepada leadernya.

"Ngapain manggil-manggil? Selesaikan pekerjaanmu! Lihat mesin 13 milikmu produksinya lambat," gertak Kalistya pada Randy.

"K-kan sebentar lagi jam istirahat," lirihnya sambil menggenggam ujung baju, menahan malu.

Kalistya berlalu pergi dengan angkuh. Jabatan di atas Randy membuatnya seenaknya sendiri. Meski begitu, Randy tetap berniat memberikan cincin kepadanya.

Saat jam istirahat tiba. Semua karyawan menuju kantin. Termasuk Kalistya dan kawan-kawannya. Randy mengamati mereka dan memberanikan diri mendekat.

"Hai se-semua," sapa Randy agak kaku.

"Hih orang ini ngapain ke sini?" bisik Luna.

"Abaikan aja orang nggak guna," sahut Kalistya.

"Sori ngganggu. A-aku cuma mau kenalan ama Kalistya. Sebagai tanda perkenalan, terimalah cincin ini dariku," kata Randy sambil mengeluarkan kotak merah berisi cincin sambil berlutut.

Sontak hal itu membuat semua orang kaget. Orang-orang di kantin memperhatikan Randy dalam sekejab. Hal ini membuat Kalistya malu dan meradang.

"Heh dasar nggak tahu malu! Gue abaikan malah ngelunjak, ya? Ngaca donk! Tahu diri siapa Loe siapa Gue!" teriak Kalistya sambil menampik kotak cincin yang menyebabkan cincin emas itu terlempar dan jatuh di selokan.


"Ih, nggak tahu diri banget. Muka begitu deketin leader."

"Dasar orang aneh. Pantes aja nggak punya temen."

"Jomblo akut dan stress tuh nggak ngaca dulu main kasih cincin aja, ngajak nikah?"

Kalimat-kalimat pedas terucap dari mulut orang-orang yang berada di sana. Kalistya dan teman-temannya berlalu pergi meninggalkan Randy yang masih terdiam dan sangat malu.

Setelah kerumunan bubar, Randy pun berdiri dan mencari cincinnya di selokan. Saat hendak mengambil, Widi menendang Randy hingga tercebur ke selokan.

"Eh sori Bro nggak sengaja. Nggak kelihatan sih soalnya baunya sama ama comberan. Ha ha ha ha ...." kata Widi yang sengaja mengerjai Randy.

"Awas ya," gumam Randy bangkit berdiri dengan pakaian terkena air selokan yang bau.

"Awas apa? Hii takut hii takut ...." ledek Widi bersama kedua kawannya.

Randy hanya diam tak bisa membalas. Hari itu sangat menyebalkan dan membuat hati Randy sangat sakit. Dalam pabrik pun dia dihujat habis-habisan oleh banyak orang. Kecuali satu orang temannya, Karno.

"Ndy, udah abaikan aja mereka. Kukasih tahu ya, banyak jalan menuju ke Roma," bisik Karno sambil bekerja.

"Jalan apa, Kang? Apes mulu aku ini. Nggak nyangka kalau Kalistya sekasar itu," ucap Randy sedih saat bekerja.

"Nanti sepulang kerja kukasih tahu jalan pintasnya," lirih Karno sambil melanjutkan pekerjaan.

Jam pun berlalu dengan cepat. Setelah selesai jam bekerja, para pegawai pabrik pun keluar dan pulang. Begitu juga dengan Karno dan Randy. Karno ini cukup terkenal karena istrinya cantik. Istri Karno dahulu foto model lokal, banyak yang tak menyangka mereka akhirnya menikah.

"Kang ada apa sih? Jalan pintas apa?" tanya Randy dengan penasaran.

"Gini, Ndy. Di dunia ini ada jalan pintas buat orang-orang yang sering dipandang sebelah mata seperti kita," kata Karno sambil memastikan jalanan sudah sepi.

"Halah, Kang Karno ini kan banyak kawan. Semua juga baik sama Kang Karno. Beda sama aku. Sejak masuk pabrik cuma Kang Karno aja yang mau ajak bicara." Randy tertunduk malu.

Usianya tiga puluh tahun dan minder dengan pergaulan. Hal itu membuatnya sebagai nominasi bujang lapuk.

"Santai, Ndy. Aku tahu betul rasanya. Semua ini berubah sejak aku ke Mbah Tarjo di desa kaki Gunung Merapi. Kalau kamu mau ubah nasib, ayo kuantar ke sana. Jujur aja, aku pun dah muak lihat mereka jahat sama kamu. Seolah jadi ingat masa lalu," jelas Karno membuat Randy terbelalak.

"Ja-jadi ... pergi ke dukun, Kang?"

"Hust jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Mbah Tarjo ini bukan sembarang dukun. Dia paranormal ahli dan hidupnya menyendiri di kaki Gunung Merapi. Kamu mau nggak?" tanya Karno memastikan.

Randy terdiam sejenak. Namun bayangan umpatan, hinaan, bahkan penolakan Kalistya membuat hatinya mantab untuk ikut jalan Karno.

"Ya, Kang. Aku mau."

Mereka pun perjalanan ke kaki Gunung Merapi tempat Mbah Tarjo tinggal. Dalam perjalan sempat Randy meragu. Namun, teringat perlakuan orang-orang terhadapnya membuat keraguan itu hilang. Karno mengajak berhenti sejenak untuk membeli sembako dan meminta Randy menyiapkan foto Kalistya dari handphone. Tentunya mudah didapat dari sosial media. Lalu mereka melanjutkan perjalanan kembali.

Sesampainya di sana, Mbah Tarjo sudah berdiri di depan pintu rumah kuno dari kayu. Seakan sudah tahu jika akan kedatangan tamu.

"Sore, Mbah Tarjo. Sungkem dulu sana," kata Karno sambil mencium tangan Mbah Tarjo dengan hormat.

"So-sore, Mbah. Saya Randy."

"Iya. Mau ubah nasib juga aeperti Karno?" tanya Mbah Tarjo kepada Randy.

"Eh, i-iya Mbah. Maaf, Mbah sudah ke sini sesore ini."

"Tak apa. Masuk saja sini. Mau seperti Karno atau mau hal lain?" kata Mbah Tarjo tanpa basa basi.

"Mbah, kalau seperti Kang Karno itu apa ya? Kalau yang lain itu seperti apa?"

"Begini, seperti Karno yang ambil adalah pengasihan. Semua orang akan simpatik padanya terutama orang yang dia sukai. Hal itu akan berefek kepada seluruh orang di sekelilingnya. Sedangkan hal lain yang lebih hebat adalah pelet pengikat. Jika kamu mempunyai seorang yang disukai, bisa memakai ini. Selain pengasihan, pelet pengikat juga terkhusu untuk menakhlukan orang yang angkuh kepadamu," jelas Mbah Tarjo.

Tanpa berpikir panjang, Randy memilih pelet pengikat yang belum dia ketahui syarat dan efeknya. "Saya pilih pelet pemikatsaja, Mbah. Untuk wanita ini," ucap Randy sambil menyodorkan handphone dengan foto Kalistya.

"Pilihan yang bagus. Pelet ini akan membuatnya langsung bertekuk lutut di hadapanmu, Nak. Namun ada syarat khusus, kamu harus meneteskan darah setiap malam jumat ke koin keramat ini," kata Mbah Tarjo sambil mengeluarkan sebuah koin di dalam kain putih kecil.

Mereka pun menjalani ritual tertentu. Setelah selesai ritual, hari pun sudah mulai malam. Randy dan Karno bergegas pamit pulang. Mbah Tarjo pun memberi peringatan sebelum mereka pulang, "Jangan lupa Nak Randy beri setetes darahmu setiap malam Jumat. Jika lupa, nyawa wanita itu yang menjadi taruhannya."

Randy pun mengangguk, paham. Randy dan Karno pun pulang. Sepanjang perjalanan hanya bayangan kebahagiaan di benak Randy. Mendapatkan wanita pujaannya adalah hal yang paling dia inginkan di usia tiga puluh ini.

Sesampainya di persimpangan, Randy berpamit dengan Karno. "Terima kasih, Kang Karno. Aku berhutang budi dengan aKang."

"Tak apa, Randy. Sekarang tak usah minder lagi. Besok pagi lihat saja perubahannya. Sudah malam ini, aku pulang dulu. Sampai jumpa di pabrik besok!"

Karno pun pulang dengan melambai tangan ke Randy. Setelah itu Randy juga pulang. Mandi lalu tidur. Tak sabar menanti esok hari.


Keesokan harinya ....


Sesampainya di pabrik, Randy langsung masuk ke ruangan karyawan bekerja seperti biasa. Tak diduga, Kalistya menghampiri Randy. Lelaki kurus dan berwajah cupu itu terkejut.

"Randy, gue mau minta maaf ya soal kemarin. Ini gue bawain makan siang buat nanti," kata Kalistya mendekati Randy yang sudah duduk di dekat mesin.

Sebagai Leader tentu saja Kalistya bisa berjalan keliling mesin berapapun. Hal ini yang membuat Randy sering melihatnya.

"Nggak apa kok. Aku minta maaf kalau lancang memberi cincin. Kamu nggak suka, ya?" tanya Randy masih canggung.

"Gue, eh ... aku suka kok. Maaf kemarin aku cuma gugup karena kamu tiba-tiba kasih cincin."

"Kalist! Ngapain deket-deket si cupu comberan ini?" celetuk Luna sambil merangkul tangan Kalistya.

"Eh jangan bilang gitu sama Randy! Aku baru aja minta maaf soal kemarin," kata Kalistya membuat Luna bingung.

"Bro, sori ya kemarin nggak sengaja bikin nyemplung ke selokan. Ini gue bawain rokok sama kaos Polo buat ganti rugi kemarin," kata Widi menghampiri Randy.

"Oh, nggak usah repot-repot. Thanks ya Widi," jawab Randy meraih pemberian Widi.

"Ih kalian berdua ngapain sih jadi aneh gini? Dah ah gue mau kerja aja." Luna sebal melihat Widi dan Kalistya yang berubah drastis.


Beberapa hari kemudian, semua orang di pabrik menjadi bersikap baik kepada Randy. Terlebih Kalistya yang selalu nempel dengan Randy bahkan memakai cincin yang diberikan tempo lalu. Luna semakin lama semakin curiga. Entah mengapa hanya Luna yang tak mempan dengan hal gaib milik Randy dan Karno.

Waktu berlalu dengan cepat. Setiap malam Jumat, Randy tak penah absen memberi darah setetes pada koin gaib yang Mbah Tarno berikan. Hingga akhirnya Randy akan mempersunting Kalistya.

Orang tua Kalistya menentang karena wajah Randy yang jauh dari tampan serta kondisi ekonomi mereka berbeda. Namun Kalistya bersikeras menikah dengan Randy. Mereka pun melakukan akad tanpa restu orang tua pihak wanita.


[Bersambung di kolom komentar]


DAFTAR ISI
Diubah oleh rens09 06-08-2020 17:10
sofiayuan
uliyatis
faridatul.a
faridatul.a dan 26 lainnya memberi reputasi
25
21.8K
147
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
rens09Avatar border
TS
rens09
#2
Lanjutan Cerita Pertama
PELET PEMIKAT



Setelah menikah, Kalistya hidup bersama Randy di rumah kontrakan sederhana. Mereka hidup bahagia seakan tak ada masalah apapun sampai suatu ketika Randy melupakan kewajibannya meneteskan darah di koin keramat.

Malam Jumat pertama kali Randy lupa, sikap Kalistya mulai berubah. Saat dikerjaan, Kalistya banyak melamun dan seperti orang bingung. Luna yang pertama kali menyadarinya.

"Kalis, loe nagapain sih? Jadi bengong gitu? Nyesel ya nikah ama Randy? Gue curiga jangan-jangan loe di pelet ya?" kata Luna panjang kali lebar tak didengar oleh Kalistya.

"Aku haus." jawab Kalistya yang berdiri lalu ke tempat istirahat mengambil minum.

Luna makin geleng-geleng kepala karena sikap Kalistya yang aneh. Sedangkan Randy tak menyadari hal itu. Seminggu pun berlalu cepat. Lagi-lagi karena silau dengan kebahagiaan bersama Kalistya, Randy lupa memberi darahnya ke koin keramat untuk kedua kalinya.

Kali ini, Kalistya mulai menjadi kasar dengan Randy. "Aku berangkat sendiri aja!"

"Hlo sayang, kita kan sift bareng. Udah biasa naik motor boncengan juga. Ada apa?" tanya Randy kepada istrinya.

"Enek lihat mukamu!" jawab Kalistya dengan sadis membuat hati Randy sakit.

Randy pun teringat dia kelupaan memberi darah ke koin keramat. Saat Randy mencari koin itu di kotak, ternyata tak ada. Koinnya hilang!

Randy bergegas berangkat kerja ke pabrik menyusul istrinya. Sesampainya di pabrik, Randy mencari Kang Karno. Namun justru berita lelayu yang dia dapatkan.

"Kasihan ya Mas Karno dan istrinya meninggal di begal orang. Zaman sekarang banyak orang jahat," ucap seorang pegawai melihat papan pengumuman.

Randy pun gemetar ketakutan. Dia tak menyangka Karno akan pergi secepat itu. Randy pun berusaha bekerja dengan fokus. Meski dia masih kalut memikirkan koin, Kalistya, juga kematian Karno.


"Luna, loe ngerasa gue aneh nggak sih? Gue kok bisa ya nikah ama si comberan itu?" tanya Kalistya saat istirahat.

"Nah, welcome Kalist! Kemana aja loe? Kemarin-kemarin aneh banget tetiba mau ama si comberan. Gue sempet ngira loe di jampi-jampi hlo! Sepertinya sih iya?" jawab Luna.

Hal itu membuat Kalistya semakin bingung dan pusing. "Bentar, gue samperin aja si Randy. Mau cerai aja gue," ucap Kalistya kepada sahabatnya.

Saat dia berjalan menghampiri Randy, pandangannya agak kabur. Antara gelap dan terang berpadu dengan cepat. Membuat semakin bingung. Saat itu Randy sedang duduk bersama pekerja lelaki. Tak disangka Randy justru melihat Kalistya menjadi sesosok mengerikan. Randy pun menghindar dan masuk ke pabrik. Kalistya mengejarnya hanya demi mengutarakan maksud bercerai.

Randy justru semakin ketakutan. Serasa dikejar makhluk gaib. Randy pu bersembunyi di mesin nomor 13 tempatnya bekerja. Kalistya mendekat dan secara tiba-tiba Randy melawan dengan memukul Kalistya dengan gulungan plastik yang sangat besar. Seketika kepala Kalistya berdarah dan tersungkur di mesin. Randy dengan kalap memencet tombol ON pada mesin. Hal itu membuat Kalistya tergilas dengan teriakan kencang, "AAAAAAAAAAAAA!!!"


Para pegawai berlarian menuju pabrik dan terkejut melihat kejadian itu. Randy membunuh istrinya. Satpam langsung menelepon polisi dan mengamankan lokasi kejadian.

Luna pun menjadi saksi. Kasus ini menjadi pembunuhan karena bukti kuat serta kesaksian Luna yang mengatakan Kalistya hendak meminta cerai. Jelas hal ini memukul perasaan Randy. Dia tidak sadar jika itu istrinya.

"Sumpah, Pak! Saya tidak tahu jika itu istri saya. Saya hanya melihat wajah menyeramkan!" kata Randy berpuluh-puluh kali meyakinkan pihak kepolisian.

Jelas polisi tak percaya. Hari itu juga Randy di penjara dengan tuduhan pembunuhan kejam. Saat di sel, Randy meratapi kesalahannya. Namun satu hal yang Randy tahu, sosok Kalistya yang bermuka hancur dan kepala berdarah-darah selalu berada di sampingnya.

"Sayang, ayo ikut denganku ...."lirih hantu Kalistya yang berwajah seram.

"Aaaa! Jangan ke sini. Pergi kau hantu!" Randy berteriak ketakutan.

Tak hanya hantu serupa dengan istrinya, koin keramat itu pun datang dalam wujud seram meminta darah kepada Randy. Hal ini berlangsung berhari-hari sehingga membuat kewarasan Randy terenggut.


Kini Randy berada di rumah sakit jiwa khusus pelaku kriminalitas. Hantu-hantu itu masih mengganggu hidupnya. Seakan tak membiarkan Randy hidup bahkan mati sekalipun.



Kumpulan Cerita Seram (Jangan Baca Sendirian!)
Foto Ilustrasi Hantu Koin Pelet Pengikat dari Google



emoticon-Takutemoticon-Takut emoticon-Takut



Bagaimana cerita kali ini? Menakutkan tidak? Jangan bermain-main dengan perjanjian gaib jika tak ingin terjerat dan terjebak kemudian.

Saya Rens, pamit dahulu untuk malam ini. Selanjutnya akan saya upload cerita seram lainnya setiam Malam Jumat untuk menemani kalian pecinta cerita seram.

Salam hangat, semoga mimpi buruk^^


DAFTAR ISI
Diubah oleh rens09 06-08-2020 17:11
prasukma20
uliyatis
faridatul.a
faridatul.a dan 15 lainnya memberi reputasi
14
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.