Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)


Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
sehat.selamat.Avatar border
JabLai cOYAvatar border
al.galauwiAvatar border
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#2259
Unpredictable_Part 2
Gue sebenernya nggak mau ngeliat Emi menangis lagi. Tapi gue udah nggak bisa menahan amarah gue lagi.

“MEREKA EMANG NGGAK PERNAH BISA NGGAK IKUT CAMPUR URUSAN GUE YA? SAMPE URUSAN MASA DEPAN GUE PUN MEREKA RUSAK BEGINI! HERAN GUE!”

“Zy… Mereka keluarga kamu, wajar mereka ikut campur. Mereka pingin yang terbaik buat kamu. Jadi… Tolong kembali ke mereka… Biar…” Emi menjeda omongannya. “Biar aku dan keluarga aku nggak dinilai jelek lagi sama mereka. Biar kamu bisa menjadi pribadi lebih baik dan bisa menemukan pasangan yang lebih pantas buat kamu daripada aku… Oke? Maafin aku selama ini aku jadi pengaruh jelek di hidup kamu… Maafin aku ya Zy. Aku mohon… Aku mohon kembali ke keluarga kamu lagi. Jangan pernah balik lagi ke aku.”

Gue menarik napas dalam-dalam. “Siapa?

Emi menghapus air matanya. “Siapa apanya?”

“Siapa yang ngehubungin kamu? Mama atau Dania?”

“Kenapa emangnya? Penting banget? Udah ya. Mereka cuma berusaha nyadarin aku kok---”

“SIAPA YANG NGEHUBUNGIN LO! BANGS*T! JAWAB AJA SUSAH AMAT! ANJ*NG BANGET SIH ORANG-ORANG!!!”

“Zy!” Emi menarik gue untuk berdiri ke tempat yang lebih kosong. Dia nggak mau kita menjadi tontonan orang.

“Dania yang ngomong begitu kan? IYA KAN?! JAWAB!!!” Nada gue sedikit membentak.

“………”

“JAWAB EMI!” Gue menggenggam tangannya lebih keras.

“………” Emi menangis kembali di hadapan gue. Gue paham kok, Emi ada di posisi yang berat saat ini. Gue pengen banget peluk dia dan menenangkan dia. Dia pasti ditekan oleh keluarga gue tadi, eh sekarang dibentak begini sama gue. Kurang berat apa lagi kondisi dia sekarang?

“Emi… Ayo… Kasih tau aku.” Gue berusaha menenangkan diri gue.

“Kalau… Kalau aku… Aku kasih liat semuanya ke kamu… Aku mohon dengan sangat, jangan ubah keputusan aku ya Zy? Jangan pernah minta aku kembali.”

“Yeee… Nggak bisa gitu lah. Nggak adil di aku dong? Lagipula aku udah bilang kan berkali-kali, KITA NGGAK AKAN PERNAH PUTUS!”

“Nggak adil Zy? Menurut kamu….” Emi terlihat marah. “Zy… Menurut kamu… selama ini kamu emang udah berlaku adil sama aku? SELAMA INI SIAPA YANG BERJUANG DAN BERTAHAN DI DALAM HUBUNGAN KITA INI ZY? SIAPA YANG MENGORBANKAN PERASAAN CINTANYA CUMA DEMI UNTUK MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN SAMA KAMU? SIAPA YANG MEMOHON SAMA KAMU KETIKA KAMU MINTA PUTUS DULU? DAN SEKARANG SIAPA YANG MALAH DISEBUT PENGARUH JELEK DAN KELUARGA YANG NGGAK JELAS BIBIT, BEBET, BOBOTNYA ZY? SIAPA? AKU ZY! AKU!!”

“………”

“APA KAMU PERNAH MIKIRIN SEDIKIT AJA PERASAAN AKU DI SINI? APA KAMU PERNAH MIKIRIN GIMANA RASANYA TERUS MENERUS DISELINGKUHIN DI BELAKANG KETIKA DI SINI AKU LAGI BERJUANG UNTUK MEMBANTU KAMU? PERNAH NGGAK? AKU PERNAH MENUNGGU KAMU, BERDOA UNTUK KESELAMATAN KAMU, BERDOA BIAR SEGALA USAHA KAMU DILANCARIN. TAPI APA? KAMU DI LUAR SANA MALAH SEDANG ASYIK CHAT ATAU KETEMU DENGAN CEWEK LAIN! ITU ADIL NAMANYA???”

“………”

“DI SINI AKU BERJUANG BUAT DAPETIN RESTU KELUARGA KAMU! AKU BANTU ADIK KAMU, AKU BERUSAHA DAPETIN RESTU NYOKAP KAMU! TAPI KAMU? KAMU ENTAH GIMANA CERITANYA MALAH MEMBUAT…. MEMBUAT AKU HINA DI MATA KELUARGA KAMU! ZY. GIMANA PERASAANNYA KAMU DIBILANG KELUARGA NGGAK JELAS? GIMANA PERASAAN KAMU PAS DENGER ORANG TUA KAMU DIBILANG NGGAK BISA DIDIK ANAKNYA SENDIRI? DAN GIMANA PERASAAN KAMU PAS DIBILANG AKU MOROTIN KAMU PADAHAL DI SINI AKU KERJA JAUH-JAUH BERJUANG SENDIRI DEMI NGGAK NYUSAHIN KAMU ZY! TAU GIMANA RASANYA?”

“………”

“ZY… NYOKAP AKU ITU DI RUMAH LAGI SAKIT ZY. BOKAP AKU DI RUMAH BERJUANG DEMI NYOKAP BISA KEMBALI BERDIRI! DEMI NYOKAP BISA SEHAT KEMBALI! TAPI APA PERNAH GUE DAN BOKAP NYUSAHIN KAMU SAMPE KAMI PANTES DISEBUT BEGITU ZY?”

“………”

“BOKAP BAHKAN SANGAT BERTERIMA KASIH SAMA KAMU KARENA KAMU DINILAI UDAH NGEJAGAIN AKU, UDAH BANTUIN NYETIRIN KELUARGA AKU, DAN MAU BERUSAHA DITERIMA SAMA KELUARGA AKU… WALAUPUN FAKTANYA APA? KAMU NYAKITIN AKU… DAN SEKARANG, KELUARGA KAMU BEGITU SAMA AKU. APA AKU BILANG SAMA MEREKA? NGGAK ZY… KARENA AKU NGGAK MAU MEREKA KECEWA.”

“………”

“TAPI APA YANG KAMU PERJUANGIN DI KELUARGA KAMU??? NOTHING ZY! BUKTINYA? AKU DIPERLAKUKAN BEGITU, DIKATAIN BEGITU. YAKIN KAMU UDAH BERJUANG DI HADAPAN MEREKA?”

“Tapi---”

“Zy… Dalam hubungan itu nggak bisa berjuang sendiri. Nggak bisa cinta sendiri. Kalau ternyata bertahun-tahun kebersamaan kita begitu, berarti ada yang salah… Dan pastinya… Ya Alloh.” Emi menghapus air matanya. “Ada yang lelah. Dia yang berjuang pun pasti lelah diperlakukan seperti itu…”

“Mi… Aku juga mau berjuang buat hubungan ini.”

“Cukup Zy… Udah. Nggak apa-apa… Pisah udah jadi jalan terbaik saat ini. Mungkin yang terbaik untuk selamanya… Aku lelah Zy. Maaf… Aku bukan wanita yang sekuat kamu pikir.”

“……….”

“Aku udah sangat lelah Zy menahan semuanya. Aku bahkan udah nggak punya kekuatan dan pegangan lagi untuk berjuang. Percuma juga kalau misalnya nanti aku kembali berjuang, tetapi kamunya nggak sama sekali menghargai perjuangan aku di sini. Nggak gila dan nggak bunuh diri aja, udah syukur banget Zy.”

“………” Gue tetap diam dan semakin mengepalkan tangan ingin melampiaskan amarah dengan memukul sesuatu.

“Zy… Yang perlu kamu tau. Aku… Di dalam hati aku… Aku sangat sayang sama kamu. Aku cinta banget-banget sama kamu… Dan aku… Aku nggak pernah anggep kamu adalah laki-laki yang gagal. Aku nggak pernah anggep kamu laki-laki yang nggak guna. Oke? Aku mencintai kamu karena kamu adalah laki-laki hebat yang pernah aku temui… Selain bokap aku. Jadi, jangan pernah berpikir kalau aku pisah karena aku kemakan omongan orang yang berpikir kamu orang gagal oke?” Emi memegang kedua pipi gue.

“………”

“Aku sayang banget banget banget sama kamu Zy… Tapi maaf banget. Aku harus pergi karena aku emang nggak pantas untuk kamu… Kamu harus dapetin wanita terbaik di hidup kamu ya. Jangan pernah salah lagi. Jangan pernah kecewain keluarga kamu lagi. Aku yakin kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa ngedapetin cinta sejati kamu itu… Dan itu bukan aku Zy. Maafin aku…”

“Emi…”

Emi memeluk gue. “Maafin aku udah ngabisin banyak waktu kamu selama ini hanya untuk mendampingi orang yang salah… Maafin aku juga udah ngabisin banyak materi dan tenaga kamu untuk ngebahagiain aku. Maaf aku nggak pernah sedikit pun bikin kamu bahagia. Maaf aku dan keluarga aku selalu nyusahin kamu. Maafin aku udah ngecewain kamu selama ini… Zy… Aku sayang kamu. Maaf ya Zy…”

“Aku juga sayang banget sama kamu…”

“Tolong lupain itu semua…” Emi melepas pelukannya. “Nanti aku kirimin semua chat itu dan tolong jangan pernah balik lagi ke aku ya…”

“Nggak mau.”

“Maafin aku Zy…”

“Gue nggak mau!”

Emi jalan mundur dan menjauh dari gue. “Mungkin kita masih bisa temenan. Tapi kasih aku waktu untuk nenangin diri aku ya Zy… Aku butuh waktu.”

“Nggak. Gue nggak mau!”

“Maafin aku.”

“Mi… Semua masih bisa diperbaiki, Mi. Atas nama keluarga aku, aku minta maaf banget sama kamu….”

“Aku nggak butuh kamu atau Kak Dania minta maaf. Aku cuma mau kita udahan Zy.”

“Harapan aku cuma tinggal kamu Mi. Please…” Gue mulai mengiba. Hati gue mulai gusar. Gue menggenggam tangan kanan Emi.

“Please Mi….”

Untuk pertama kalinya dalam hidup gue, gue berlutut dihadapan seorang cewek. Nggak ada dalam kamus gue sebelum bertemu Emi kalau gue akan ditinggalkan cewek bakal mohon-mohon untuk kembali. Kalau putus yaudah putus, kalau mau nggak berhubungan ya nggak berhubungan lagi. Nggak ada ceritanya gue memohon mohon supaya tetap bersama. Tapi Emi berhasil mengubah skema yang gue tetapkan sendiri itu.

Please. Aku nggak pernah kayak gini sama semua cewek yang pernah dekat dan berhubungan dengan aku Mi. Tapi aku rela ngelakuin apapun demi kamu. Demi masa depan kita. Aku nggak tau lagi bakal kayak gimana kehidupan aku kedepannya kalau nggak ada kamu. Ya, kamu memang bikin aku sangat ketergantungan sama kamu. Tapi bukan berarti aku nggak bisa jalan sendiri. Nah, aku memilih untuk nggak menjalani kehidupan aku sendiri. Aku udah yakin banget, kamu adalah jodoh aku. Dengan segala kesamaan dan kebiasaan kita, kamu adalah yang terbaik buat aku. Please Mi……” gue sudah sangat mengiba dan merangkul lutut Emi.

“Zy. Kamu kenapa sih? BURU DIRI!” katanya sambil mengedarkan pandangan dengan panik.

“Biarin aja aku terlihat kampungan kayak gini. Asal kamu tetep sama aku, Mi. Aku nggak akan pernah mau kehilangan kamu lagi…..”

“ZY! DIRI BURU!” Emi membentak gue.

“Oke, aku berdiri. Tapi tolong Mi. Jangan tinggalin aku. Cuma kamu yang bisa ngertiin aku. Cuma kamu yang bisa menghidupkan hidup aku. Bikin aku ceria, bikin hidup aku berwarna, dinamika hidup aku berwarna warni karena kamu. Kamu segalanya buat aku, Mi.”

“Tapi aku udah nggak betah dengan keadaan ini. Mungkin memang cinta ini nggak bisa dimiliki Zy. Dan mungkin juga kamu harus belajar melupakan semua cerita dan kenangan yang udah kita ukir bersama selama ini Zy.” Emi diam, kemudian tersenyum. Walaupun pipinya basah dengan air matanya. “Zy… Mungkin kita sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan kamu banyak, pun aku begitu. Tetapi kadang orang yang memiliki banyak kelebihan tidak ditakdiran untuk bersatu dengan orang yang memiliki banyak kelebihan juga. Kadangkala kelebihan kita bisa untuk menutupi kekurangan jodoh kita dimasa depan, Zy. Kita nggak bisa egois mau bisa menaklukan semuanya. Ada takaran-takaran yang berbatas. Dan aku rasa, kita sudah melewati batas-batas itu. Makanya cobaannya jadi makin berat untuk terus bersama Zy.”

“Udahlah Mi! Please…”

“Maaf Zy. Aku nggak bisa… Makasih buat semuanya ya. Sampein maaf juga buat Mbah ya. Maaf kalau aku nggak bisa ngejaga hubungan ini…. Maaf aku ingkar janji. Maaf aku nggak kuat lagi pertahanin hubungan kita ini.”

“Hah? Maksudnya gimana Mi?”

“Mbah dulu pernah ngomong sama aku tolong jagain kamu. Jangan tinggalin kamu.”

“Mbah aja yakin….Masa kamu malah nggak yakin, Mi?”

“Mbah nggak melewati apa yang aku udah lewati kan Zy. Segalanya bisa berubah sesuai dengan bergulirnya waktu. Tolong kamu pahami soal ini. Aku udah terlalu lelah dengan tekanan demi tekanan. Kamu dulu pernah bilang kalau pacaran ya yang asyik-asyik aja, ngapain sedih-sedih. Inget kan? Nah sekarang aku maunya juga begitu. Apa kamu bisa jamin kedepannya kita bakal asyik-asyikan kayak dulu? Nggak ada tekanan disana sini?”

“Aku belum bisa jamin, tapi aku pasti bisa usahakan….”

“Kamu aja nggak yakin Zy.”

“Kasih aku kesempatan……”

“Berapa kali lagi kamu minta dikasih kesempatan? Berulang kali kamu udah nyakitin aku dan aku selalu kasih kesempatan. Kesabaran aku juga ada batasnya Zy. Dan kali ini aku udah capek. Aku butuh ketenangan dalam kehidupan aku. Solusinya aku nggak melanjutkan hubungan aku dengan kamu. Satu lagi, sebuah hubungan akan langgeng kalau misalnya ada restu dari keluarga. Dan keluarga aja nggak merestui hubungan ini---”

“BANGS*T! KENAPA PAKE ACARA NGASIH RESTU APA SEGALA MACEM SIH?! AKU YANG AKAN NGOMONG NANTI SAMA MEREKA, MI.”

“Nggak perlu Zy. Udah cukup nggak perlu ada permasalahan baru lagi. Sudah cukup sampai disini aja ZY. Kalau kamu sayang aku, biarkan aku melepas semua beban ini Zy.”

“Mi….”

Emi tiba-tiba kembali memeluk gue. Erat banget. Dia menangis sejadi-jadinya. Gue pun nggak kuasa menahan tangis. Batin gue terasa teriris-iris. Hati gue berantakan. Sepertinya ini adalah akhir. Akhir yang menyedihkan untuk kami berdua. Terlalu banyak halangan. Terlalu banyak tantangan. Terlalu banyak tentangan. Terlalu banyak tekanan.

Gue mau mulai berpikir jernih dan realistis. Hati dan otak gue sangat nggak sinkron pada posisi ini. Keadaannya sangat rumit. Hati ingin bertahan, tapi otak berlogika untuk berakhir. Bersama Emi gue merasakan perbedaan yang sangat signifikan dalam kehidupan.

Sayangnya, perbedaan ini nggak bisa diterima oleh banyak pihak. Dari mulai dulu penolakan teman-teman Emi, fitnah dari adik kelas dan mantan, sampai akhirnya pihak keluarga juga terlibat dalam intrik.

Jika ditelusuri lebih dalam, sebenarnya permasalahan dihubungan ini hampir selalu disebabkan oleh orang luar. Bahkan ketika gue mulai meleng, itu karena ada godaan dari luar.

Sisanya, semua yang sudah tersaji dalam rangkaian konflik cerita dalam perjalanan hidup gue. Hubungan gue terpaksa harus diakhiri karena nggak didukung oleh sistem pendukung, yakni semesta. Terlalu banyak kontradiksi.

Gue melepas pelukan Emi, kemudian tersenyum getir. Gue menatap Emi begitu dalam.

“Zy… Maafin aku ya. Aku harus pergi, dari hidup kamu… Maafin aku Zy. Tolong kali ini aja, hargai pendapat dan keputusan aku… Kalau kamu sayang aku dan nggak mau liat aku sedih lagi, kamu harusnya nggak maksa…”

"Please, Mi. Aku mohon banget.”

“Maaf Zy. Aku nggak bisa….” Tutupnya dengan senyum amat manis yang pernah gue lihat.

Gue sudah nggak bisa berkata-kata lagi. Segala yang bisa gue coba lakukan sia-sia belaka. Emi mengirimkan chat terakhirnya yang berisi forward-an chat dari Dania.

Sesuai dugaan gue, pasti Dania yang menghubungi dia. Dan ketika membaca tiap kalimat yang dikirimkan Dania, gue paham apa yang dirasain Emi saat ini. Sakit yang teramat sangat. Wajar kalau dia bersikukuh ingin berpisah dengan gue. Dan salah banget gue meminta keadilan dari dia karena memang, gue dan keluarga gue nggak bersikap adil atau segala perjuangan yang udah dia lakukan…

Terhitung mulai sekarang, hubungan Emi dan gue benar-benar resmi berakhir. Kisah yang nggak pernah sempurna ini ternyata harus diakhiri dengan cara seperti ini.

Tetapi inilah hidup. Semua yang bergulir akan ada di atas dan akan ada dibawah. Lagi-lagi gue harus menelan pil pahit sebuah hubungan percintaan yang selalu digadang akan berakhir bahagia.

Suara angin membawa terbang pergi jauh kehancuran hati gue. Ingin rasanya gue menangis kembali, tapi gue udah nggak mampu lagi. Semuanya kalah dengan keadaan perasaan gue yang sudah nggak karuan. Lengkap sudah penderitaan gue.

Kehilangan kepercayaan dari keluarga dan dianggap nggak berguna, ditambah gue harus kehilangan penyemangat gue satu-satunya yang bisa gue harapkan. Hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan gue disaat seperti ini.

Ini lagu yang gue putar setelah kejadian

Diubah oleh yanagi92055 26-07-2020 22:11
putudarmaji
khodzimzz
itkgid
itkgid dan 32 lainnya memberi reputasi
33
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.